Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN PENDEKATAN SISTEM DALAM TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Maria Ulfah1, Teguh Dwi Putra2, Tri Annisa Syabila3

Fakultas Psikologi UIN SUSKA Riau

Dosen Pengampu : Cipto Hadi, Drs., M.Pd.


Kelompok 7

1. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin“systēma” dan bahasa Yunani“sustēma”, yaitu suatu
kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Dick dkk. juga berpandangan
bahwa pendekatan sistem adalah sebuah prosedur yang digunakan oleh perancang desain
sistem pembelajaran untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang efektif dan efisisen.
Berikut pengertian sistem menurut beberapa ahli, antara lain.
A. Menurut Ludwig Von Bartalanfy, sistem adalah seperangkat unsur atau elemen
yang saling terikat dalam suatu antar relasi di antara unsur-unsur tersebut dengan
lingkungan.
B. Menurut Anatol Raporot mengartikan sistem itu sebagai suatu kumpulan dari
kesatuan dan perangkat hubungan antara satu sama lain.
C. Menurut L. Ackof mengartikan sistem sebagai satu kesatuan secara konseptual
atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu
sama lain.
D. Adapun Tatang M. Amirin, menjelaskan pengertian sistem sebagai berikut:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau
terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian
yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau
utuh.
b. Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan dan
sama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan serta berkaitan sesuai rencana untuk mencapai tujuan
tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem
merupakansekumpulan unsur atau elemen yang saling terkait, memiliki ketergantungan,
dan saling mempengaruhi dalam mencapai suatu tujuan. Jika simpulan arti sistem ini
dikaitkan dengan pendidikan, maka bisa dirumuskan bahwa sistem pendidikan adalah
semua komponen yang berkaitansecara terpadu dalam memberikan jaminan
untukpenyelenggaraan pendidikan agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai
dengan maksimal.

2. Karakterikstik Sistem
Banathy (1987) mengemukakan empat karakteristik penting yang dapat
mencerminkan eksistensi sebuah sistem.
1. Interdependent mempunyai makna bahwa setiap komponen yang terdapat
dalam sebuah sistem memiliki ketergantungan untuk mencapai tujuan dan kinerja
secara keseluruhan. Hasil atau output dari sebuah komponen yang terdapat dalam
sebuah sistem akan menjadi input atau masukan bagi komponen-komponen
sistem yang lain.
2. Synergistic berarti kinerja dari keseluruhan komponen yang terdapat dalam
sebuah sistem akan berperan lebih optimal jika dibandingkan dengan kinerja
setiap komponen yang bekerja secara masing-masing. Untuk mendapatkan kinerja
optimal dari sebuah sistem maka kinerja semua komponen yang terdapat di
dalamnya harus dilakukan secara maksimal.
3. Dynamic berarti sebuah sistem memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan adanya perubahanperubahan yang terjadi di lingkungannya. Sebuah
sistem menerima masukan atau input, melakukan proses, dan menghasilkan
produk atau output bagi lingkungannya. Sebuah sistem senantiasa berubah secara
dinamis mengikuti perubahan yang terjadi di lingkungannya.
4. Cybernetic mempunyai makna bahwa setiap elemen yang terdapat dalam
sebuah sistem akan berkomunikasi secara efisien. Komunikasi ini mengarah pada
upaya untuk pencapaian tujuan. Setiap komponen dalam sebuah sistem akan
memberikan informasi kepada komponenkomponen sistem yang lain.

3. Pendekatan Sistem Dalam Teknologi Pendidikan


Cara berpikir yang menggunakan konsep sistem disebut pendekatan sistem.
Pendekatan sistem adalah suatu proses untuk mencapai hasil secara efektif dan efisien
berdasarkan kebutuhan yang ada. Proses tersebut meliputi identifikasi kebutuhan dan
masalah serta alternatif pemecahan masalah, evaluasi dan implementasi alternatif serta
pertimbangan dan ulasan solusi masalah.
Menurut Budianto (2013) teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan
terpadu yang melibatkan manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi untuk analisis
masalah, pencarian solusi, implementasi, evaluasi dan pengelolaan pemecahan masalah
yang mempengaruhi semua orang aspek pembelajaran manusia. Dalam teknologi
pendidikan, pemecahan masalah diwujudkan dalam bentuk semua sumber pembelajaran
dirancang dan/atau dipilih dan/atau digunakan untuk pembelajaran. Sumber belajar ini
diidentifikasi sebagai orang, pesan, bahan, peralatan, teknik dan sikap. Proses analisis
masalah, penentuan cara pemecahan, pelaksanaan dan evaluasi pemecahan, masalah
tersebut tercermin dalam fungsi pengembangan pendidikan dalam bentuk riset-teori,
disain, produksi, evaluasi-seleksi, logistik, pemanfaatan dan
penyebarluasan/pemanfaatan. Proses pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi-
fungsi tercermin dalam fungsi pengelolaan pendidikan yang meliputi pengelolaan
organisasi dan pengelolaan personel. Hubungan antara unsur-unsur ini dapat ditunjukkan
dalam Model Kawasan Teknologi Pendidikan seperti berikut ini: 

Fungsi Pengelolaan Fungsi Pengembangan Pembelajaran Komponen Sistem


Pembelajaran Pembelajaran

Pengelolaan Organisasi Riset Teori Pesan


Disain Produksi Evaluasi-seleksi Logistik Orang
Pemanfaatan (Penyebarluasan) Bahan
Peralatan
Pengelolaan Personel
Teknik Latar
(lingkungan)

Dari paparan di atas, teknologi pendidikan menggunakan tiga prinsip dasar yaitu :
berorientasi pada si-belajar, pendekatan sistem, dan pemanfaatan sumber belajar secara
luas dan maksimal. Ketiga prinsip tersebut menyarankan bahwa dalam proses belajar-
mengajar, si-belajar hendaknya bertindak sebagai pihak yang aktif dan dibuat aktif.
Setiap usaha pemecahan masalah yang dilandasi oleh Teknologi Pendidikan selalu
dilandasi dengan penerapan prinsip pendekatan sistem artinya masalah-masalah yang
dipandang sebagai suatu sistem atau dalam kaitan suatu sistem sehingga penanganan
terhadap satu komponen harus mempertimbangkan komponen-komponen lainnya secara
integratif. 

4. Konsep Teknologi Pendidikan Dan Kemungkinan Penerapannya


Teknologi pendidikan sebagai suatu konsep yang relatif masih baru, mengandung
sejumlah gagasan dan rujukan. Gagasan yang ingin diwujudkan adalah agar setiap pribadi
dapat berkembang semaksimal mungkin dengan jalan memanfaatkan teknologi
sedemikian rupa hingga selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan.
Sedangkan rujukan konsep itu merupakan hasil sintesis dari gejala yang diamati dan
kecenderungan yang ada. Rujukan itu meliputi hal-hal berikut ini sebagai satu kesatuan.
1. Adanya orang-orang belajar yangbelum cukup memperoleh perhatian tentang
kebutuhannya, kondisinya, dan tujuannya. 
2. Adanya peserta didik yang tidak cukup memperoleh pendidikan dari
sumbersumbernya, dan karena itu perlu dikembangkan dan digunakan sumber
baru. 
3. Adanya sumber-sumber baru berupa orang, pesan, bahan, alat, cara-cara tertentu
dalam memanfaatkan orang, pesan, bahan dan alat, serta lingkungan tempat
proses belajar itu berlangsung. 
4. Adanya kegiatan yang bersistem dalam mengembangkan sumber-sumber belajar
itu yang bertolak dari landasan teori tertentu dan hasil penelitian, yang kemudian
dirancang, dipilih, diproduksi, disajikan, digunakan, disebarkan, dinilai dan
disempurnakan.
5. Adanya pengelolaan atas kegiatan belajar yang memanfaatkan berbagai sumber,
kegiatan menghasilkan atau memilih sumber-sumber belajar, serta orang dan
lembaga yang terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini
dilakukan agar kegiatan lebih berdaya guna, berhasil guna dan produktif. (Miarso
dalam Susanti, 2013).

5. Bentuk Penerapan Praktis Konsep Teknologi Pendidikan


a. Tersedianya dan dimanfaatkannya sumber-sumber yang memungkinkan orang untuk
belajar.  
b. Dilaksanakannya fungsi pengelolaann dan pengembangan dalam proses pengadaan dan
pemakaian sumber belajar.
c. Meningkatnya jenjang pengambilan keputusan belajar hingga tingkat penyusunan
kurikulum.
d. Timbulnya berbagai jenis pola instruksional, yang dapat dibedakan sebagai berikut : \
a. guru saja yang berinteraksi dengan murid.
b. sumber belajar lain yang berfungsi melalui guru
c. pembagian peranan instruksional antara guru dengan sumber belajar lain sumber
belajar lain selain guru yang digunakan dalam pembelajaran
e. Timbulnya berbagai alternative kelembagaan kegiatan pendidikan dengan rentangan
antara sekolah tradisional hingga jaringana belajar yang mengandung kriteria formalitas
penyelenggaraan, kewenangan, pengelolaan, dan keragaman sumber belajar.
f. Adanya standar mutu bahan ajaran dan pilihan bahan ajaran standar yang lebih banyak. 
g. Berkurangnya keragaman proses pengajaran, namun dengan mutu yang lebih baik. 
h. Dilakukannya perencanaan dan pengembangan pembelajaran oleh para ahli yang khusus
bertanggung jawab untuk itu dalam suatu kerja sama tim.
i. Tersediannya bahan ajaran dengan kualitas yang lebih baik, serta jumlah dan macam
yang lebih banyak.
j. Dilakukannya penilaian dan penyempurnaan atas segala tahap dalam proses
pembelajaran. 
k. Diselenggarakannya pengukuran hasil belajar berdasarkan penguasaan tujuan yang
ditetapkan. 
l.  Berkembangnya pengertian dan peranan guru (Miarso dalam Susanti, 2013).

6. Manfaat Penerapan Teknologi Pendidikan 


Berdasarkan analisis empirik yang dilakukan oleh komisi Amerika Serikat, dari
penerapan teknologi pendidikan dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan :
a. Mempercepat laju tahapan belajar
b. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik.
c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat
lebih banyak membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik.
2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan
jalan :
a. Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional.
b. Memberikan kesempatan anak didik untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannya.
3. Memberikan dasar pembelajaran yang lebih ilmiah dengan jalan :
a. Perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis.
b. Pengembangan bahan pengajaran yang didasari penelitian.
4. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan: meningkatkan kapabilitas
manusia dengan berbagai media komunikasi. penyajian informasi dan data
secara lebih konkrit.
5. Meningkatkan kemampuan pembelajaran dengan memperluas jangkauan
penyajian.
6. Memungkinkan belajar lebih akrab karena dapat mengurangi jurang pemisah
antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah serta memberikan pengalaman
tangan pertama.
7. Memungkinkan pemerataan pendidikan yang bermutu, terutama dengan :
a. Pemanfaatan bersama (secara lebih luas) tenaga atau kejadian langka.
b. Didatangkannya pendidikan kepada mereka yang memerlukan.
Dari penerapan teknologi pendidikan, berdasarkan analisis empiri yang dilakukan
oleh komisi Amerika Serikat, dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut : meningkatkan
produktivitas pendidikan, lebih banyak membina dan mengembangkan kegiatan belajar
anak didik, memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual,
memberikan dasar pembelajaran yang lebih ilmiah, lebih memantapkan pengajaran,
meningkatkan kemampuan pembelajaran dengan memperluas jangkauan penyajian,
memungkinkan belajar lebih akrab karena dapat mengurangi jurang pemisah antara
pelajaran di dalamdan di luar sekolah, dan memungkinkannya pemerataan pendidikan
yang bermutu (Susanti, 2013).

REFERENSI
Adnan, A. (2018). Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan. Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan
Dan Pedagogi Islam, 3(1), 99-108.
Budianto. (2013). Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional.
Jurnal Keguruan. Volume 1 No. 1. Halaman 41 - 48
Susanti. (2013). Teknologi Pendidikan dan Peranannya Dalam Transformasi Pendidikan. Jurnal
Teknologi Pendidikan. Vol. 2. No. 2 .
Pribadi R. Benny A.. 2009. Model-model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat

Anda mungkin juga menyukai