Anda di halaman 1dari 23

PEMODELAN SISTEM

Pertemuan ke-7
• Pengembangan Model
Denny W.U, ST.MT.
Hard System dan Soft System Methodology

 Metodologi sistem menurut Waring (1996) terdiri dari:


• Hard Systems
menyatakan bagaimana menyelesaikan problem dunia nyata yang telah
terdefinisi dengan baik
• Soft Systems
belajar bagaimana untuk mengatasi problem dunia nyata yang ill-
defined dan tidak terukur dengan berfokus pada hubungan manusia,
secara lebih baik

 Kedua metodologi tersebut memiliki kesesuaian untuk tujuan tertentu


 Hard System Methodology (HSM) biasanya berhubungan dengan
rekayasa sistem dan rekayasa teknologi

 Soft Systems Methodology (SSM) dikaitkan dengan sistem penilaian,


kebijakan, sosial dan pemerintahan. Ini adalah pemikiran dari sistem
Hard System

 Hard System mengacu pada permasalahan di dunia nyata dengan


mengerjakan apa yang bersifat teknis

 Secara garis besar, Hard System dipengaruhi oleh tiga disiplin ilmu
utama yakni:
• System Engineering (rekayasa sistem)
• System Analysis (analisis sistem)
• Operation Research (riset operasi)
 System Engineering
• adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara merancang
sistem yang kompleks secara total dan menjamin bahwa komponen-
komponen yang ada di dalamnya dapat saling berinteraksi sehingga
sistem yang dihasilkan dapat menyelesaikan suatu permasalahan
dengan proses yang seefisien mungkin
• Tujuan dari System Engineering ini adalah dapat memastikan
penggunaan sumber daya yang seoptimal mungkin yang dapat berupa
manusia, uang, mesin, dan material
 System Analyst
• adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana pengambilan suatu
keputusan secara sistematis berdasarkan pertimbangan biaya, resiko,
efektivitas, serta pengelolaan sumberdaya manusia
• Tujuannya yakni untuk membantu pembuat kebijakan dalam
menyelesaikan masalah yang muncul diantara interaksi antara manusia
dan teknologi
• Di dalam metodologi System Analysis terdapat tujuh langkah utama
yakni:
− Merumuskan masalah
− Mengidentifikasi, merancang, memilah berbagai macam tanggapan
− Membangun dan menggunakan model sistem untuk memprediksikan
akibat dari menggunakan tanggapan yang digunakan
− Membandingkan dan membuat skala prioritas dari berbagai
tanggapan
− Mengevaluasi hasil analisis
− Mengambil keputusan dan mengimplementasikannya
− Mengevaluasi hasil dari akibat tindakan
 Riset operasi
• adalah ilmu yang mempelajari tentang penerapan metode-metode
ilmiah untuk masalah-masalah yang rumit dengan pengarahan dan
manajemen dari suatu sistem berskala besar yang terdiri dari manusia,
mesin, bahan, dan uang di dalam industri, bisnis, atau pemerintah
• Pendekatan dari riset operasi bertujuan untuk membentuk suatu model
ilmiah dalam sebuah sistem dengan menggabungkan dari berbagai
faktor seperti chance dan risk untuk membandingkan dan memprediksi
hasil-hasil dari keputusan yang diambil
• Tahapan dalam riset operasi yakni:
− Merumuskan masalah
− Merancang model matematis
− Memberikan solusi dari model tersebut
− Menguji model tersebut dan solusi yang diberikan
− Menerapkan kontrol atas solusi tersebut
− Mengimplementasikan solusi
 Dalam perkembangannya, hard system thinking menuai banyak kritikan,
yang pertama adalah memiliki ruang lingkup yang terbatas dalam
pengaplikasiannya

 Hard system thinking memerlukan tujuan atau sasaran didefinisikan


dengan jelas pada awal proses metodologi

 Kegagalan hard system thinking untuk memberi perhatian khusus


kepada setiap manusia dalam lingkungan sosio-teknis yang mana
mereka terkadang menginginkan sesuatu yang telah disepakati dan
mereka tidak ingin diperlakukan layaknya komponen mesin. Mereka
membutuhkan sesuatu yang bisa membuat mereka termotivasi dalam
bekerja dengan baik, tetapi justru malah terabaikan
Soft System

 Sebuah pendekatan holistik dalam melihat aspek-aspek riil dan


konseptual di masyarakat

 SSM melihat setiap yang terjadi sebagai Human Activity System, karena
serangkaian aktivitas manusia dapat disebut sebagai sebuah sistem
(Nandish, 1995), yaitu setiap aktivitas-aktivitas tersebut saling
berhubungan dan membentuk suatu ikatan

 SSM: metode yang unik karena dapat digunakan untuk menganalisa


berbagai situasi riil, kompleks serta komseptual paradigmatik di
lingkungan sosial, ekonomi, politik atau pada tataran kebijakan sekalipun
(situasi soft) (Hidayatullah, 2011)
 Proses mencari tahu yang berorientasi aksi atas situasi problematis dari
kehidupan nyata sehari-hari; para pengguna SSM melakukan
pembelajaran yang dimulai dari menemukenali situasi sampai
merumuskan dan atau mengambil tindakan guna memperbaiki situasi
problematis tersebut

 Proses pembelajaran terjadi melalui proses yang terorganisir dimana


situasi nyata dieksplorasi dengan menggunakan alat intelektual –yang
memungkinkan terjadinya eksekusi yang terarah- yang disebut sejumlah
model aktivitas yang punya maksud yang dibangun berdasarkan
sejumlah sudut pandang (worldview) yang murni
 SSM selalu bergerak dari dua level yaitu reality dan actuality

 Tahap 1, 2, 5 dan 6 : reality

 Tahap 3 dan 4 : actuality (tidak boleh ada study literatur maupun metode)
karena merupakan tahap mengkonstruksikan semua data dari dunia
nyata (reality) ke dalam otak kita (menjadi actuality) atau system thinking
about reality/actuality

 Pengolahan data dengan otak kita (SSM ada di tahap 3 dan 4)


 Pikiran kita mengkonstruksikan seluruh data dari dunia nyata yang
diperoleh pada tahap 1 dan 2 menjadi alat intelektual yang disebut
konseptual model
• Minum kopi : reality
• Membayangkan minum kopi : aktuality

 SSM bukan tujuan tapi alat. Tujuan penelitian: kesimpulan tahap 5 dan 6
SSM – overview (seven stage model)

situation 7 action to
1 considered improve the
problematic problem situation
6 changes:
systemically desirable,
culturally feasible

problem comparison of
2 situation models and
expressed real world 5

real world

systems thinking
about real world
3 conceptual models
root definition of systems described
of relevant systems in root definitions 4

source: Checkland: Systems Thinking, Systems Practice


7 Tahapan SSM

 Tahap 1 mengidentifikasi permasalahan atau situasi yang tidak


terstruktur, yaitu menyatakan suatu problem yang membutuhkan analisis
problem dan situasi, dengan membiarkan anggapan-anggapan yang
beredar tanpa membatasi dan langsung menyimpulkan

 Tahap 2 meneliti situasi atau keadaan dan menyusun pernyataan


permasalahan, dilakukan menggunakan analisis unsur unsurnya (dengan
metode rich picture). Hal ini dilakukan untuk menangkap struktur
problem, proses yang terlibat dan keterhubungan antara struktur dan
proses
 Tahap 3 memilih perspektif dan definisikan sistem yang relevan,
dilakukan dengan menyatakan root definition, yaitu melakukan
identifikasi elemen situasi dan pihak yang terlibat dengan menggunakan
CATWOE
• Elemen analisis dalam CATWOE mencakup:
− Customers, menyatakan pihak yang terkena dampak/diuntungkan dari
aktivitas yang dilakukan
− Actors, menyatakan pihak yang terlibat dalam aktivitas
− Transformation process, menyatakan aktivitas yang bertujuan
mengubah input menjadi output
− Weltanschauung, merupakan cara pandang yang menyeluruh
sehingga root definition memiliki arti dalam konteksnya
− Owners, menyatakan pihak yang dapat menghentikan aktivitas
− Environmental constraints, merupakan batasan yang dapat
mempengaruhi situasi

 Tahap 4 mengembangkan model konseptual sistem sesuai dengan


definisi, yang dibangun dengan mendeskripsikan aktivitas-aktivitas yang
harus ada untuk menjalankan tasks yang dinyatakan dalam root
definition

 Tahap 5 membandingkan model dengan dunia nyata, yaitu


membandingkan konsep konseptual dengan kenyataan. Dimana model
konseptual dianggap sebagai bentuk ideal yang memberikan inspirasi,
bukan sebagai kritik atau ancaman
 Tahap 6 mendefinisikan perubahan yang akan diimplementasikan secara
sistematis, yaitu mendefinisikan dan menyeleksi pilihan-pilihan untuk
mencapai kondisi ideal. Jika diperlukan untuk mengubah sistem yang
berjalan, maka perlu diidentifikasi perubahan yang dapat dilakukan

 Tahap 7 Mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi problem, yaitu


mendesain program tindakan, dimana outcome dari tahap ini berupa
persetujuan mengenai indakan yang akan dilakukan. Tahap ini mencakup
 implementasi dari perubahan yang diharapkan dan juga perubahan yang
memang selayaknya dilakukan
Manfaat Soft Systems Methodology

 Manfaat penggunaan SSM menurut Delbridge (2008)adalah


• Meningkatkan pemahaman secara holistik pihak-pihak yang
dieksplorasi terhadap kasus yang dihadapi
• Penggunaan SSM membuat proses pembelajaran dapat dibagikan
kepada semua pihak yang terlibat
• Proses inovasi dalam penyelesaian masalah dapat dieksplorasi
bersama-sama sehingga melahirkan banyak alternatif solusi

 SSM sendiri merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk


menangani permasalahan yang tidak terstruktur, dan terus menerus
berubah secara dinamis dengan menggunakan berbagai macam alat
analisa atau tools yang bisa digunakan, sehingga bisa menemukan
keseimbangan antar elemen
Kritik Terhadap Soft Systems Methodology

 Soft Systems Methodology pada intinya adalah proses dialektika yang


mengarah pada sebuah konsensus mengenai perubahan dan
perkembangan. Hal ini mengasumsikan tingkat pembelajaran dan
wawasan di antara peserta yang terlibat. Sehingga mungkin sangat
bergantung pada wawasan individu peserta dan dibatasi oleh paparan
pengalaman dan kebebasan pola berpikir peserta

 Checkland dan Tsouvalis (1997) membahas kesulitan pengembangan


model konseptual, dimana peserta hanya memiliki sedikit pengalaman
dalam organisasi. Ini bisa menjadi kendala nyata pada kapasitas
metodologi untuk menghasilkan sistem alternatif
 Mingers dan Taylor (1992) mengemukakan bahwa Soft Systems
Methodology memiliki ketidakmampuan untuk menghadapi kekuatan
situasi dan perlawanan terhadap perubahan dan mereka menunjukkan
bahwa sebagian besar responden terhadap studi tidak menggunakan
metodologi untuk membawa perubahan

 Metodologi ini tidak memberikan solusi untuk masalah yang ada namun
merupakan jalur consensus/ kesepakatan untuk bertindak maju kedepan.
Kemudian mungkin harus ditinjau ulang beberapa kali. Hal ini dapat
didekati pada tahap proses apapun dan mungkin sulit untuk menentukan
apakah tingkat keberhasilan yang telah dicapai cukup untuk mengikuti
perubahan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai