HALAMAN COVER
“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademis Dalam
Penyelesaian Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak”
Disusun Oleh:
Chandrika Gita Permata (2155061010)
Ganang Hilmi Fa’iq (2115061045)
Nyoman Eka Swardita (2155061006)
Syifa Amelia (2115061020)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "System Development
Life Cycle (SDLC) dan Systems Development Methodology (Model Process) "
dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat
Lunak. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai Perangkat
Lunak khususnya (SDLC) dan SW Model Process dalam Rekayasa Perangkat
Lunak, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada DR. Eng. Mardiana, S.T., M.T selaku
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, yaitu sebagai berikut :
a. Apa itu SDLC dan SW Process Model?
b. Sebutkan dua contoh SW Process Model (Adaptive Software Development
(ASD) dan Component-Based Development)?
c. Jelaskan mengenai pemilihan SW Process Model (Adaptive Software
Development (ASD) dan Component-Based Development)?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Adapun tahapan yang diperlukan ketika menjalankan kerangka kerja
SDLC ini, secara garis besar terdapat beberapa tahapan dalam SDLC,
yaitu:
1) Planning (Perencanaan Sistem), mengumpulkan semua informasi
yang dibutuhkan dalam proses pengembangan software.
2) Analysis (Analisis Sistem), menganalisis kebutuhan fungsional
sistem seperrti masalah bisnis, target yang ingin dicapai, apa tujuan
utama pengembangan software tersebut, dll.
3) Design (Perancangan Sistem), membuat rencana desain atau
spesifikasi desain seperti Architecture, User Interface, Platform, dan
Security.
4) Implementasi (Implementasi Sistem), sistem yang sudah dibuat
akan diuji coba dan dipastikan dapat bekerja secara optimal.
4
a) Kebutuhan terhadap definisi masalah yang jelas
b) Tahapan pengembangan yang teratur
c) Stakeholder berperan sangat penting dalam keseluruhan tahapan
pengembangan
d) Dokumentasi
e) Keluaran dari proses pengembangan perangkat lunak.
5
2.2.2 Contoh Component-Based Development
6
setidaknya mengenai bagaimana interface komponen seharusnya
dispesifikasikan dan bagaimana komponen berkomunikasi. Beberapa
model bahkan menjelaskan lebih lanjut mengenai interfaces yang
harus diimplementasikan oleh semua komponen yang compatible.
Jika komponen sesuai dengan standar, maka operasinya bersifat
independen dari bahasa pemrogramannya. Komponen yang
dikembangkan dalam bahasa pemrograman yang berbeda dapat
diintegrasikan ke dalam sistem yang sama.
Middleware yang menyediakan dukungan perangkat lunak untuk
integrasi komponen. Untuk membuat komponen-komponen
independen dan terdistribusi dapat berjalan bersama, kita
membutuhkan dukungan middleware yang menangani komunikasi
komponen. Middleware untuk dukungan komponen menangani
masalah-masalah level rendah dengan efisien, sehingga kita cukup
hanya fokus pada masalah yang berkaitan dengan aplikasi. Sebagai
tambahan, middleware untuk dukungan komponen dapat
menyediakan dukungan untuk alokasi sumber daya, manajemen
transaksi, keamanan, dan konkurensi.
Proses pengembangan yang diarahkan pada rekayasa perangkat
lunak berbasis komponen. Kita membutuhkan proses
pengembangan yang mendukung kebutuhan untuk berkembang,
bergantung pada fungsionalitas dari komponen yang tersedia.
7
implementasi komponen tersebut dapat diganti tanpa mempengaruhi
kinerja keseluruhan sistem.
Komponen berkomunikasi melalui interface yang sudah
didefinisikan dengan baik. Apabila interface dipelihara, komponen
tersebut dapat digantikan oleh komponen lainnya yang menyediakan
fungsionalitas tambahan atau yang ditingkatkan.
Infrastruktur komponen menawarkan berbagai layanan standar
yang dapat digunakan dalam sistem aplikasi. Hal ini mengurangi
jumlah kode baru yang harus dibangun.
Saat ini, sudah ada standar untuk mendukung proses CBSE ini, di
antaranya adalah: Enterprise Java Beans (EJB), Microsoft COM dan
.NET, dan CORBA CCM.
8
perubahan berkelanjutan sebagai norma. Dalam ASD, static Plan-
Design-Build life cylce yang statis digantikan oleh dynamic Speculate-
Collaborate-Learn life cycle (Gambar 2.1.3). Fase spekulasi
(speculation), kolaborasi (collaboration), dan pembelajaran (learning)
ini merupakan life cycle yang didedikasikan untuk pembelajaran
berkelanjutan dan berorientasi pada perubahan, evaluasi ulang,
mengintip ke dalam filter yang tidak pasti, dan kolaborasi intens antara
pengembang, manajemen, dan pelanggan.
9
Kelebihan dari Adaptive Software Development ini adalah :
- Menambah produktivitas dalam tim;
- Menambah kualitas pada software;
- Menambah kepuasan klien;
- Menghemat biaya; dan
- Mengurangi resiko kegagalan implementasi software dari segi non-
teknis.
10
Adapun 6 tahapan yang ada pada Component-Based Development, yaitu:
1) Requirements analysis dan spesification, menganalisis kebutuhan
dengan ketersediaan komponen dan juga menegosiasikan kebutuhan
dan memodifikasi komponen layak digunakan atau tidak.
2) System Design, berkaitan dengan ketersediaan model ataupun
komponen tertentu yang memerlukan architectural framework.
3) Implementation dan Unti Testing, meliputi pemilihan untuk
komponen, dan penyesuaian komponen serta test komponen.
4) System Integration, berkaitan dengan integrasi dari standar
infrastruktur komponen yang membentuk komponen framework dan
komponen pada aplikasi.
5) System Verification dan validation, sistem verifikasi dan validasi
menitik beratkan pada masalah spesifikasi untuk component-based
yaitu melalui pendekatan lokasi error, terutama ketika komponen tipe
"Black Box" dikirm dari vendo yang berbeda.
6) Operation support dan maintenance, Operasi pendukung dan
pemeliharaan mirip dengan proses implementasi, tetapi komponen-
komponen yang ada akan diubah ke versi yang baru dan diintegrasikan
ke dalam sistem.
11
Software engineering (component-based development) melakukan
analisis terhadap domain model yang sudah ditetapkan kemudian
menentukan spesifikasi dan merancang berdasarkan model struktur
dan spesifikasi sistem, kemudian melakukan pembangunan software
dengan menggunakan komponen-komponen yang sudah ditetapkan
berdasarkan analisis dan rancangan yang dihasilkan sebelumnya
hingga akhirnya menghasilkan software.
12
- Komponen lama tidak kompatibel atau sejalan dengan model
perakitan komponen saat ini.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Software Process merupakan pendekatan sistematis yang digunakan dalam
rekayasa perangkat lunak, serta merupakan sebuah aktifitas terurut yang
merujuk kepada produksi dari pembuatan produk rekayasa perangkat lunak,
juga merupakan sebuah proses dari program dan dapat mengeksekusi secara
otomatis. Software Process memliki tujuan untuk menghasilkan software yang
berkualitas. Adapun process model yang penulis cantumkan dalam makalah
ini, yaitu: Adaptive Software Development (ASD) dan Component-Based
Development.
3.2 Saran
Masih banyak kekurangan didalam penulisan makalah ini, penulis
mengharapkan dengan adanya makalah ini akan dapat membantu untuk lebih
memahami apa itu SDLC dan SW Process Model. Penulis juga mengharapkan
kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang dapat membangun
agar kedepannya dapat membuat dan menyusun sebuah makalah dengan lebih
baik lagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, M., Nasabah, G. H., Kartu, K. P., & Dan, M. N. B. (2018). Putra.
Pengertian SDLC Adalah: Fungsi, Metode dan Tahapan Sdlc.
https://salamadian. com/sdlc-system-development-life-cycle/, 20
September 2020. Transportation Research Part D: Transport and
Environment, 59.