Anda di halaman 1dari 6

1.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepala madrasah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang setelah
sekian lama menjabat sebagai guru. Seseorang diangkat dan dipercaya menduduki
jabatan kepala madrasah harus memenuhi kriteria-kriteria yang disyaratkan untuk
jabatan dimaksud. Davis & Thomas (1989) berpendapat bahwa kepala sekolah yang
efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) mempunyai jiwa kepemimpinan
dan mampu memimpin sekolah, (2) memiliki kemampuan untuk memecahkan
masalah, (3) mempunyai keterampilan sosial, (4) Profesional dan kompeten dalam
bidang tugasnya. Pemimpin dalam organisasi terutama dalam bidang pendidikan
setidaknya mempunyai ciri-ciri: (a) mampu mengambil keputusan, (b) mempuyai
kemampuan hubungan manusia, (c) mempunyai keahlian dalam berkomunikasi, (d)
mampu memberikan motivasi kerja kepada bawahannya (Supardi, 2013). Sedangkan
De Roche, E.F. (1985) berpendapat bahwa kepala sekolah (principal) sebagai
pemimpin dan administrator pendidikan harus mempunyai kemampuan: (1)
mempunyai sifat-sifat kepemimpinan, (2) mempunyai harapan tinggi (high
expectation) terhadap sekolah, (3) mampu mendayagunakan sumber daya sekolah,
(4) professional dalam bidang tugasnya.
Berdasarkan kajian di atas, jabatan kepala madrasah memerlukan orang-
orang yang mampu memimpin madrasah dan profesional dalam bidang pendidikan.
Namun kenyataan di lapangan membuktikan bahwa tidak semua kepala madrasah
memenuhi kriteria yang ditentukan, tetapi lebih mengutamakan pada golongan dan
kepangkatan yang dijalani melalui masa kerja.
Berkaitan dengan kemampuan professional, (Supriadi, D. 1998) berpendapat
bahwa, pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan yang lama dan intensif pada lembaga yang mendapat
pengakuan dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian jabatan kepala
madrasah merupakan jabatan yang dipersiapkan agar calon kepala madrasah
mempunyai bekal kemampuan cukup untuk memimpin madrasah.
Peranan kepala madrasah sebagai administrator, sebagai manajer, sebagai
supervisor pendidikan perlu dilengkapi dengan keterampilan manajerial.Terdapat tiga
bidang keterampilan menajerial yang perlu dikuasai oleh manajer pendidikan dengan
mengacu pada pendapat Robert Katz (dalam Wahyudi, 1990) yaitu keterampilan
konseptual (conceptual skill), keterampilan hubungan manusia (human skill),

1
keterampilan teknik (technical skill). Ketiga keterampilan manajerial tersebut
diperlukan untuk melaksanakan tugas manajerial secara efektif, meskipun
penerapan masing-masing keterampilan tersebut tergantung pada tingkat manajer
dalam organisasi. Mengingat pentingnya ketiga keterampilan manajerial kepala
madrasah diatas, maka pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang ketiga
keterampilan manajerial kepala madrasah tersebut. Oleh karena itu makalah ini
berjudul keterampilan manajerial kepala madrasah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kepala madrasah sebagai manajer
2. Pengertian Keterampilan manajerial
3. Keterampilan manajerial kepala madrasah

C. Tujuan
Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, tentu tujuan pembuatan makalah
ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang:
1. Kepala sekolah sebagai manajer
2. Pengertian keterampilan manajerial
3. Keterampilan manajerial kepala Madrasah

2. PEMBAHASAN

A. Kepala Madrasah Sebagai Manajer


Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa manajemen merupakan suatu
proses merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengevaluasi usaha
para anggota organisasi serta mendayagunkan seluruh sumberdaya organisasi
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses,
karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya
mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala
madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk:
1. Mendayagunakan tenaga kependidikan melalui kerjasama koperatif

2
Kepala madrasah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan
dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Artinya kepala
madrasah harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumberdaya
madrasah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan.
2. Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya,
Kepala madrasah harus meningkatkan profesi secara persuasif dan dari hati
kehati. Dalam hal ini kepala madrasah harus bersikap demokratis dan
memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kependidikan untuk
mengembangkan potensinya secara optimal. Misalnya memberi kesempatan
kepada bawahan untuk meningkatkan profesinya melalui berbagai penataran
dan lokakarya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
3. Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan
yang menunjang program madrasah. Berusaha untuk mendorong keterlibatan
semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di madrasah (partisipasif),
dalam hal ini kepala madrasah harus bisa berpedoman pada asas tujuan, asas
keunggulan, asas mufakat, asas keastuan asas persatuan, asas empirisme, asas
keakraban dan asas integritas.

B. Pengertian Keterampilan Manajerial


Keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan pekerjaan, (Gibson,
Ivancevich dan Donnely, 1996). Tidak berbeda dengan pendapat Ndraha (1989)
menjelaskan pengertian keterampilan sebagai kemampuan melaksanakan tugas.
Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah
kemampuan dalam meaksanakan tugas berdasarkan kompetensi pekerjaan dan
hasilnya dapat diamati.
Manajer menurut Stoner (dalam Mukhtar & Iskandar, 2009) adalah orang
yang menggunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan
Handoko (1992) manajer adalah orang yang mempunyai tanggung jawab atas
bawahan dan sumberdaya organisasi. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
secara spesifik bahwa manajer adalah seseorang yang menjalankan aktivitas untuk
memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

3
Dengan demikian keterampilan manajerial adalah kemampuan seseorang
dalam mengelola sumberdaya organisasi berdasarkan kompetensi yag ditetapkan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

C. Keterampilan Manajerial Kepala Madrasah


Terdapat tiga keterampilan manajerial yang diperlukan oleh seorang manajer
dalam mengelola sumberdaya organisasi yaitu; keterampilan konseptual (conceptual
skill), keterampilan hubungan dengan manusia (human skill) dan keterampilan
teknikal (technical skill) (Rober Katz dalam Wahyudi, 2009)
1) Keterampilan Konsep Kepala Madrasah
Benton (1995) mengartikan keterampilan konseptual sebagai kemampuan
yang berkaitan dengan menggunakan gagasan dan menjabarkannya untuk
mendapatkan pendekatan baru dalam menjalankan departemen atau
perusahaan. Sejalan dengan pendapat Wahyudi (2009: 71) mengatakan bahwa
keterampilan konseptual merupakan kemampuan mengembangkan gagasan
untuk memecahkan, mengkoordinasi, melakukan pengawasan dan memecahkan
masalah. Secara khusus berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa keterampilan konsep kepala madrasah merupakan adalah keterampilan
yang dimiliki kepala madrasah untuk menentukan strategi, merencanakan,
merumuskan kebijaksanaan, serta memutuskan sesuatu yang terjadi dalam
madrasah sebagai lembaga pendidikan. Untuk maksud tersebut para kepala
madrasah memelukan konsep-konsep yang didasarkan pada pemahaman
tentang organisasi, cara mengatasi masalah dan mempertahankan serta
meningkatkan perkembangan madrasah.
2) Keterampilan Hubungan Manusia Kepala Madrasah
Aktivitas organisasi merupakan aktivitas hubungan antar manusia dan interaksi
antara anggota organisasi guna mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.
Stoner (dalam Wahyudi, 1990) menjelaskan hubungan manusia adalah cara
manajer berhubungan dengan bawahannya, kalau pegawainya bekerja dengan
baik berarti hubungan manusianya efektif, jika pegawainya malas bekerja terjadi
penurunan semangat maka hubungan manusia di dalam organisasi tidak efektif.
Wahyudi (2009) mengatakan bahwa keterampilan hubungan manusia (human
skill) adalah kemampuan seseorang dalam hal ini manajer dalam bekerjasama,
memahami aspirasi dan memotivasi anggota organisasi guna memperoleh
partisipasi yang optimal guna mencapai tujuan. Jadi dari pendapat diatas di
4
simpulkan bahwa secara khusus keterampilan hubungan manusia dalam
organisasi pendidikan adalah kemampuan kepala sekolah untuk bekerja sama,
berkomunikasi dengan personil madrasah dalam rangka menciptakan suasana
saling percaya terhadap program madrasah dan dapat memberikan motivasi
untuk menigkatkan kinerja guru.
3) Keterampilan Teknikal Kepala Madrasah
Selain melaksanakan tugas yang bersifat konseptual, kepala madrasah juga
harus mampu meaksanakan kegiatan yang bersifat praktis (teknikal).Handoko
(1992: 37) menyatakan keterampilan teknikal adalah kemampuan untuk
menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur atau teknik-teknik dari
suatu bidang tertentu. Sedangkan menurut Koontz, H dkk (dikutip Wahyudi,
2009) berpendapat bahwa keterampilan teknikal adalah pengetahuan dan
kemahiran dalam kegiatan-kegiatan yang menyangkut metode, proses dan
prosedur, hal itu meliputi kemampuan untuk mengajarkan keterampilan teknik
kepada bawahan. Dalam bidang pendidikan, keterampilan teknikal adalah
kemampuan kepala sekolah dalam menanggapi dan memahami serta cakap
menggunakan metode-metode termasuk yang bukan pengajaran (Carver, 1980).
Pada akhirnya disimpulkan bahwa keterampilan teknikal yang diperlukan oleh
kepala madrasah adalah yang erat kaitannya dengan aplikasi pengetahuan
tentang cara pengelolaan kelas, penggunaan metode pembelajaran, teknik
evaluasi siswa, teknik pembuatan perangkat pembelajaran, teknik pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan serta teknik mengarahkan dan membina guru-
guru di madrasah.

3. KESIMPULAN
Kepala madrasah dalam menjalankan tugas mempunyai peran ganda
sebagai administrator, pemimpin, dan supervisor pendidikan. Untuk
mendayagunakan sumber daya sekolah, maka dibutuhkan keterampilan manjerial.
Terdapat tiga bidang keterampilan manajerial yang perlu dkuasai oleh kepala
madrasah yaitu keterampilan konseptual (Conceptual skill), keterampilan hubungan
manusia (human skill), keterampilan teknikal (technical skill).Ketiga keterampilan
manajerial tersebut diperlukan untuk melaksanakan tugas manajerial secara efektif,
meskipun penerapan masing-masing keterampilan tersebut tergantung pada tingkat
manajer dalam organisasi.

5
DAFTAR RUJUKAN

Benton, D A. (1995). “Apllied Human Relation, An Organizational Approach”. New


Jersey. Prentice Hall. Englewood Cliffs

Davis, G.A & Thomas, M.A (1989).“Effective School and Effective Teachers”. Boston,
London, Sidney, Toronto: Allyn and Bacon Inc

De Roche, E.F. (1985). “How School Administrators Solve Problems”. New Jersey:
Prentice Hall

Gibson, Ivancevich dan Donnely.(1996). “Manajemen”. (Edisi kesembilan).


Terjemahan oleh Zarkasi & Agus Dharma. Jakarta: Erlangga

Handoko.TH.(1992). “Manajemen”.Edisi ke 2. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas


Ekonomi UGM

Mukhtar & Iskandar. (2009). “Orientasi Baru Supervisi Pendidikan”. Jakarta: Gaung
Persada

Ndraha.T. (1989).“Konsep Administrasi dan Administrasi Indonesi”. Jakarta: Bina


Aksara

Supardi. (2013). “Kinerja Guru”. Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset

Supriadi, D. (1998). “Mengangkat Citra dan Martabat Guru”. Yogyakarta: Adicita


Karya Nusa
Wahyudi.(1990). “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Belajar”
(Learning Organization). Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai