Anda di halaman 1dari 26

RANCANGAN PERCOBAAN

MINI RISET
“ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN
SOAL RANCANGAN ACAK LENGKAP”

Dosen Pengampu :
Dr. Elmanani Simamora, M.Si

DISUSUN OLEH :
NAMA : ADE SONIA PUTRI (4173530001)
DINA SINAGA (4173530015)
MONICA BELLYNA HOTMAULI (4172230009)
KELAS : PSM A 2017

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset tentang
“Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Rancangan Acak Kelompok”
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Rancangan Percobaan.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Elmanani
Simamora, M.Si selaku dosen Rancangan Percobaan di Universitas Negeri Medan atas
bimbingan dan segala kesempatan yang telah di berikan kepada penulis.
Kami menyadari bahwa di dalam tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penulis mohon ma’af dan penulis juga mengharap kritik dan saran guna membangun
pengetahuan penulis dan demi karya yang lebih baik dimasa mendatang.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga dapat memberi manfaat serta
menambah wawasan bagi kita bersama.

Medan, Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................... 4
1.3 Tujuan..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kesalahan dalam Matematika................................ 6
2.2 Rancangan Acak Kelompok................................... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian.................................................. 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil....................................................................... 12
4.2 Pembahasan........................................................... 18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 22
LAMPIRAN................................................................................. 23

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa kegiatan percobaan, sering didapati bahwa unit-unit percobaan
tertentu bila diberikan perlakuan sama sering memberi respon yang berbeda.
Percobaan yang dimaksud disini adalah penyelidikan yang direncanakan untuk
memperoleh fakta yang baru atau mendukung maupun menyangkal hasil percobaan
yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Misalkan pada pengamatan yang dilakukan
pada suatu hari tertentu atau pengamatan yang menggunakan alat tertentu akan lebih
homogen apabila dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan pada hari yang
berbeda atau alat yang berbeda. Untuk itu rancangan dapat disusun sedemikian
sehingga bagian keragaman yang bersumber pada dari yang dikenali itu dapat diukur
dan dikeluarkan dari galat. Model rancangan yang didalamnya ada pengelompokan
seperti inilah yang kemudian akan dibahas dalam bahasan berikut ini, rancangan yang
dimaksud adalah rancangan acak kelompok.
Rancangan Acak Kelompok atau randomized block design merupakan salah
satu model rancangan dalam rancangan percobaan. Rancangan acak kelompok ini
digunakan bila unit percobaan tidak homogen, dimana ketidak homogen ini diduga
mengarah pada satu arah. Rancangan ini disebut rancangan acak kelompok, karena
pengacakan perlakuan dilakukan pada setiap kelompok. Rancangan ini dapat
digunakan untuk melakukan percobaan di lapangan atau di laboratorium atau di
rumah kaca.

Dan dalam memahami suatu materi seringkali mahasiswa didapati melakukan


kesalahan, oleh karena itu berdasarkan pengalaman mahasiswa dan juga paparan
mengenai Rancangan Acak Kelompok diatas, kami akan membuat suatu analisis
mengenai kesalahan mahasiswa dalam mengerjakan soal Rancangan Acak Kelompok.
Selain itu, laporan ini juga dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Rancangan Percobaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah pemahaman mahasiswa terhadap konsep Rancangan Acak
Lengkap?

4
2. Bagaimanakah pemahaman mahasiswa terhadap prosedur/langkah dalam
menggunakan Rancangan Acak Lengkap?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap konsep Rancangan Acak
Lengkap.
2. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap prosedur/langkah dalam
menggunakan Rancangan Acak Lengkap.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan yang di alami mahasiswa dalam
memahami dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesalahan dalam Matematika
Sukirman (2012) menyatakan: “Kesalahan adalah penyimpangan dari hal yang
sifatnya sistematis, konsisten maupun insidental pada daerah tertentu”. Selain itu Mulyono
(2009: 386) mengatakan bahwa “Kesalahan umum yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan suatu tugas-tugas dalam bidang studi matematika adalah merupakan kekurang
pahaman tentang simbol-simbol, nilai tempat perhitungan, penggunaan proses yang keliru,
tulisan yang tidak dapat dibaca”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesalahan adalah suatu
bentuk penyimpangan terhadap jawaban yang sebenarnya yang bersifat sistematis.
Kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa bisa diamati bila mahasiswa tidak dapat
menggunakan/mengaplikasikan notasi, definisi, dalil, prosedur dan semua yang lain-lainnya
pada situasi baru, misalnya dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Dari berbagai bentuk
kesalahan belajar siswa itu, dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok yaitu kesalahan
konseptual dan kesalahan prosedural. Adapun penjelasan mengenai kesalahan konseptual dan
prosedural akan dijabarkan sebagai berikut.
(1) Kesalahan Konseptual
Dahar (Yani, 1996: 25)menyatakan bahwa belajar konsep merupakan hasil utama
pendidikan, sedangkan Russeffendi (Yani, 1996: 26) menyatakan konsep adalah suatu ide
abstrak yang memungkinkan kita mengelompokan benda-benda (objek) dalam contoh dan
bukan contoh. Pemahaman konsep matematika lebih menekankan pada aspek gagasan
abstrak yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu objek termasuk ke dalam
gagasan abstrak itu atau bukan (Bell dalam Hardiyanti, 2011: 26). Sedangkan pemahaman
konseptual lebih menekankan pada lebih dari satu contoh untuk menerangkan suatu gagasan
abstrak matematika. Gagasan abstrak ini dapat dijelaskan melalui cerita kontekstual, model-
model manipulatif, gambar atau diagram, bahasa tertulis, dan simbol. Jadi, pemahaman
konseptual lebih kaya sajiannya daripada pemahaman konsep. Karena itu, pemahaman
konseptual berperanan penting dalam pembelajaran matematika. Selain itu, pemahaman
konseptual matematis dapat dipandang sebagai berbagai representasi mengenai ide-ide kreatif
matematis yang disajikan secara kreatif untuk membantu penyelesaian masalah matematika.
Hal ini sejalan dengan pandangan National Research Council (2001: 118) bahwa pemahaman
konseptual mengacu pada pemahaman yang terpadu dan fungsional mengenai ide-ide
matematika. Ketika mahasiswa memperoleh pemahaman konseptual dalam pelajaran

6
matematika, mereka dapat melihat hubungan antar konsep dan dapat mempresentasikan
argumennya untuk menjelaskan mengapa beberapa fakta merupakan akibat dari fakta lain
(National Research Council, 2001: 119).
(2) Kesalahan Prosedural
Selain kesalahan dalam pemahaman konseptual, mahasiswa juga sering melakukan
kesalahan pada prosedur dalam menyelesaikan soal matematika. Hal itu disebabkan
mahasiswa sulit mengingat kembali urutan prosedur tersebut. Nelsonat.al (1996) mengatakan
“Siswa mengalami kesulitan dalam mengingat kembali urutan prosedur yang tepat atau
algoritma (seperti tahap-tahap yang dilibatkan dalam pemecahan soal-soal yang panjang)”.
Mahasiswa yang mahir dalam prosedural, mereka akan dapat menampilkan penyelesaian
secara tepat, akurat dan efisien. Hal tersebut sesuai pernyataan “Kemahiran prosedural
mengacu pada pengetahuan prosedur, pengetahuan tentang kapan dan bagaimana
menggunakannya secara tepat dan keterampilan dalam menampilkannya secara fleksibel,
akurat dan efisien (National Research Council, 2001: 121).
Dalam menyelesaikan masalah soal matematika, sering terjadi kesalahan prosedur.
Prosedur adalah cara yang sistematis untuk menemukan jawaban dari suatu soal. Setiap
langkah harus jelas letaknya Roy Hollands (Baldah, 2010: 14). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Depdiknas, 2002) prosedur adalah metode sistematis untuk memecahkan masalah
sistematis dalam langkah-langkah terbatas atau urutan logis pengambilan keputusan untuk
pemecahan masalah.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan prosedur adalah serangkaian aksi yang
spesifik, tindakan atau operasi yang hasrus dijalankan dengan cara yang sama agar selalu
memperoleh hasil yang sama. Setiap langkah dari prosedur harus memiliki unsur yang jelas
tatacara dan letaknya. Prosedur dilakukan untuk perhitungan yang tidak sederhana, namun
dapat menjadi bahan untuk menyelesaikan pekerjaan yang rumit. Jadi kesalaha prosedur
adalah ketidak sesuaian langkah-langkah dalam menjawab masalah sehingga tidak ada
kejelasan tata letaknya dalam proses menemukan jawaban.
Cox dalam Fadilah (2010: 14) yang menyatakan bahwa kesalahan yang dilakukan
siswa dikatagorikan kedalam tiga jenis kesalahan, yaitu kesalahan sistematis (Systematis
Error, kesalahan acak (Random Error) dan kesalahan kecerobohan (Careless Error). Pada
kesalahan jenis sistematis biasanya mahasiswa tidak mengerjakan sama sekali soal yang
diberikan atau mahasiswa mengerjakan soal dengan prosedur pengerjaan yang sama sekali
menyimpang atau terjadi kesalahan pada langkah tertentu. Pada kesalahan acak biasanya
penyebab kesalahannya adalah pada proses berfikir yang tidak diketahui. Selanjutnya pada

7
kesalahan kecerobohan, bentuk kesalahannya adalah salah hitung, kesalahan tanda dan
kesalahan tulis.
Pendapat di atas menunjukan bahwa pada dasarnya dari seluruh kesalahan yang
dilakukan mahasiswa dapat diidentifikasikan dan dikelompokan jenis kesalahan tersebut
kedalam tiga jenis kesalahan yaitu sistematis, acak dan kecerobohan. Dari berbagai pendapat
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab utama terjadi kesalahan belajar pada
mahasiswa berkaitan dengan faktor internal adalah mahasiswa kurang menguasai konsep-
konsep sehingga konsepsi mahasiswa berbeda dengan konsepsi dosen.
2.2 Rancangan Acak Kelompok
Secara umum model aditif linier dari Rancangan Acak Kelompok sebagai berikut :
Y ij=μ+ τ i + β j +ε ij
Dimana:
i=1,2 ,. . ., t dan j=1,2 , .. . , r
t=banyaknya perlakuan
r=banyaknya kelompok
Y ij=pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
μ=rataan umum
τ i =pengaruh perlakuan ke-i
β j =pengaruh kelompok ke-j
ε ij =pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan dalam Rancangan Acak Kelompok, ada dua yaitu akibat
pengaruh perlakuan dan pengelompokan seperti berikut ini.
a) Hipotesis pengaruh perlakuan
H 0 :τ 1 +.. .+τ i =0( perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati )
H 1 : paling sedikit ada satu i dimana τ i ≠0
b) Hipotesis pengaruh pengelompokan
H 0 : β 1 +. ..+β j=0(perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati )
H 1 : paling sedikit ada satu j dimana β j ≠0 A
nalisis Data
a) Faktor koreksi (FK) adalah nilai untuk mengoreksi (μ) dari ragam data (τ) sehingga
dalam sidik ragam nilai μ = 0
2
FK=( T ij ) / ( k×t )

8
b) Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JK TOTAL=T ¿ ¿
c) Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)
JK KELOMPOK =( TK )2 /(t−FK )={¿
d) Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK)
JK PERLAKUAN ={( TP j )2 /k }−FK
¿ {¿
e) Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JK GALAT =JK Total −JK Kelompok −JK Perlakuan
f) derajat bebas (db)
db perlakuan = t-1
db kelompok = k-1
db galat = (t-1) (k-1)
db total = t.k – 1
g) Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) = JKP/db perlakuan
h) Kuadrat Tengah Kelompok (KTK) = JKK/db kelompok
i) Kuadrat Tengah Galat (KTG) = JKG/db galat
Selanjutnya rumus-rumus perhitungan tersebut ditabulasi ke dalam tabel sidik ragam
seperti Tabel 13 berikut ini.

Inferensia Model Tetap


Bila asumsi dipenuhi, inferensia tentang perlakuan adalah yang utama. Pengujian-
pengujian hipotesis, pembuatan selang kepercayaan, pembandingan berganda (dan/atau
ortogonal) adalah inferensia yang umumnya dilakukan. Adanya faktor blok tidak mempunyai
pengaruh langsung pada proses inferensia, kecuali terdapat beberapa nilai hilang atau adanya
asumsi yang tak dipenuhi.
Setelah rumus-rumus perhitungan digunakan dan hasil perhitungan mengisi tabel sidik
ragam maka dilanjutkan dengan uji F yaitu membandingkan F hitung dari perlakuan maupun
kelompok dengan F table pada level nyata (α) tertentu pada derajat bebas perlakuan atau

9
kelompok dengan derajat bebas galat tertentu. Nilai F hitung dicari dengan menggunakan
rumus berikut ini.
Fhitungperlakuan =( Sτ )2 / ( Sε )2
¿ KTP/KTG
Fhitungkelompok = ( Sβ )2 / ( Sε )2
¿ KTK /KTG
Dimana:

( Sτ )2 = ragam akibat perlakuan


( Sβ )2 = ragam akibat kelompok
( Sε )2 = ragam akibat non perlakuan / kuadrat tengah galat
Setelah nilai F hitung diketahui lalu dibandingkan dengan F table (yang dapat dilihat pada
tabel titik kritis sebaran F) pada level nyata tertentu, dalam hal ini digunakan level nyata (α)
5% dan 1%. Secara umum uji F membandingkan hipotesis nol (H0) dengan hipotesis
alternative (H1) seperti di bawah ini.
H 0 :τ=ε dan β=ε vs . H 1 :τ ≠ ε dan β ≠ ε

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Menurut Bodgen dan Tailor (dalam Moleong, 2002: 3) “Metode kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati”. Sedangkan pendekatan penelitian yang dilakukan
adalah mengamati kasus yang dilakukan mahasiswa dalam mengerjakan permasalahan
dalam Rancangan Acak Kelompok. Studi kasus bertujuan untuk mengetahui secara langsung
kesalahan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dalam mempelajari kasus yang ada.
Salah satu cara untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan mahasiswa adalah dengan
diadakannya analisis terhadap hasil pekerjaan mahasiswa sehingga diperoleh gambaran
dibagian mana saja mahasiswa melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal-
soal pada pokok bahasan Rancangan Acak Kelompok. Dan metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah metode dokumentasi dimana kami meminta mahasiswa mengirim hasil
jawaban soal yang telah mereka kerjakan melalui Whatsapp dikarenakan keterbatasan
kondisi yang kita ketahui bersama di masa sekarang ini, dimana covid-19 tengah mewabah
di Indonesia. Adapun subjek penelitian adalah 14 orang Mahasiswa Matematika A 2017
Semester VI Universitas Negeri Medan. Adapun subjek-subjek tersebut kami beri simbol S1
sampai dengan S14 dengan keterangan sebagai berikut :

S1 : Subjek pertama S8 : Subjek ke-delapan

S2 : Subjek ke-dua S9 : Subjek ke-sembilan

S3 : Subjek ke-tiga S10 : Subjek ke-sepuluh

S4 : Subjek ke-empat S11 : Subjek ke-sebelas

S5 : Subjek ke-lima S12 : Subjek ke-duabelas

S6 : Subjek ke-enam S13 : Subjek ke-tigabelas

S7 : Subjek ke-tujuh S14 : Subjek ke-empatbelas

Sesuai dengan anjuran peraturan format Mini Riset pada Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) mata kuliah Rancangan Percobaan, maka kami tidak menyebutkan nama-
nama dari subjek, dan hanya menyebutkannnya dalam bentuk simbol.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari analisis yang kami lakukan, kami peroleh hasil sebagai berikut :
Subjek Nomor Soal
1 2 3 4 5
Penelitia
n
S1 Membuat Membuat Perhitungan Tabel Penarikan
model aditif hipotesis statistiknya sidik kesimpulan
dengan dengan benar benar, ragam benar, namun
benar, namun dan sesuai penggunaan sudah hanya menarik
tidak soal, namun rumus juga benar. kesimpulan
menguraikan menguraikan benar, hanya berdasarkan
maknanya. makna saja, tidak perlakuan dan
hipotesisnya membuat tidak
tidak batasan sigma mencantumkan
disesuaikan pada rumus, kesimpulan
dengan soal. sehingga dapat berdasarkan
dikatakan tidak pengelompokan
menyesuaikan .
rumus dengan
soal.
S2 Model Hanya Perhitungannya Tabel Salah dalam
aditifnya membuat ada yang salah, sidik menarik
salah. hipotesis penggunaan ragam kesimpulan.
perlakuan dan rumus sudah sudah
penguraian benar, hanya benar,
maknanya saja tidak hanya
tidak menaruh batasan salah pada
disesuaikan sigma sehingga salah satu
dengan soal. dapat dikatakan isinya
tidak saja,
menyesuaikan dikarenak
rumus dengan an ada

12
soal. salah
perhitung
an
S3 Membuat Membuat Perhitungannya Pembuata Salah dalam
model aditif hipotesis ada yang salah, n tabel menarik
dengan dengan benar penggunaan sidik kesimpulan.
benar, namun dan sesuai rumus sudah ragam
menguraikan soal, namun benar, hanya sudah
maknanya menguraikan saja tidak benar
tidak makna menaruh batasan hanya
disesuaikan hipotesisnya sigma sehingga salah pada
dengan soal. tidak dapat dikatakan salah satu
disesuaikan tidak isinya
dengan soal. menyesuaikan saja,
rumus dengan dikarenak
soal. an ada
salah
perhitung
an.
S4 Membuat Membuat Perhitungan Tabel Penarikan
model aditif hipotesis statistiknya sidik kesimpulan
dengan namun tidak benar, ragam salah.
benar, namun disesuaikan penggunaan sudah
tidak dengan soal rumus juga benar.
menguraikan dan benar, hanya
maknanya. menguraikan saja, tidak
makna membuat
hipotesisnya batasan sigma
juga tidak pada rumus,
disesuaikan sehingga dapat
dengan soal dikatakan tidak
menyesuaikan
rumus dengan
soal.

13
S5 Membuat Membuat Perhitungannya Pembuata Salah dalam
model aditif hipotesis ada yang salah, n tabel menarik
dengan dengan benar penggunaan sidik kesimpulan.
benar, namun dan sesuai rumus sudah ragam
tidak soal, namun benar, hanya sudah
menguraikan menguraikan saja tidak benar.
maknanya. makna menaruh batasan
hipotesisnya sigma sehingga
tidak dapat dikatakan
disesuaikan tidak
dengan soal. menyesuaikan
rumus dengan
soal.
S6 Membuat Membuat Perhitungan Pembuata Salah dalam
model aditif hipotesis statistiknya n tabel menarik
dengan dengan benar benar, sidik kesimpulan.
benar, namun dan sesuai penggunaan ragam
menguraikan soal, namun rumus juga sudah
maknanya menguraikan benar, hanya benar.
tidak makna saja, tidak
disesuaikan hipotesisnya membuat
dengan soal. tidak batasan sigma
disesuaikan pada rumus,
dengan soal. sehingga dapat
dikatakan tidak
menyesuaikan
rumus dengan
soal.
S7 Membuat Salah dalam Perhitungannya Pembuata Salah dalam
model aditif membuat ada yang salah, n tabel menarik
dengan hipotesis dan penggunaan sidik kesimpulan.
benar, namun menguraikan rumus sudah ragam
menguraikan makna benar, hanya sudah
maknanya hipotesisnya saja tidak benar

14
tidak juga tidak menaruh batasan hanya
disesuaikan disesuaikan sigma sehingga salah pada
dengan soal. dengan soal. dapat dikatakan salah satu
tidak isinya
menyesuaikan saja,
rumus dengan dikarenak
soal. an ada
salah
perhitung
an.
S8 Membuat Membuat Perhitungannya Pembuata Salah dalam
model aditif hipotesis ada yang salah, n tabel menarik
dengan dengan benar penggunaan sidik kesimpulan.
benar, namun dan sesuai rumus sudah ragam
menguraikan soal, namun benar, hanya sudah
maknanya menguraikan saja tidak benar
tidak makna menaruh batasan hanya
disesuaikan hipotesisnya sigma sehingga salah pada
dengan soal. tidak dapat dikatakan salah satu
disesuaikan tidak isinya
dengan soal. menyesuaikan saja,
rumus dengan dikarenak
soal. an ada
salah
perhitung
an.
S9 Membuat Membuat Perhitungan Pembuata Penarikan
model aditif hipotesis statistiknya n tabel kesimpulan
dengan dengan benar benar, sidik pada pengaruh
benar, namun dan sesuai penggunaan ragam perlakuan
menguraikan soal, namun rumus juga sudah sudah benar,
maknanya menguraikan benar, hanya benar. dan penarikan
tidak makna saja, tidak kesimpulan
disesuaikan hipotesisnya membuat pada pengaruh

15
dengan soal. tidak batasan sigma pengelompokka
disesuaikan pada rumus, n salah.
dengan soal. sehingga dapat
dikatakan tidak
menyesuaikan
rumus dengan
soal.
S10 Membuat Membuat Perhitungannya Pembuata Salah dalam
model aditif hipotesis ada yang salah, n tabel menarik
dengan dengan benar penggunaan sidik kesimpulan.
benar, namun dan sesuai rumus sudah ragam
menguraikan soal, namun benar, hanya sudah
maknanya menguraikan saja tidak benar
tidak makna menaruh batasan hanya
disesuaikan hipotesisnya sigma sehingga salah pada
dengan soal. tidak dapat dikatakan salah satu
disesuaikan tidak isinya
dengan soal. menyesuaikan saja,
rumus dengan dikarenak
soal. an ada
salah
perhitung
an.
S11 Membuat Membuat Perhitungannya Pembuata Salah dalam
model aditif hipotesis ada yang salah, n tabel menarik
dengan dengan benar penggunaan sidik kesimpulan.
benar, namun dan sesuai rumus sudah ragam
menguraikan soal, namun benar, hanya sudah
maknanya menguraikan saja tidak benar
tidak makna menaruh batasan hanya
disesuaikan hipotesisnya sigma sehingga salah pada
dengan soal. tidak dapat dikatakan salah satu
disesuaikan tidak isinya
dengan soal. menyesuaikan saja,

16
rumus dengan dikarenak
soal. an ada
salah
perhitung
an.
S12 Membuat Membuat Perhitungan Pembuata Penarikan
model aditif hipotesis statistiknya n tabel kesimpulan
dengan namun tidak benar, sidik sudah benar.
benar, namun disesuaikan penggunaan ragam
tidak dengan soal rumus juga sudah
menguraikan dan benar, hanya benar.
maknanya. menguraikan saja, tidak
makna membuat
hipotesisnya batasan sigma
juga tidak pada rumus,
disesuaikan sehingga dapat
dengan soal. dikatakan tidak
menyesuaikan
rumus dengan
soal.
S13 Membuat Membuat Perhitungannnya Membuat Penarikan
model aditif hipotesis sudah benar, tabel sidik kesimpulan
dengan dengan benar penggunaan ragam benar.
benar, namun dan sesuai rumus benar dan dengan
menguraikan soal, namun membuat benar.
maknanya menguraikan batasan sigma
tidak makna sehingga dapat
disesuaikan hipotesisnya dikatakan sesuai
dengan soal. tidak dengan soal.
disesuaikan
dengan soal.
S14 Model aditif Hanya Perhitungan Tidak Penarikan
sudah benar, membuat satu statistiknya membuat kesimpulan
namun tidak hipotesis dan benar, tabel sidik tidak tuntas

17
menguraikan tidak penggunaan ragam. karena tidak
maknanya. diketahui itu rumus juga mengaitkan
hipotesis benar, hanya dengan soal.
perlakuan atau saja, tidak
pengelompokk membuat
an karena batasan sigma
tidak pada rumus,
disesuaikan sehingga dapat
dengan soal. dikatakan tidak
menyesuaikan
rumus dengan
soal.

4.2 Pembahasan
1. Model Aditif dan Maknanya :
Pada bagian model aditif, kami mengambil kasus kesalahan dalam “Membuat
model aditif dengan benar, namun menguraikan maknanya tidak disesuaikan dengan
soal”.
Dan bukti penunjangnya adalah sebagai berikut :
Kami mengambil hasil kerja S7 (Subjek ke-tujuh) :

Dan menguraikan makna model aditif dengan benar dan sesuai soal yang kami
maksud adalah seperti yang tercantum di jawaban soal pada bab lampiran laporan
penelitian ini.
2. Hipotesis dan Maknanya :
Pada bagian hipotesis, kami mengambil kasus “Membuat hipotesis namun
tidak disesuaikan dengan soal dan menguraikan makna hipotesisnya juga tidak
disesuaikan dengan soal”.
Dan bukti penunjangnya adalah sebagai berikut :
Kami mengambil hasil kerja S4 (Subjek ke-empat).

18
Dan menguraikan makna hipotesis yang sesuai soal yang kami maksud adalah
seperti yang tercantum di jawaban soal pada bab lampiran laporan penelitian ini.

3. Perhitungan Uji Statistik :


Pada bagian ini, saya mengambil kasus “Perhitungan statistiknya benar,
penggunaan rumus juga benar, hanya saja, tidak membuat batasan sigma pada
rumus, sehingga dapat dikatakan tidak menyesuaikan rumus dengan soal”.
Dan salah satu bukti penunjangnya adalah sebagai berikut :
Kami mengambil contoh hasi kerja S1 (subjek pertama).

Dan membuat batasan sigma sesuai soal pada rumus yang kami maksud
adalah seperti yang tercantum di jawaban soal pada bab lampiran laporan penelitian
ini.
4. Penarikan Kesimpulan :
Adapun contoh-contoh kesalahan dalam penarikan kesimpulan adalah sebagai
berikut :
Pada hasil kerja S5 (Subjek ke-lima) :

Pada hasil kerja S8 (Subjek ke-delapan) :

19
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang kami lakukan, banyak mahasiswa yang kurang
memahami konsep model aditifnya, hal itu dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa
yang tidak membuat makna model aditif sesuai soal dan hanya membuat makna
berdasarkan makna yang ada pada materi kuliah yang diberikan dosen ataupun
referensi dari buku lainnya. Begitupun dengan penggunaan rumus, banyak mahasiswa
yang tidak membuat batasan sigma, sehingga dapat terlihat bahwa mahasiswa kurang
memahami konsepnya. Pada penarikan kesimpulan juga masih banyak mahasiswa
yang melakukan kesalahan. Dan dari kesemua masalah tersebut diatas, pada materi
Rancangan Acak Kelompok ini, banyak mahasiswa yang sepertinya kurang
memahami makna perlakuan dan pengelompokkan.

21
DAFTAR PUSTAKA
Baldah. 2010. Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Masalah Penjumlahan Pecahan
Bentuk Aljabar di Kelas VII SMP Negeri 1 Mempawah Timur. (Skripsi) STKIP PGRI
Pontianak: Tidak diterbitkan.
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Fadilah. 2010. Analisis Kesalahan Dalam Menentukan Himpunan Penyelesaian Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 16 Pontianak.
(Skripsi) STKIP PGRI Pontianak: Tidak ditebitkan.
Hardiyanti, I. 2011. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika
MelaluiPendekatan Problem Posing Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
(Student Teams Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas Bilingual Viii C Smp N 1
Wonosari. (Skripsi) FMIPA UNY: Tidak diterbitkan.
Harsojuwono, Bambang Ahmadi dan I Wayan Arnata. 2011. Rancangan
PercobaanTeori, Aplikasi Spss dan Excel. Malang : Addlson-Wesley.
Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyono, A.2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
National Research Council. 2001. Adding it Up: Helping Children Learn
Mathematics. Washington, DC: National Academy Press. (online), tersedia:
http://www.nap.edu/books/0309069955/html/118.html , diakses tanggal 23 Maret
2013.
Nelson, A.,Behrman dan Kliegman. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Nugroho, Sigit. 2008. Dasar-dasar Rancangan Percobaan. Bengkulu : UNIB Press.

Sukirman, dkk. 2012. Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.


Yani, A. 1996. Penguasaan Konsep-Konsep Operasi Hitungan Dasar Pada Siswa Sekolah
Dasar. (Tesis) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surabaya: Tidak diterbitkan.

22
LAMPIRAN
1. Soal

Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh luas kandang dan pemberian vitamin
A,B,C,D,E dan F terhadap pertambahan berat ayam. Penelitian dilakukan sebanyak 4 kali
setiap minggu. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Kelompok
1 2 3 4
Vitamin
A 49,6 47,5 45,2 48,7
B 71,2 68,6 69,3 70,5
C 67,6 70,3 65,2 64,2
D 53,2 59,6 56,2 62,7
E 73,3 68,5 63,3 70,4
F 55,5 54,3 50,2 49,3

1. Buatlah model aditif dan maknanya!


2. Tentukan hipotesis dan maknanya!
3. Hitunglah uji statistiknya!
4. Buatlah tabel sidik ragamnya!
5. Tarik kesimpulan!

2. Jawaban yang menjadi Acuan Penilaian :


1. Model Aditifnya dan maknanya :
Model aditif dari RAK untuk soal diatas adalah:
Y ij=μ+τ i +β j +ε ij

dengan i= A ,B ,C , D , E ,F dan j=1,2,3,4


Y ij = Pertambahan berat ayam yang dipengaruhi oleh luas kandang serta
pemberian vitamin dan pengaruh pengelompokan.
μ = Rataan pertambahan berat ayam.
τ i = Pengaruh pemberian vitamin dan luas kandang.

β j = Pengaruh pengelompokan.
ε ij = Kekeliruan berupa efek acak yang berasal dari pengaruh pemberian
vitamin serta luas kandang dan pengaruh pengelompokan.

2. Hipotesis Statistiknya:
a. Pengaruh Perlakuan

23
H 0 :τ A =τ B =τ C =τ D=τ E =τ F =0 (tidak ada perbedaan pengaruh pemberian
vitamin dan luas kandang terhadap pertambahan berat ayam).
H 1 : minimal ada satu perlakuan dimana τ i ≠0 (ada perbedaan pengaruh
pemberian vitamin dan luas kandang terhadap pertambahan berat ayam).
b. Pengaruh Pengelompokan
H 0 : β 1= β2 =β 3 =β 4 =0 (tidak ada perbedaan pengaruh pengelompokan terhadap
pertambahan berat ayam).
H 1 : minimal ada satu kelompok dimana β j ≠0 (ada perbedaan pengaruh
pengelompokan terhadap pertambahan berat ayam).

3. Perhitungan Uji Statistik :


Diketahui :
t=6
r=4
  0.05

Y 2. . (1454 . 4 )2 2115279. 36
FK= = = =88136 .64
t .r (6)( 4 ) 24
Jumlah Kuadrat :
F 4
JKT = ∑ ∑ Y 2ij −FK =( y A 1 )2 +( y B 1 )2 +( yC 1 )2 +. ..+( y F 4 )2 −FK
i= A j=1

=(49 .6 )2 +(71. 2)2 +(67 .6)2 +.. .+( 49. 3 )2−88136. 64


=90043 . 4−88136 . 64
=1906 . 76
F
Y 2i. Y 2 +Y 2 +Y 2 +Y 2 +Y 2 +Y 2
JKP = ∑ −FK = A . B . C . D . E . F . −FK
i= A r r

(191)2 +(279 . 6)2 +(267 .3 )2 +(231. 7 )2 +(275 . 5)2 +(209 .3 )2


= −88136 . 64
4

359498 . 08
= −88136. 64
4
=89874 . 52−88136. 64
=1737.88

24
4
Y 2. j (Y . 1 )2 +(Y .2 )2 +(Y .3 )2 +(Y . 4 )2
JKK =∑ −FK= −FK
j=1 t t

(370 . 4 )2 +(366. 5 )2 +(349 . 4 )2 +(365 .8 )2


= −88136 . 64
6
529099 .6
= −88136. 64
6
=88183 . 27−88136. 64
=46 .62667
JKG=JKT −JKP−JKK
=1906 . 76−1737 . 88−46 . 62667
=122 .2533

Kuadarat Tengah :
JKP 1737 .88 1737 . 88
KTP= = = =347 .576
t−1 6−1 5
JKK 46 . 62667 46 . 62667
KTK = = = =15. 54222
r −1 4−1 3
JKG 122. 2533 122 . 2533 122 .2533
KTG= = = = =8 . 150222
(r−1)(t−1 ) (4−1)(6−1 ) (3 )(5) (15 )
F hitung :
KTP 347 . 576
= = =42. 6462
F hitung Perlakuan KTG 8 .150222
KTK 15 . 54222
= = =1 . 906969
KTG 8 . 150222
F hitung Kelompok

F tabel :
=F((t−1):( t−1 )(r−1))=F((6−1):( 6−1)(4−1))=F(5:15 )=2.90
F tabel Perlakuan
=F( (r−1):(t−1 )(r−1))=F( (4−1):(6−1 )(4−1))=F (3 :15)=3.29
F tabel Kelompok

Koefisien Korelasi :

KTG 8 .150222
KK= √ ×100 %= √ ×100 %=4 .710989 %
Y .. 60 .6

25
Menyusun Tabel Analisis Ragam :

Sumber DB JK KT F hitung F tabel


Keragaman
Perlakuan 5 1737 .88 347 .576 42 .6462 2.90
Kelompok 3 46 . 62667 15 .54222 1.906969 3.29
Galat 15 122. 2533 8 .150222
Total 23 1906 .76

Kesimpulan :

1. F hitung perlakuan > F tabel perlakuan, maka tolak H 0 . Jadi, kesimpulannya


adalah ada perbedaan pengaruh pemberian vitamin dan luas kandang terhadap
pertambahan berat ayam.
H 0 . Jadi, kesimpulannnya
2. F hitung kelompok < F tabel kelompok, maka terima
adalah tidak ada perbedaan pengaruh pengelompokkan terhadap pertambahan
berat ayam.

26

Anda mungkin juga menyukai