Anda di halaman 1dari 13

LANDASAN TEORI DAN PENDEKATAN

SISTEM

Disusun Oleh :
Dita Kurniasari (06032682226003)

Dosen Pengampuh :
Prof. Dr. Fuad Abrurahman, M.Pd
Dr. L.R. Retno Susanti, M.Hum.
Dr. Siti Dewi Maharani, M.Pd.
Dr. Erna Retna Safitri, M.Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PALEMBANG
2022

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Landasan dalam teknologi pendidikan salah satunya yaitu landasan teori
dan pendekatan sistem. Sistem adalah strategi yang menyeluruh atau rencana
dikomposisi oleh satu set elemen, yang harmonis, mempresentasikan kesatuan
unit, masing-masing elemen mempunyai tujuan sendiri yang semuanya
berkaitan terurut dalam bentuk yang logis.
Pendidikan adalah suatu sistem dimana pendidikan merupakan rangkaian
pelaksanaan yang di siapkan untuk mengembangkan potensi dan ketrampilan
peserta didik. Pendidikan di rancang sebagai sistem yang utuh untuk
membentuk proses pembelajaran di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya
terlaksana sesuai dengan perannya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya
sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu sistem pendidikan merupakan
satu kesatuan dari keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan
yang saling berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan
nasional.
Dalam pendidikan terdapat suatu sistem yang kompleks, dimana sistem
tersebut memiliki beberapa komponen yang saling berhubungan dan
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan yang sama yaitu
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka sebuah sistem yang
memiliki banyak komponen tersebut, harus berjalan dengan baik sesuai
fungsinya masing-masing.
Negara Indonesia sendiri memiliki jumlah individu yang sangat banyak
dan beragam, sehingga penyelenggaraan pendidikan memerlukan sistem yang
baik. Dan untuk mencapai sistem yang baik setiap sistem harus mengetahui
peran masing-masing. Berdasarkan Hal diatas maka dalam makalah ini kami
akan membahas apa itu landasan teori sistem dan pendekatan sistem. Makalah
ini dibuat untuk menambah wawasan para pembaca dalam memahami landasan

1
teori dan pendekatan sistem sebagai salah satu landasan dalam teknologi
pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
dari penulis adalah :
1 Apa hakikat landasan teori sistem?
2 Apa hakikat landasan pendekatan sistem?
3 Bagaimana pendidikan dianggap sebagai suatu sistem?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan hakikat dari landasan teori sistem.
2. Untuk menjelaskan hakikat dari landasan pendekatan sistem.
3. Untuk menjelaskan bagaimana pendidikan dianggap sebagai suatu sistem.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Pengkajian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi penulis lain dalam
“ “

penerapan sistem dan subsistem pendidikan selama kuliah serta menambah


wawasan dan ilmu pengetahuan.

2. Bagi Pembaca
Pengkajian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

penerapan pendekatan sistem di dunia pendidikan.


3. Bagi Lembaga
Pengkajian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan serta

tambahan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkan mengenai penerapan


teori dan sistem pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Teori Sistem


Menurut Banathy, teori sistem adalah suatu ekspresi yang terorganisir
dari rangkaian berbagai konsep dan prinsip yang saling terkait yang berlaku
untuk semua sistem. Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan
sebuah sistem yaitu:
1. Pendekatan Prosedur
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan
sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Pendekatan Komponen atau Elemen
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen
sehingga sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi
dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem memiliki klasifikasi yang dapat membedakan sistem yang satu
dengan sistem yang lain, klasifikasi dari sistem sebagai berikut:
a) Sistem Abstrak dan Sistem Fisik.
Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau
konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan
manusia dan tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem
yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem sekolah,
sistem akuntansi dan sistem transportasi.
b) Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik
Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang
operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer.
Sedangkan sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang
tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas,
misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu

3
untuk memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan tetapi nilai yang tepat
sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti.
c) Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi,
informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini tidak
berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia
dalam tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open system)
adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh
lingkungan, misalnya sistem perusahaan dagang.
d) Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam,
misalnya sistem tata surya. Sedangkan sistem buatan manusia (human
made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia, misalnya sistem
komputer.
e) Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem
sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak
manusia).
Konsep dasar sistem secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Komponen-komponen sistem saling berhubungan satu sama.
b. Suatu keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentukannya.
c. Bersama-sama dalam mencapai tujuan.
d. Memiliki input dan output.
e. Terdapat proses yang merubah input menjadi output.
f. Terdapat aturan
g. Terdapat subsistem yang lebih kecil.
h. Terdapat deferensiasi antar subsistem.
i. Terdapat tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.

Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu


membedakan unsur-unsur dari pembentukan sebuah sistem. Berikut ini

4
karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem yang
lain.
1. Tujuan (goal):
Setiap sistem memiliki tujuan (goal) apakah hanya satu atau mungkin
banyak dan tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
Tujuan inilah yang menjadi pendorong yang mengarahkan sistem bekerja.
Tanpa tujuan yang jelas, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.
2. Komponen (component):
Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan
input menjadi bentuk setengah jadi (output). Komponen ini bisa merupakan
subsistem dari sebuah sistem.
3. Tenghubung (interface):
Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau
berinteraksi.
4. Batasan (boundary):
Penggambaran dari suatu elemen atau unsur yang termasuk didalam sistem
dan yang diluar sistem.
5. Lingkungan (environment):
Segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi,
kendala dan input terhadap suatu sistem.

2.2 Hakikat Pendekatan Sistem


Pendekatan sistem adalah suatu metode ilmiah, dimana proses
pencapaian hasil atau tujuan logis dari pemecahan masalah dilakukan dengan
cara efektif dan efisien. Penerapan pendekatan sistem ini dapat membantu
mencapai suatu efek sinergitis dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang
berbeda dari sistem tersebut bila dipersatukan akan memiliki dampak yang
lebih besar dibandingkan terpisah bagian demi bagian.
Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisik
(misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan
analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia),
dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan

5
ekonomis, gejala pendidikan, dll). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit
dibanding analisis sistem fisik dan sistem biotis, sistem sosial seperti sistem
pendidikan pada umumnya bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah
dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistem (rentan terhadap pengaruh
luar).
Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah
yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan tadi, untuk
memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam masalah tersebut, serta
kaitan antara masalah tersebut dengan masalah lainnya. Keuntungan yang
diperoleh apabila pendekatan sistem ini dilaksanakan antara lain:
a. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan
sehingga penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya
terbatas akan dapat dihindari.
b. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran
sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
c. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara
lebih cepat dan objektif.
d. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program. Jadi
pelbagai kemungkinan yang tersedia dapat diperhitungkan, sehingga tidak
ada yang luput dari perhatian. Sekalipun demikian bukan berarti
pendekatan sistem tidak mempunyai kelemahan, salah satu kelemahan
yang penting adalah dapat terjebak dalam perhitungan yang terlalu rinci,
sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian
masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan.
Dalam pendekatan sistem upaya pemecahan masalah secara
menyeluruh dilakukan dengan analisa sistem. Beberapa analisa sistem di
antaranya:
a. Analisa sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada dan
relevansi antara beberapa komponen (subsistem) dari suatu sistem yang
ada.
b. Analisa sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan
fasilitas yang ada, dilakukan pengumpulan berbagai masalah yang

6
dihadapi untuk kemudian dicarikan pelbagai jalan keluarnya, lengkap
dengan uraian, sehingga membantu administrator dalam mengambil
keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu analisa sistem yang
baik adalah:
a. Tentukan input dan output dasar dari sistem.
b. Tentukan proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap.
c. Rancang perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan :
▪ Fersibility: cari yang memungkinkan
▪ Viability: kelangsungan
▪ Cost: cari yang harganya murah/terjangkau
▪ Effectiveness: dengan input yang sedikit, output besar.
d. Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.
e. Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru.

Pendekatan sistem sendiri adalah satu kesatuan dalam:


1) A way of thinking (filsafat sistem), yaitu sebuah paradigma baru dari
persepsi dan penjelasan, yang diwujudkan dalam gabungan, berpikir
holistik, tujuan-mencari, hubungan sebab akibat, dan proses-penyelidikan
yang fokus dengan titik sasaran dapat menggambarkan suatu rancang
bangun atau unsur pendekatan sistem yang akan bermanfaat dan mudah
diaplikasikan pada tugas-tugas manajerial dalam konteks merumuskan
strategi.
2) A method or technique of analysis (analisis sistem), yaitu pengamatan dan
pemeriksaan fenomena yang berhubungan untuk tujuan memahami cara
berinteraksi dari beberapa faktor dan mempengaruhi kinerja sebuah sistem
dalam periode waktu yang lama. Analisis sistem menekankan pada metode
berfikir dan bekerja mengenai bagaimana menggunakan sumber-sumber
yang tersedia secara optimal atau pendekatan yang bermanfaat pada proses
pengambilan keputusan baik yang dilakukan pada tingkat manajerial
maupun operasional.

7
3) A managerial style (manajemen sistem), yaitu menekankan pada metode
berfikir dan bekerja dengan titik sasaran pada upaya pencarian manfaat.
Manajemen sistem menggunakan metode sintesis (memadukan semua
unsur dalam satu kesatuan), untuk mengintegrasikan operasi kerja melalui
perencanaan operasional sehingga jaringan hubungan antar komponen
menjadi jelas atau pendekatan yang berguna dalam pengelolaan
organisasi-organisasi besar terutama dalam pengelolaan fungsi, proyek,
atau program-program.

2.3 Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Sistem pendidikan mengandung proses pendidikan khususnya di sekolah
yang bekerja langsung atau tidak langsung mencapai tujuan pendidikan. Proses
ini merupakan interaksi fungsional antara komponen-komponen pengambil
kebijakan pendidikan di tingkat pemerintah pusat, provinsi, kota/kabupaten
serta penyelenggara pendidikan di sekolah yang merupakan penjabaran tujuan
nasional. Pendidikan merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur
masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha.
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri yang
ada pada peserta didik (bakat, minat, kondisi fisik dan sebagainya), proses dan
hasil. Dalam proses pendidikan terkait beberapa hal: Pendidik, kurikulum,
metode dan lain-lainnya. Sedangkan hasil berupa pengetahuan, sikap,
keterampilan dan hasil berupa lulusan.
Dalam buku Menyemai Benih Teknologi Pendidikan oleh Miarso,
2011:11, komponen sistem (dalam kaitannya dengan teknologi pendidikan)
terdiri dari komponen fungsional dan komponen proses (guru, media, sarana,
cara belajar). Konsep dasar pendekatan sistem ditinjau dari pendapat menurut
AECT yaitu merupakan suatu proses pencapaian hasil atau tujuan logis dari
pemecahan masalah dengan cara efektif dan efisien, dan dianggap sebagai suatu
metode ilmiah. Ada kegunaan sistem yaitu secara umum: sistem memiliki
banyak cabang, ada sistem pendidikan, sistem computer, sistem dari suatu
lembaga, dan lain-lain.

8
Kegunaan sistem secara umum yaitu memudahkan suatu kegiatan atau
kinerja dari seseorang maupun kelompok yang ingin mencapai tujuan bersama.
Sistem juga sebagai suatu yang terstruktur dimana sistem tersebut memiliki
beberapa komponen yang masing-masing memiliki fungsi berbeda. Sehingga
suatu kegiatan atau kinerja menjadi lebih optimal dengan terintegrasinya
komponen-komponen yang ada dalam sistem tersebut. Secara khusus
(teknologi pendidikan): sistem dalam teknologi pendidikan sangat penting
keberadaannya.
Teknologi pendidikan sebagai suatu sistem memiliki beberapa
komponen, seperti dosen, mahasiswa, sarana, metode, dan lain-lainnya.
Masing-masing komponen harus mancapai fungsi yang maksimal supaya
tercipta hasil (output) yang juga maksimal. Manfaat sistem dalam teknologi
pendidikan yaitu memudahkan kinerja atau kegiatan belajar dan pembelajaran
supaya hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem yang
terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka
mencapai tujuan.
Secara umum suatu unit pendidikan dapat digambarkan dengan Raw
input, instrumental input dan enviromental input masuk yang dalam proses
pendidikan yang menghasilkan output. Raw input merupakan bahan
mentah/calon siswa. Instrumental input merupakan unsur pendukung yang
mempengaruhi aktivitas organisasi atau unit usaha dan dapat dirancang oleh
unit usaha tersebut. Dalam pendidikan adalah unsur sumber daya manusia,
sistem administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, sarana dan
prasarana. Enviromental input merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi aktivitas suatu organisasi atau unit usaha tetapi tidak dapat
dirancang. Dalam pendidikan adalah pengaruh TV, ekonomi, politik, sosial
budaya, dan lain-lain.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Salah satu landasan yang terdapat dalam teknologi pendidikan yaitu
landasan teori dan pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan. Landasan
teori adalah teori-teori mengenai tentang sistem. Sistem adalah satu-kesatuan
yang memiliki komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling
berhubungan dan memiliki fungsi masing-masing guna mencapai tujuan sistem.
Sistem memiliki sub-sub sistem. menurut teori sistem, ada input,
proses, output dan outcome. Dimana input dalam pendidikan yaitu siswa yang
disebut row input, sedangkan proses dipengaruhi oleh komponen-komponen
seperti guru, orangtua, manajemen, teknologi, kurikulum, didik, sarana dan
prasarana. Sehingga mengeluarkan output atau keluaran. Output yang
dihasilkan ada yang berhasil atau ada yang tidak berhasil hal ini tidak bisa
diukur. Hal yang bisa mengukur output adalah dilihat dari outcome yang
didapat dari output. Dimana outcoma penerimaan terhadapat output akan
membuat kesimpulan bahwa output yang dihasilkan bisa memberikan
kontribusi atau digunakan oleh lembaga atau sekolah selanjutnya.
Melalui pendekatan sistem yang dilakukan Teknologi pendidikan
diharapkan dapat menghasilkan solusi yang baik dalam memecahkan masalah
yang ada dalam sistem pendidikan dan lainnya. Agar dapat tercapainya tujuan,
suatu komponen sistem harus menjalankan fungsinya dengan seoptimal
mungkin. Begitu juga dalam memandang suatu masalah kita perlu melakukan
pendekatan sistem agar suatu masalah dapat terselesaikan tanpa membuat
masalah lainnya muncul.

10
3.2 Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan bagi pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan
diselesikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat memahami
lebih dalam tentang pendekatan sistem.
Saya menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Namun saya berharap semoga laporan makalah ini dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Kritik dan saran pembaca akan kami sambut dengan baik,
demi kesempurnaan laporan makalah ini.

11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin. dan Wahyuni, Nur Esa. Teori Belajar & Pembelajaran. 2008.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group

Khadijah, Nyayu. 2009. Psikologi Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press.

Miarso, Yusufhadi, 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta :


Kencana

Mustaqim, dkk. 2010. Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta : Jakarta

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar. 2008. Mozaik Teknologi


Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sukardjo,M dan Komarudin Ukim. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali


Pres

Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai