Disusun oleh:
Nama : Faza Candikya Dhanadi (1744390011)
Program Studi : Sistem Informasi (S-1)
Mata Kuliah : Sistem Penunjang Keputusan
Jadwal : Kamis (12:50 – 15:20)
1. Menunjukkan proses pemodelan tidak pernah berakhir, selalu memberi celah untuk
membangkitkan asumsi, termasuk ke dalam karakteristik
d. Mekanisme transparansi
e. Siklus Model
b. Relevansi (relevance)
c. Keakuratan (accuracy)
d. Elaborasi
c. Relevansi (relevance)
d. Keakuratan (accuracy)
a. Model Fisik
b. Model Dinamis
c. Model Matematika
d. Model Statis
e. Semua Benar
5. Menentukan ruang lingkup sistem & tujuannya, termasuk kedalam
fase:
a. Penentuan Masalah
b. Pengembangan Model
c. Pengambilan Keputusan
d. Mekanisme Transparansi
e. Generalisasi
SOAL ESSAY
JAWABAN
Pilihan Ganda:
2. d. Elaborasi
4. e. Semua Benar
5. b. Pengembangan Model
Essay:
1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) (Inggris: decision support systems disingkat DSS) Merupakan
sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan, baik kemampuan memecahkan masalah maupun
mengkomunikasikan untuk masalah semi terstruktur Sistem Pendukung Keputusan merupakan
pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi Manajemen Terkomputerisasi (Computerized
Management Information System).
Sudirman dan Widjjani (1996), mengemukakan ciri-ciri Sistem Pendukung Keputusan yang dikemukakan
oleh Alters Keen, sebagai berikut:
2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki 6 karakteristik antara lain sebagai berikut :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan yang menitik beratkan pada manajemen dengan
persepsi.
2. Adanya interface manusia atau mesin dimana manusia sebagai user tetap memegang kontrol
proses pengambilan keputusan.
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tahap manajemen.
Masing-masing block menggambarkan satu bagian system yang bergantung pada beberapa atau
sedikitnya satu variable input, dan yang berubah menjadi variable output;
Maka system secara keseluruhan, dapat digambarkan dalam terminology keterkaitan antar blok-2;
2. Relevansi (relevance);
Prinsip relevansi merupakan sifat yang melekat dalam model karena model harus menggambarkan
keadaan yang diamati;
Dengan demikian, model hanya akan mencakup aspek-2 yang relevan dengan sasaran-2 dan sudut
pandang yang telah ditetapkan;
3. Keakuratan (accuracy);
Keakuratan bergantung pada tingkat kebutuhan penggunaan model terhadap persoalan yang diamati
atau ketelitian yang diinginkan;
Tingkat agregasi perlu dipertimbangkan sesuai dengan tingkat kecukupan atau kepuasan minimal yang
harus didapat dengan memakai model.
1. Model Fisik
Model ini didasarkan pada beberapa analogi antara sistem-sistem seperti mesin dgn listrik, atau
2. Model Matematika
merepresentasikan sistem
3. Model Statis
Model dalam kategori statis, baik fisik atau matematika, memiliki nilai atribut yg berbeda dalam
keadaan seimbang.
4. Model Dinamis
Merupakan kebalikan dari model statis, model dinamis menunjukkan perubahan setiap saat
akibat aktivitas-aktivitasnya
5. Model Analitis
Model yg penyelesaiannya dilakukan dengan teknik analitis, dgn menggunakan deduksi teori-teori
matematika
6. Model Numerik
7. Model Simulasi
Penyelesaian dgn model ini dilakukan jika keadaan tidak memungkinkan untuk menggunakan cara
analitik. Jika model matematika ini bersifat dinamis, penghitungan ini biasanya dilakukan dgn
• Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang
akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.
• Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi
akan dipilih untuk pengembangan.
• Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung pengembangan
sistem.
• faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari
sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan.
Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima
prioritas yang tertinggi.
• Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait
dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan,
prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk
solusi yang berpotensi.
• Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
• Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan
memulai fase analisis sistem.
• Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan
suatu sistem baru.
• Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon
pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan
menentukan kebutuhan pemakai.
• Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase
ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
• Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-
penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap untuk memulai fase
perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan
analisis tambahan sampai semua peserta setuju.
• Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan
dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi
• Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram
komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat
• Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan
mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang
tidak dilakukan oleh komputer
• Harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem
informasi yang meliputi data dan informasi,simponan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-
orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern.
4. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh
sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari
laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi
sistem.
Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan secara konseptual.
Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout)
dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output
direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format input
baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi
output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam model
dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi.
Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem
yang sedang dikembangkan.
• Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
• Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu dalam bentuk Gantt
Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan penjadwalan proyek dan teknik
manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan
implementasi sistem, − Instalasi peralatan yang digunakan.
6. Secara umum memiliki dua tahapan proses yg tidak perlu berurutan dilakukan :
2. Pengumpulan Data