Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERMODELAN MATEMATKA
Disusun untuk memenuhi tugas Matematika optimasi

Dosen Pengampu : Andry Septianto ST.MM.

Disusun Oleh :

03TIDE004 / Kelompok 3

Nama Peran

1. Sandi Nurdiana : BAB I dan Editor

2. Rizki Wahyudi : BAB 2 (2.1 – 2.3)

3. Nurjihan Syakira : BAB 2 (2.4) dan Editor

4. Fascal Bintang Aulia : BAB 3

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya kepada setiap hamba-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya dan semoga kita termasuk dari golongan
yang kelak mendapatkan syafa’atnya.

Harapan kami, semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai
salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini
menjadi lebih baik lagi.

Kami sadar bahwa makalah ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki. Oleh sebab itu, membutuhkan kritik dan saran
dari para pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
dikemudian hari.

Tangerang, Oktober 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
Halaman

COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 1
1.3 TUJUAN ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2


2.1 Pemodelan Matematika ................................................................................. 2
2.2 Jenis-jenis dari Model Matematika................................................................ 3
2.3 Tahapan pada Pemodelan Matematika .......................................................... 4
2.4 Contoh Pemodelan Matematika dalam kehidupan nyata............................... 6

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 12


3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Model matematika adalah suatu representasi dari suatu persamaan atau


sekumpulan persamaan yang mengungkapkan perilaku suatu sistem. Model
matematika merupakan suatu proses yang melalui tiga tahap yaitu perumusan
model matematika, penyelesaian dan/atau analisis model matematika serta
penginterpretasikan hasil ke situasi nyata.
Pemodelan matematika juga merupakan bidang matematika yang
berusaha untuk mempresentasikan dan menjelaskan sistem-sistem fisik atau
problem pada dunia real dalam pernyataan matematika sehingga diperoleh
pemahaman dari problem dunia real ini menjadi lebih tepat. (Prayudi, 2006).
Sederhananya, model matematika merupakan usaha untuk menggambarkan suatu
fenomena ke dalam bentuk rumus matematis sehingga mudah untuk dipelajari dan
dilakukan perhitungan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pemodelan matematika?


2. Apa saja jenis-jenis dari model matematika?
3. Apa saja tahapan pada pemodelan matematika?
4. Apa contoh kongkrit pemodelan matematika dalam kehidupan nyata?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui arti dari pemodelan matematika


2. Untuk menegtahui jenis-jenis dari model matematika
3. Untuk mengetahui tahapan pada pemodelan matematika
4. Untuk mengetaui contoh kongkrit pemodelan matematika pada kehidupan
nyata

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemodelan Matematika

Model adalah representasi penyederhanaan dari sebuah realita yang


complex (biasanya bertujuan untuk memahami realita tersebut) dan mempunyai
feature yang sama dengan tiruannya dalam melakukan task atau menyelesaikan
permasalahan. Model adalah karakteristik umum yang mewakili sekelompok
bentuk yang ada, atau representasi suatu masalah dalam bentuk yang lebih
sederhana dan mudah dikerjakan. Dalam matematika, teori model adalah ilmu
yang menyajikan konsep-konsep matematis melalui konsep himpunan, atau ilmu
tentang model-model yang mendukung suatu sistem matematis. Teori model
diawali dengan asumsi keberadaan obyek-obyek matematika (misalnya
keberadaan semua bilangan) dan kemudian mencari dan menganalisis keberadaan
operasi-operasi, relasi-relasi, atau aksioma-aksioma yang melekat pada
masingmasing obyek atau pada obyek-obyek tersebut. Indenpensi dua hukum
matematis yang lebih dikenal dengan nama axiom of choice, dan contnuum
hypothesis dari aksioma-aksioma teori himpunan (dibuktikan oleh Paul Cohen
dan Kurt Godel) adalah dua hasil terkenal yang diperoleh dari teori model. Telah
dibuktikan bahwa axiom of choice dan negasinya konsisten dengan aksioma-
aksioma ZermeloFraenkel dalam teori himpunan dan hasil yang sama juga
dipenuhi oleh contnuum hypothesis. Model matematika yang diperoleh dari suatu
masalah matematika yang diberikan, selanjutnya diselesaikan dengan aturan-
aturan yang ada. Penyelesaian yang diperoleh, perlu diuji untuk mengetahui
apakah penyelesaian tersebut valid atau tidak. Hasil yang valid akan menjawab
secara tepat model matematikanya dan disebut solusi matematika. Jika
penyelesaian tidak valid atau tidak memenuhi model matematika maka solusi

2
masalah belum ditemukan, dan perlu dilakukan pemecahan ulang atas model
matematikanya (Frederich H. Bell 1978.unila.ac.id).

Model matematika dapat didefinisikan sebagai suatu konstruksi matematis


yang didesain untuk mempelajari suatu fenomena tertentu di dunia nyata.
Konstruksi tersebut dapat berupa konstruksi grafis, simbolik, simulasi, dan
eksperimen. Model simbolik dapat merupakan suatu rumus atau persamaan
seperti hokum Newton kedua. Model simulasi dapat berupa program komputer
atau model atau protipe dari pesawat untuk mempelajari tekanan udara.
(Dr. Tjang Daniel Chandra. pustaka.ut.ac.id)
Model matematika juga merupakan salah satu alat yang dapat membantu
mempermudah penyelesaian masalah dalam kehidupan nyata (Syam, Side, Said,
2020). Model matematika adalah hubungan antara komponen-komponen dalam
suatu masalah yang dirumuskan dalam suatu persamaan matematik yang
memuat komponen-kompenen itu sebagai variabelnya (Side & Rangkuti, 2015).
(Hisyam Ihsan1,a)., Syafruddin Side1,b), dan Musdalifa Pagga1, c.unm.ac.id.).

2.2 Jenis-jenis dari Model Matematika

A. Berdasarkan Objeknya
• Model Lingkungan
• Model Penyakit
• Model Logistik
• Model Keuangan
• Model System Control

B. Berdasarkan Pola Matematika


• Model Differensial
• Model Stokastik

C. Berdasarkan Continue Data

3
• Model Deterministicc
• Model Continue

2.3 Tahapan pada Pemodelan Matematika

Model matematik yang biasa ditemukan dalam buku bacaan


merupakan model akhir yang tampak apik dan teratur. Apakah model itu
menyatakan peramalan sesuatu yang akan terjadi atas dasar apa yang dimiliki,
atau apakah model itu merupakan hubungan–hubungan kenormalan
sekelompok data, dll. Dalam kenyataan banyak upaya atau tahapan yang
harus dilalui sebelum sampai pada hasil akhir tersebut. Tiap tahap
memerlukan pengertian yang mendalam, utuh tentang konsep, teknik, intuisi,
pemikiran kritis, kreatifitas, serta pembuatan keputusan. Bahkan faktor
keberuntunganpun dapat saja terjadi. Berikut ini diberikan suatu
metodologidasar dalam proses penentuan model matematika atau sering
disebut pemodelan matemtika

1) Tahap 1. Masalah.
Adanya masalah nyata yang ingin dicari solusinya merupakan
awal kegiatanpenyelidikan. Masalah tersebut harus diidentifikasi secara
jelas, diperiksa dengan teliti menurut kepentingannya. Bila masalahnya
bersifat umum maka diupayakan menjadi masalah khusus atau
operasional.
2) Tahap 2. Karakterisasi masalah.
Masalah yang diteliti diperlukan karakterisasi masalahnya, yaitu
pengertian yang mendasar tentang masalah yang dihadapi, termasuk
pemilihan variabel yang relevan dalam pembuatan model serta
keterkaitanya.
3) Tahap 3. Formulasi model matematik.
Formulasi model merupakan penterjemahan dari masalah
kedalam persamaan matematik yang menghasilkan model matematik. Ini
biasanya merupakan tahap (pekerjaan) yang paling penting dan sukar.

4
Makin paham akan masalah yang dihadapi dan kokoh penguasaan
matematik seseorang, akan sangat membantu memudahkan dalam
mencari modelnya. Dalam pemodelan ini kita selalu berusaha untuk
mencari model yang sesuai tetapi sederhana. Makin sederhana model
yang diperoleh untuk tujuan yang ingin dicapai makin dianggap baik
model itu. Dalam hal ini model yang digunakan ada-kalanya lebih dari
satu persamaan bahkan merupakan suatu sistem, atau suatu fungsi
dengan variabel- variabel dalam bentuk persamaan parameter. Hal ini
tergantung anggapan yang digunakan. Tidak tertutup kemungkinan pada
tahap ini juga dilakukan "coba" , karena model matematik ini bukanlah
merupakan hasil dari proses sekali jadi.
4) Tahap 4. Validasi.
Model umumnya merupakan abstraksi masalah yang sudah
disederhanakan, sehingga hasilnya mungkin berbeda dengan kenyataan
yang diperoleh. Untuk itu model yang diperoleh ini perlu divalidasi, yaitu
sejauh mana model itu dapat dianggap memadai dalam merepreaen-
tasikan masalah yang dihadapi. Proses validasi ini sebe-narnya sudah
dimulai dalam tahap analisis, misalnya dalam hal konsistensi model
terhadap kaedah-kaedah yang berlaku.
5) Tahap 5. Perubahan.
Apabila model yang dibuat dianggap tidak memadai maka
terdapat kemungkinan bahwa formulasl model yang digunakan atau
karakterisasi masalah masih banyak belum layak (sesuai), sehingga perlu
diadakan perubahan untuk kemudian kembali ke tahap berikutnya.
6) Tahap 6. Model memadai.
Bila model yang dibuat sudah memadai, maka tahap berikutnya
dapat dilakukan. Model tersebut dapat digunakan untuk mencari solusi
masalah yang diinginkan. Model suatu masalah akan sangat terkait
dengan tujuan yang diinginkan. Masih terdapat kemungkinan bahwa
model yang kita anggap memadai saat ini, dengan makin bertambahnya
informasi yang terkumpul, suatu waktu nantinya mungkin dianggap tidak
lagi memadai. Apalagi pengamatan yang kita lakukan hanyalah
merupakan sebagian informasi yang tersedia. Dalam tahap ini dilakukan
interpretasi keluaran dari model dan dikonsultasikan pada bahasa
masalah senula.
(Bitman Simanullang, Clara Ika Sari Budhayanti.https://erapee.com).

Keseluruhan tahapan di atas dapat dilihat pada Bagan di bawah :

5
Persoalan Rumuskan Model
Dunia Nyata Matematika

Pecahkan
Uji

Prakiraan Tafsirkan Kesimpulan


Dunia Nyata Matematika

1. Mengenali dan menamai variable bebas dan tak bebas serta membuat
asumsi-asumsi seperlunya untuk menyederhanakan fenomena sehingga
membuatnya dapat ditelusuri secara matematika.
2. Menerapkan teori matematika yang telah diketahui pada model
matematika yang telah dirumuskan guna mendapatkan kesimpulan
matematikanya.
3. Mengambil kesimpulan matematika tersebut dan menafsirkannya
sebagai informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dimodelkan
dengan cara memberikan penjelasan atau membuat perkiraan.
4. Menguji perkiraan terhadap data riil. Jika perkiraan yang kita buat tidak
sebading dengan kenyataan, maka model yang didapat perlu diperhalus
atau merumuskan model baru dan memulai daur kembali. Bisa juga
dengan memperbaiki asumsi-asumsi yang diberikan.

(https://himatika.fmipa.ugm.ac.id/2016/11/25/permodelan-matematika/)

2.4 Contoh Pemodelan Matematika dalam kehidupan nyata

1) Berat Badan

Soal :

Seorang anak dan ibunya ditimbang secara bersamaan menunjukkan berat


73 kg. Anak tersebut dan ayahnya ditimbang secara bersamaan
menunjukkan berat 91 kg. Ayah dan ibu dari anak tersebut ditimbang
secara bersamaan menunjukkan berat 122 kg. Berapa berat badan ketiga
orang tersebut jika ditimbang secara bersamaan

6
Penyelesaian:

Penyelesaian soal tentang berat badan ini diawali dengan pengidentifikasian


danpendefinisian.

No Pengidentifikasian Pendefinisian

Variabel yang terlibat : Berat Variabel matematika:


1
(kg).
Tulis A : Berat badan
a. Berat badan anak
anakB : Berat
b. Berat badan ibu
badan ibu C :
c. Berat badan ayah
Berat badan ayah
2 Hal-hal yang Sistem persamaan
diketahui/diberikandalam matematika:(1) A + B = 73
soal: (2) A + C = 91
a. Berat badan anak dan ibu (3) B + C = 122
adalah73 kg
b. Berat badan anak dan ayah
adalah91 kg
c. Berat badan ayah dan ibu
adalah
122 kg
3 Tujuan: Berat total ketiga orang. A + B + C = ….

Selanjutnya dilakukan proses penyelesaian sistem persamaan matematika:


Persamaan (2) dikurangi persamaan (1) diperoleh C – B = 18 ….(4).

Persamaan (4) ditambah persamaan (3) diperoleh 2C = 140 menghasilkan


C = 70.

Jadi diperoleh A = 91 – 70 = 21 dan B = 73 – 21 = 52. Jadi A + B + C =


21 + 52 + 70 = 143

Tahap akhir dari proses penyelesaian ini adalah menginterpretasikan hasil

7
matematis ke dalam situasi nyata, yaitu dengan menarik kesimpulan:

Jadi berat badan total ketiga orang tersebut adalah 143 kg.

Penyelesaian diatas dapat disusun dalam sebuah penyelesaian formal


sebagai berikut:

Misalkan

A : Berat badan anak (kg),

B : Berat badan ibu (kg),

C : Berat badan ayah (kg).

Dipuyai A + B = 73, A + C = 91, dan B + C = 122.

Jelas A + B = 73

A + C = 91 B + C = 122 +

2(A + B + C) = 286 A + B + C = 143

Jadi berat badan total ketiga orang tersebut adalah 143 kg.

Dari proses penyelesaian di atas dapat diamati bahwa secara garis besar,
proses penyelesaian soal pemodelan matematika di tempuh melalui tahap
mengetahui situasi nyata, merumuskan model nyata kemudian
mengubahnya menjadi model matematika dan diselesaikan sehingga
memperoleh hasil matematis, dan akhirnya diinterpretasikan ke dalam
situsi nyata.

(http://imsspada.kemdikbud.go.id.Dr.rer.nat. Adi Nur Cahyono, M.Pd.)

2) Pasta Gigi

Soal:

8
Menyikat gigi adalah bagian dari rutinitas sehari-hari kita. Dapatkah
Anda memberikan rumus umum untuk berapa hari kira-kira sebuah pasta
gigi dipakai hingga habis

Penyelesaian

Penyelesian soal ini dapat dilakukan dengan menyusun model


nyata dari situasi nyata, kemudian mengubah menjadi model matematis
dan siselesaikan sehingga diperoleh hasil matematis yang dapat
diinterpretasikan kedalam situasi nyata.

Dari soal tentang sikat gigi pada bagian sebelumnya, dapat


diketahui bahwa situasi nyata dari masalah tersebut adalah diketahui
sebuah pasta gigi dan sebuah sikat gigi dan ditanyakan berapa hari kira-
kira sebuah pasta gigi dipakai hingga habis?

Ukuran radius dan ketinggian dari kemasan pasta gigi dapat


diperkirakan berdasarkan gambar yang diberikan atau berdasarkan
informasi nyata dari ukuran kemasan pasta gigi pada umumnya.
Diasumsikan panjang sikat gigi rata-rata adalah15 cm. Dari Gambar 2.1
tampak panjang sikat gigi hampir sama dengan ketinggiankemasan pasta
gigi, sehingga dapat diperkirakan bahwa ketinggian dari tabung tempat
yang berisi pasta gigi (selain bagian tutup) adalah 14 cm. Dengan
perbandingan, diperkirakan radius dari tabung adalah 1 cm. Misal dalam
sehari sikat gigi dilakukan 3 kali dan setiap satu kali pakai ukuran panjang
pasta gigi samadengan panjang bagian bulu dari sikat gigi yaitu 2 cm dan
radius pasta gigi yang dipakai adalah 0,5 cm.

Untuk mengetahui berapa hari kira-kira sebuah pasta gigi dipakai


hingga habis dapat dilakukan dengan menghitung banyaknya pasta gigi
tersebut keseluruhan dibagi dengan banyaknya pasta gigi yang dipakai
dalam satu hari (model nyata).

Tempat atau kemasan pasta gigi dapat ditafsirkan berbentuk

9
tabung, sehingga banyaknya pasta gigi keseluruhan sama dengan volum
silinder besar dengan ukuran sama dengan ukuran kemasan pasta gigi.
Bentuk pasta gigi yang dipakai dalam satu kali pakai dapat ditafsirkan
juga berbentuk silinder kecil dengan ukuran sama dengan ukuran pasta
gigi dalam satu kali pakai. Telah dimisalkan bahwa dalam sehari sikat
gigi dilakukan tiga kali, sehingga secara matematis, dapat dinyatakan
bahwa volum silinder besar dibagi tiga kali volum silinder kecil harus
dihitung untuk menyelesaikan soal tersebut (model matematis).
Dimisalkan variabel untukvolum silinder besar adalah Vb, radius silinder
besar adalah rb, ketinggian silinder besar adalah tb, volum silinder kecil
adalah Vk, radius silinder kecil adalah rk, dan ketinggian silinder kecil
adalah tk.

Sehingga, diperoleh hasil matematis sebagai berikut:

Vb = . rb2 . tb

= 3,14 . (1 𝑐𝑚)2. 14 𝑐𝑚

= 43,96 cm3.

Vk = . rk2 . tk

= 3,14 . (0,5 𝑐𝑚)2. 2 𝑐𝑚

= 1,57 cm3

Kemudian volum silinder besar dibagi tiga kali volum silinder


kecil diperoleh:

𝑉𝑏/(3. 𝑉𝑘) = (43,96 〖𝑐𝑚〗^3)/(3. (1,57 〖𝑐𝑚〗


^3 ) ) = (43,96 〖𝑐𝑚〗^3)/ (4,71 〖𝑐𝑚〗^3 ) = 9,33

Jadi pasta gigi akan habis kira-kira dalam waktu 9 hari (situasi nyata)

Penyelesaian diatas merupakan salah satu dari banyak alternatif


cara penyelesaian soal tentang pasta gigi. Perbedaan model matematika

10
yang dipakai dan asumsi yang dipakai akan menghasilkan jawaban yang
berbeda. (http://imsspada.kemdikbud.go.id.Dr.rer.nat. Adi Nur Cahyono,
M.Pd.)

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dan pembahasan yang telah


diuraikan, dapat disimpulkan bahwa lintasan belajar siswa dengan
menggunakan pemodelan matematika di tingkat universitas yang didesain
telah membantu siswa memahami tentang, Permodelan matematika, tahapan-
tahapan, dan contoh penyelesaiyan masalah nyata dengan mengunakan
permodelan matematika, dengan tahapan pemahaman yang dimiliki siswa,
Siswa mampu menentukan bentuk permodelan matematika dan unsur-
unsurnya. Dengan begitu siswa dapat membuat asumsi dan membuat contoh
soal untuk dapat menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan
Permodelan matematika, Siswa dapat memahami konsep perhitungan dan
bisa menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata dengan
menggunakan permodelan matematika.
Hal ini terlihat dari jawaban siswa dimana siswa dapat menghitung
dan menyelesaikan terkait soal latihan tentang bagai mana cara menibang
berat badan seorang anak dan ibu dan menghitung jumlah penggunaan pasta
gigi yang di gunakan sampai habis.
Penyelesaian diatas merupakan salah satu dari banyak alternatif cara
penyelesaian soal. Perbedaan model matematika yang dipakai dan asumsi yang
dipakai akan menghasilkan jawaban yang berbeda.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://unila.ac.id

https://pustaka.ut.ac.id

http://www.ojs.unm.ac.id/jmathcos

https://himatika.fmipa.ugm.ac.id/2016/11/25/permodelan-matematika/

https://erapee.com. Bitman Simanullang, Clara Ika Sari Budhayanti

(http://imsspada.kemdikbud.go.id.Dr.rer.nat. Adi Nur Cahyono, M.Pd.)

13
1

Anda mungkin juga menyukai