Anda di halaman 1dari 12

JENIS, LANGKAH-LANGKAH, OBJEK, ALAT DAN SIFAT SUATU MODEL

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah


Pemodelan Matematika)

Dosen Pengampu: Dr. H. Supratman, Drs., M.Pd.

disusun oleh:
Kelompok 1
Mey Mey Nugraha 192151034
Irma Samrotul Fuaddah 192151119
Fitri Nur Hidayati 192151129
Ihsan Fadhila Sudaryanto 192151135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis, Langkah-Langkah, Objek, Alat
Dan Sifat Suatu Model”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pemodelan Matematika.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang senantiasa memberikan doa dan motivasi kepada penulis selama
penyusunan makalah ini;
2. Dr. H. Supratman, Drs., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pemodelan Matematika;
3. Rekan-rekan seperjuangan Universitas Siliwangi yang senantiasa memberikan
dorongan dan motivasi selama penyusunan makalah ini;
4. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih
memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika penulisan, maupun isi. Oleh sebab
itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin.

Tasikmalaya, 22 Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
A. Pengertian Model.............................................................................................................. 4
B. Jenis Model Menurut Tujuannya ...................................................................................... 4
C. Langkah-Langkah Penyusunan Suatu Model ................................................................... 5
D. Objek, Alat (Konsep) yang Digunakan ............................................................................ 7
E. Sifat dari Suatu Model ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model
Secara umum model diartikan sebagai representasi yang memuat struktur esen sial
(penting/pokok) dari suatu objek dalam dunia nyata. Secara khusus model adalah suatu
representasi (gambaran/perwakilan) masalah dalam dunia nyata yang biasanya digunakan
untuk lebih memahami, memprediksi, mempertimbangkan, dalam meng ambil keputusan
dan lain sebagainya. Sehingga model dapat diartikan sebagai suatu representasi
(gambaran/perwakilan) suatu objek yang disusun dengan tujuan tertentu. Objek : kejadian,
proses, sistem, dan sebagainya.
Tujuan utama orang menyusun suatu model adalah
1. guna mengenali perilaku objek dengan cara mencari keterkaitan antara unsur -
unsurnya
2. guna mengadakan pendugaan (prediksi) untuk memperbaiki keadaan objek
3. guna mengadakan optimalisasi dalam objek.
Jadi fungsi suatu model adalah menirukan/menggambarkan semirip mungkin
perilaku/keadaan objek yang diamati, sesuai dengan tujuan model. Manfaat model adalah
orang dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas pengenai objek, dapat "bermainmain"
atau mengadakan percobaan terhadap model tanpa menggangu objek dan dapat membuat
gambaran masa depan.

B. Jenis Model Menurut Tujuannya


1. Iconic (Physical) model
Model Iconic adalah suatu penyajian fisik yang tampak seperti aslinya dari
suatu sistem nyata dengan skala yang berbeda. Contoh model ini adalah mainan anak-
anak, potret, histogram, market dan lain-lain.
Model iconic dikatakan diperkecil (scale down) atau diperbesar (scale up) sesuai
dengan ukuran model apakah lebih kecil atau besar dibanding sistem nyata.
Model iconic mudah diamati, dibentuk dan dijelaskan, tetapi sulit untuk memanipulasi
dan tak berguna untuk tujuan peramalan. Biasanya model ini menunjukkan
peristiwa statistik.
2. Analogue Model
Model Analogue lebih abstrak dibanding model iconic, karena tak kelihatan sama
antara model dengan sistem nyata. Contohnya jaringan pipa tempat air mengalir dapat
4
digunakan dengan pengertian yang sama sebagai distribusi aliran listrik. Peta dengan
bermacam-macam warna merupakan model analog dimana perbedaan warna
menunjukkan pegunungan, hijau sebagai dataran rendah dan lain-lain.
Kurva permintaan, kurva frekuensi dalam statistika adalah contoh lain model analog
dari tingkah laku peristiwa- peristiwa. Model analog lebih mudah untuk memanipulasi
dan dapat menunjukkan situasi dinamis. Model ini umumnya lebih berguna daripada
model iconic karena kapasitasnya yang besar untuk menunjukkan ciri-ciri sistem nyata
yang dipelajari.
3. Metode Hibrid
Metode ini merupakan penggabungan dari dua atau lebih model. Sebagai contoh, kita
dapar menggunakan model determinisik dan skokastik untuk model epidemi
penyebaran penyakit. Jika populasi individu terinteraksi menjadi kecil, model
determinisik dapat diganti ke model skokastik. Kedua model tersebut dalam suatu
sistem persamaan, tidak terpisah.
4. Metode Network
Metode ini digunakan untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan atar
individu. Dalam model epidemi, model network ini juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dinamika penyebaran penyakit dalam level individu.

C. Langkah-Langkah Penyusunan Suatu Model


Model matematik yang biasa ditemukan dalam buku bacaan merupakan model akhir yang
tampak apik dan teratur. Apakah model itu menyatakan peramalan sesuatu yang akan
terjadi atas dasar apa yang dimiliki, atau apakah model itu merupakan hubungan–
hubungan kenormalan sekelompok data, dll. Dalam kenyataan banyak upaya atau tahapan
yang harus dilalui sebelum sampai pada hasil akhir tersebut. Tiap tahap memerlukan
pengertian yang mendalam, utuh tentang konsep, teknik, intuisi, pemikiran kritis,
kreatifitas, serta pembuatan keputusan. Bahkan faktor keberuntunganpun dapat saja
terjadi. Berikut ini diberikan suatu metodologi dasar dalam proses penentuan model
matematika atau sering disebut pemodelan matematika.
Tahap 1. Masalah.
Adanya masalah nyata yang ingin dicari solusinya merupakan awal kegiatan penyelidikan.
Masalah tersebut harus diidentifikasi secara jelas, diperiksa dengan teliti menurut
kepentingannya. Bila masalahnya bersifat umum maka diupayakan menjadi masalah
khusus atau operasional.
5
Tahap 2. Karakterisasi masalah.
Masalah yang diteliti diperlukan karakterisasi masalahnya, yaitu pengertian yang
mendasar tentang masalah yang dihadapi, termasuk pemilihan variabel yang relevan dalam
pembuatan model serta keterkaitanya.
Tahap 3. Formulasi model matematik.
Formulasi model merupakan penterjemahan dari masalah kedalam persamaan matematik
yang menghasilkan model matematik. Ini biasanya merupakan tahap (pekerjaan) yang
paling penting dan sukar. Makin paham akan masalah yang dihadapi dan kokoh
penguasaan matematik seseorang, akan sangat membantu memudahkan dalam mencari
modelnya. Dalam pemodelan ini kita selalu berusaha untuk mencari model yang sesuai
tetapi sederhana. Makin sederhana model yang diperoleh untuk tujuan yang ingin dicapai
makin dianggap baik model itu. Dalam hal ini model yang digunakan ada-kalanya lebih
dari satu persamaan bahkan merupakan suatu sistem, atau suatu fungsi dengan
variabelvariabel dalam bentuk persamaan parameter. Hal ini tergantung anggapan yang
digunakan. Tidak tertutup kemungkinan pada tahap ini juga dilakukan "coba" , karena
model matematik ini bukanlah merupakan hasil dari proses sekali jadi.
Tahap 4. Analisis.
Analisis matematik kemudian dilakukan dengan pendugaan parameter serta deduksi sifat-
sifat yang diperoleh dari model yang digunakan.
Tahap 5. Validasi.
Model umumnya merupakan abstraksi masalah yang sudah disederhanakan, sehingga
hasilnya mungkin berbeda dengan kenyataan yang diperoleh. Untuk itu model yang
diperoleh ini perlu divalidasi, yaitu sejauh mana model itu dapat dianggap memadai dalam
merepreaen-tasikan masalah yang dihadapi. Proses validasi ini sebe-narnya sudah dimulai
dalam tahap analisis, misalnya dalam hal konsistensi model terhadap kaedah-kaedah yang
berlaku.
Tahap 6. Perubahan.
Apabila model yang dibuat dianggap tidak memadai maka terdapat kemungkinan bahwa
formulasl model yang digunakan atau karakterisasi masalah masih banyak belum layak
(sesuai), sehingga perlu diadakan perubahan untuk kemudian kembali ke tahap berikutnya.
Tahap 7. Model memadai.
Bila model yang dibuat sudah memadai, maka tahap berikutnya dapat dilakukan. Model
tersebut dapat digunakan untuk mencari solusi masalah yang diinginkan. Model suatu
masalah akan sangat terkait dengan tujuan yang diinginkan. Masih terdapat kemungkinan
6
bahwa model yang kita anggap memadai saat ini, dengan makin bertambahnya informasi
yang terkumpul, suatu waktu nantinya mungkin dianggap tidak lagi memadai. Apalagi
pengamatan yang kita lakukan hanyalah merupakan sebagian informasi yang tersedia.
Dalam tahap ini dilakukan interpretasi keluaran dari model dan dikonsultasikan pada
bahasa masalah senula.
Berikut merupakan bagan dari langkah-langkah dalam penyusunan suatu model:

D. Objek, Alat (Konsep) yang Digunakan


1. Prinsip Pemodelan Matematika
a. Why? Apa yang akan kita cari? Identifikasi hal-hal yang dibutuhkan oleh model.
b. Find? Apa yang ingin kita ketahui? Cantumkan data yang kit cari.
c. Given? Apa yang ingin kita ketahui? Identifikasi data-data relevan yang tersedia.
d. Assume? Apa yang dapat diasumsikan? Kenali keadaan yang berlaku.
e. How? Bagaimana seharusnya kita melihat model ini? Identifikasi prinsip-prinsip
fisik yang mengatur.
f. Predict? Apa yang akan diprediksi? Identifikasi persamaan yang akan diguankan,
perhitungan yang akan dibuat, dan jawaban yang akan dihasilkan.
g. Valid? Apakah prediksi itu valid? Identifikasi tes yang dapat dilakukan untuk
memvalidasi model, yaitu apakah konsisten dengan prinsip dan asumsi?

7
h. Veriefied? Apakah prediksinya bagus? Identifikasi tes yang dapat dilakukan untuk
memverifikasi model, yaitu apakah bermanfaat dalam hal alas an awal hal itu
dilakukan?
i. Improve? Bisakah kita perbaiki modelnya? Identifikasi nilai parameter yang tidak
cukup diketahui, variabel yang seharusnya sudah disertakan, dan atau asusmi atau
Batasan yang bisa diangkat.
j. Use? Bagaimana model ini akan diujicobakan? Apa yang akan dilakukan dengan
model?

2. Pembentukan Model Sederhana


Pembentukan model matematika dari suatu masalah dengan langkah-langkah yang
telah disebutkan di atas terlalu luas untuk diterapkan. Dalam masalah yang sifatnya
sederhana dapat dipilih strategi pemecahan di bawah ini.
 Step 1
Baca masalah dengan cermat kemudian tentukan apa yang diketahui, dan apa yang
belum diketahui atau dicari. Tulis dengan lengkap informasi ini.
 Step 2
Gunakan variabel untuk menyatakan apa yang dicari atau ditanyakan.
 Step 3

8
Konstruksi diagram atau bagan untuk memudahkan atau menentukan hubungan
yang ada antara unsur-unsur dan variabel yang diketahui.
 Step 4
Nyatakan model matematik yang dicari dalam bentuk persamaan atau
pertidaksamaan atau sistem persamaan.
Contoh 1 :Sebuah bidang berbentuk persegi panjang dengan selisih panjang dan lebar
sama dengan 4 dm. Jika luas bidang 96 dm² , formulasikanlah suatu fungsi untuk
menyatakan luas bidang tersebut. Penyelesaian :
Step 1) Diketahui: Bidang berbentuk persegi panjang, Selisih panjang dan lebar sama
dengan 4 dm, Luas bidang 96 dm².
Ditanyakan: Formulasi matematik yang menyatakan luas bidang.
Step 2) Misalkan panjang bidang adalah x, sehingga lebar bidang tersebut adalah x – 4.
Sedangkan luas bidang adalah 96 dm², dan luas bidang ini adalah panjang kali lebar.
Step 3) Diagramnya
Panjang X
Lebar X-4
Luas L(x) P. l
Step 4) Formulasi
fungsi untuk luas bidang adalah L(x) = x(x − 4) karena luas bidang sama dengan 96
dm2 maka diperoleh x(x − 4) = 96. Jadi untuk masalah di atas diperoleh model
matematika x(x − 4) = 96.

E. Sifat dari Suatu Model


1. Deterministik
Deterministik berarti tidak mempertimbangkan adanya pengaruh acak antar
individu. Deterministik, dicirikan oleh nilai-nilai parameternya yang pasti dan time-
invariant. Sebagai contoh simulasi kedatangan pasien seorang dokter praktek yang
telah diatur jadwal kedatangannya. Contoh lain dari model deterministic yaitu :
 Laba = pendapatan – biaya
 Model persediaan Wilson
 Model persediaan EOQ

9
2. Stokastik
Model Stokastik adalah model matematika dimana gejala-gejala dapat diukur
dengan derajat kepastian yang tidak stabil. Stokastik, dicirikan oleh ketidakpastian nilai
parameter-parameternya dan time-variant. Pada Model Stokastik disebut juga model
probabilistik peluang dari masing-masing kejadian benar-benar di hitung, menyusun
sebuah model stokastik cenderung lebih sulit dari model deterministik. Dengan kata
lain stokastik memperpertimbangkan adanya pengaruh acak antar individu. Sehingga
ada konsep peluang didalamnya. Contoh yang tejadi di kehidupan sehari-hari idalah
a. Jumlah penumpang bus Sebagai contoh jumlah penumpang ketika pagi hari,
mendekati jam kerja sangat banyak. Jumlah ini akan berangsur-angsur menurun
ketika jam kerja sudah dimulai dan menjelang jam istirahat. Jumlah penumpang
akan kembali naik ketika jam pulang kerja. Hal ini berlangsung hampir setiap hari,
namun tidak dapat dipastikan fungsi apa yang mendekatinya.
b. Jumlah pengunjung Grojogan Sewu Jumlah pengunjung Grojogan Sewu akan
meningkat tajam pada saat liburan sekolah maupun weekend. Namun setiap harinya
juga terdapat pengunjung yang jumlahnya tidak menentu. Dari jumlah pengunjung
ini tidak dapat ditentukan fungsi yang pasti, namun dapat didekati dengan suatu
fungsi interval yang bentuknya akan meningkat pada saat weekend ataupun liburan.
c. Pengunjung warung makan Pengunjung warung makan akan meningkat pada saat
jam-jam makan siang dan istirahat, dan akan berangsur-angsur berkurang ketika
jam makan sudah usai. Begitu seterusnya.
3. Diskrit
Diskrit sendiri berarti tidak saling berhubungan (laan dari kontinu). Diskrit tidak
berubah secara kontinu, tetapi memiliki nilai yang tertentu dan terpisah. Contohnya
simulasi layanan teller bank dimana jumlah pelanggan yang menunggu atau antri
berubah secara diskrit dari waktu ke waktu.
4. Kontinu
Kontinu berarti berkesinambungan, berkelanjutan, dan terus-menerus. Contohnya
simulasi permukaan air bendungan.
5. Empiris
empiris adalah suatu keadaan yang berdasarkan pada kejadian nyata yang pernah
dialami. Kejadian tersebut didapatkan melalui penelitian, observaasi, maupun
eksperimen.
Contoh :
10
 Model Regresi
𝑌1 = 𝑋1 + 𝑋2 + ⋯ + 𝑋𝑛
(metrik) (metrik, non-metrik)
 Model regresi logit/probit/tobit
𝑌1 = 𝑋1 + 𝑋2 + ⋯ + 𝑋𝑛
(non-metrik) (metrik, non-metrik)
 Model analisis diskriminan
𝑌1 = 𝑋1 + 𝑋2 + ⋯ + 𝑋𝑛
(metrik) (non-metrik)
 Model ANOVA
𝑌1 = 𝑋1 + 𝑋2 + ⋯ + 𝑋𝑛
(metrik) (non-metrik)
 Model Analisis Conjoint
𝑌1 = 𝑋1 + 𝑋2 + ⋯ + 𝑋𝑛
(metrik, non-metrik) (non-metrik)
 Model MANOVA
𝑌1 + 𝑌2 + ⋯ + 𝑌𝑛 = 𝑋1 + 𝑋2 + ⋯ + 𝑋𝑛
(metrik) (non-metrik)
 Model korelasi kanonikal
𝑌1 + 𝑌2 + ⋯ + 𝑌𝑛 = 𝑋1 + 𝑋2 + ⋯ + 𝑋𝑛
(metrik, non-metrik) (metrik,non-metrik)
6. Teoritis
Teoritis adalah sebuah bentuk dari buah pemikiran dan juga pola pikir yang dimana
kemudian akan mendasarkan sebuah bentuk dari hal yang semuanya berasal dari
berbagai macam bentuk. Contohnya penyusunan persamaan kecepatan reaksi bisa
menentukan konstanta kesepatan reaksi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bitman Simanullang, Clara Ika Sari Budhayanti. Tanpa Tahun. Unit 8 Permodelan
Matematika. Diakses pada http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_
KOMPUTER/196603252001121-MUNIR/Multimedia/Multimedia_Bahan_Ajar_
PJJ/Pem_Mslh_Mat/unit8_konsep_dasar_pemodelan_matematika.pdf
Manaqib, Mugammad. 2021. Modul Perkuliahan Permodelan Matematika. Jakarta: FST UIN
Syarif Hidayatullah.
Ndii, Meksianis Zadrak. 2018. Permodelan Matematika. Sleman: Penerbit Deepublish.
Diakses pada https://books.google.co.id/books?id=gaCHDwAAQBAJ&printsec
=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
Resmawan. 2017. Permodelan Matematika Konsep dan Klasifikasi Model. Universitas Negeri
Gorontalo.
https://www.dictio.id/t/model-apa-saja-yang-ada-di-dalam-riset-operasi/14526/2

12

Anda mungkin juga menyukai