Disusun Oleh :
Kelompok 1
Gina Octavianie 01190100018
Judika Pakpahan 01190100014
Tari Maspupah 01190100002
Trinita Debora Siagian 01190100025
Berfikir sistem adalah suatu proses untuk memahami suatu fenomena dengan tidak hanya
memandang dari satu atau dua sisi tertentu. Dalam berfikir sistem ini, juga dapat dilihat
adanya satu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen seperti atasan, bawahan,
klega, dan pihak terkait lainnya. Masing-masing komponen ini memiliki kontribusi
terhadap tujuan sistem. Namun perlu disadari bahwa satu bagian komponen tidak akan
dapat berdiri sendiri dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini, interaksi, kerja
sama, dan komunikasi yang baik antarkomponen, antarpimpinan, bawahan, kolega, dan
yang lainnya, mutlak dibutuhkan.
Dilihat dari manfaat pemikiran sistemik, pemikiran sistemik sangat penting untuk
diterapkan dalam dunia kesehatan. Masukan (input) dalam pelayanan kesehatan adalah
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Dalam proses pelayanan kesehatan
erat kaitannya dengan pemerintah, sistem kesehatan, infrastruktur kesehatan, peratuaran
dan panduan, dan sebagainya. Hasil pelayanan kesehatan mencakup status kesehatan
masyarakat dan ketersediaan pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar masalah diatas maka perlu dibuat rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu:
1. Apakah berpikir itu?
2. Bagaimana berpikir sistem itu?
3. Apa saja tujuan system?
4. Apa saja batasan sistem?
5. Apa saja struktur system?
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah itu berpikir.
2. Untuk mengetahui bagaimana berpikir sistem itu.
3. Untuk mengetahui apa saja tujuan sistem.
4. Untuk mengetahui apa saja batasan sistem.
5. Untuk mengetahui apa saja struktur sistem.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kepemimpinan
1. Oppeness (Keterbukaan)
Sistem terbuka berarti sifat atau tingkah laku yang mengharusan untuk memprediksi
dan mempersiapkan kemungkinan. Dan sistem terbuka hanya dapat dipahami dalam
konteks lingkungan. Lingkungan ini mencakup semua pemangku kepentingan dari
suatu sistem: pelanggan, pemasok, pemegang saham, pemimpin, dan anggota itu
sendiri. Dalam prinsip ini, pemimpin dapat mengelola dan memengaruhi hal yang
tidak dapat dilakukan dan menghargai suatu yang tidak dapat dipengaruhi. Sistem ini
jika dibiarkan akan cenderung berkembang sesuai dengan kebutuhannya.
2. Purposefulness ( Tujuan)
Pada prinsip ini, untuk memengaruhi para aktor dalam lingkungan, kita harus
memahami mengapa mereka melakukannya.
Pertanyaan mengapa adalah masalah tujuan dan masalah pilihan. Pilihannya adalah
interaksi antara dimensi rasional, emosional, dan budaya. Pilihan rasional adalah
domain kepentingan pribadi atau kepentingan keputusan pembuat, dan emosi adalah
rasa yang memiliki kecenderungan terhadap sesuatu hal, dan budaya memberikan nilai
default ketika aktor gagal untuk memilihnya secara eksplisit. Dengan kata lain, prinsip
ini mengedepankan hasil, bertujuan menilai dan memahami perbedaan perilaku sistem
yaitu reaksi, respons, dan tindakan.
3. Multidimensionality (Multidimensi)
Multidimensi adalah salah satu prinsip sistem yang paling kuat proses berpikirnya.
Multidimensitas menyatakan bahwa kecenderungan yang berlawanan tidak hanya
hidup berdampingan, tetapi juga membentuk hubungan yang saling melengkapi. Lebih
dari dua variabel dapat membentuk hubungan komplementer sebagai kebebasan,
keadilan, dan keamanan mendemonstrasikan. Artinya, setiap tendensi ada diwakili
oleh dimensi yang terpisah dan menghasilkan multidimensi skema mana yang rendah
dan tinggi.
4. Emergent Property (Properti yang Muncul)
Proses ini sesuai dengan mengumpulkan dan mengembangkan kekayaan, kekuatan,
pengetahuan, keindahan, dan nilai.
Properti yang muncul ini tidak dapat diukur secara langsung, seseorang hanya dapat
mengukur manifestasinya. Namun mengukur manifestasinya dari suatu fenomena
terbukti sangat bermasalah. Sebagai manifestasi kesuksesan, pertumbuhan telah
dipertimbangkan ukuran kinerja penting dari suatu organisasi. Jika sebuah organisasi
berhasil, kemungkinan besar akan tumbuh. Namun jika organisasi tumbuh, ini tidak
selalu berarti berhasil.
5. Counterintuitive Behaviour (Perilaku Kontra Intuitif)
Perilaku berlawanan dengan intuisi berarti tindakan yang dimaksudkan untuk
menghasilkan sebuah hasil yang diinginkan dapat menghasilkan hasil yang
berlawanan. Hal ini berarti sebab dan akibat bisa dipisahkan dalam ruang dan waktu.
Sebuah peristiwa sedang terjadi pada waktu dan tempat tertentu mungkin memiliki
efek yang tertunda, menghasilkan dan berdampak pada waktu dan tempat yang
berbeda.
D. Karakteristik Sistem
Cara berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar manusia
dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh dan
dengan demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah
kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif.
Menurut Hutahean (2014), sistem yang dikatakan sistem yang baik memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Komponen. Sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling
berinteraksi dan bekerja sama untuk membentuk kesatuan. Komponen sistem dapat
berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan sistem (boundary), adalah daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luar. Batasan sistem ini
memungkinkan sistem dipandang sebagai satu kesatuan dan juga menunjukkan
ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan luar sistem (environment), adalah sesuatu yang berada di luar batas
dari sistem dan memengaruhi operasi sistem tersebut. Lingkungan luar sistem ini
dapat bersifat menguntungkan atau juga merugikan. Namun harus tetap dijaga,
dipelihara, dan dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sistem.
4. Penghubung sistem (interface), adalah media penghubung diperlukan untuk
mengalirkan sumber-sumber daya dari subsistem ke subsistem lainnya. Dengan
penghubung ini, keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem
lainnya.
5. Masukkan sistem (input), adalah sebuah energi yang dimasukkan ke dalam sistem
dan dapat berupa perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal. Perawatan ini
berfungsi agar sistem dapat beroperasi dan masukan sinyal adalah energi yang
diproses untuk menghasilkan keluaran (output).
6. Keluaran sistem (output), adalah hasil dari energi yang telah diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang bernilai guna dan sisa pembuangan.
Contohnya ialah sebuah komputer yang menghasilkan panas yaitu merupakan sisa
pembuangan dan informasi adalah keluaran sistem tersebut.
7. Pengelola sistem. Suatu sistem dapat menjadi bagian pengelola yang akan
mengubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran sistem. Sasaran sistem ini memiliki tujuan (goal) atau sasaran. Sasaran
dari sistem ini sangat menentukan input yang dibutuhkan oleh sistem dan output
yang dihasilkan.