Anda di halaman 1dari 6

mungkin kita masih sulit memahami materi pemodelan sistem,

khusunya saat mendefinisikan masalah dan membuat model


masalah tersebut,disini akan dibahas konsep dasar dari
pemodelan sistem & klasifikasinya sehingga kita dapat dengan
mudah mendefinisikan masalah serta tau apa langkah yang harus
dilakukan.
Apa itu pemodelan sistem?
Pemodelan sistem merupakan matakuliah sebagai dasar
bagaimana dapat memahami sistem nyata yang ada disekitarnya
baik itu sistem produksi maupun sistem jasa. Dari pemahaman
tersebut, kemudian dapat menentukan entitas, variabel
status, untuk membuat keterkaitan antara sub-sistem yang ada.
Keterkaitan antar entiti juga melihat input, proses dan output
yang terjadi. Setelah itu penentuan
parameterdan pembuatan model matematis.

Setelah dapat mengidentifikasi masalah dengan pendekatan


sistem, kemudian menerapkan langkah-langkah pengembangan
model. Model matematis yang dibangun bisa berupa model
stokastik, deterministik maupun probabilistik. Untuk
proses pembelajaran, dikaitkan dengan model yang ada di mata
kuliah Operational Research, jadi model yang dibangun terkait
model : linear programming, non-linear programming, break
even, transportasi dan markov chain. Setelah model bisa
dibangun, kemudian dibuat validasi model sehingga model itu
secara sederhana bisa diterapkan pada sistem nyata.
A. KONSEP MODEL
Model : suatu representasi atau formalisasi dalam bahasa
tertentu (yang disepakati) dari suatu sistem nyata.
Sistem Nyata : sistem yang sedang berlangsung dalam
kehidupan, sistem yang dijadikan titik perhatian dan
dipermasalahkan.
Pemodelan : proses membangun atau membentuk sebuah
model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu.

 Unsur dari Sistem

1. Adanya elemen-elemen
2. Adanya interaksi atau hubungan antar elemen
3. Adanya sesuatu yang mengikat elemen2 tersebut menjadi satu
kesatuan
4. Terdapat tujuan bersama, sebagai hasil akhir
5. Berada dalam suatu lingkungan yang komplek

B. Pengertian Sistem
Geoffrey Gordon (1987) : sebagai suatu agregasi atau kumpulan
obyek2 yang terangkai dalam interaksi dan saling ketergantungan
yang teratur.
Ludwig (1940) : sebagai suatu set elemen2 yang yang berada
dalam keadaan yang saling berhubungan.
Schmiidt, Taylor (1970) : suatu kumpulan komponen2 (entiti2)
yang berinteraksi dan bereaksi antar atribut komponen2/entiti2
untuk mencapai suatu akhir yang logis.
Kamus Webster : suatu kesatuan (unity) yang kompleks yang
dibentuk oleh bagian-bagian yang berbeda (diverse) yang
masing2 terikat pada (subject to) rencana yang sama atau
berkontribusi (serving) untuk mencapai tujuan yang sama.
C. Klasifikasi Pemodelan
Klasifikasi model menurut Murdick, Ross, Claggett (1984) dan
Ackoff, Gupta, Minas (1962):
 Kelas I. Fungsi

1. model Diskriptif memberikan ‘gambaran’ sistem nyata, tidak


meramal atau memberi rekomendasi (struktur organisasi,
laporan keuangan)
2. model prediktif ‘bila ini terjadi, maka kejadian itu akan menyusul’
(analisis BEP, teori antrian)
3. model normatif memberikan jawaban ‘terbaik’ dari alternatif
masalah (model simpleks, marketing mix)

 Kelas II. Struktur

1. model ikonis mempertahankan sebagian dari sifat fisik dan hal


yang diwakilinya (model pesawat, miniatur model masa depan)
2. model Analog substitusi komponen untuk persamaan dari apa
yang akan dibentuk oleh modelnya (gelombang pantul udara
dengan gelombang air)
3. model simbolik menggunakan berbagai simbol untuk
menerangkan aspek dunia nyata (programa linier, simulasi
monte carlo)

 Kelas III. Acuan Waktu

1. model statis tidak mempersoalkan perubahan karena waktu


(model struktur organisasi)
2. model dinamis menunjukkan perubahan setiap saat akibat
aktivitasnya (model pertumbuhan)

 Kelas IV. Acuan Tingkat Ketidakpastian

1. model deterministik (model EOQ)


2. model probabilistik (diagram pohon keputusan, peta
pengendalian statistik)
3. model konflik (posisi tawar, negosiasi-lobi)
4. model uncertanty menghadapi ketidakpastian mutlak (model
permainan)

 Kelas V. Derajat Generalisasi

1. model umum secara umum dapat diterapkan pada berbagai


bidang fungsional (programma linear, model antrian)
2. model spesifik hanya digunakan untuk masalah tertentu (model
persediaan probabilistik)

 Kelas VI. Acuan Lingkungan

1. model terbuka memiliki interaksi dengan lingkungannya berupa


pertukaran informasi, material atau energi (model sosial, model
input-output)
2. model tertutup variabel seluruhny endogen yaitu variabel yang
berasal dari lingkungan terkendali internal (model termostat)

 Kelas VII. Derajat Kuantifikasi

1. kualitatif menggambarkan mutu (baik buruknya) realita


2. model mental proses belajar manusia
3. model verbal dalam bahasaa sehari-hari tidak bahasa logika
simbolis atau matematika
4. kuantitatif variabelnya dapat di kuantifisir (berupa numerik)
5. model statistik mendeskripsikan dan menyimpulkan data
(pengukuran kerja, model korelasi dan regresi)
6. model optimasi untuk menentukan jawab terbaik
o optimasi analitik mencari jawab terbaik melalui proses
langsung dan tidak berulang (analisis marjinal, analisis
inkremental)
o Algoritmik mencari jawab terbaik melalui proses berulang dan
iteratif (metode simpleks, model transportasi)

 Kelas VIII. Dimensi

1. model dua dimensi terdiri dua faktor/dimensi penentu (model


pegas, regresi linier sederhana)
2. model multidimensi terdiri banyak faktor penentu (simulasi,
regresi linier berganda)

lalu mungkin kita sulit menentukan dan membuat model sistem


yang baik seperti apa,mungkin hal ini yang sering di alami oleh
mahasiswa/i di Telkom University khususnya, yang disebabkan
oleh beberapa hambatan,yaitu:
1. Perseptual : kekakuan persepsi, kesulitan menemukan dan
mengisolasi persoalan, penambahan batasan dan asumsi, tidak
mampu menelaah persoalan.
2. Emosional : ketakutan untuk melakukan kesalahan/menghadapi
resiko.
3. Kultural dan lingkungan : sumber daya, norma, nilai, keyakinan
dalam masyarakat.

maka untuk mempermudah membuat model sistem yang baik


maka kita harus mengenal dulu masalah sistem dengan cara :

 mengembangkan kreativitas berkaitan tersedianya informasi,


konsep dan pengetahua secara terbatas, secara parsial, sepotong-
potong, tidak utuh , dalam menangani suatu realita tertentu.
 Menemukan hubungan baru, perspektif baru, kombiansi baru
dari sejumlah gagasan, teori, konsep, algoritma, metode, teknik,
produk, proses, warna, bantuk, tekstur, aroma, cita-rasa dll

Tiga Elemen (Pengenalan Sistem)

1. Sensitivitas kepekaan untuk melihat adanya persoalan dan


menemukan pemecahannya
2. Sinergi jika dua buah gagasan atau lebih dipadukan secara kreatif
akan menghasilkan gagasan baru yang lebih bermanfaat dari
gagasan semula
3. Serendipitas kemampuan untuk menangkap relevansi/arti
penting dari kejadian yang secara kebetulan

Enam Elemen Masalah


Decision maker : Pemilik masalah
Objective : Tujuan akhir sistem
Decision criteria : Kriteria keputusan
Performance measure : Ukuran atau patokan untuk
menentukan sistem tersebut sudah memenuhi objective atau
belum.
Alternative course : Solusi permasalahan yang harus
dilakukan
Context : Cakupan/batasan
Stakeholder
Problem owner : Pemilik masalah
Problem user : Orang yang menggunakan solusi dari
problem owner
Problem customer :Orang yang merasakan dampak/efek dari
solusi/keputusan
Problem analyst :Yang menganalisa masalah
Cukup sekian artikel yang saya buat,semoga bermanfaat.
REFERENSI
http://www.smecda.com/e-book/
http://www.academia.edu/

Anda mungkin juga menyukai