Anda di halaman 1dari 57

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL

Dosen Pengajar : Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc

Disusun Oleh :
Eko Aji Putranto
H251180361

PROGRAM PASCASARJANA ILMU MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................... 2

TUGAS 1 LATIHAN SOAL BUKU : SISTEM PENDUKUNG


PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN SISTEM PAKAR

LATIHAN SOAL BAB I HAL 26-27 ...................................... 3


LATIHAN SOAL BAB III HAL 94-95 ................................... 5
LATIHAN SOAL BAB IV HAL 131-133 ............................... 13

TUGAS 2 PERHITUNGAN ANALYTICAL HIERARCHY


PROCESS (AHP) PADA CONTOH SKRIPSI/TESIS ....... 32

TUGAS 3 PENGAMBILAN KEPUTUSAN


METODE BAYES, MPE DAN CPI ..................................... 52

TUGAS 4 PERHITUNGAN AHP FUZZY .......................... 56

2
LATIHAN SOAL BAB I HAL 26-27

D1. Pilihan jawaban yang paling tepat

1. Filosofi sistem mencakup tiga substansi utama, yaitu :


Jawaban : C. Pencapaian tujuan, holistik, dan efektif

2. Tahapan dalam kajian yang menggunakan pendekatan sistem adalah :


Jawaban : A. Identifikasi dan analisis kebutuhan, perumusan tujuan, formulasi
permasalahan, identifikasi sistem dan pemodelan untuk perumusan alternatif solusi.

3. Berdasarkan kejelasan komponen input, proses, output dan lingkup bahasanya, terdapat
empat tipe sistem, yaitu :
Jawaban : C. Sistem analisis, sistem sinesis, sistem desain dan sistem control

4. Pengambilan keputusan dapat dikelompokkan dalam dua cara, yaitu pengambilan


keputusan secara rasional (normatif) dan pengambilan keputusan secara intuisi. Pembeda
antara kedua tipe pengambilan keputusan tersebut utamanya adalah :
Jawaban : C. Kedua tipe pengambilan keputusan memperhatikan aspek ketidakpastian.
Keputusan rasional didasarkan pada pertimbangan logis dan terukur dalam
merumuskan keputusannya, sedangkan keputusan intuitif lebih didasarkan pada intuisi
pengambil keputusan sehingga sulit untuk ditelusuri.

5. Yang membedakan sistem sistesis dan sistem desain adalah :


Jawaban : B. Input dan target outputnya sudah jelas, sedangkan prosesnya harus
dirancang untuk mencapai target output dengan memperhatikan variasi dari input.

D.2 Jawablah dengan singkat

1. Sebutkan komponen yang menyusun definisi sistem?


Jawaban :
Tujuan dan Sub Tujuan, Elemen, Interaksi

2. Sebutkan empat jenjang dalam pengambilan keputusan manajerial:


Jawaban :
a) Direktif, merupakan jenjang pengambilan keputusan yang bersifat arahan strategis
yang kadang bersifat intuitif
b) Strategis, merupakan jenjang pengambilan keputusan yang tidak dapat diprogram
karena preferensi pengambil keputusan perlu masuk secara utuh
c) Taktis merupakan jenjang pengambilan keputusan yang dapat dibuatkan program
dengan masukan preferensi pengambil keputusan serta hasil analisa data dan fakta
d) Operasional, merupakan jenjang pengambilan keputusan yang dapat dibuatkan
program karena memiliki standar prosedur yang dijalankan secara berulang

3. Sebutkan ciri khas dari keputusan yang bersifat strategis?


Jawaban :
Keputusan yang bersifat strategis merupakan keputusan yang memiliki:

3
Jangka waktu yang panjang, Mirip dengan keputusan yang bersifat direktif, Dinamis,
Mempengaruhi faktor-faktor dengan kepastian yang sangat rendah, Memiliki sifat tidak dapat
diberikan program karena preferensi pengambil keputusan perlu masuk secara utuh.

4. Definisikan dan sebutkan komponen utama Sistem Pengambilan Keputusan


Jawaban :
Secara umum, SPK terdiri atas tiga komponen, yaitu:
a) Manajemen Data. Tcrmasuk di dalamnya adalah database yang berisi data data yang
berhubungan dengan sistcm yang diolah menggunakan perangkat lunak yang disebut
sistem manajemen basis data.
b) Manajemen Model. Yaitu paket perangkat lunak yang terdiri atas model finansial,
statistikal, ilmu manajcmen, atau model kuantitatif lain yang menyediakan
kemampuan sistem analisis.
c) Subsistem dialog. Yaitu subsistem yang menghubungkan pengguna dengan perintah
perintah dalam SPK.

5. Definisikan dan uraikan komponen utama Sistem Pakar


Jawaban :
Dalam sistem pakar ada 4 komponen utama yaitu
a) Basis Pengetahuan (Knowledge Base) : Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu
sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar.
b) Mesin Inferensi (Inference Engine) : Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem
pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu
kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia.
c) Basis Data (Data Base) : Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana
fakta fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam
sistem.
d) Antarmuka Pemakai (User Interface) : Fasilitas ini digunakan sebagai perantara
komunikasi antara pemakai dengan komputer.

6. Menurut saudara, pada kondisi yang bagaimana, Sistem Pengambilan Keputusan


dapat secara efektif dan efisien diterapkan?
Jawaban :
Ada beberapa kondisi pendekatan Sistem Pengambilan Keputusan akan sesuai, yaitu:
Organisasi memiliki standar prosedur operasional yang jelas sehingga dapat ditelaah
kebutuhan fungsional dan non fungsionalnya., Standar prosedur operasional dapat
memberikan alur dan urutan-urutan penyelesaian permasalahan serta mengatur tata cara
penyelesaian permasalahan sehingga dapat dilakukan break down yang dapat diadopsi
menjadi behavior sistem, Kemudian standar prosedur operasional menyebutkan terlibatnya
dokumen-dokumen yang mempermudah tracking permasalahan didukung dengan pengkajian
terhadap dokumen-dokumen tersebut, sehingga outputnya dapat diadopsi menjadi rancangan
user interface yang sesuai dengan keseharian user, sehingga user tidak membutuhkan waktu
yang lama untuk mengerti cara kerja kesisteman. Selanjutnya sistem diuji dan dinilai
kualitasnya.

7. Menurut saudara, pada kondisi yang bagaimana, Sistem Pakar dapat secara efektif
dan efisien diterapkan?
Jawaban :
4
Menurut saya berjalan atau tidaknya sebuah Sistem Pakar mencapai sukses mungkin
ditentukan oleh sifat alami alat penghubung pemakainya. Ini adalah bagian dari Sistem Pakar
yang saling berhubungan dengan pemakai. Bahkan Sistem Pakar yang paling kuat tidak akan
diterapkan jika sistem itu memerlukan terlalu banyak usaha pada pihak pemakai. Oleh sebab
itu, penting untuk membuat komputer semudah mungkin untuk dipakai oleh pemakai ketika
beroperasi. Hampir semua perangkat lunak pengembangan modern menawarkan kapasitas
yang saling berhubungan antara sistem grafik dan teks.
Sistem pakar akan menjadi layaknya seorang pakar di dalam bidang tertentu sesuai
kebutuhan manusia. Sistem pakar juga merupakan perkembangan dunia teknologi mutakhir,
yang membuat manusia/pengguna mendapatkan informasi dan panduan pada saat yang
diperlukan, selain juga dapat menghemat biaya.

LATIHAN SOAL BAB III HAL 94-95

D1 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas

1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan


Uraikan ciri khas dan perbedaan serta persamaannya dengan sistem pakar !
Jawaban :
Sistem pendukung pengambilan keputusan adalah bagian dari sistem informasi
berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Persamaan sistem pakar dengan sistem pendukung pengambilan keputusan adalah
sama-sama menjalankan fungsi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan setiap
aktifitas yang ada pada suatu perusahaan.
Perbedaan sistem pakar dengan sistem pendukung pengambilan keputusan

5
2. Sistem pendukung dan dan pengambilan keputusan merupakan sistem yang
kompleks dengan berbagai komponennya.
a. Sebutkan komponen apa saja sistem pendukung pengambilan keputusan
b. Uraikan definisi singkat masing-masing komponennya kemudian gambarkan
struktur sistem pengambilan keputusan!
Jawaban :
Komponen‐komponen Sistem Pendukung Keputusan:
a. Data Management System : Segala aktivitas yang berhubungan dengan pengambilan,
penyimpanan dan pengaturan data- data yang relevan dengan konteks keputusan yang
akan diambil.
b. Model Management System : Sistem ini menampilkan aktivitas pengambilan,
penyimpanan dan pengaturan data dengan berbagai model kuantitatif, yang
menyediakan kemampuan analitis untuk SPK.
c. Knowledge Base : Aktivitas yang berkaitan dengan pengenalan masalah, dan
menghasilkan solusi final maupun sementara,
d. User Interface : Adalah jalur penghubung antara sistem dengan user, sehingga
komponen‐ komponen sistem SPK dapat diakses dan dimanipulasi dengan mudah oleh
user untuk memberikan dukungan pada pengambilan keputusan.
e. User(s)
Desain, implementasi dan pemanfaatan SPK tidak akan efektif jika tidak disertai peran
pengguna.

3. Sebutkan tahapan pengembangan sistem pendukung pengambilan keputusan


kemudian uraikan masing-masing tahap tersebut!
Jawaban :
Tahapan dalam pengembangan sistem pendukung keputusan :
a. Perencanaan. Tujuan utama dari tahap perencanaan adalah untuk memahami
kebutuhan dan kesempatan, kadang-kadang ditandai byweak sinyal, dan
menerjemahkan mereka ke dalam proyek dan kemudian menjadi DSS sukses.
b. Analisis. Pada tahap analisis, perlu untuk mendefinisikan secara rinci fungsi DSS
untuk dikembangkan, dengan lebih mengembangkan dan menguraikan awal
kesimpulan yang dicapai selama studi kelayakan.
c. Desain. Seluruh arsitektur sistem karena itu didefinisikan, melalui identifikasi
platform teknologi perangkat keras, struktur jaringan, perangkat lunak alat untuk
mengembangkan aplikasi dan database khusus untuk digunakan.
6
d. Implementasi. Setelah spesifikasi yang telah ditetapkan, sekarang saatnya untuk
implementasi, pengujian, dan instalasi yang sebenarnya, ketika DSS tersebut
diluncurkan dan disuruh bekerja.

4. Pilih salah satu contoh penerapan sistem pendukung pengambilan keputusan pada
kasus tertentu!
a. Gambarkan strukturnya!
b. Uraikan apa saja komponen dasar datanya dan bagaimana mengembangkannya!
c. Uraikan apa saja komponen dasar modelnya dan bagaimana
mengembangkannya!
d. Uraikan bagaimana manajemen dialog DSS tersebut dikembangkan!
Jawaban :
Konsep implementasi DSS di dunia kerja yang kali ini diambil adalah penerapan
Business Intelligence dalam pengumpulan data serta presentasi data dalam suatu bentuk
Dashboard. Bidang industri perusahaan yang dijadikan contoh adalah maskapai penerbangan
atau airline industry.
Teknologi aplikasi yang digunakan adalah system aplikasi berbasis web dan dapat
diakses pada suatu URL tertentu dari PC/laptop/tablet milik pengguna dengan kapasitas
minimum, kapan saja dan dimana saja pengguna berada. Metodologi, proses serta perangkat
pelaporan Business Intelligence atau BI adalah komponen kunci yang memberikan analisa
data, pelaporan dan monitoring yang kaya kepada pengguna sistem.
Secara garis besar, proses yang terjadi kurang lebih adalah seperti digambarkan dalam
diagram dibawah ini, dimana;
1. System akan mengumpulkan semua data baik data master dan juga data transaksi dari
setiap aplikasi yang digunakan semua departemen dalam perusahaan, untuk kemudian
dilakukan analisis What-if tergantung dari laporan apa yang diinginkan oleh pihak
manajemen.
2. Hasil analisis tersebut akan menentukan keputusan apa yang harus diambil oleh
manajemen.
3. Terlihat dibawah, berbagai departemen yang mengaksesnya antara lain Personalia
(Human Resource/HRD), Keuangan (Accounting), Produksi/Operasional,
Pemasaran/Marketing, Distribusi/Pengiriman, serta divisi lain, yang semuanya berada
dibawah manajemen perusahaan.

Sebelumnya, perlu diingat bahwa aplikasi dashboard juga memiliki beragam kategori
per divisi, dimana setiap divisi/departemen dalam suatu perusahaan biasanya menggunakan
jenis data yang berbeda, serta mengakses data dalam cara yang berbeda pula. Laporan dan

7
hasil analisis yang diperlukan juga otomatis berbeda, begitu pula bentuk pelaporan yang
diperlukan tiap-tiap divisi tersebut, sebagaimana digambarkan dalam diagram dibawah.

Pembagian Kategori Dashboard Berdasarkan Penitikberatan Pengambilan Informasi Perusahaan

Manfaat Penggunaan Aplikasi Terapan DSS/Decision Support System dalam Bentuk


Business Intelligence Dashboard :
1. Mempermudah dilakukannya analisa terhadap data master dan juga data transaksi
perusahaan untuk kemudian menghasilkan berbagai laporan yang akan mendukung
proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen perusahaan.
2. Memberikan tampilan yang lebih enak dilihat dan lebih professional yang disesuaikan
dengan kultur serta bidang bisnis perusahaan yang menggunakan aplikasi ini.
3. Memberikan informasi terkini terhadap pergerakan angka-angka dalam perusahaan,
atau bahkan bersifat real-time. Contohnya dalam hal ini; adalah pergerakan angka
penjualan tiket pesawat setiap harinya, atau pergerakan angka kedatangan dan
keberangkatan pesawat dari seluruh bandara di Indonesia (hasil kegiatan operasional
perusahaan)

8
Elemen-elemen yang ditampilkan antara lain:
1. Grafik keseluruhan angka penjualan tiket yang dihasilkan tim Sales setiap harinya
dimana manajemen dapat meilhat pergerakan terakhir yang terjadi satu jam sebelum
pengaksesan dashboard.
2. Grafik keseluruhan angka penjualan tiket yang dihasilkan pada satu hari sebelum
pengaksesan dashboard (H-1)
3. Grafik keseluruhan angka penjualan secara mingguan (pergerakan mingguan).
4. Grafik keseluruhan angka penjualan secara bulanan (pergerakan bulanan).
5. Grafik keseluruhan angka penjualan secara tahunan (pergerakan tahunan).
6. Grafik penjualan per staff sales untuk mengukur kinerja masing-masing personel.
7. Grafik pembelian dari setiap klien yang kategorinya adalah:
a. Pembelian per klien Travel Agent
b. Pembelian per perusahaan
c. Pembelian per wilayah kota penjualan di Indonesia; semua kota yang memiliki
bandara (missal Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lainnya).

5. Sistem pendukung pengambilan keputusan akan lebih cepat dikembangkan dengan


alat bantu yang sudah tersedia
a. Sebutkan alat bantu pengembangan sistem pendukung pengambilan keputusan
secara umum!
b. Sebutkan alat bantu pengembangan basis data!
c. Sebutkan alat bantu pengembangan basis model!
Jawaban :
a. Platform pengembangan SPK terdiri dari:
Bagan Alir (Flowchart), Data Flow Diagram (DFD), Hierarchy Plus Input Process
Output(HIPO), Entity Relationship Diagram (ERD), Kamus Data, Site Map, Unified
Modelling Language (UML).
b, Alat bantu pengembangan basis data merupakan teknik yang digunakan untuk
mempermudah atau mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan proyek.
Beberapa metode : Studi kelayakan (feasibility study), Analisis biaya manfaat (cost benefit
analysis), Beberapa tools :
 PERT (Program Evaluation and Review Technique) : Digunakan untuk penjadwalan
dan pengawasan pekerjaan yang kompleks dan mempunyai sifat peka waktu, dan
belum diketahui waktunya secara pasti.
 CPM (Critical Path Method) : Digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan tugas-
tugas dalam proyek yang telah ditentukan waktunya, dengan cara menambah atau
mengurangi sumber-sumber yang diperlukan dan tersedia untuk menyelesaikan proyek
 EasyCase : Digunakan sebagai alat bantu pada tahap perancangan basis data
 S-Designor : Digunakan sebagai alat bantu pada tahap perancangan basis data
c. Alat bantu pengembangan basis model antara lain :
General-purpose programming language, Fourth-generation language (4GL), OLAP
with a data warehouse or large database, DSS integrated development tool (generator,
engine), Domain-specific DSS generator, Use the CASE methodology, Integrate several of
the above

6. Cari salah satu artikel tentang sistem pendukung pengambilan keputusan dari jurnal
internasional dan kemudian bahas dan kritisi artikel tersebut!

9
Jawaban :
Judul Jurnal : A Fuzzy Multi-Criteria Decision Model for International Tourist Hotels
Location Selection
Penulis : Chou Tsung-Yu, Hsu Chia-Lun, Chen Mei-Chyi
Nama Jurnal : International Journal of Hospitality Management Vol. 27 Hal: 293-301 Tahun
2008
Metode penelitian yang digunakan antara lain studi literatur mengenai hotel pariwisata
dan teori lokasi terkait untuk menentukan faktor-faktor dan kriteria dalam penentuan lokasi.
Kemudian faktor-faktor dan kriteria yang diuji dan dilakukan pembobotan dengan metode
analisis Fuzzy Analytic Hierarchy Process.
Tahapan pemilihan lokasi yang dilakukan melaui studi literatur dan metode analisis
Fuzzy Multi-Criteria Decision Model dijelaskan dalam diagram berikut ini :

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan struktur hierarki dari kriteria.
Sistem penentuan struktur hierarki dari kriteria diadopsi untuk menentukan lokasi hotel
pariwisata internasional.
Langkah kedua adalah melakukan pembobotan terhadap kriteria untuk setiap level
menggunakan konsep Kahraman dkk., kemudian menggunakan metode dari Buckley (1985)
untuk menggunakan metode rata-rata geometrik untuk mengkalkulasi bobot fuzzy dari setiap
matriks fuzzy.
Langkah ketiga adalah melakukan tabulasi data atas peringkat evaluasi dari alternative
lokasi versus kriteria menggunakan fuzzy number.
Langkah keempat adalah menghitung nilai ideal dan anti-ideal dari alternatif lokasi
versus kriteria, langkah ini dilakukan untuk menilai apakah performa dari setiap kriteria itu
baik atau tidak.
Langkah selanjutnya adalah menentukan jarak antara alternatif lokasi dengan solusi
ideal serta anti-ideal, dan langkah terakhir adalah menentukan indeks terdekat dari koefisien
alternative lokasi dan dan kemudian koefisien itu digunakan untuk memilih alternatif lokasi
terbaik.
Setelah dilakukan berbagai proses analisa, diperoleh nilai akhir koefisien alternative
lokasi, dimana alternatif yang memiliki nilai koefisien paling besar adalah alternatif 1,
sehingga alternatif lokasi yang paling cocok untuk membangun sebuah hotel pariwisata
internasional adalah di pusat distrik Taichung.
Table 1 Hasil Akhir Koefisien Alternatif Lokasi

10
Setelah melaui metode analisis, maka dipilihlah lokasi untuk pembangunan hotel baru
di dalam kawasan Central Business District Taichung. Daerah yang dipilih dekat dengan
National Museum of Natural Science, National Taiwan Museum of Fine Arts, dan Botanical
Garden. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria yang ditentukan, yaitu dekat dengan spot-spot
pariwisata. Selain itu, karena letaknya berada di pusat kawasan bisnis, maka keamanan public
juga sudah ideal, hal ini juga telah memenuhi kriteria tentang keamanan publik.
Lokasi ini memerlukan 50 menit untuk menuju ke bandara terdekat dan 25 menit
menuju ke stasiun kereta api dan jalan utama. Meski waktu tempuh yang diperlukan untuk
menuju ke bandara lebih lama dari alternatif lokasi yang lain, namun waktu tempuh menuju
stasiun dan jalan utama relatif sama dengan alternatif lokasi yang lain.
Lahan di sekitar lokasi terpilih sudah hampir terbangun semuanya, serta terdapat lima
kompetitor di sekitar lokasi terpilih. Kriteria adanya kompetitor menunjukkan bahwa pasar di
daerah tersebut sudah tinggi, sehingga nanti ada kaitannya dengan menarik konsumen.
Dalam menentukan lokasi hotel pariwisata internasional di Taiwan, digunakan
beberapa variabel dari beberapa perspektif sebagai faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan. Menurut metode analisis dalam pembobotan faktor-faktor dan
kriteria yang akan dipertimbangkan diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling dominan
dalam mempengaruhi penentuan lokasi adalah pengembangan internal, dan kriteria yang
paling menentukan adalah keamanan publik, kemudahan dalam mencapai spot-spot
pariwisata, serta akulturasi dengan budaya lokal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penentuan lokasi hotel antara lain:
1. Lingkungan sekitar, dengan kriteria kedekatan dengan fasilitas public, jarak dengan
kompetitor yang ada saat ini, serta keamanan publik.
2. Fasilitas rekreasi, dengan kriteria karakteristik sumber daya alam yang ada (yang
bisa digunakan sebagai sarana rekreasi seperti danau, dsb), serta dekat dengan fasilitas
peristirahatan.
3. Akses, dengan kriteria jarak antara hotel dengan bandara atau jalan utama, jarak
dengan pusat keramaian kota, jarak dengan spot-spot pariwisata, serta area parkir.
4. Kemudahan, dengan kriteria kemudahan komunikasi dengan bandara atau jalan
utama, luasnya rute lalu lintas, serta kemudahan lalu lintas ke spot-spot pariwisata.
5. Pengembangan internal, meliputi fasilitas rekreasi dalam ruangan, dan keragaman
restoran dalam hotel.
6. Sumber daya manusia, dengan kriteria sumber daya manusia yang cukup, serta
kualitas dari sumber daya manusia
7. Kondisi dalam pelaksanaan meliputi harga lahan serta pembatasan regulasi.
Penerapan teori lokasi pada pemilihan lokasi hotel ini sudah sesuai. Berikut adalah
penjabarannya menurut setiap teori lokasi yang digunakan.
1. Teori Hotelling
Penerapan teori hotelling dalam pemilihan lokasi hotel ini terletak pada
kecenderungan pemilihan hotel ditinjau dari ada tidaknya kompetitor di lokasi terpilih. Ketika
ada lebih dari satu kompetitor yang ada, maka itu mengindikasikan bahwa daerah itu memiliki
pasar yang besar, sehingga akan menguntungkan dalam menarik jumlah konsumen hotel.
2. Teori Alonso

11
Penerapan teori Alonso dalam pemilihan lokasi hotel ini terletak pada pemilihan
lokasi di pusat Taichung business district. Selain itu, faktor akses dan kemudahan dalam
menjangkau spot-spot pariwisata di sekitarnya juga merupakan penerapan dari teori Alonso,
karena dengan mudahnya akses, maka hotel tersebut akan mendapatkan keuntungan.
Jurnal ini sudah memaparkan secara detil tentang tahapan-tahapan yang digunakan
dalam memilih lokasi hotel. Landasan teori tentang perhotelan pariwisata yang digunakan
sudah cukup detil, hanya saja tidak menjelaskan teori lokasi yang digunakan secara spesifik.
Kemudian, dalam jurnal ini tidak dicantumkan saran untuk penelitian tentang pemilihan
lokasi hotel di kemudian hari. Jika abstrak itu mencakup keseluruhan isi jurnal, maka lain
dengan jurnal ini yang abstraknya hanya sebatas pengenalan, namun tidak mencakup
informasi keseluruhan isi jurnal secara general.
Pelajaran yang bisa diambil dari jurnal ini antara lain :
1. Dalam menentukan lokasi suatu hotel, model pemilihan yang digunakan adalah model
pemilihan multikriteria.
2. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi hotel pariwisata
internasional antara lain kondisi lingkungan sekitar, fasilitas rekreasi, akses,
kemudahan, pengembangan internal dan eksternal, sumber daya manusia, dan kondisi
saat pelaksanaannya.
3. Dalam penentuan lokasi hotel, perspektif yang paling penting dalam menentukan
faktor dan kriteria adalah karakteristik dari hotel dan manajemen operasionalnya.
4. Faktor yang paling penting dalam penentuan lokasi pabrik adalah faktor
pengembangan internal.
5. Kriteria yang paling penting dalam penentuan lokasi antara lain kemanan publik,
kemudahan lalu lintas dalam menjangkau spot-spot pariwisata, dan akulturasi dengan
budaya lokal.

7. Sistem pakar akan lebih cepat dikembangkan dengan alat bantu yang sudah tersedia.
a. Sebutkan alat bantu pengembangan sistem pakar secara umum!
b. Sebutkan alat bantu pengembangan basis data!
c. Sebutkan alat bantu pengembangan basis model!
Apa alat bantu pengembangan sistem pakar yang paling anda kenal? Uraikan cara
mengoperasikannya!
Jawaban :
a. Ada dua jenis alat pembangun sistem pakar yaitu
 Bahasa pemrogram : Semua bahasa pemrograman komputer dapat digunakan untuk
membuat sebuah program sistem pakar, namun umumnya digunakan bahasa
pemrograman khusus untuk aplikasi-aplikasi kecerdasan buatan, seperti LISP dan
Prolog.
 Shell : Shell adalah sebuah program sistem pakar yang basis pengetahuannya masih
kosong.
b, Alat bantu pengembangan basis data merupakan teknik yang digunakan untuk
mempermudah atau mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan proyek.
Beberapa metode : Studi kelayakan (feasibility study), Analisis biaya manfaat (cost benefit
analysis), Beberapa tools :
 PERT (Program Evaluation and Review Technique), Digunakan untuk penjadwalan
dan pengawasan pekerjaan yang kompleks dan mempunyai sifat peka waktu, dan
belum diketahui waktunya secara pasti

12
 CPM (Critical Path Method) : Digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan tugas-
tugas dalam proyek yang telah ditentukan waktunya, dengan cara menambah atau
mengurangi sumber-sumber yang diperlukan dan tersedia untuk menyelesaikan proyek
 EasyCase : Digunakan sebagai alat bantu pada tahap perancangan basis data
 S-Designor : Digunakan sebagai alat bantu pada tahap perancangan basis data
c. Alat bantu pengembangan basis model antara lain :
General-purpose programming language, Fourth-generation language (4GL), OLAP
with a data warehouse or large database, DSS integrated development tool (generator,
engine), Domain-specific DSS generator, Use the CASE methodology, Integrate several of
the above
Contoh alat bantu pengembangan sistem pakar yang sudah komersial adalah EXSYS
EXSYS dibuat oleh EXSYS Inc, merupakan shell yang dijalankan pada IBM PC dan
kompatibelnya, dengan memori minimum 640 Kbyte. EXSYS menggunakan teknik
representasi Kaidah Produksi. Suatu kaidah tersusun atas premise (IF/JIKA) dan konklusi
*THEN/MAKA).
Sistem pelacakan kaidah ada dua, yang pertama sistem pelacakan yang akan menguji
semua kaidah yang mungkin, dan yang kedua adalah sistem pelacakan yang akan
menghentikan pelacakan bila kaidah yang benar telah ditemukan.
Sistem perhitungan faktor kepastian ada tiga yaitu:
1. Dalam sistem 0 dan 1, nilai 0 untuk pernyataan yang salah dan 1 untuk pernyataan
yang benar. Jika semua kondisi IF bernilai benar, dan ada pilihan pada bagian THEN
maka nilai 0 atau 1 dapat diberikan.
2. Dalam sistem 0 - 10, nilai diberikan dalam bentuk perbandingan dengan nilai
penyebut 10 dan nilai pembilang berkisar antara 0 sampai 10. Nilai 0/10 berati salah
absolut, dan nilai 10/10 berarti benar absolut, sedangkan nilai 1-9 menunjukkan
derajat kepastian.
3. Sistem nilai 0 - 100 merupakan sistem yang paling kompleks. Nilai kombinasi akhir
dapat dihitung dengan tiga cara. Cara pertama adalah nilai rata-rata dan semua nilai-
nilai solusi pada rule yang bernilai benar. Cara kedua dengan mengalikan nilai-nilai
tersebut. Cara ketiga dengan mengalikan sebagai nilai bebas, dengan rumus berikut:
– ((1-a1)*(1-a2)*…*(1-ab)) = b

LATIHAN SOAL BAB IV HAL 131-133

D. Latihan Soal
D.1 Jawab Pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Kriteria dan alernatif merupakan komponen penting dalam pengambilan keputusan.


Uraikan perbedaan kriteria dan alternatif!
Jawaban :
Kriteria Alternatif

13
1. Adalah sebagai patokan sifat atau 1. alternatif adalah satu dari dua atau
karakteristik yang ditetapkan sebagai lebih cara untuk mencapai tujuan atau
alat pembanding bagi karakteristik- akhir yang sama.
karakteristik lainnya. 2. Alternatif tidak harus menjadi
2. Kriteria sebagai patokan titik batas pengganti dekat untuk pilihan pertama
untuk menetapkan suatu keputusan (atau alternatif lain), atau harus
3. Penentuan tingkat kepentingan kriteria memecahkan masalah dengan cara
dilakukan dengan cara wawancara tertentu.
dengan pakar atau melalui kesepakatan 3. Penentuan skor alternatif pada kriteria
curah pendapat. tertentu dilakukan dengan memberi
nilai setiap alternatif berdasarkan nilai
kriterianya

2. Uraikan cara alternatif pada setiap kriteria pada kasus pengambilan keputusan
tertentu!
Jawaban :
Dapat dinilai dengan menggunakan skala penilaian 1 sampai dengan 9

3. Terdapat tiga teknik utama dalam pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja,
yaitu
Bayes, Perbandingan Eksponensial dan Composit Performance Indeks. Deskripsikan
masing-masing teknik tersebut dan berikan persaman dan perbedaannya!
Jawaban :
1. Bayes Merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan analisis dalam
pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif
2. Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode untuk menentukan
urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak, Teknik ini digunakan
sebagai pembantu bagi individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang
bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses
3. Composit performance indeks Merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang
dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i)
berdasarkan beberapa kriteria (j).
Persamaan Bayes, Perbandingan Eksponensial dan Composit Performance Indeks
Pemilihan penggunaan dari ketiga teknik tersebut dalam pengambilan keputusan
adalah berdasarkan karakterisitik setiap kasus yang dihubungkan dengan teknik yang
memiliki ketepatan karakteristik dengan kasus tersebut. Jadi setiap teknik spesifik untuk kasus
tertentu saja.
Perbedaan Bayes, Perbandingan Eksponensial dan Composit Performance Indeks
Satuan Penilaian Skala Penilaian
Teknik Alternatif Alternatif tehadap Skala Penilaian Bobot
tehadap kriteria kriteria
Campuran Rasio
CPI Tidak Seragam (terukur Nyata) dan Campuran skala penilaian
ordinal
Bayes Seragam Rasio (terukur nyata) Desimal (0,0 s/d 1,0) atau nilai mutlaknya
MPE Seragam Ordinal Ordinal (1 s/d 3 sampai 1 s/d 9)

14
4. Apabila persoalan keputusan yang dihadapi dapat dirumuskan pada penilaian
matriks keputusan yang bersifat seragam dan penilaiannya dalam skala ordinal,
sebutkan teknik yang tepat untuk menyelesaikannya dan berikan contoh penerapannya!
Jawaban :
Teknik yang tepat untuk menyelesaikan keputusan seragam dalam skala ordinal adalah
menggunakan teknik perhitungan MPE.
Contoh aplikasi penggunaan prosedur MPE adalah Penilaian terhadap tiga alternatif
produk agroindustri berbasis ubi kayu (Tepung tapioka, Keripik singkong, dan Pakan ternak)
yang akan diprogramkan pada percontohan manajemen rantai pasok didapatkan dari hasil
wawancara dengan pakar dan pengorganisasian pengetahuan dari berbagai buku tentang ubi
kayu. Kriteria yang dipertimbangkan ada tujuh, yaitu potensi pasar, kondisi bahan baku, nilai
tambah produk, daya serap tenaga kerja, teknologi yang sudah dipakai, kondisi sosial budaya,
dan dampak terhadap lingkungan.
Produk yang potensial untuk diinvestasikan tentunya produk yang mempunyai nilai
tinggi untuk setiap kriteria. Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala
penilaian 1-9, seperti terlihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Penilaian alternatif produk agroindustri potensial
Nilai Alternatif Produk
Kriteria Bobot
Tepung Keripik Pakan
No
tapioka singkong ternak
1 Potensi pasar 9 8 6 6
2 Kondisi bahan baku 8 8 6 8
3 Nilai tambah produk 6 6 4 5
4 Daya Serap tenaga kerja 7 8 6 6
5 Teknologi yang sudah dipakai 5 8 6 6
6 Kondisi sosial budaya 7 8 8 8
7 Dampak terhadap lingkungan 5 6 8 6
Setelah dihitung menggunakan teknik MPE maka akan terlihat urutan atau prioritas
produk agroindustri yang potensial untuk diinvestasikan, seperti pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Hasil pehitungan dengan MPE


Prioritas Alternatif terpilih Nilai MPE
Produk potensial 1 Tepung tapioka 155.267.448

Produk potensial 2 Pakan ternak 29.263.177

Produk potensial 3 Keripik singkong 14.179.040

Nilai MPE tersebut didapat dari hasil perhitungan sebagai berikut : Alternatif 1 (Tepung
Tapioka) :
= (8)9 + (8)8 + (6)6 + (8)7 + (8)5 + (8)7 + (6)5 = 155.267.448
Alternatif 2 (Keripik Singkong) :
= (6)9 + (6)8 + (4)6 + (6)7 + (6)5 + (8)7 + (8)5 = 14.179.040
Alternatif 3 (Pakan Ternak)
= (6)9 + (8)8 + (5)6 + (6)7 + (6)5 + (8)7 + (6)5 = 29.263.177

15
Dari Tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa produk agroindustri yang paling potensial
untuk diinvestasikan adalah tepung tapioka, dengan nilai 155.276.448. Pakan ternak
menempati urutan kedua sebagai produk agroindustri yang juga potensial untuk
diinvestasikan, diikuti dengan keripik singkong yang menempati uturan ke tiga.

5. Apabila persoalan keputusan yang dihadapi dapat dirumuskan pada penilaian


matriks keputusan yang bersifat seragam dan penilaiannya dalam skala terukur nyata,
sebutkan teknik yang tepat untuk menyelesaikannya dan berikan contoh penerapannya!
Jawaban :
Teknik yang tepat untuk menyelesaikan keputusan seragam dalam skala terukur nyata
adalah menggunakan teknik perhitungan Bayes.
Contoh aplikasi penggunaan prosedur Bayes adalah dalam pemilihan pemasok suatu
bahan utama untuk membuat produk baru suatu industri dalam suatu system rantai pasok.
Prosedur Bayes digunakan untuk menentukan rekapitulasi hasil penilaian kinerja pemasok.
Tingkat kepentingan indikator ini merupakan informasi awal yang bersifat subyektif.
Tabel 5.3. menunjukkan penilaian alternatif keputusan pemilihan pemasok yang sesuai
dengan Teknik Bayes. Terdapat 3 alternatif yang dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok
yaitu: pemasok A, B, dan C dengan tiga kriteria yaitu: Ketepatan waktu, kontinuitas dan
ketepatan kuantitas. Ketepatan ini diukur berdasarkan rasio antara capaian dengan target.

Tabel 5.3. Matrik keputusan penilaian pemasok yang sesuai dengan Teknik Bayes
Kriteria
Alternatif Tepat Tepat Nilai Alternatif Peringkat
Kontinyuitas
Waktu Jumlah
1. Pemasok A 0,8 0,6 0,6 3,7 2
2. Pemasok B 0,8 0,9 0,7 3,8 1
3. Pemasok C 0,8 0,7 0,8 3,6 3

Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3

Penilaian alternatif pada masing-masing kriteria menggunakan skala rasio capaian


dengan target mingguan dari 0.0 (tidak ada capaian sama sekali)- 1.0 (tercapai sepenuhnya)
untuk kriteria tepat waktu, kontinyuitas dan tepat jumlah. Dengan menggunakan perumusan
Bayes, diperoleh nilai alternatif 1,2, dan 3 masing-masing 0,66; 0,81; dan 0,76. Nilai-nilai
tersebut diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut :
Alternatif 1 : Pemasok A
0,3(0,8) + 0,4(0,6) + 0,3(0,6) = 0,66
Alternatif 2 : Pemasok B
0,3(0,8) + 0,4(0,9) + 0,3(0,7) = 0,81
Alternatif 3 : Pemasok C
0,3(0,8) + 0,4(0,7) + 0,3(0,8) = 0,76
Sehingga didapat alternatif yang terurut dari yang terbaik adalah alternative 2, 1, dan 3.

6. Sebuah perusahaan ingin mengembangkan produk baru berbasis kelapa sawit.


Terdapat tiga alternatif produk yaitu CPO, minyak goreng dan biodiesel. Empat
16
kriteria yang dipertimbangkan untuk memilih produk terbaik adalah IRR, pasar,
prospek bisnis, dan risiko. IRR dihitung dari analisis finansial dalam satuan persen,
sedangkan pasar, prospek bisnis dan resiko dievaluasi menggunakan skala ordinal (l =
sangat rendah; 5 = Sangat tinggi). Bobot kriteria pasar, IRR, prospek bisnis dan risko
berturut-turut adalah 0,2; 0,3; 0, l dan 0,4. Penilaian CPO pada kriteria pasar, IRR,
prospek bisnis dan risiko berurut-turut adalah 5; 20; 4 dan 3. Penilalan minyak goreng
pada kriteria pasar, IRR, prospek bisnis dan berturut-turut adalah 4; 25; 3 dan 4.
Penilaian biodiesel pada kriteria pasar, IRR, prospek bisnis, dan risiko bertarung-turut
adalah 4; 20; 5; dan 5.
a. Apakah teknik yang paling tepat untuk diambil keputuan dari masalah tersebut?
Justifikasi pilihan Anda tersebut!
b. Selesaikan persoalan tersebut dengan metode yang paling tepat!
Diketahui:
a. Ada 3 alternatif produk kelapa sawit, yaitu: CPO, Minyak Goreng dan Biodiesel
 Terdapat 4 kriteria yaitu pasar, IRR, prospek bisnis, dan resiko dengan bobot masing-
masing 0,4; 0,3; 0,1; dan 0.2
 Evaluasi CPO berdasar kriteria yaitu 5, 20, 4, dan 3; Evaluasi minyak goreng berdasar
kriteria yaitu 4,25,3,4 sedangkan evaluasi Biodiesel adalah 4,20,5,4.

b. Apa metode yang paling tepat untuk pengambilan keputusan dari masalah di atas?
 Metode yang paling tepat adalah menggunakan Teknik Perbandingan Indeks Kinerja
 Berikut hasil penyelesaian dengan Teknik Perbandingan Indeks Kinerja
Tabel Matriks awal penilaian alternatif pemilihan industri yang paling layak
Kriteria
Alternatif
Pasar IRR (%) Prospek Bisnis Resiko
CPO 5 20 4 3
Minyak Goreng 4 25 3 4
Biodiesel 4 20 5 4
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2

Tabel Matriks hasil transformasi melalui teknik perbandingan indeks kinerja


Kriteria
Nilai
Alternatif IRR Prospek Peringkat
Alternatif
Pasar (%) Bisnis Resiko
CPO 125 100 133,33 100 113,33 1
Minyak Goreng 100 125 100 75 102,5 2
Biodiesel 100 100 166,67 75 101,67 3
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2
Keterangan:
Transformasi Nilai Pasar: Transformasi Nilai IRR:
CPO = (5/4) x 100 = 125 CPO = (20/20) x 100 = 100
Minyak Goreng= (4/4) x 100 = 100 Minyak Goreng = (25/20) x100 = 125
Biodiesel = (4/4) x 100 = 100 Biodiesel = (20/20) x 100 = 100
Transformasi Nilai Prospek Bisnis: Transformasi Nilai Resiko:
CPO = (4/3) x 100 = 133,33 CPO = (3/3) x 100 = 100
Minyak Goreng= (3/3) x 100 = 100 Minyak Goreng = (3/4) x 100 = 75
17
Biodiesel = (5/3) x 100 = 166,67 Biodiesel = (3/4) x 100 = 75

Nilai Alternatif
CPO = (125 x 0,4) + (100 x 0,3) + (133,33 x 0,1) + (100 x 0,2) = 113,33
Minyak Goreng = (100 x 0,4) + (125 x 0,3) + (100 x 0,1) + (75 x 0,2) = 102,5
Biodiesel= (100 x 0,4) + (100 x 0,3) + (166,67 x 0,1) + (75 x 0,2) = 101,67
Pada tabel matriks hasil transformasi melalui teknik CPI menunjukkan bahwa nilai
alternatif 1, 2 dan 3 masing-masing adalah 113,33; 102,5; dan 101,67. Dengan demikian
alternatif 1 yaitu industri CPO sebagai peringkat 1 disusul oleh industri Minyak Goreng dan
kemudian Biodiesel.

7. Uraikan cara penilaian alternatif maupun kriteria pada AHP!


Jawaban :
Penilaian setiap level hierarki dinilai melalui perbandingan berpasangan dengan
menggunakan skala 1-9. Perbandingan berpasangan ini dilakukan dalam sebuah matriks.
Penentuan prioritas untuk setiap level hierarki perlu dilakukan perbandingan berpasangan
untuk menentukan prioritas. Sepasang elemen dibandingkan berdasarkan kriteria tertentu dan
menimbang intensitas preferensi antar elemen. Hubungan antar elemen dari setiap tingkatan
hierarki ditetapkan dengan membandingkan elemen tersebut dalam pasangan. Hubungannya
menggambarkan pengaruh relatif elemen pada tingkat hierarki terhadap setiap elemen pada
tingkat yang lebih tinggi.

8. Rumuskan jumlah elemen yang perlu dinilai oleh expert pada setiap matriks
perbandingan n-alternatif atau faktor pada AHP!
Jawaban :
Nilai Keterangan
1 Sama penting
3 Sedikit lebih penting
5 Jelas lebih penting
7 Sangat nyata lebih penting
9 Mutlak lebih penting
2,4,6,8 Nilai-nilai antara/ nilai tengah dua nilai pertimbangan yang berdekatan

9. Uraikan kekurangan dan kelebihan kajian dengan AHP! Dengan metode lain sejenis
yang anda kenal!
Jawaban :
Metode decision making dengan menggunakan metode AHP dan Fuzzy untuk
menyelesaikan masalah multi criteria decision making (MCDM). Pemilihan metode AHP
dilakukan beberapa faktor yang mendukung keunggulan metode ini. Faktor pertama adalah
keumuman penggunaan metode AHP yang memang sudah banyak diterapkan dan sukses
memecahkan berbagai problem pengambilan keputusan. Selain itu faktor yang lain adalah
melalui AHP ini ditawarkan sebuah perspektif preskriptif dimana pengambil keputusan dapat
melakukan apa yang sebaiknya dan dapat dilakukan dalam membuat keputusan. Selain itu
melalui metode ini pengambilan keputusan diindarkan dari dasar intuisi dan subyektifitas
pengambil keputusan melalui parameter bobot penilaian kriteria melalui pairwise comparison.
Namun kelemahan utama metode AHP ini adalah kekurang-mampunan dalam
mengatasi faktor ketidakpresisian yang dialami oleh pengambil keputusan ketika harus

18
memberikan nilai yang pasti (pengevaluasian) konsep produk berdasarkan sejumlah kriteria
melalui pairwise comparison. Selain itu perhitungan manual AHP akan memunculkan
kesulitan apabila kriteria yang digunakan lebih dari 10. Kelemahan lainnya metode ini adalah
dimana terdapat kemungkinan dimana hirarki yang berbeda diaplikasikan pada masalah yang
identik. Dan juga terdapat kemungkinan perubahan hasil yang berdampak besar akibat
perubahan hirarki yang berskala kecil.

10. Penilaian dengan AHP dianggap konsisten dapat dilihat dari nilai konsisten rasio.
Uraikan pemahaman anda tentang hal ini!
Jawaban :
Mengukur konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan
secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.
Proses AHP mencakup pengukuran konsistensi yaitu apakah pemberian nilai dalam
pembandingan antar obyek telah dllakukan secara konsisten. Ketidakkonsistenan dapat timbul
karena miskonsepsi atau ketidaktepatan dalam melakukan hirarki, kekurangan informasi,
kekeliruan dalam penulisan angka, dan lain-lain. Salah satu contoh dalam inkonsistensi dalam
matriks pembandingan ialah dalam menilai mutu suatu produk. Misalkan, dalam preferensisi
pengambil keputusan, A 4x lebih baik dari B, B 3x lebih baik dari C, maka seharusnya A 12x
lebih baik dari C. Tetapi jika dalam pemberian nilai, A diberi nilai 6x lebih dari C, berarti
terjadi inkonsistensi.
Rasio konsistensi (consistency ratio, CR) menunjukkan sejauh mana analis konsisten
dalam memberikan nilai pada matrik pembandingan. Secara umum, hasil analisis dianggap
konsisten jika memiliki CR ? 10%. Jika nilai CR > 10%, perlu dipertimbangkan untuk
melakukan reevaluasi dalam penyusunan matriks pembandingan.

11. Sebutkan perangkat lunak bantu yang dipakai untuk menyelesaikan persoalan
AHP!
Jawaban :
Perangkat lunak yang dipakai untuk menghitung persoalan AHP adalah sebagai
berikut :
Aplikasi Expert Choice dan aplikasi Expert Choice Pro, Microsoft Windows 7, HTML,
Javascript, Aplikasi PHP, Aplikasi MySQL, Mozilla Firefox dan Google Chrome, Perangkat
lunak SIG seperti ArcGIS, ArcView, dan sebagainya.

12. Apa perbedaan penilaian alternatif berdasarkan setiap kriteria pada AHP dengan
dengan pada metode perbandingan eksponensial!
Jawaban :
AHP MPE
Prosedur AHP meliputi tahapan : Prosedur MPE meliputi tahapan :
1. Dekomposisi masalah/menyusun hirarki 1. Menyusun alternative-alternatif
2. Penilaian/pembobotan untuk keputusan yang akan dipilih
membandingkan elemen-elemen 2. Menentukan kriteria atau perbandingan
3. Penyusunan matriks dan uji konsistensi kriteria keputusan yang penting untuk di
4. Penetapan prioritas pada masing-masing evaluasi,
hirarki 3. menentukan tingkat kepentingan dari
5. Sistesis dan proritas setiap kriteria keputusan atau
6. Pengambilan/penetapan keputusan pertimbangan kriteria
4. melakukan penilaian terhadap semua
19
alternative pada setiap kriteria
5. menghitung skor atau nilai total setiap
alternative,
6. menetukan urutan prioritas keputusan
didasarkan pada skor atau total masing-
masing alternative.

13. Siapa yang dapat dijadikan responden pada kajian yang menggunakan AHP!
Jawaban :
Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling yang dipilih secara
sengaja untuk para ahli pakar dan stakeholder.

14. Hierarki dasar AHP paling tidak terdiri dari: fokus, faktor atau kriteria dan
alternatif. Apa yang dapat ditambahkan pada hierarki tersebut agar analisa menjadi
lebih komprehensif? Gambarkan hierarkinya, dan analisis matriksnya!
Jawaban :
Menambahkan tujuan pada hierarki. Semakin rendah dalam menjabarkan suatu tujuan,
semakin mudah pula penentuan ukuran objektif dan kriteria-kriterianya
Gambar hierarki :

Analisis matriknya :

15. AHP dapat digunakan untuk perumusan strategi pengembangan industri.


a. Rumuskan komponennya dan gambarkan hierarkinya!
b. Jika struktur hierarki merupakan penuh, berapa jumal matrik evaluasi, dimensi,
dan elemen pertanyaannya!
c. Rumuskan kuisioner dari persoalan AHP tersebut!
d. Lakukan wawancara dengan pakar untuk mengisi kuisioner tersebut!
e. Selesaikan dengan alat bantu Super Decision atau Expert Choice!
f. Bahas dan berikan kesimpulannya!
Jawaban :

20
Strategi penggembangan komoditi karet untuk memenuhi
Goal
kebutuhan Industri nasional dan Internasional

Faktor Teknologi Infrastruktur SDM Permodalan

Pemerin Pemerin Koper Pengus Pet Akade


Aktor
tah tah asi aha ani mis

Kesejaht Keuntun Peningka Kesinamb


Tujuan
raan gan tan ungan
Petani Usaha Devisa Usaha

Menaika Pola Alih Investasi


Alter
n Bea Kemitraan Teknologi
natif
Import
Strate
Gbr 4.1 Struktur Hierarki Strategi Pengembangan Komoditi Karet untuk Memenuhi Kebutuhan Industri
Nasional dan Internasional
Hasil analisis alternatif dalam strategi pengembangan agribisnis Pengembangan
komoditi karet untuk memenuhi kebutuhan industri Nasional dan International, adalah sebegai
berikut :
1. Prioritas Faktor

No. Faktor Vektor Prioritas Prioritas


1. Teknologi 0.567 1
2. Infrastruktur 0.268 2
3. Sumberdaya Manusia 0.74 4
4. Permodalan 0.91 3
Tabel 4.1 Prioritas faktor dalam pengembangan komoditi karet

Dari hasil analisa tersebut pada table 4.1, diperoleh bahwa faktor penentu utama dalam
pengembangan komoditi karet dalam memenuhi kebutuhan nasional dan international adalah
melalui pengembangan ilmu dan teknologi dengan skor tertinggi (0.567), dengan demikian
diperlukan kemajuan teknologi yang dan tepat guna dalam mengelola komoditi karet, yaitu
dari mulai panen, pengolahan dan distribusi, sehingga effisiensi dan kerusakan produk dan
bahan baku dapat di hindari.

21
2. Prioritas Aktor

No. Aktor Vektor Prioritas Prioritas


1. Pemerintah Pusat 0.382 1
2. Pemerintah Daerah 0.232 2
3. Koperasi 0.085 5
4. Pengusaha 0.172 3
5. Petani 0.062 6
6. Akademisi 0.130 4
Tabel 4.2 Prioritas Aktor dalam pengembangan komoditi karet
Dari hasil analisa tersebut pada table 4.2, diperoleh bahwa Aktor penentu utama dalam
pengembangan komoditi karet dalam memenuhi kebutuhan nasional dan international adalah
melalui campur tangan pemerintah pusat (0.382), dengan kata lain pemerintah harus bijak dan
memihak dalam mengluarkan kebijakan dalam hal agroindustri.

3. Prioritas Tujuan

No. Tujuan Vektor Prioritas Prioritas


1. Kesejahteraan petani 0.534 1
2. Keuntungan Usaha 0.287 2
3. Peningkatan Devisa 0.117 3
4. Kesinambungan Usaha 0.060 4
Tabel 4.3 Prioritas Tujuan dalam pengembangan komoditi karet

22
Dari hasil analisa tersebut pada table 4.3, diperoleh bahwa tujuan utama dalam
pengembangan komoditi karet dalam memenuhi kebutuhan nasional dan international adalah
kesejahtraan petani (0.534), sehingga produktifitas akan semakin meningkat dan akhirnya
akan meningkatkan produksi itu sendiri.
4. Alternatif

Gbr.4.2 hasil analisa AHP yang diproses ooleh sofware Expert Choice dalam pengembangan Komoditi karet
untuk memenuhi kebutuhan Industri Nasional dan International.

Dari process tersebut dihasilkan alternatif utama yang terpilih dalam mengembangkan
komoditi karet yaitu, alternatif Menaikan Bea Impor Karet (0.369), kemudian disusul Alih
teknologi (0.256), dan selanjutnya adalah Pola kemitraan (0.206) dan Investasi (0.169).
Diharapkan dengan adanya kebijakan pemerintah dalam hal menaikan bea impor karet, maka
deman dari dalam negeri sendiri akan meningkat, dan akhirnya akan diikuti dengan
peningkatan produksi dan peningkatan kesejahtraan petani, karena sekarang ini impor bahan
baku di Negara kita bagaikan tsunami yang membanjiri Negara, dan banyak sekali para petani
meninggalkan profesinya dan hijrah ke kota untuk mencari nafkah, akibatnya kaum urban
akan semakin tinggi dan pemerataan penduduk tidak merata.

Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan AHP dengan menggunakan software Expert Choice dalam
menganalisa penentuan alternatif dalam mengembangkan komoditas karet untuk memenuhi
kebutuhan Nasional dan International untuk saat ini adalah faktor dari pemerintah pusat dalam
menentukan kebijakan bea impor, karena sekarang ini importir karet semakin membanjiri, dan
pemerintahnya pun membiarkannya mengalir, sehingga banyak para petani meninggalkan
profesinya dan menjadi kaum urban di kota akibat dari beratnya persaingan harga yang lebih
murah, karena kita tahu dan menyadari teknologi yang kita gunakan sangat jauh oleh para
pesaing yang bermain di pasar global, sehingga cost produksi dari sistem konvensional
menjadi sangat tinggi, akhirnya karga produk menjadi mahal, dan akhirnya tidak mampu
menandingi harga impor.

16. Apabila responden pakar pada AHP ada 3, uraikan bagaimana cara untuk
mengagrekasikannya dan berikan kuantitatifnya!
Jawaban :
Prosedur pembobotan pada dasarnya masih mengikuti prosedur dasar pembobotan
secara tunggal, yang kita lakukan kali ini adalah mengaktifkan salah satu fitur yang
disediakan oleh Expert Choice. Fitur atau fasilitas tersebut adalah Participant yang terdapat
pada Sub-menu “Go” yang ada pada toolbar. Pada versi Trial, anda hanya dapat memasukkan
maksimal 3 (tiga) orang pakar/responden, namun pada versi full jumlah partisipan
(pakar/responden) pembobot jumlahnya tidak terbatas.
23
Langkah 1
Susun hierarki sebagaimana pada pembobotan secara tunggal, untuk prosedur ini
menggunakan Expert Choice pada Aplikasi AHP.
Langkah 2
Klik “Go” pada toolbar, pada drop list pilih Participants Table. Selanjutnya akan
muncul window Participan Table. Pada window ini, Klik Edit pada toolbar, lalu klik Group
enable. Berikutnya Klik Edit kembali, lalu masukkan banyaknya (N) Pakar atau partisipan
yang melakukan pembobotan dengan memilih Add N Participants
Langkah 3
Setelah menetapkan banyaknya (N) partisipan, pada table participant selanjutnya akan
muncul Facilitator, Combined, P2, P3 dan P4. Facilitator adalah “anda” sebagai peneliti yang
juga mempunyai hak untuk melakukan pembobotan. P2 – P4 adalah pada Pakar atau
partisipan yang memberikan pembobotan.
Langkah 4
Setelah selesai padalangkah 3, window Participants Table sekarang bisa ditutup. Pada
Window utama sekarang anda akan menemukan sedikit perubahan pada menubar. Akan
terdapat tambahan icon Participant (1) dan List of Participant (2).
Langkah 5
ANALISIS. Pilih nama pakar atau responden yang ingin anda masukkan hasil
pembobotannya. Selanjutnya lakukan Pair wise Comparison pada kriteria dan alternatif
sebagaimana prosedur pada pembobotan secara tunggal (klik untuk postingan terkait). Ulangi
prosedur untuk masing-masing pakar/responden dengan dengan cara yang sama. Dengan
demikian sekarang anda memiliki hasil pembobotan untuk masing-masing pakar, nilai
sensitifitas, inconsistensi dan lain sebagainya.

17. Cari salah satu artikel tentang penerapan AHP dari jurnal Internasional dan
kemudian bahas dan kritisi artikel tersebut!
Jawaban :
Judul Jurnal : Integration of QFD, AHP, and LPP methods in supplier development problems
under uncertainty
Penulis : Zahra Shad, Emad Roghanian, Fatemeh Mojibian
Nama Jurnal : Journal of Industrial Engineering International April 2014, 10:51

Latar Belakang
Meningkatnya persaingan global dan kerjasama dan disintegrasi vertikal kegiatan
produksi telah menciptakan tantangan logistik koordinasi seluruh rantai pasokan (SC) secara
efektif, hulu ke hilir kegiatan (Gebennini et al. 2009). Manajemen rantai pasokan (SCM)
mengintegrasikan pemasok, produsen, distributor, dan konsumen untuk memenuhi kebutuhan
konsumen akhir dan harapan efisien dan efektif (Cox 1999).
Kualitas fungsi penyebaran (QFD) dikembangkan oleh Yoji Akao pada 1960-an.
Dasar QFD adalah untuk mendapatkan dan menerjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi
karakteristik teknik, dan kemudian menjadi bagian karakteristik, proses rencana dan
persyaratan produksi. Makalah ini terkonsentrasi pada HOQ, yang diterjemahkan kebutuhan
pelanggan menjadi karakteristik teknik. Dengan lebih baik mengelola SC, perusahaan dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan mereka dan mencapai keberhasilan bisnis yang
berkelanjutan. SC memiliki berbagai tingkat dan setiap tingkat dapat dianggap sebagai
pelanggan di tingkat sebelumnya yang harus dimaksimalkan untuk kepuasan pelanggan di
setiap tingkat. QFD dapat digunakan sebagai metode yang berguna untuk menerjemahkan
24
kebutuhan setiap tingkat untuk ECs tingkat sebelumnya. Metode AHP dapat digunakan
sebagai kriteria multi alat yang ampuh untuk mengekstrak hubungan antara kebutuhan setiap
tingkat dan ECs di tingkat sebelumnya. Manusia sering tidak menentu dalam menetapkan
nilai evaluasi di AHP renyah. Jadi FAHP dapat menangkap kesulitan ini. Meskipun
implementasi QFD diperpanjang baru-baru ini, hanya beberapa peneliti fokus dalam rantai
pasokan (misalnya, Zarei et al. 2011; Hassanzadeh Amin dan angga setiwan 2009).
Memuaskan kebutuhan pelanggan adalah masalah optimasi multi tujuan. Metode
optimasi yang berbeda telah diterapkan di bidang QFD untuk memaksimalkan kepuasan
pelanggan. Matematika pemrograman adalah salah satu metode optimasi ini. Model
pemrograman linier digunakan untuk memaksimalkan kepuasan secara keseluruhan
(misalnya, Chen dan Ko 2009; Lai et al. 2007). Taman dan Kim (1998) digunakan integer
pemrograman untuk mengoptimalkan desain produk di QFD. Chen dan tujuan Weng (2006)
digunakan pemrograman untuk menentukan tingkat pemenuhan persyaratan desain di QFD.
Pemrograman linier integer campuran (MILP) untuk mendapatkan solusi yang dioptimalkan
alternatif CRs. Chen diterapkan Delice dan John Gunther (2009) dan Ko (2010)
mempertimbangkan hubungan erat antara empat tahap menggunakan konsep jaringan (MEC)
berarti-end untuk membangun satu set model pemrograman linier kabur untuk menentukan
tingkat kontribusi masing-masing “bagaimana” untuk kepuasan pelanggan.
Dalam kajian pustaka bagian ini QFD, fuzzy AHP, metode LPP, menerapkan LPP
dengan QFD dan pemrograman linier kabur disajikan. Dalam “Usulan metodologi”, kami
hadir metodologi yang diusulkan dan diilustrasikan itu memecahkan contoh numerik dalam
“Numerik contoh”. Dalam “Diskusi tentang hasil”, hasil yang Diperoleh dibahas dan,
akhirnya dalam “Kesimpulan” kesimpulan disajikan.
Tujuan
Mencari intergrasi hubungan metode QFD AHP LPP dalam permasalahan
pembangunan pemasok di bawah ketidak pastian pabrik
Metode
Menggunakan metode QFD AHP dan LPP
Kelebihan
Pembahasan ini membahas secara lengkap tentang hubungan beberapa metode QFD
AHP dan LPP dengan menggunakan metodologi yang sederhana
Kelemahan
Kurangnya penjelasan dalam rumus rumus dalam metode yang di gunakan
Kesimpulan
Kesimpulan dari jurnal ini penulis mngusulkan sebuah metodologi yang sederhana dan
berguna dengan mengintegrasikan AHP, QFD dan LPP untuk masalah-masalah
pengembangan pemasok kondisi ketidakpastian. Kami menggunakan AHP kabur untuk
menentukan hubungan antara persyaratan pelanggan dan teknik karakteristik untuk
membangun hubungan matriks dalam metode QFD. Kemudian, kami menerapkan LPP,
diformulasikan model matematis untuk mengoptimalkan QFD. Metodologi yang diusulkan
membantu para pembuat keputusan untuk berurusan dengan ketidakjelasan dan tidak tepat
terlibat dalam masalah-masalah nyata. Selain itu, ini membantu mereka untuk
memaksimalkan kepuasan pelanggan secara keseluruhan dalam pengembangan pemasok.
Selain itu, metodologi yang diusulkan dapat digunakan dalam desain produk, pengembangan
produk, proses pengembangan dan masalah pengambilan keputusan.
Untuk pekerjaan masa depan, penulis juga menyarankan untuk mempertimbangkan
korelasi antara karakteristik teknik untuk meningkatkan kehandalan solusi yang diperoleh

25
atau menggunakan jenis lain dari pemrograman kabur untuk mendapatkan tingkat optimal
prestasi teknik karakteristik dan tingkat kepuasan pelanggan.

18. Apa yang anda ketahui tentang ISM? Berikan contoh penerapannya?
Jawaban :
Menurut (Eriyatno, 2003). ISM adalah proses pengkajian kelompok (group learning
process) dimana model-model structural dihasilkan guna memotret perihal yang kompleks
dari suatu system, melalui pola yang dirancang secara seksama dengan menggunakan grafis
serta kalimat. Teknik ISM merupakan salah satu teknik memodelkan rencana strategis untuk
menangani kebiasaan yang sulit diubah dari perencana jangka panjang yang sering
menerapkan secara langsung teknik penelitian operasional dan atau aplikasi statistik
deskriptif.
Contoh penerapannya adalah Strukturisasi Perencanaan Program Pendidikan Tinggi,
Strukturisasi Rencana Program Konservasi Energi pada Industri Semen, Strukturisasi
Manajemen Limbah, Strukturisasi Kualitas Sistem Informasi.

19. Uraikan cara penilaian elemen dan sub-elemen pada ISM!


Jawaban :
Teknik ISM memberikan basis analisis dimana informasi yang dihasilkan sangat
berguna dalam formulasi kebijakan serta perencanaan strategis. Selanjutnya, untuk setiap
elemen dari program yang dikaji dijabarkan menjadi sejumlah sub elemen. Setelah itu,
ditetapkan hubungan kontekstual antara sub elemen yang terkandung adanya suatu
pengarahan (direction) dalam terminology sub ordinat yang menuju pada perbandingan
berpasangan, seperti “apakah tujuan A lebih penting dari tujuan B?”, perbandingan
berpasangan yang menggambarkan keterkaitan antar sub elemen atau tidaknya hubungan
kontekstual dilakukan oleh pakar. Jika jumlah pakar lebih dari satu maka dilakukan perataan.
Klasifikasi sub elemen mengacu pada hasil olahan dari RM yang telah memenuhi
aturan transivitas. Hasil olahan tersebut didapatkan nilai Driver Power (DP) dan nilai
Dependence (D) untuk menentukan klasifikasi sub elemen. Secara garis besar klasifikasi sub
elemen digolongkan dalam 4 sektor yaitu :
a. Sektor 1 : weak driver - weak dependent variables (autonomous).
Sub elemen yang masuk dalam sektor ini tidak berkaitan dengan system. Dan
mungkin hanya memiliki sedikit hubungan, meskipun hubungan tersebut bisa saja kuat. Sub
elemen yang masuk pada sektor 1 jika : nilai DP ≤ 0,5X dan nilai D ≤ 0,5 X adalah jumlah
sub elemen.
b. Sektor 2 : weak driver - strongly dependent variables (dependent).
Umumnya subelemen yang masuk dalam sektor ini adalah sub elemen yang tidak
bebas. Sub elemen yang masuk pada sektor 2 jika : nilai DP ≤ 0,5X dan nilai D > 0,5 X
adalah jumlah sub elemen.
c. Sektor 3 : strong driver - strongly dependent variables (linkage)
Subelemen yang masuk dalam sektor ini harus dikaji secara hati - hati, sebab
hubungan antara sub elemen tidak stabil. Setiap tindakan pada sub elemen akan memberikan
dampak terhadap subelemen lainnya dan pengaruh umpan baliknya dapat memperbesar
dampak. Subelemen yang masuk pada sektor 3 jika : nilai DP > 0,5 X dan nilai D > 0,5 X
adalah jumlah subelemen.
d. Sektor 4 : strong driver - weak dependent variables (Independent)

26
Sub elemen yang masuk sektor ini merupakan bagian sisa dari sistem dan disebut
peubah batas. Sub elemen yang masuk dalam sektor 4 jika : Nilai DP > 0,5 X dan nilai D <
0,5 X adalah jumlah subelemen.

20. Sebutkan 9 elemen ISM menurut Saxena? Bagaimana merumuskan sub-elemen


pada setiap elemen yang dipilih!
Jawaban :
Menurut (Saxena, Sushil, & Vrat, 1992) program dapat dibagi menjadi sembilan
elemen, yaitu :
1. Sektor masyarakat yang terpengaruh, 2. Kebutuhan dari program, 3. Kendala utama, 4.
Perubahan yang dimungkinkan, 5. Tujuan dari program, 6. Tolok ukur untuk menilai setiap
tujuan, 7. Aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan, 8. Ukuran aktivitas guna
mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktivitas, 9. Lembaga yang terlibat dalam
pelaksanaan program.
Merumuskan sub-elemen dari setiap elemen melalui penilaian hubungan kontekstual
pada matriks perbandingan berpasangan dengan menggunakan simbol V,A, X, dan O. Hasil
penilaian akan tersusun dalam SSIM yang dibuat dalam bentuk tabel RM dengan mengganti
V, A, X, dan O menjadi bilangan 1 dan 0. Matrik tersebut dikoreksi lebih lanjut sampai
menjadi matrik tertutup yang memenuhi aturan transitivity. Hasil olahan tersebut di dapatkan
nilai DP dan nilan Dependence untuk menentukan klasifikasi sub-elemen.

21. Sebutkan perangkat lunak bantu yang dapat dipakai untuk menyelesaikan
persoalan ISM!
Jawaban :
Menggunakan Microsoft Windows 9x atau versi yang lebih tinggi dengan RAM 128
dan disk free space sebesar 5 MB. Khusus untuk sistem multiuser (Microsoft Windows XP,
Microsoft Windows 2000 atau sekelasnya).

22. Siapa yang dapat dijadikan responden pada kajian yang menggunakan ISM!
Jawaban :
Para pakar (brainstorming) untuk menjaring ide-ide yang terdiri dari orang-orang yang
memahami konsep ISM, mengerti masalah pengembangan wilayah, memiliki keahlian di
bidang perindustrian. Dari diskusi mengenai strategi pengembangan industri tersebut
diperoleh beberapa ide atau variabel yang akan diolah menggunakan ISM.

23. ISM dapat diguakan untuk perumusan sub-elemen kunci pada suatu elemen.
a. Berikan contoh sub-elemen yang akan anda selesaikan dengan ISM pada elemen
tujuan pengembangan agro industri!
b. Rumuskan kuisioner dari persoalan ISM tersebut!
c. Lakukan wawancara dengan pakar untuk mengisi kuisioner tersebut!
d. Selesaikan persoalan ISM tersebut dengan alat bantu yang anda kenal dengan
manual!
e. Bahas dan berikan kesimpulannya!
Jawaban :
Jawab:
Elemen Sub-elemen
Kebutuhan 1. Pemenuhan kebutuhan sarana (benih, pupuk,pestisida, dll) yang memadai

27
2. Pemenuhan kebutuhan prasarana (alat-alat pertanian, teknologi, pertanian,
dll) yang memadai
3. Pelatihan dan pendampingan oleh Pemerintah dalam hal pertanian
4. Pengetahuan di lapang dalam menghasilkan produk pertanian yang unggul
5.Keterampilan dalam bertani dan memanfaatkan sarana produksi pertanian
6.Networking dalam membangun kerja sama pertanian
7.Kesadaran untuk berpendidikan formal
8.Sikap pantang menyerah dalam berinovasi
Kendala 1.Penerapan teknologi pertanian yang masih belum optimal pada petaninya
2.Permodalan sehingga petani masih kurang memaksimalkan usahanya
3.Kurangnya komitmen dan dukungan pemilik lahan
4.Kurangnya pelatihann dan pengembangan keterampilan untuk petani
5.Kurangnya kesadaran untuk berpendidikan formal
6.Kurangnya dukungan Pemerintah
7.Mutu sarana produksi pertanian yang kurang baik
Perubahan 1.Petani dapat menghasilkan sayuran yang memiiki kualitas tinggi
2.Petani mampu menjadi petani wirausaha
3.Petani menyadari pentingnya pendidikan formal untuk meningkatkan
kapasitas
4.Petani dapat mengaplikasikan tekhnologi pertanian yang tepat guna
5.Petani dapat menerapkan pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan dalam
bertani
Tujuan 1.Peningkatan keterampilan petani
2.Peningkatan pengetahuan petani dalam hal membuat inovasi
3.Terciptanya kerja sama yang baik dengan Pemerintah
4.Petani mampu memiliki lahan sendiri
5.Kemandirian petani sehingga mampu menciptakan nilai tambah tersendiri
1.PEMDA dapat berkontribusi dalam meningkatkan keterampilan (kualitas)
Aktivitas petani
2.Perguruan Tinggi dapat berkontribusi dalam meningkatkan keterampilan
(kualitas) petani
3.LSM dapat berkontribusi dalam meningkatkan keterampilan (kualitas)
petani
4.Perbankan dan lembaga keuangan dapat berkontribusi dalam meningkatkan
keterampilan (kualitas) petani
5.PEMDA dapat berbagi fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai
6.Perguruan Tinggi dapat berbagi fasilitas atau sarana prasarana yang
memadai
7. LSM dapat berbagi fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai
8. Perbankan dan lembaga keuangan dapat berbagi fasilitas atau sarana dan
prasarana yang memadai
Pelaku 1.PEMDA setempat
2.Perbankan
3.Perguruan tinggi
4.Lembaga penjaminan keuangan
28
5.Penyuluhan keuangan
6.LSM
7.LPK (Lembaga Pendidikan dan Keterampilan)

1.Elemen Kebutuhan Dalam Rangka Identifikasi Peningkatan Kompetensi Petani Unggul


Terdapat 14 Sub Elemen kebutuhan yang telah dirumuskan dan Saudara dimohon
untuk memberikan pendapat tentang Hubungan Kontekstual (tingkat Dukungan) antar Sub-
Elemen Kebutuhan yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan kompetensi petani unggul
dengan mengisi pada Sel Matrik Hubungan Kontekstual Kebutuhan dengan :
V: Apabila menurut pendapat Saudara sub-elemen tujuan ke-i Tidak Berkontribusi terhadap
tercapainya sub-elemen tujuan ke-j, dan sub elemen tujuan ke- j berkontribusi terhadap
tercapainya sub-elemen tujuan ke-i.
X: Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen tujuan ke-i dan Sub-elemen tujuan ke-j
saling mengakibatkan.
O: Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Tujuan ke-i dan Sub-elemen tujuan ke-j
tidak saling mengakibatkan.

2. Elemen Kendala atau Permasalahan Dalam Rangka Identifikasi peningkatan


kompetensi petani unggul
Terdapat 15 Sub Elemen Kendala atau permasalahan yang telah dirumuskan dan
Saudara dimohon untuk memberikan pendapat tentang Hubungan Kontekstual (tingkat
penyebab atau dampak) antar Sub-Elemen Kendala yang dihadapi dalam rangka peningkatan
kompetensi petani unggul dengan mengisi pada Sel Matrik Hubungan Kontekstual Kendala
dengan :

29
V: Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen kendala ke-i, menyebabkan adanya Sub-
elemen kendala ke- j, dan Sub elemen kendala ke- j tidak menyebabkan adanya Sub-elemen
kendala ke-i.
A: Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Kendala ke-i Tidak Menyebabkan
adanya Sub-elemen Kendala ke-j, dan Sub elemen Kendalake-j Menyebabkanadanya Sub-
elemen Kendala ke-i.
X: Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Kendala ke-i dan Sub-elemen Kendala
ke-j Saling Menyebabkan.
O: Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen ke-i dan Sub-elemen ke-j Tidak Saling
Menyebabkan.

3. Elemen Perubahan yang dimungkinkan Dalam Rangka Identifikasi peningkatan


kompetensi petani unggul
Terdapat 15 Sub Elemen Perubahan yang telah dirumuskan dan Saudara dimohon
untuk memberikan pendapat tentang Hubungan Kontekstual (tingkat akibat) antar Sub-
Elemen Perubahan yang dimungkinkan dalam rangka peningkatan kompetensi petani
unggul dengan mengisi pada Sel Matrik Hubungan Kontekstual Perubahan dengan :
V:Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Perubahan ke-i
,MengakibatkanterjadinyaSub-elemen Perubahanke-j, dan Subelemen Perubahanke-j Tidak
Mengakibatkan terjadinya Sub-elemen Perubahanke-i.
A: Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Perubahanke-i Tidak Mengakibatkan
terjadinya Sub-elemen Perubahanke-j, dan Sub elemen Perubahanke-j Mengakibatkan Sub-
elemen Perubahan ke-i.
X: Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Perubahan ke-i dan Sub-elemen
Perubahanke-j Saling Mengakibatkan.
O: Apabila menurut pendapat Saudara Sub-elemen Perubahan ke-i dan Sub-elemen
Perubahan ke-j Tidak Saling Mengakibatkan

30
24. Apabila responden pakar pada ISM ada 3, uraikan bagaimana cara untuk
mengagrekasikannya dan berikan kuantitatifnya!
Jawaban :
25. Cari salah satu artikel tentang penerapan ISM dari jurnal Internasional dan
kemudian bahas dan kritisi artikel tersebut!
Jawaban :

31
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
“Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Jarak untuk Memenuhi Industri Biofuel”

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian
perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung
berkembangnya industri yang bernilai tambah tinggi dan berjangkauan strategis. Dukungan
agribisnis terhadap industri berbasis pertanian adalah tersedianya bahan baku yang kontinyu
dan berkualitas tinggi.
Mengingat cukup peliknya masalah tersebut, maka sangatlah relevan jika kami
menulis makalah berjudul “AHP: Strategi Pengembangan Agribisnis jarak untuk Memenuhi
Industri Biofuel”. Makalah ini ditujukan untuk membantu PT. XXX selaku pemasok jarak
kepada industri biofuel menentuka strategi apa yang harus dilakukan dalam usaha
meningkatkan jaminan suplai jarak dengan kualitas baik kepada industri biofuel.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor penting
yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan agribisnis jarak untuk memenuhi kebutuhan
industri biofuel. Memformulasikan strategi yang perlu dikembangkan oleh pengusaha
khususnya PT. XXX untuk meningkatkan jaminan supply jarak kepada industri biofuel.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terdapat beberapa rumusan masalah yang
pada akhirnya kami jadikan dasar penulisan makalah ini, dan kemudian kami coba pecahkan
menggunakan metoda Analytical Hierarchy Process (AHP) yang telah kami pelajari dalam
mata kuliah Mnajemen Produksi dan Operasi. Rumusan masalah tersebut adalah:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan agribisnis
jarak untuk industri biofuel?
2. Strategi apa yang perlu dilakukan pengusaha untuk meningkatkan jaminan supply
jarak kepada industri biofuel?

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup ini hanya ditujukan untuk memberikan alternatif strategi dan
prioritasnya, serta memberikan rekomendasi untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Seluruh data yang diperoleh
merupakan data yang diambil dari jurnal-jurnal berkaitan dengan jarak pagar sebagai biofuel.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analytical Hierarchy Process (AHP)


Salah satu alat analisis yang dipandang sesuai dan mampu melakukan penilaian
prioritas tersebut adalah analisis keputusan berjenjang (Analytical Hierarchy Process/AHP).
Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003) AHP merupakan suatu model yang luwes yang mampu
memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan
dan mendefinisikan suatu persolan dengan dengan membuat asumsi mereka masing-masing
dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Dalam menyelesaikan persoalan
32
dengan Proses Hierarki Analisis, terdapat beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya
adalah decomposition, comperative judgment, synthesis of priority dan logical consistency.
2.2. Software AHP
Tersedia beberapa software yang dikembangkan untuk menyelesaikan proses
pengambilan keputusan dengan menggunakan AHP, sehingga para pengambil keputusan tidak
perlu lagi menghitung dengan rumus-rumus/secara manual. Dua Software yang biasa
digunakan adalah Expert Choice dan Criterium Decision Plus, dimana keduanya banyak
tersedia dan dapat diperoleh dengan cara download dari internet. Software Expert Choice
dikembangkan oleh pencipta metode AHP, yaitu Thomas L. Saaty. Pengolahan data yang
digunakan pada makalah ini menggunakan program Expert Choice.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pembuatan Hirarki


Fokus atau tujuan dalam analisis AHP (Analytical Hierarrchy Process) merupakan
bagian penting, sehingga sedemikian rupa ditempatkan paling atas pada susunan hirarki AHP.
Sasaran ini menjadi acuan secara langsung bagi kriteria faktor, dan juga menjadi acuan secara
tidak langsung bagi kriteria lainnya. Lebih lanjut, kriteria yang digunakan dalam analisis AHP
pada makalah ini terdiri dari Focus, desired scenario, problems, actors, dan counter policies.
Kriteria ini diperlukan sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan yang
berupa penetapan prioritas strategi. Berdasarkan studi literatur maka diperoleh lima tingkat
(level) hirarki untuk masalah tersebut dengan elemen-elemen untuk setiap level seperti yang
diuraikan berikut ini:
1. Fokus atau tujuan yang hendak dicapai, yaitu:
Sasaran ini disimpulkan dari beberapa masalah-masalah yang terjadi dengan
pengembangan produk
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi fokus, yaitu:
Internalisasi, diversifikasi domestik, boomingnya bisnis dasar, dan integrasi vertikal.
3. Masalah yang mempengaruhi sekenario keinginan dan proses, yaitu:
Persaingan, resiko investasi, masalah sosial dan politik, suplai bahan baku, dan
pengembangan organisasi.
4. Aktor yang terlibat dalam pengembangan masa depan perusahaan ialah:
Pemasok, pemerintah, pelanggan, investor, persaingan,
5. kebijakan penentang pengembangan produk agroindustri berbasis jarak, yaitu:
investasi beresiko, keuntungan tinggi, tidak mendorong persaingan, dan peningkatan
pangsa pasar.
Untuk lebih jelasnya mengenai hirarki strategi pengembangan agroindustri berbasis
jarak dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

33
Gambar 1 Penentuan Rencana Perusaahaan menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) dengan struktur AHP

3.2. Penentuan Prioritas Menggunakan Software Expert Choice


Data primer yang diperoleh dari seluruh responden diolah dengan menggunakan
bantuan software Expert Choice. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode AHP adalah
urutan prioritas dari tiap elemen dari tiap level. Strategi dan alternatif Pengembangan Produk
Agroindustri Berbasis jarak mempertimbangkan faktor-faktor penting baik terkait secara
langsung maupun sebagai penunjang. Analisis ini menggunakan responden. Data yang
ditampilkan pada pembahasan ini merupakan data responden.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam sekenario
keinginan strategi Pengembangan Produk Agroindustri Berbasis jarak adalah internalisasi
dengan bobot sebesar 0,533. Faktor ini menjadi prioritas utama di antara keempat faktor
lainnya.

Gambar 2 Bobot terhadap sekenario keinginan pada Strategi Pengembangan Produk


Agroindustri Berbasis jarak dengan menggunakan software expert choice.

Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam
masalah/problems strategi Pengembangan Produk Agroindustri Berbasis jarak adalah
kompetisi dengan bobot sebesar 0,506. Faktor ini menjadi prioritas utama di antara kelima
faktor lainnya.

34
Gambar 3 Bobot terhadap problems pada Strategi Pengembangan Produk Agroindustri
Berbasis jarak dengan menggunakan software expert choice

Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam
aktor strategi Pengembangan Produk Agroindustri Berbasis jarak adalah pemasok dengan
bobot sebesar 0,482. Faktor ini menjadi prioritas utama di antara keenam faktor lainnya.

Gambar 4 Bobot terhadap actors pada Strategi Pengembangan Produk Agroindustri jarak
dengan menggunakan software expert choice.

Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam
counter policies strategi Pengembangan Produk Agroindustri Berbasis jarak adalah investasi
beresiko rendah dengan bobot sebesar 0,470. Faktor ini menjadi prioritas utama di antara
keempat faktor lainnya.

Gambar 5 Bobot terhadap actors pada Strategi Pengembangan Produk Agroindustri jarak
dengan menggunakan software expert choice.

35
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan expert choice diketahui bahwa aktor
yang menduduki prioritas utama adalah pemasok sebagai pensuplai bahan baku industri,
sedangkan prioritas kedua adalah Pemerintah, dan konsumen selanjutnya adalah investor,
pesaing, dan masyarakat. Aktor merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam strategi
Pengembangan Produk Agroindustri Berbasis jarak. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel d
bawah.
Secara lebih luas sektor perkebunan ini akan memberikan dampak positif terhadap
peningkatan aktivitas perekonomian daerah setempat, bagi pengusaha hulu dan hilir serta
penduduk sekitarnya, antara lain usaha angkutan barang dan penumpang, pedagang
pengumpul, warung atau toko bahan makanan dan pakaian. Di samping itu, juga
meningkatkan devisa negara, karena komoditas ini adalah salah satu komoditas ekspor.
Pada strategi Pengembangan Pengembangan Produk Agroindustri Berbasis jarak
terdapat lima strategi agar tujuan dapat tercapai. Penentuan strategi merupakan hal sangat
penting berhubungan dengan kelangsungan agroindustri tersebut. Selain itu, dalam
pengembangan agroindustri terdapat beberapa kendala dan permasalahan sehingga perlu
digunakan strategi yang tepat untuk mengatasi kendala dan permasalahan yang ada.

Gambar 6 Hasil akhir perhitungan alternatif expert choice

Dari perhitungan tersebut dihasilkan alternatif terpilih adalah investasi beresiko


dengan bobot faktor sebesar 0.453, sedangkan strategi yang menjadi prioritas kedua adalah
keuntungan tinggi dengan bobot prioritas 0.330. Strategi selanjutnya adalah tidak mendorong
persaingan dengan prioritas 0.147, kemudian peningkatan pangsa pasar dengan prioritas
0.069.
3.3. Hasil Pengolahan Menggunakan Expert Choice

a. Level II Pembobotan Skenario Keinginan Perusahaan

Tabel 1. Dalam Rangka Penyusunan Rencana Perusahaan Bagaimana Pendapat


Saudara Tentang Perbandingan Tingkat Kepentingan antar Skenario Keinginan Perusahaan
sebagai berikut:
SKENARIO B
SKENARIO A Diversifikasi Boomingnya
Internalisasi Integrasi vertical
Domestic bisnis dasar
Internalisasi 1 5 3 3
36
Diversifikasi
1 3 5
Domestik
Boomingnya
1 3
bisnis dasar
Integrasi Vertikal 1

P A sama penting dengan 1 A sangat jelas lebih penting dari 7


E B pada B
T A sedikit lebih penting 3 B sangat jelas lebih penting dari 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting 1/3 A mutlak lebih penting dari pada 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari 5 B mutlak lebih penting dari pada 1/9
J B A
U B jelas lebih penting dari 1/5 Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
A Diberikan bila terdapat sedikit saja
K perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

b. Level III Pembobotan Masalah

Tabel 2.1 Bagaimana Pendapat Saudara tentang perbandingan Tingkat Prioritas Antar
Masalah berdasarkan Internalisasi dari Skenario Keinginan.
MASALAH B
Masalah
MASALAH A Resiko Suplai Pengembangan
Persaingan Sosial dan
Investasi Bahan Baku Organisasi
Politik
Persaingan 1 3 5 3 3
Resiko Investasi 1 7 3 3
Masalah Sosial dan
1 5 5
Politik
Suplai Bahan Baku 1 3
Pengembangan
1
Organisasi

37
P A sama penting dengan 1 A sangat jelas lebih penting dari 7
E B pada B
T A sedikit lebih penting 3 B sangat jelas lebih penting dari 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting 1/3 A mutlak lebih penting dari pada 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari 5 B mutlak lebih penting dari pada 1/9
J B A
U B jelas lebih penting dari 1/5 Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
A Diberikan bila terdapat sedikit saja perbedaan
K dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

Tabel 2.2 Bagaimana Pendapat Saudara tentang perbandingan Tingkat Prioritas Antar
Masalah berdasarkan Diversifikasi Domestik dari Skenario Keinginan.
MASALAH B
Masalah
MASALAH A Resiko Suplai Pengembangan
Persaingan Sosial dan
Investasi Bahan Baku Organisasi
Politik
Persaingan 1 5 9 3 7
Resiko Investasi 1 7 3 5
Masalah Sosial dan
1 9 5
Politik
Suplai Bahan Baku 1 7
Pengembangan
1
Organisasi

P A sama penting dengan 1 A sangat jelas lebih penting dari 7


E B pada B
T A sedikit lebih penting 3 B sangat jelas lebih penting dari 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting 1/3 A mutlak lebih penting dari pada 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari 5 B mutlak lebih penting dari pada 1/9

38
J B A
U B jelas lebih penting dari 1/5 Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
A Diberikan bila terdapat sedikit saja
K perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

Tabel 2.3 Bagaimana Pendapat Saudara tentang perbandingan Tingkat Prioritas Antar
Masalah berdasarkan Booming Bisnis Dasar dari Skenario Keinginan.
MASALAH B
MASALAH A Resiko Masalah Sosial Suplai Pengembangan
Persaingan
Investasi dan Politik Bahan Baku Organisasi
Persaingan 1 5 9 7 3
Resiko Investasi 1 5 7 3
Masalah Sosial dan
1 3 3
Politik
Suplai Bahan Baku 1 9
Pengembangan
1
Organisasi

P A sama penting dengan 1 A sangat jelas lebih penting dari 7


E B pada B
T A sedikit lebih penting 3 B sangat jelas lebih penting dari 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting 1/3 A mutlak lebih penting dari pada 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari 5 B mutlak lebih penting dari pada 1/9
J B A
U B jelas lebih penting dari 1/5 Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
A Diberikan bila terdapat sedikit saja
K perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

39
Tabel 2.4 Bagaimana Pendapat Saudara tentang perbandingan Tingkat Prioritas Antar
Masalah berdasarkan Integrasi Vertikal dari Skenario Keinginan.
MASALAH B
Suplai
MASALAH A Resiko Masalah Sosial Pengembangan
Persaingan Bahan
Investasi dan Politik Organisasi
Baku
Persaingan 1 3 5 3 3
Resiko Investasi 1 5 1 3
Masalah Sosial dan
1 3 3
Politik
Suplai Bahan Baku 1 5
Pengembangan
1
Organisasi

P A sama penting dengan 1 A sangat jelas lebih penting dari 7


E B pada B
T A sedikit lebih penting 3 B sangat jelas lebih penting dari 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting 1/3 A mutlak lebih penting dari pada 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari 5 B mutlak lebih penting dari pada 1/9
J B A
U B jelas lebih penting dari 1/5 Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
A Diberikan bila terdapat sedikit saja
K perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

40
a. Level IV Pembobotan Aktor

Tabel 3.1 Bagaimana Pendapat Saudara tentang perbandingan Tingkat Prioritas antar
Aktor berdasarkan masalah Persaingan.
AKTOR B
AKTOR A
Pemasok Pemerintah Pelanggan Investor Pesaing Masyarakat
Pemasok 1 9 5 9 9 9
Pemerintah 1 3 1 3 1
Pelanggan 1 5 3 7
Investor 1 7 5
Pesaing 1 9
Masyarakat 1

P A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari


1 7
E B pada B
T A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
3 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
1/3 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari B mutlak lebih penting dari pada
5 1/9
J B A
U Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting dari
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
K A
perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

41
Tabel 3.2 Bagaimana Pendapat Saudara tentang perbandingan Tingkat Prioritas antar
Aktor berdasarkan masalah Resiko Investasi.
AKTOR B
AKTOR A
Pemasok Pemerintah Pelanggan Investor Pesaing Masyarakat
Pemasok 1 7 3 3 3 7
Pemerintah 1 5 3 1 5
Pelanggan 1 3 5 1
Investor 1 7 9
Pesaing 1 5
Masyarakat 1

P A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari


1 7
E B pada B
T A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
3 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
1/3 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari B mutlak lebih penting dari pada
5 1/9
J B A
U Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting dari
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
K A
perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

42
Tabel 3.3 Bagaimana Pendapat Saudara tentang perbandingan Tingkat Prioritas antar
Aktor berdasarkan masalah Sosial dan Politik.
AKTOR B
AKTOR A
Pemasok Pemerintah Pelanggan Investor Pesaing Masyarakat
Pemasok 1 3 1 3 3 7
Pemerintah 1 7 7 5 9
Pelanggan 1 1 3 3
Investor 1 5 7
Pesaing 1 9
Masyarakat 1

A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari


1 7
B pada B
P
A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
E 3 1/7
dari B pada A
T
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
U 1/3 9
dari A B
N
A jelas lebih penting dari B mutlak lebih penting dari pada
J 5 1/9
B A
U
K Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting dari
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
A
perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

Tabel 3.4 Bagaimana Pendapat Saudara tentang perbandingan Tingkat Prioritas antar
Aktor berdasarkan masalah Suplai Bahan Baku.
AKTOR B
AKTOR A
Pemasok Pemerintah Pelanggan Investor Pesaing Masyarakat
Pemasok 1 5 3 5 5 5
Pemerintah 1 3 3 5 3
Pelanggan 1 3 5 7
Investor 1 3 5
Pesaing 1 3
Masyarakat 1
43
P A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari
1 7
E B pada B
T A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
3 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
1/3 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari B mutlak lebih penting dari pada
5 1/9
J B A
U Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting dari
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
A
K perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

Tabel 3.5 Bagaimana Pendapat Saudara tentang perbandingan Tingkat Prioritas antar
Aktor berdasarkan masalah Pengembangan Organisasi.
AKTOR B
AKTOR A
Pemasok Pemerintah Pelanggan Investor Pesaing Masyarakat
Pemasok 1 3 3 3 3 5
Pemerintah 1 3 3 3 3
Pelanggan 1 3 5 5
Investor 1 5 7
Pesaing 1 3
Masyarakat 1

P A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari


1 7
E B pada B
T A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
3 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
1/3 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari B mutlak lebih penting dari pada
5 1/9
J B A
U Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting dari
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
K A
perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini
44
b. Level V Pembobotan Kebijaksanaan Penentang

Tabel 4.1 Dalam Rangka Penyusunan Rencana Perusahaan Bagaimana Pendapat


Saudara Tentang Perbandingan Tingkat Kepentingan antar Kebijaksanaan Penentang
berdasarkan Aktor Pemasok.
KEBIJAKSANAAN B
Investasi Tidak Peningkatan
KEBIJAKSANAAN A Keuntungan
Beresiko Mendorong Pangsa
Tinggi
Rendah Persaingan Pasar
Investasi Beresiko Rendah 1 3 3 3
Keuntungan Tinggi 1 7 3
Tidak Mendorong Persaingan 1 7
Peningkatan Pangsa Pasar 1

A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari


1 7
B pada B
P
A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
E 3 1/7
dari B pada A
T
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
U 1/3 9
dari A B
N
A jelas lebih penting dari B mutlak lebih penting dari pada
J 5 1/9
B A
U
K Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting dari
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
A
perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

45
Tabel 4.2 Dalam Rangka Penyusunan Rencana Perusahaan Bagaimana
Pendapat Saudara Tentang Perbandingan Tingkat Kepentingan antar Kebijaksanaan
Penentang berdasarkan Aktor Pemerintah.
KEBIJAKSANAAN B
Investasi Tidak Peningkatan
KEBIJAKSANAAN A Keuntungan
Beresiko Mendorong Pangsa
Tinggi
Rendah Persaingan Pasar
Investasi Beresiko Rendah 1 3 5 3
Keuntungan Tinggi 1 7 3
Tidak Mendorong Persaingan 1 3
Peningkatan Pangsa Pasar 1

P A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari


1 7
E B pada B
T A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
3 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
1/3 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari B mutlak lebih penting dari pada
5 1/9
J B A
U Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting dari
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
K A
perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

46
Tabel 4.3 Dalam Rangka Penyusunan Rencana Perusahaan Bagaimana
Pendapat Saudara Tentang Perbandingan Tingkat Kepentingan antar Kebijaksanaan
Penentang berdasarkan Aktor Pelanggan.
KEBIJAKSANAAN B
Investasi Tidak Peningkatan
KEBIJAKSANAAN A Keuntungan
Beresiko Mendorong Pangsa
Tinggi
Rendah Persaingan Pasar
Investasi Beresiko Rendah 1 3 3 5
Keuntungan Tinggi 1 3 3
Tidak Mendorong Persaingan 1 5
Peningkatan Pangsa Pasar 1

P A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari


1 7
E B pada B
T A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
3 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
1/3 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari B mutlak lebih penting dari pada
5 1/9
J B A
U Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting dari
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
K A
perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

47
Tabel 4.4 Dalam Rangka Penyusunan Rencana Perusahaan Bagaimana
Pendapat Saudara Tentang Perbandingan Tingkat Kepentingan antar Kebijaksanaan
Penentang berdasarkan Aktor Investor.
KEBIJAKSANAAN B
Investasi Tidak Peningkatan
KEBIJAKSANAAN A Keuntungan
Beresiko Mendorong Pangsa
Tinggi
Rendah Persaingan Pasar
Investasi Beresiko Rendah 1 3 5 3
Keuntungan Tinggi 1 5 5
Tidak Mendorong Persaingan 1 3
Peningkatan Pangsa Pasar 1

P A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari


1 7
E B pada B
T A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
3 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
1/3 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari B mutlak lebih penting dari pada
5 1/9
J B A
U Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting dari
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
K A
perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

48
Tabel 4.5 Dalam Rangka Penyusunan Rencana Perusahaan Bagaimana Pendapat
Saudara Tentang Perbandingan Tingkat Kepentingan antar Kebijaksanaan Penentang
berdasarkan Aktor Pesaing.

KEBIJAKSANAAN B
KEBIJAKSANAAN A Investasi Tidak
Keuntungan Peningkatan
Beresiko Mendorong
Tinggi Pangsa Pasar
Rendah Persaingan
Investasi Beresiko Rendah 1 3 5 3
Keuntungan Tinggi 1 5 7
Tidak Mendorong Persaingan 1 3
Peningkatan Pangsa Pasar 1

P A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari


1 7
E B pada B
T A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
3 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
1/3 9
N dari A B
A jelas lebih penting dari B mutlak lebih penting dari pada
5 1/9
J B A
U Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting dari
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
A
K perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

49
Tabel 4.6 Dalam Rangka Penyusunan Rencana Perusahaan Bagaimana
Pendapat Saudara Tentang Perbandingan Tingkat Kepentingan antar Kebijaksanaan
Penentang berdasarkan Aktor Masyarakat.
KEBIJAKSANAAN B
KEBIJAKSANAAN A Investasi Tidak
Keuntungan Peningkatan
Beresiko Mendorong
Tinggi Pangsa Pasar
Rendah Persaingan
Investasi Beresiko Rendah 1 5 5 7
Keuntungan Tinggi 1 7 7
Tidak Mendorong Persaingan 1 7
Peningkatan Pangsa Pasar 1

P A sama penting dengan A sangat jelas lebih penting dari


1 7
E B pada B
T A sedikit lebih penting B sangat jelas lebih penting dari
3 1/7
U dari B pada A
B sedikit lebih penting A mutlak lebih penting dari pada
1/3 9
N dari A B
A jelas lebih penting B mutlak lebih penting dari pada
5 1/9
J dari B A
U Nilai skala 2,4,6,8 atau ½,1/4,1/6,1/8
B jelas lebih penting
1/5 Diberikan bila terdapat sedikit saja
K dari A
perbedaan dengan patokan
PERHATIAN: Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini

50
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil perhitungan AHP (Analytical Hierarchy Process), faktor yang
paling berpengaruh dalam strategi Pengembangan Produk Agroindustri Berbasis jarak adalah
lebih memprioritaskan sekenario keinginan pada faktor internalisasi, masalah yang paling
berpengaruh adalah persaingan, sedangkan aktor yang paling berpengaruh adalah pemasok
sebagai pensuplai bahan industri. Investasi beresiko menjadi tujuan yang lebih diutamakan
dalam Strategi Pengembangan Produk Agroindustri Berbasis jarak untuk masa depan.

51
PENGAMBILAN KEPUTUSAN METODE BAYES, MPE DAN CPI

1. APLIKASI METODE BAYES


Penggunaan prosedur aplikasi Bayes adalah dalam pemilihan pemasok suatu bahan
utama untuk membuat produk baru suatu industri dalam suatu system rantai pasok. Prosedur
Bayes digunakan untuk menentukan rekapitulasi hasil penilaian kinerja pemasok. Tingkat
kepentingan indikator ini merupakan informasi awal yang bersifat subyektif. Informasi awal
ini akan diubah “harga harapan” (HH) menjadi informasi yang dapat dipercaya.
Tabel 5.3. menunjukkan penilaian alternatif keputusan pemilihan pemasok yang sesuai
dengan Teknik Bayes. Terdapat 3 alternatif yang dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok
yaitu: pemasok A, B, dan C dengan tiga kriteria yaitu: Ketepatan waktu, kontinyuitas dan
ketepatan kuantitas. Ketepatan ini diukur berdasarkan rasio antara capaian dengan target.

Kriteria
Alternatif Tepat Tepat Nilai Alternatif Peringkat
Kontinyuitas
Waktu Jumlah
1. Pemasok A 0,8 0,6 0,6 3,7 2
2. Pemasok B 0,8 0,9 0,7 3,8 1
3. Pemasok C 0,8 0,7 0,8 3,6 3

Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3


Tabel 5.3. Matrik keputusan penilaian pemasok yang sesuai dengan Teknik Bayes

Penilaian alternatif pada masing-masing kriteria menggunakan skala rasio capaian


dengan target mingguan dari 0.0 (tidak ada capaian sama sekali)- 1.0 (tercapai sepenuhnya)
untuk kriteria tepat waktu, kontinyuitas dan tepat jumlah. Dengan menggunakan perumusan
Bayes, diperoleh nilai alternatif 1,2, dan 3 masing-masing 0,66; 0,81; dan 0,76. Nilai-nilai
tersebut diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut :
Alternatif 1 : Pemasok A
0,3(0,8) + 0,4(0,6) + 0,3(0,6) = 0,66
Alternatif 2 : Pemasok B
0,3(0,8) + 0,4(0,9) + 0,3(0,7) = 0,81
Alternatif 3 : Pemasok C
0,3(0,8) + 0,4(0,7) + 0,3(0,8) = 0,76
Sehingga didapat alternatif yang terurut dari yang terbaik adalah alternative 2, 1, dan 3.

2. APLIKASI METODE MPE


Penilaian terhadap tiga alternatif produk agroindustri berbasis ubi kayu (Tepung
tapioka, Keripik singkong, dan Pakan ternak) yang akan diprogramkan pada percontohan
manajemen rantai pasok didapatkan dari hasil wawancara dengan pakar dan pengorganisasian
pengetahuan dari berbagai buku tentang ubi kayu. Kriteria yang dipertimbangkan ada tujuh,
yaitu potensi pasar, kondisi bahan baku, nilai tambah produk, daya serap tenaga kerja,
teknologi yang sudah dipakai, kondisi sosial budaya, dan dampak terhadap lingkungan.
Produk yang potensial untuk diinvestasikan tentunya produk yang mempunyai nilai tinggi

52
untuk setiap kriteria. Penilaian alternatif pada setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1-
9, seperti terlihat pada Tabel 5.5.
Nilai Alternatif Produk
No Kriteria Bobot
Tepung tapioka Keripik singkong Pakan ternak
1 Potensi pasar 9 8 6 6
2 Kondisi bahan baku 8 8 6 8
3 Nilai tambah produk 6 6 4 5
4 Daya Serap tenaga kerja 7 8 6 6
5 Teknologi yang sudah dipakai 5 8 6 6
6 Kondisi sosial budaya 7 8 8 8
7 Dampak terhadap lingkungan 5 6 8 6
Tabel 5.5. Penilaian alternatif produk agroindustri potensial

Setelah dihitung menggunakan teknik MPE maka akan terlihat urutan atau prioritas
produk agroindustri yang potensial untuk diinvestasikan, seperti pada Tabel 5.6.

Prioritas Alternatif terpilih Nilai MPE


Produk potensial 1 Tepung tapioka 155.267.448

Produk potensial 2 Pakan ternak 29.263.177

Produk potensial 3 Keripik singkong 14.179.040

Nilai MPE tersebut didapat dari hasil perhitungan sebagai berikut :


Alternatif 1 (Tepung Tapioka) :
= (8)9 + (8)8 + (6)6 + (8)7 + (8)5 + (8)7 + (6)5 = 155.267.448
Alternatif 2 (Keripik Singkong) :
= (6)9 + (6)8 + (4)6 + (6)7 + (6)5 + (8)7 + (8)5 = 14.179.040
Alternatif 3 (Pakan Ternak)
= (6)9 + (8)8 + (5)6 + (6)7 + (6)5 + (8)7 + (6)5 = 29.263.177

Dari Tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa produk agroindustri yang paling potensial
untuk diinvestasikan adalah tepung tapioka, dengan nilai 155.276.448. Pakan ternak
menempati urutan kedua sebagai produk agroindustri yang juga potensial untuk
diinvestasikan, diikuti dengan keripik singkong yang menempati uturan ke tiga.

3, Aplikasi Metode CPI


Sebagai ilustrasi, terdapat 3 alternatif yang dinilai yaitu Industri Minyak Sawit,
Industri Pengolahan Teh dan Industri Coklat Bubuk dengan kriteria kelayakan IRR (Internal
Rate of Return), B/C (Benefit/Cost Ratio) dan Pay Back Period (waktu pengembalian modal).
Tabel 5.7 memperlihatkan matrik awal penilaian alternatif yang di transformasi menjadi Tabel
5.8. dengan menggunakan Teknik Perbandingan Indeks Kinerja.

53
Kriteria
Alternatif IRR PBP
B/C
(%) (Thn)
1.Industri Minyak Sawit (CPO) 30 1,1 5
2.Industri Pengolahan Teh 20 1,15 6
3.Industri Coklat Bubuk 25 1,2 4
Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3
Tabel 5.7. Matrik awal penilaian alternatif pemilihan industri yang paling layak

Nilai IRR, B/C dan PBP arah, rentang dan satuannya tidak sama, sehingga tidak dapat
langsung diagregasi (digabungkan). Matrik ini harus diubah dulu ke dalam bentuk yang
seragam, caranya adalah dengan menentukan nilai minimum pada setiap lajur (setiap status
situasi), dan menetapkan nilai minimum tersebut sama dengan seratus. Kemudian nilai lain
dalam lajur yang sama dibandingkan dengan nilai minimum tersebut, sebagai berikut:
 Identifikasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilaianya semakin baik) dan tren
negatif (semakin rendah nilainya semakin baik)
 Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria ditranspormasi ke
seratus, sedangkan nilai lainnya ditranspormasi secara proporsional lebih tinggi.
 Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria ditranspormasi ke
seratus, sedangkan nilai lainnya ditranspormasi secara proporsional lebih rendah.

Kriteria
Alternatif PBP Nilai Alternatif Peringkat
IRR B/C
(Thn)

1. Industri Minyak Sawit (CPO)


150 100 80 109 2

2. Industri Pengolahan Teh


100 104,5 66,7 91,8 3

3. Industri Coklat Bubuk 125 109,1 100 111,1 1


Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3
Tabel 5.8. Matrik hasil transformasi melalui teknik perbandingan indeks kinerja
Sebagai misal, Kriteria IRR adalah kriteria tren positif, karena semakin besar nilai IRR
maka industri semakin layak. IRR yang paling kecil adalah IRR pada industri pengolahan Teh
maka IRR tersebut dikonversi menjadi 100 dan dijadikan basis perhitungan transformasi nilai
IRR yang lain. Transformasi Nilai IRR :
Alternatif 1 = Industri Minyak Sawit
30 x100 = 150
20
Alternatif 2 = Industri Pengolahan Teh
20 x100 = 100
20
Alternatif 3 = Industri Coklat Bubuk
25 x100 = 125
20
54
Kriteria PBP adalah kriteria yang mempunyai trend negatif, semakin kecil nilainya
semakin baik. Nilai PBP yang paling kecil di setiap alternatif dijadikan nilai maksimum
(100) sehingga digunakan perbandingan terbalik. PBP yang paling kecil adalah PBP pada
industri coklat bubuk maka PBP tersebut dijadikan basis perhitungan transformasi nilai PBP
yang lain :
Transformasi Nilai PBP :
Alternatif 1 = Industri Minyak Sawit
4 x100 = 80
5
Alternatif 2 = Industri Pengolahan Teh
4 x100 = 66.7
6
Alternatif 3 = Industri Coklat Bubuk
4 x100 = 100
4
Perhitungan nilai alternatif berdasarkan nilai setiap kriteria menggunakan cara seperti
perhitungan pada metode Bayes. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai alternatif 1, 2, dan 3
masing-masing adalah 109; 91,8; dan 111,1. Dengan demikian alternatif 3 yaitu Industri
Coklat Bubuk sebagai peringkat 1 disusul oleh industri minyak sawit dan kemudian industri
pengolahan teh.

55
PERHITUNGAN AHP FUZZY

Melakukan penyelesaian masalah tentang pemilihan catering yang terbaik dengan tiga
alternatif (calon) atau pilihan, yaitu Durusu, Mertol, dan Afiyetle. Hasil akhir dari sebuah
keputusan catering yang terbaik dipilih berdasarkan atas beberapa kriteria yang ditentukan,
yaitu kesehatan, kualitas makanannya, dan kualitas pelayanan. Berdasarkan contoh kasus
tanpa menggunakan subkriterias. Untuk menyelesaikan permasalah tersebut ada beberapa cara
ataupun langkah-langkah dalam menyelesaikan persoalan kasus di atas yaitu dengan
menggunakan F-AHP Chang.
Tahapan atau langkah yang dilakukan adalah dengan mengikuti tahapan pada F-AHP,
diantaranya dimulai dari bagian awal hingga akhir. Jika dirunut dari penyelesaiaan
masalahnya tahapan atau langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut:
1. Membuatnya menjadi struktur hirarki masalah, seperti gambar di bawah ini :

Untuk itu sebelum masuk ke penghitungan F-AHP, struktur hirarki pada masalah di
atas dapat diselesaikan terlebih dahulu dengan menggunakan penghitungan AHP yang
berguna untuk menemukan konsistensi nilai matriks perbandingannya. Input nilai matriks
perbandingan AHP sebagai berikut :

Nilai inputan perbandingan matriks di atas kemudian diproses untuk mencari bobot
vektor prioritas, lamda, CI, dan CR. Sebelum menghitung nilai bobot prioritas, setiap sel pada
kolom matriks dibagi dengan jumlah kolom pada tiap selnya. Untuk kolom pertama :

Menghitung nilai bobot prioritas yaitu untuk hasil pembagian sel yang telah diperoleh
pada setiap baris matriks dijumlahkan, kemudian dibagi dengan banyaknya sel pada baris
tersebut (banyak kriteria = 3).

56
Menghitung nilai lamda yaitu mengalikan eigenvector dan jumlah kolom sel pada
tabel diatas dan menghitung nilai CI dan CR.

Konversi nilai perbandingan AHP ke nilai himpunan fuzzy (F-AHP) dengan


menggunakan tabel sebelunya. Adapun hasil konversi nilai perbandingan matriksnya sebagai
berikut.

2. Menentukan nilai sintesis fuzzy (Si) prioritas dengan persamaan rumus. Hasil pengolahan
tabel di atas, dapat diperoleh nilai sintesis seperti tabel di bawah ini.

3.Jika telah didapat nilai Si, maka dapat didefinisikan sebagai nilai vector (V)
a.Vsc1 ≥ (Vsc2, Vsc3) Vsc1 ≥ Vsc2= 1 Vsc1 ≥ Vsc3= 1
b.Vsc2 ≥ (Vsc1, Vsc3) Vsc2 ≥ Vsc1= 0.472 Vsc2 ≥ Vsc3= 1
c.Vsc3 ≥ (Vsc1, Vsc2, Vsc4) Vsc3 ≥ Vsc1 = 0 Vsc3 ≥ Vsc2 = 0.482
4. Mendefinisikan nilai ordinat dan bobot vektor (W’)

Diperoleh bobot prioritas kriteria yaitu 0.679, 0.321, 0.

57

Anda mungkin juga menyukai