Anda di halaman 1dari 4

UAS Kepemimpinan & Berpikir System

Oleh :
Eni Purwaningsih (102014153016)

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI S-2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
Lakukan tinjauan pustaka untuk menjawab 3 pertanyaan berikut:
1. Bagaimana pendekatan berpikir sistem memberikan nilai bagi para pemimpin perawatan
kesehatan?
2. Praktik apa yang tercakup dalam pemikiran sistem yang paling berharga bagi para
pemimpin perawatan kesehatan?
3. Apa model konseptual Kepemimpinan Berpikir Sistem yang tepat untuk organisasi layanan
kesehatan selama pandemi?
Jawab:
1. Berpikir sistem adalah pendekatan yang berguna untuk mengurangi masalah dan tantangan
yang kompleks, dan bertujuan untuk menggabungkan kembali pemikiran sistem sebagai
pendekatan yang sesuai untuk menemukan kebijakan dan merekayasa manajemen
(menemukan solusi) (Eriyatno, 2013). Berpikir sistem mengacu pada kemampuan untuk
menciptakan pemikiran baru, membuat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya,
untuk bersikap emosional dan atau bersifat logis dan melakukan tindakan bermanfaat
namun juga kadang-kadang bukan hanya maksud untuk bertahan hidup (Motlock dan
Woodfin, 1991)dalam (Kusmuljono,2009). Manfaat dari berpikir sistem itu sendiri antara
lain memproses pengelolaan visi organisasi, mengatasi masalah yang ada di dalam
organisasi dan analisis setiap masalah. Ketika berbicara tentang sistem kesehatan, segala
sesuatunya menjadi lebih kompleks, dan kepemimpinan harus diwujudkan baik pada
seluruh sistem dan setiap level organisasi. Pemimpin harus mengetahui dan
mengembangkan keterampilan kompleks untuk memungkinkan mereka untuk
memperkirakan perubahan mendasar yang diperlukan, untuk menerapkan strategi
pembelajaran jangka panjang, untuk memantau kinerja mengenai semua aspek dan juga
untuk membantu mereka merencanakan dan memilih skenario terbaik dalam situasi
tertentu. Elemen Sistem yaitu Supplier, Masukan (Input), Proses , Keluaran (Output),
feedback dan purpose. Berpikir sistem adalah sebuah pendekatan holistik untuk
memandang sebuah masalah secara menyeluruh dengan memperhatikan interaksi antara
elemen-elemen didalamnya. Tanpa elemen-elemen ini, pemimpin adalah pengamat belaka
tanpa kemampuan untuk melihat jauh lebih dalam fenomena dalam kompleksitasnya.
Pemimpin harus melihat melampaui tantangan dan, dalam waktu yang sama, mereka harus
mengidentifikasi solusi terbaik untuk berbagai masalah. Untuk solusi sederhana dalam
berbagai situasi dimana manajer/ pimpinan keperawatan/ kesehatan dihadapkan dengan
suatu permasalahan dalam organisasi, perlu bahwa organisasi untuk memiliki pemimpin
dengan beberapa keterampilan dan kompleks (Heryana and Unggul, 2018). Contoh situasi
dalam organisasi kepemimpinan keperawatan yang membutuhkan pemimpinnya dapat
berpikir sistem :
Rekayasa sistem merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin
dengan karakter berfikir sistem. Seringkali ketidakmampuan pemimpin dalam memahami
rekayasa sistem menyebabkan kegagalan organisasi dalam mengimplementasikan suatu
kebijakan. Misalnya panjangnya antrian pelayanan kesehatan di rumah sakit yang
berakibat pada penurunan kepuasan pasien disebabkan lemahnya manajemen dalam
merekayasa sistem untuk mempercepat waktu pelayanan. Pengurangan waktu pelayanan
merupakan salah satu solusi untuk memperpendek antrian, misalnya dengan penambahan
petugas atau penerapan teknologi. Namun dikhawatirkan dengan penambahan sumberdaya
akan terjadi inefisiensi. Rekayasa (berpikir) sistem mendorong manajemen untuk
menghasilkan sistem pelayanan kesehatan yang efisien dengan merekomendasikan alokasi
sumberdaya berdasarkan analisis sistem yang terukur. Berbagai studi tentang optimalisasi
sistem memberikan rekomendasi alokasi sumberdaya (manusia dan alat) untuk
menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien. (Putu Desak Yuli Kurniatu, 2018)

Reference :
B.S Kusmuljono (2009). Menciptakan Kesempatan Rakyat Berusaha. PT Penerbit IPB
Press.
Eriyatno. (2013). Ilmu Sistem: Meningkatkan Integrasi dan Koordinasi Manajemen.
Jilid Dua, Edisi pertama. Larasati L, editor. Surabaya (ID): Penerbit Guna Widya.
Heryana, A. and Unggul, U. E. (2018) ‘SISTEM : Teori , Pengertian dan Berfikir Sistem
Aplikasi dalam Bidang Kesehatan’, (November 2017), pp. 1–36.
Putu Desak Yuli Kurniatu (2018) ‘Study Guide 2017 / 2018 Kepemimpinan dan Berpikir
Sistem Kesehatan Masyarkat Semester 3 Reguler Study Guide 2017 / 2018’.

2. Praktik yang tercakup dalam pemikiran sistem yang paling berharga bagi para pemimpin
perawatan kesehatan yaitu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada didalam
organisasi. Sebaiknya seorang pemimpin dalam organisasi saat menghadapi permasalahan
yang terjadi dapat menerapkan proses berpikir sistem yang dimulai dari analisis masalah,
analisis kondisi setiap komponen, menentukan solusi terbaik untuk memperbaiki masalah ,
penerapan solusi dalam sistem, dan melakukan evaluasi setelah adanya penerapan
perbaikan. Dengan begitu maka permasalahan yang terjadi akan dapat diselesaikan dengan
baik karena ketelitian pemimpin melakukan analisis masalah mulai dari akar permasalahan
sehingga ditemukan solusi terbaik demi mencapai tujuan organisasi.
Reference :
Hidayatno, A. (2013) Berpikir Sistem (Pola Berpikir Untuk Pemahaman Masalah Yang
Lebih Baik). Yogyakarta : Leutika Prio.

3. Model konseptual Kepemimpinan Berpikir Sistem yang tepat untuk organisasi layanan
kesehatan selama pandemi adalah Situational Leadership Model (SLM) atau Gaya
kepemimpinan situasional. Situasi yang berbeda membutuhkan gaya kepemimpinan yang
berbeda. Tidak ada gaya kepemimpinan yang cocok untuk semua situasi dan pemimpin
yang efektif menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi. Tidak ada tipe
kepemimpinan yang sempurna untuk semua situasi. Gaya kepemimpinan harus
disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan tingkatan kedewasaan bawahan. Namun juga
harus diperhatikan sebagai bahan pertimbangan terlebih dahulu organisasi tersebut ada
dalam tahap apa, dimana ada 4 tahap perkembangan team learning yaitu Tahap 1 Un
Development (paling sering dijumpai dalam organisasi dimana sekelompok orang
mengerjakan suatu tugas tapi mereka tidak bersepakat tentang bagaimana seharusnya
mereka bekerja), tahap 2 Experimenting (tahap percobaan dimana tim secara bersunggu-
sungguh mulai meninjau ulang metode-metode operasional yang berlaku selama ini),
tahap 3 Consolidating (Tim sudah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi ditahap
Experimenting) dan tahap 4 Mature (Tim yang sudah matang) . Apabila organisasi Team
Learning masih berada dalam tahap Un Development gaya kepemimpinan yang sesuai
adalah gaya kepemimpinan Otoriter, dan bila organisasi team learning sudah berada pada
tahap 4 Mature maka gaya kepemimpinan yang sesuai adalah Situasional.
Reference :
Junadi P,. (2014). Kepemimpinan dan Team Learning.
https://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/611/mod_resource/content/1/sesi
%209%20%20Kepemimpinan%20dan%20Team%20Learning%202014.pdf

Anda mungkin juga menyukai