NIM: H2401201051
Metodologi Soft System (SSM) adalah pendekatan sistemik yang digunakan untuk
memahami dan memecahkan masalah yang kompleks dan ambigu dalam situasi di mana tidak ada
solusi yang jelas atau tepat. SSM dikembangkan oleh Peter Checkland sebagai alat untuk
memecahkan masalah yang berhubungan dengan sistem manusia, seperti organisasi, kebijakan publik,
atau situasi sosial yang kompleks. SSM mengakui bahwa sistem manusia melibatkan pemikiran,
persepsi, dan persepsi yang kompleks, sehingga tidak dapat dijelaskan dengan cara yang sama seperti
sistem teknis yang dapat diukur secara objektif. Metodologi ini menekankan pada dialog dan
kolaborasi antara pemangku kepentingan yang berbeda untuk mencapai pemahaman yang lebih baik
tentang masalah yang dihadapi dan menemukan solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam Soft System Methodology:
Mengidentifikasi masalah: SSM dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang kompleks
dan ambigu yang perlu diatasi. Masalah tersebut mungkin melibatkan konflik antara berbagai
pemangku kepentingan atau situasi yang tidak jelas.
Membangun pemahaman sistemik: Langkah selanjutnya adalah membangun pemahaman
sistemik tentang masalah. Ini melibatkan pengumpulan informasi dari berbagai sumber dan
pemangku kepentingan yang terlibat. Tujuannya adalah untuk memahami perspektif yang
berbeda dan membangun pemahaman yang lebih komprehensif tentang sistem manusia yang
terlibat dalam masalah tersebut.
Membangun model konseptual: Setelah pemahaman sistemik tercapai, langkah berikutnya
adalah membangun model konseptual yang menggambarkan elemen-elemen utama dari
sistem manusia yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Model ini membantu dalam
menganalisis hubungan antara elemen-elemen sistem dan bagaimana mereka saling
mempengaruhi.
Mengeksplorasi solusi alternatif: Dalam langkah ini, berbagai solusi alternatif diperkenalkan
dan dieksplorasi untuk mengatasi masalah. Solusi-solusi ini didasarkan pada diskusi dan
negosiasi antara pemangku kepentingan yang berbeda. Pendekatan ini memungkinkan adanya
variasi solusi yang dapat diterima oleh berbagai pihak yang terlibat.
Merancang tindakan yang memungkinkan: Setelah pemangku kepentingan mencapai
kesepakatan tentang solusi yang dapat diterima, langkah terakhir adalah merancang tindakan
yang memungkinkan untuk menerapkan solusi tersebut. Tindakan ini mungkin melibatkan
perubahan organisasi, kebijakan baru, atau langkah-langkah lain yang diperlukan untuk
mengatasi masalah.
Contoh penerapan Soft System Methodology adalah ketika suatu perusahaan menghadapi
masalah kolaborasi antardepartemen yang tidak efektif. Dalam hal ini, langkah-langkah SSM dapat
melibatkan identifikasi masalah, pengumpulan data tentang perspektif dan masalah yang dihadapi
oleh setiap departemen, pembangunan model Pendekatan sistem diawali dengan situasi yang
kompleks dan tidak pasti. Sehingga hasil yang diharapkan lebih menuju resolusi (memperbaiki
situasi) ketimbang solusi (pemecahan permasalahan (Checkland, 1978). Pendekatan soft berdasarkan
asumsi yang mana persepsi orang-orang terhadap dunia nyata akan beragam dan preferensi mereka
akan berbeda-beda. Oleh karena itu menjadi penting untuk memahami cara berbagai pemangku
kepentingan dalam menangkap dan memahami permasalahan. SSM dipandang suatu metodologi yang
dapat digunakan untuk mencari solusi yang memungkinkan terhadap permasalahan “soft” yang
dihadapi secara sosial. Permasalahan “soft” merupakan permasalahan yang kompleks, sulit
didefinisikan, distrukturkan, dan sulit untuk diselesaikan
System thinking memandukan pemahaman dalam melihat hubungan antara sesuatu dengan
pertimbangan situasi dilihat sebagai suatu keseluruhan (holistik), ketimbang sistem pada komponen
per bagian (Checkland, 1978). Tujuan Soft System Methodology (SSM) adalah untuk
mengokestrasikan dan menerapkan perubahan yang memungkinkan (viable changes) pada sistem
sosio-kultural yang mana ilmu manajemen klasik tidak dapat mempersepsikan atau
mempertimbangkan variabel “soft” dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai tindakan dari organisasi
(contohnya faktor politik, kekuasaan, budaya, ideologi, nilai, kepentingan, dan lain sebagainya)
(Rodriguez-Ulloa, 2011) Soft problem merupakan permasalahan yang sangat kompleks, yang mana
tidak ada “solusi” unik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Penyelesaian permasalahan
dengan pendekatan soft tergantung pada posisi ideologis, kekuasan, pengalaman, bahkan latar
belakang pendidikan dari pihak yang ingin mengajukan penyelesaian permasalahan. (Rodriguez-
Ulloa, 2011). SSM merupakan perangkat intelektual yang digunakan untuk merancang dan
mengimplementasikan perubahan pada arena sosial di dunia nyata, yang mana manusia atau
sekumpulan manusia melakukan sesuatu untuk merubah dunia nyata melalui tahapan yang diperlukan
dalam rangka memperbaiki (improve) situasi tersebut (Rodriguez-Ulloa, 2011).
SSM tediri dari 7 (tujuh) tahapan (Checkland & Scholes, 1990)
1. Problem situation considered problematic
2. Problem situation expressed
3. Root definitions of relevant purposeful activity systems
4. Conceptual models of the systems omed in the roof definitions
5. Comparison of models and real world
6. Changes: systematically desirable, culturally feasuble
7. Action to improve the probllem situation
Budianto, G., & Widya Dharma Pontianak, U. (n.d.). Penggunaan SSM Dalam Perencanaan
Pengembangan Sistem Pemesanan Berbasis Website.
Mehregan, M. R., Hosseinzadeh, M., & Kazemi, A. (2012). An application of Soft System Methodology.
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 41, 426–433.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.04.051
Permatasari, Y. I., Hardjosoekarto, S., & Salomo, R. V. (2020a). Institutional Transformation of Public
Private Partnership to Ensure Low Transaction Costs: Case Study of Infrastructure Provision at the
Ministry of Public Works and Housing of the Republic of Indonesia. Systemic Practice and Action
Research, 33(2), 149–165. https://doi.org/10.1007/s11213-019-09485-w
Rifandini, R., Puteri, B. P. T., & Sholakodin, A. F. (2023). Analisis Model Mekanisme Partisipasi Forum Anak
dalam Pembangunan Sosial. Jurnal Transformative, 9(1), 102–124.
https://doi.org/10.21776/ub.transformative.2023.009.01.6
Seminar, P., & Geotik, N. (2017). PENERAPAN KNOWLEDGE CAPTURE UNTUK PROMOSI FAKULTAS
MENGGUNAKAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY (SSM) (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNIK,
UNIVERSITAS VICTORY SORONG).