KELOMPOK 4
1
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Asesmen Kemampuan
Pemecahan Masalah“ Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Assesmen. Makalah ini dibuat
berdasarkan buku dan juga internet sebagai referensi. Dengan adanya makalah ini diharapkan
pembaca mampu memahami materi yang diberikan dalam makalah ini.
Sebagai penulis tentu kami membutuhkan saran dan kritik dari pembaca karena kami
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, tentunya agar kami dapat memperbaikinya menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata.
Om Santih, Santih, Santih Om
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Plan (Melaksanakan rencana pemecahan masalah) (4) Look Back (Memeriksa kembali
hasil yang diperoleh) (Polya dalam Tambunan, 2014).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Pentingnya Kemampuan Pemecahan Masalah
Kurikulum 2013 memuat pentingnya kemampuan pemecahan masalah yang terlihat
pada kompetensi dasar pembelajaran IPA yang menyebutkan bahwa “siswa diharapkan
dapat memahami konsep dan prinsip IPA serta saling keterkaitannya dan diterapkan
dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan” (Permendikbud No. 21 Tahun 2016).
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dalam proses pembelajaran siswa harus terlatih
agar dapat memecahkan masalah yang ditemui (Nur, 2008).
Menurut Branca (1980) pentingnya kemampuan pemecahan masalah pada siswa
adalah sebagi berikut.
1. Kemampuan pemecahan masalah adalah tujuan dari proses pembelajaran
2. Pemecahan masalah meluputi metode, prosedur, dan strategi yang merupakan
proses inti dan utama dalam kurikulum
3. Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam proses pembelajaran.
Kemampuan pemecahan masalah sangat penting baik dalam proses pembelajaran,
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah sebagai langkah awal siswa
dalam mengembangkan ide-ide dalam membangun pengetahuan baru. Seperti yang
diungkap dalam NCTM (2000 : 52) bahwa semua siswa harus membangun pengetahuan
baru melalui pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan dalam proses pemecahan masalah,
siswa juga dapat berusaha untuk belajar mengenai konsep yang belum diketahui,
sehingga siswa dapat menjadikan pembelajaran tersebut sebagai pengalaman belajar
selanjutnya dengan masalah/soal yang dengan bobot sama.
4
siswa dikondisikan untuk memiliki pengalaman menerapkan berbagai macam
strategi pemecahan masalah.
3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah
Untuk mencari solusi yang tepat, rencana yang sudah dibuat harus dilaksanakan
dengan hatihati. Diagram, tabel atau urutan dibangun secara seksama sehingga si
pemecah masalah tidak akan bingung. Jika muncul ketidakkonsistenan ketika
melaksanakan rencana, proses harus ditelaah ulang untuk mencari sumber kesulitan
masalah
4. Melihat (mengecek) kembali
Selama melakukan pengecekan, solusi masalah harus dipertimbangkan. Solusi harus
tetap cocok terhadap akar masalah meskipun kelihatan tidak beralasan.
5
3. Penemuan solusi (inventory several solution), yaitu mencari solusi.
Tahap ini bisa meliputi kegiatan memperhatikan pola-pola, mengidentifikasi
langkahlangkah dalam perencanaan, dan memilih atau menemukan algoritma.
4. Konsekuensi dugaan solusi (conjecture consequence of solution), yaitu melakukan
rencana atas dugaan solusi. Seperti menggunakan algoritma yang ada,
mengumpulkan data tambahan, melakukan analisis kebutuhan, merumuskan kembali
masalah, mencobakan untuk situasi-situasi yang serupa, dan mendapatkan hasil
(jawaban).
5. Menguji konsekuensi (test concequnces), yaitu menguji apakah definisi masalah
cocok dengan situasinya. Tahap ini bisa meliputi kegiatan mengevaluasi sudahkah
hipotesisnya sesuai?, apakah data yang digunakan tepat?, apakah analisis yang
digunakan tepat?, apakah analisis sesuai dengan tipe data yang ada?, apakah hasilnya
masuk akal?, dan apakah rencana yang digunakan dapat diaplikasikan di soal yang
lain?
Siswono dan Tatag (2008: 35) mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman awal siswa terhadap suatu materi yang sebelumnya.
2. Latar belakang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
3. Pengetahuan ini digunakan sebagai bahan dalam proses pemecahan masalah.
4. Motivasi tinggi yang dimiliki siswa akan membuat mereka terus berlatih dan
berusaha dalam menyelesaikan masalah.
5. Permasalahan yang diberikan tidak bersifat ambigu dan memiliki permasalahan yang
jelas.
6
soal, (4) merumuskan soal berdasarkan indikator dan level kognitif, dan (5)
menyusun kunci jawaban dan pedoman penskoran.
Tabel 2.1 Instrumen Kemampuan Memecahkan Masalah
Aspek Penilaian
Memahami Membuat Melaksanakan Melihat Skor
Nama masalah rencana rencana (mengecek) Total
No
Siswa pemecahan pemecahan kembali
masalah masalah
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
7
Penyelesaian:
√
√
√
= 4 m/s
Waktu yang dibutuhkan air untuk jatuh ke tanah :
t2 = 0,36t
t = 0,6 s
Jarak X pada gambar:
x = vt
= 4 . 0,6
= 2,4 m
Jadi jarak maksimal untuk meletakan bak tersebut dengan kolam ikan adalah 2,4
meter, jika melebihi jarak tersebut maka pancoran air tidak akan masuk ke dalam
kolam ikan.
8
2.4.3 Rubrik penskoran kemampuan pemecahan masalah
Tabel 2.2 Rubrik penskoran kemampuan pemecahan masalah
9
pemecahan Jika salah menuliskan penyelesaian masalah
1
masalah dari soal.
Jika menuliskan penyelesaian masalah secara
2
sistematis tetapi jawabannya kurang tepat
Jika benar menuliskan penyelesaian soal tetapi
3
kurang lengkap dan sistematis
Jika benar, lengkap, dan sistematis menuliskan
4
penyelesaian masalah dari soal
4 Melihat Jika tidak menuliskan simpulan dari
0
(mengecek) penyelesaian masalah pada soal
kembali Jika salah menuliskan simpulan dari
1
penyelesaian masalah pada soal
Jika kurang tepat menuliskan simpulan dari
2
penyelesaian masalah pada soal
Jika menuliskan simpulan dari penyelesaian
3
masalah pada soal namun kurang lengkap
Jika benar dan tepat menuliskan simpulan dari
4
penyelesaian masalah pada soal
Penilaian:
Nilai = X 100
10
2.4.4 Tes kemampuan Pemecahan masalah
1 Memahami Mengamati penyebab Amatilah gambar berikut ini! Terjadinya banjir akibat
masalah terjadinya banjir adanya penumpukan sampah.
Banjir merupakan kondisi
meluapnya air ke daratan
akibat tersumbatnya saluran air
mengalir.
11
melakukan penyaringan, rancanglah suatu percobaan
dengan melibatkan alat dan bahan yang tepat sesuai
dengan pilihan yang disediakan tersebut!
3 Melaksana Mengetahui bagaimana Seorang siswa diberikan tugas untuk mengamati Siswa tersebut harus
kan menggunakan alat jaringan epidermis pada bawang. Siswa tersebut memastikan bahwa objek telah
rencana mikroskop yang benar menggunakan mikroskop sebagai alat pengamatan. diletakkan pada meja preparat.
pemecahan untuk mengamati Pada saat melakukan percobaan, siswa mengalami Kemudian, objek yang terlihat
masalah jaringan epidermis blur sebaiknya perlu mengatur
kendala karena objek tidak dapat terlihat dengan jelas.
bawang kembali posisi lensa objektif
Objek terlihat blur dan kadang terlalu cerah.
dengan perbesaran paling
Bagaimanakah seharusnya penggunaan mikroskop
lemah hingga objek yang
yang benar agar dapat mengamati objek tersebut? diamati menjadi lebih jelas.
Untuk mengatasi kecerahan
objek yang menganggu, perlu
mengatur kembali posisi
diafragma mikroskop agar
cahaya yang masuk tidak
berlebihan.
4 Melihat Mendeskripsikan Berikut ini disajikan data hasil percobaan gelombang Jawaban C
(mengecek) makna data dari tabel bunyi dengan frekuensi, panjang gelombang dan
kembali hasil pengamatan cepat rambat bunyi.
hubungan antara No f (Hz) λ (m) v (m/s)
frekuensi, lamda dan 1 10 33 330
cepat rambat
2 100 0,3 330
gelombang
3 300 0,2 330
4 500 0,1 330
5 700 0,5 329
6 1000 0,04 320
7 2000 0,4 340
8 5000 0,5 350
12
9 8000 0,01 320
10 10000 0,03 300
Dari informasi pada tabel tersebut, transformasikan
data tabel dalam bentuk kesimpulan yang tepat
adalah....
a. Semakin panjang gelombang bunyi, semakin
kecil cepat rambat bunyi.
b. Semakin panjang gelombang bunyi, semakin
kecil frekuensi bunyi.
c. Semakin besar frekuensi bunyi, semakin panjang
gelombang bunyi.
d. Semakin besar cepat rambat bunyi, semakin
kecil frekuensi bunyi.
Cara penilaian:
13
Tabel 2.5 Rubrik Penilaian Tes Pilihan Ganda
Skor Kriteria
1 Pilihan opsion tepat sesuai kunci jawaban
0 Pilihan opsion tidak tetap atau tidak membuat pilihan jawaban
Cara penilaian:
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi diatas dapat disimpulkan adalah sebagai berikut.
1) Karatas & Baki (2013: 249) menyatakan bahwa pemecahan masalah diakui sebagai
keterampilan yang melibatkan serangkaian proses termasuk menganalisis,
menafsirkan, penalaran, memprediksi, mengevaluasi, dan merenungkan. Pernyataan
tersebut menunjukkan bahwa pemecahan masalah merupakan proses berpikir tingkat
tinggi karena melibatkan banyak proses di dalamnya.
2) Kurikulum 2013 memuat pentingnya kemampuan pemecahan masalah yang terlihat
pada kompetensi dasar pembelajaran IPA yang menyebutkan bahwa “siswa
diharapkan dapat memahami konsep dan prinsip IPA serta saling keterkaitannya dan
diterapkan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan” (Permendikbud No. 21
Tahun 2016).
3) Menurut Polya (Wardhani, 2010) terdapat empat aspek kemampuan memecahkan
masalah, yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah,
melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan melihat (mengecek kembali).
4) Dalam asesmen pemecahan masalah yang teridiri dari instrumen, indikator, soal dan
juga rubrik penilaian memiliki kriterianya masing-masing sesuai dengan indikator
dalam pemecahan masalah tersebut.
3.2 Saran
Saran yang dapat diajukan tekait asesmen kemampuan pemecahan masalah adalah
meningkatkan keterampilan guru dalam membuat asesmen pemecahan masalah. Guru
dihimbau untuk selalu memperhatikan langkah-langkah dasar dalam pembuatan asesmen
pemecahan masalah sehingga tingkat keberhasilan dan ketuntasan pembelajaran dapat
diketahui dengan proses penilaian objektif.
15
Daftar Pustaka
Branca, N. A. 1980. Problem Solving as a Goal: Proccess and Basic Skill. Virginia: NCT,
Inc.
Carson, J. 2007. A Problem With Problem Solving: Teaching Thingking Without Teaching
Knowledge. The Mathematics Educator Journal, 17 (2), 7-14.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas
Maryam, S., Parvaneh. A., Mohsen. R. M. 2013. The Examining Mathematical Word
Problems Solving Ability Under Efficient Representation Aspect. Journal of
Mathematics, 1-11.
Permendikbud No 21. 2016. Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
Polya, G. 1973. How to Solve it. New Jersey: Princeton University Press.
Siswono, Tatag Y. E 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis pengajuan dan
Pemecahan Masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Surabaya:
Unesa University Press.
Tambunan, Hardi. 2014. Strategi Heuristik Dalam Pemecahan Masalah Matematika Sekolah.
Jurnal Saintech. Vol. 6(4), 1-11.
Wardhani, S. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SMP.
PPPPTK Matematika, Yogyakarta: Bumi Aksara.
16