Kesehatan Masyarakat
Oleh:
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Peter senge dalam buku yang berjudul The Fifth Discipline (Senge 2006)
dalam bukunya adalah perbaikan yang gagal, pemindahan beban, sasaran yang
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem berasal dari bahasa latin systēma dan bahasa Yunani sustēma yaitu
dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan
kearah proses memahami dan berpikir bagaimana agar kita memandang suatu sistem
macam komponen di dalam sistem tadi saling mempengaruhi satu sama lain dalam
suatu sistem yang terdiri dari orang – orang, struktur dan proses dapat saling bekerja
sama agar membuat organisasi tersebut dapat bekerja dengan baik atau tidak baik.
permasalahan sebagai bagian dari suatu sistem secara luas, bukan sebagai suatu
bagian spesifik yang terpisah. Dengan demikian, akan lebih mudah dalam
mengidentifikasi isu – isu yang ada di suatu sistem / organisasi kemudian berusaha
berpikir lebih luas dan jangka panjang tentang bagaimana mengatasi permasalahan
tersebut.
1. Objek: berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak,
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan, masukan,
proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan.
a. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), baik hanya satu atau mungkin banyak.
Tujuan inilah yang menjadi motivasi yang akan mengarahkan sistem. Tanpa tujuan,
sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem
dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang
berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang
berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah
informasi. Input berupa komponen – komponen yang membentuk suau kesatuan yang
akan diproses ini, diklasifikasikan berdasar kegunaannya dalam sistem tersebut, yaitu
1. Komponen esensial
Merupakan komponen yang penting dan harus ada dalam menjalankan fungsi
2. Komponen aksesoris
Merupakan komponen yang boleh ada, namun tidak vital dalam fungsi suatu
tergantung tujuan dari sistem itu sendiri. Sebuah komponen dapat saja menjadi
esensial bagi suatu sistem, namun di sistem lain bisa saja menjadi tidak esensial.
Seperti halnya antara sistem sepeda motor dan sistem pembelajaran, di lihat dari
tujuannya kedua sistem tersebut memiliki tujuan yang berbeda, maka komponen
tidak esensial pada sistem sepeda motor yang tujuannya sebagai alat transportasi.
Tidak hanya di antara sistem yang berbeda, dalam sistem yang sama pun, bila
tujuannya berbeda, maka komponen yang tadinya esensial dapat juga menjadi
aksesoris, misalnya pada sistem telepon genggam, bila tujuannya sebagai alat
menjadi tidak esensial bila dibandingakan dengan sistem telepon genggam yang
c. Proses
masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa
informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya
saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan
mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
d. Keluaran
keluaran bisa berupa kesembuhan pasien atau malah perburukan kondisi pasien.
e. Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan
lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, rumah sakit memiliki aturan –
aturan yang mengatur jalannya fungsi sistem di rumah sakit tersebut. Tentu saja batas
sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku
mengeliminasi program yang kurang di butuhkan saat itu, rumah sakit dapat
menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini
g. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa
berpengaruh terhadap fungsi suatu sistem, dalam arti bisa merugikan atau
menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus
sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu
membawa kita sebuah pemikiran yang menyeluruh terhadap suatu masalah, yaitu
pemikiran yang melibatkan seluruh elemen dalam suatu sistem. Istilah-istilah yang
sering digunakan dan memiliki kesamaan dengan berfikir sistem antara lain
Berfikir sistem (system thinking) mulai dikembangkan pada awal abad 20 dan
pertama kali diaplikasikan pada bidang Teknik, Ekonomi, dan Ekologi. Masalah pada
bidang kesehatan lambat laun disadari memiliki karakteristik yang kompleks dan
seperti fenomena gunung es. Akhirnya berfikir sistem baru diterapkan awal tahun
berjudul Application of System Thinking to Health Policy and Public Health Ethics
Sementara itu WHO dalam laporannya yang berjudul Systems Thinking for
SYSTEMS THINKING
USUAL APROACH
APROACH
Static thinking: hanya fokus pada Dynamic thinking: melihat masalah
sebagian masalah sebagai akibat dari pola perilaku
sepanjang masa
Systems-as-effect thinking: melihat Systems-as-cause thinking: berupaya
perilaku yang terjadi dalam sistem agar perilaku dalam sistem memberikan
merupakan akibat dari lingkungan pengaruh positif bagi lingkungan
Tree-by-tree thinking: meyakini bahwa Forest thingking: meyakini bahwa
untuk memahami sesuatu adalah untuk memahami sesuatu adalah
dengan mengetahui setiap detail dari dengan memahami konteks masalah
masalah secara keseluruhan
Factors thinking: mengidentifikasi Operational thinking: berfokus pada
faktorfaktor yang mempengaruhi dan akibat dari masalah dan memahami
berhubungan dengan suatu masalah bagaimana hal tersebut bisa terjadi
Straight-line thinking: memandang Loop thinking: memandang sebab-
sebabakibat terjadi dalam satu arah, akibat terjadi dalam proses yang selalu
tanpa memperhatikan ketergantungan berjalan
antar faktor
2.3 Archetypes
Dalam dunia nyata terdapat sruktur perilaku (pattern of structure) tertentu yang
terjadi berulang-ulang, dan itulah model baku serba sistem (systems acrhetypes)
(Gharajedaghi 2012).
System archetypes merupakan suatu pakem/pola perilaku dalam model alamiah atau
disebut juga template perilaku system. Archetypes system merupakan alat yang ampuh untuk
2.4Pemindahan Beban
masalah secara cepat (sementara) yang tanpa disadari akan menimbulkan efek
hasil langsung yag tampaknya positif. Seiring dengan penggunaan koreksi ini secara
terus-menerus, maka koreksi yang kebih fundamental dan berjangka panjang semakin
jarang dilakukan. Pada gilirannya solusi jangka pendek yang bersifat simptomatik
1) daya tarik (dan relative kemudahan dan biaya rendah) untuk merancang solusi
2) dampak jangka panjang fundamental solusi yang ditujukan untuk struktur yang
dana di muka yang relatif besar, dan menguji kesabaran manajer. Semua ini dalam
menghadapi tekanan dari banyak sudut yang menuntut agar manajer memperbaiki
masalah segera dan lanjutkan. Inti dari Pergeseran Beban adalah bahwa dulu solusi
(Braun 2002).
menggambarkan keluarga masalah secara umum. Nilai mereka berasal dari wawasan
yang mereka tawarkan ke dalam interaksi dinamis sistem yang kompleks. Sebagai
pemahaman luas tentang rumah sakit dan lingkungannya.(Alan and Mahendran 2008)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Permasalahan
Pabrik Amonia membuang amonia dengan debit 100 m3 /hari. Sementara itu
dengan teknik produksi bersih bisa mengurangi limbah sebesar 20%, untuk
pemenuhan baku mutu limbah cair, dioperasikan UPL yang mampu menurunkan
beban limbah cair 30% dari beban awal. Adanya UPL menyebabkan karyawan tidak
meningkat.
3.2 Analisis
7.
Shifting
the
Burden /
Addiction
(peminda
han
beban)
Tindakan
pemecahan
gejala
masalah
secara
cepat
(sementara
) yang
tanpa
disadari
akan
menimbulk
an efek
samping
yang justru
memperbu
ruk gejala
masalah
tersebut.
Setiapkali
diterapkan
pemecahan
gejala
masalah,
efek
samping
semakin
menguat,
kemampua
n
untuk
pemecahan
masalah
mendasar
semakin
menurun.
Shifting
the
Burden /
Addiction
(peminda
han
beban)
Merupakan
perluasan
dari model
baku
“perbaikan
yang
gagal”
Dimulai
dari
keseimbanga
n dinamis,
dimana
suatu gejala
masalah
mencapai
suatu tingkat
yang tidak
dapat
ditolelir dan
mendorong
kita untuk
melakukan
perbaikan
cepat untuk
menyelesaik
an gejala
masalah.
Perbaikan
gejala
masalah
secara cepat
seringkali
menimbulka
n efek
samping
yang sulit
terdeteksi
dan
mengurangi
upaya-upaya
untuk
menerapkan
pemecahan
masalah
yang
mendasar.
indakan
pemecahan
gejala
masalah
secara
cepat
(sementara
) yang
tanpa
disadari
akan
menimbulk
an efek
samping
yang justru
memperbu
ruk gejala
masalah
tersebut.
Setiapkali
diterapkan
pemecahan
gejala
masalah,
efek
samping
semakin
menguat,
kemampua
n
untuk
pemecahan
masalah
mendasar
semakin
menurun.
indakan
pemecahan
gejala
masalah
secara
cepat
(sementara
) yang
tanpa
disadari
akan
menimbulk
an efek
samping
yang justru
memperbu
ruk gejala
masalah
tersebut.
Setiapkali
diterapkan
pemecahan
gejala
masalah,
efek
samping
semakin
menguat,
kemampua
n
untuk
pemecahan
masalah
mendasar
semakin
menurun.
Tindakan
pemecahan
gejala
masalah
secara
cepat
Pemecahan masalah dengan system shifting the burden atau pemindahan
beban dapat diilustrasikan dari gambar diatas, dimana gejala masalah pada pabrik
ammonia adalah air limbah. Dengan masalah tersebut, pabrik ammonia menggunakan
solusi pemecahan masalah mendasar dengan teknik produksi bersih yang bisa
mengurangi limbah sebesar 20% dan pengoperasan UPL sebagai pemecahan gajala
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
atau disebut juga template perilaku system. Salah satu jenis archetypes system adalah
shifting the burden atau pemindahan beban, yaitu tindakan pemecahan gejala masalah
secara cepat (sementara) yang tanpa disadari akan menimbulkan efek samping yang
4.2 Saran
masalah selalu ada efek samping yang disebabkan oleh pengoperasian pemecahan
masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alan, Gillies, and Maliapen Mahendran. 2008. “Using Healthcare System Archetypes
to Help Hospitals Become Learning Organisations.” Journal of Modelling in
Management 3 (1): 82–99. https://doi.org/10.1108/17465660810860390.
Braun, William. 2002. “The System Archetypes DO NOT USE.” System 2002: 27.
http://www.albany.edu/faculty/gpr/PAD724/724WebArticles/sys_archetypes.pdf
.
Gharajedaghi, Jamshid. 2012. “Systems Thinking.” Systems Thinking.
https://doi.org/10.1016/C2010-0-66301-2.
Heryana, Ade. 2017. “SISTEM: Teori, Pengertian Dan Berfikir Sistem Dalam Bidang
Kesehatan,” no. November 2017: 1–38.
http://adeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/5665/2017/11/Ade-Heryana_Teori-Sistem.pdf.
Senge, Peter M. 2006. The Fifth Discipline: The Art and Practice of the Learning
Organization. Broadway Business.
https://www.peterkang.com/systems-archetypes-from-the-fifth-discipline-and-how-
they-apply-to-a-digital-agency/ (diakses pada 17 April 2020)
https://mustamu.wordpress.com/2008/09/06/10-systems-archetypes/ (diakses
pada 17 April 2020)
https://www.saybrook.edu/unbound/systems-archetypes/ (diakses pada 17 April
2020)