Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JURNAL

RANCANGAN EKSPERIMEN

DOSEN PENGAMPU :
Eka Fitriyani, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Oleh :

Maria Ulfah (12060120602)

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022
JUDUL The Effectiveness of Storytelling and Roleplaying Media in Enhancing
Early Childhood Empathy

PENULIS Ratna Suryani , Sugiyo Pranoto , Budi Astuti

REVIEWER Maria Ulfah

TANGGAL REVIEW 11 November 2022

NAMA JURNAL Journal of Primary Education

TAHUN/HALAMAN 9 (5) (2020) : 546–553

TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas media
bercerita dan roleplaying dalam meningkatkan keterampilan empati
siswa TK.
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design
berupa Nonequivalent Control Group.
METODE PENELITIAN

1. Hasil

HASIL DAN DISKUSI Skor tertinggi keterampilan empati AUD di kelas eksperimen adalah
pada aspek kebutuhan, keinginan, dan kepentingan diri sendiri dengan
skor besar sebesar 52,62%. Hal ini membuktikan bahwa dengan
menerapkan media storytelling dan roleplaying, AUD dapat
mengungkapkan apa yang mereka rasakan (lapar, haus, sakit perut,
kedinginan, rasa ingin BAB dan BAK), memilih kegiatan yang
ditawarkan, mengetahui kebutuhannya sendiri, dan menunjukkan
antusiasnya secara positif dalam sebuah permainan kompetitif

2. Diskusi
Ketika anak-anak melakukan roleplay, mereka tidak hanya
memerankan identitas karakter tetapi juga pikiran dan perasaan.
Akibatnya, ini dapat membantu anak-anak untuk membangun
pemahaman yang lebih baik terhadap orang lain, menjadi lebih toleran,
dan memungkinkan untuk mentolerir perbedaan yang mereka temukan.
Tujuan penggunaan role play menurut Sudjana dalam Harianja &
Nurihsan (2016) antara lain: (a) sebagai motivasi anak, (b) untuk
menarik minat dan perhatian anak, (c) memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengeksplorasi situasi di mana mereka mengalami emosi,
perbedaan pendapat dan masalah dalam lingkungan kehidupan sosial,
(d) mendorong siswa bertanya, mengembangkan kemampuan
komunikasi anak, dan (f) melatih anak nyata berperan aktif dalam
kehidupan. Dengan menggabungkan kedua media tersebut, AUD akan
mengalami dua tahap yaitu stimulus atau pemicuan untuk merasakan
empati melalui dongeng dan tahap pengembangan keterampilan empati
sosial mereka melalui role playing, sehingga akan lebih efektif dalam
meningkatkan keterampilan empati sosial AUD. Efektivitas pemberian
perlakuan roleplaying dan storytelling pada Perkembangan sikap anak
TK di Kecamatan Genuk juga didukung oleh beberapa hal diantaranya
perhatian dan aktivitas siswa, ketersediaan media, kesiapan
guru/pendidik dalam memberikan pembelajaran kepada anak.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
media bercerita dan bermain peran dapat meningkatkan keterampilan
empati sosial AUD. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan skor kelas
eksperimen sebesar 9,56%. Selain itu juga menunjukkan bahwa anak
kelas kontrol tidak memiliki perbedaan skor kemampuan empati
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa media bercerita yang diikuti dengan roleplaying
cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan empati sosial AUD.

KELEBIHAN Kelebihan jurnal ini adalah didasarkan pada ide dan gagasan penulis
dan menggunakan berbagai alasan yang relevan tergantung pada
masalah yang diteliti oleh penulis dalam penelitian ini. Selain itu,
penggunaan sumber informasi dan dokumen yang sistematis, serta
penggunaan bahasa yang mudah dipahami, menunjukkan bahwa jurnal
ini mendapat respon yang baik dari pembaca sebagai referensi.

 Belum menjelaskan manfaat penelitian secara detail


KEKURANGAN
 Tidak mendorong dilakukannya penelitian lanjutan
 Ada beberapa singkatan yang tidak memiliki penjelasan
sehingga pembaca kesulitan mengartikan singkatan tersebu

.
JUDUL Profile of Early Child Empathy Behavior at the RA Iqra Sabila in
Jambi, Indonesia

PENULIS Intan Puspitasari

REVIEWER Maria Ulfah

TANGGAL REVIEW 11 November 2022

NAMA JURNAL EDUCARE: International Journal for Educational Studies

TAHUN/HALAMAN August 2020, Volume 13(1)

TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan empati anak
usia dini.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif

METODE PENELITIAN

1. Hasil

HASIL DAN DISKUSI Ada perbedaan dalam berbagai aspek empati. Subjek pertama memiliki
empati yang cukup berkembang dilihat dari aspek responsivitas
emosional. Hal ini ditunjukkan dengan subjek pertama mampu
menyebutkan dan mengetahui hampir semua emosi yang ditanyakan
oleh peneliti. Adapun pengambilan perspektif dan peran serta
pengakuannya masih belum berkembang dengan baik (cf Gruhn et al.,
2008; Taylor et al., 2013; Batchelder, Brosnan & Ashwin, 2017; dan
Wawancara dengan Responden A, 1/5/2020 ). Subjek kedua memiliki
empati yang lebih baik dari subjek pertama. Subjek kedua unggul
dalam aspek responsivitas emosional dan pengambilan perspektif peran
sementara pengakuan masih membutuhkan bimbingan lebih lanjut (lih
Nichols, Svetlova & Brownell, 2009; WHO, 2012; Beadle & de la
Vega, 2019; dan Wawancara dengan Responden B, 1/5 /2020).
Tingkat empati subjek ketiga hampir sama dengan subjek pertama.
Ketiga subjek cukup berkembang pada aspek daya tanggap emosional,
sedangkan pada aspek pengenalan dan perasaan diskriminasi masih
membutuhkan panduan lebih lanjut (cf Nichols, Svetlova & Brownell,
2009; Hendrawan et al., 2015; McDonald & Messinger, 2018; dan
Wawancara dengan Responden C, 1/5/2020).

Subjek keempat memiliki empati yang cukup berkembang pada aspek


responsivitas emosional dan perspektif serta pengambilan peran.
Sedangkan pada aspek pengenalan, subjek masih membutuhkan arahan
dan bimbingan (cf McHale, Updegraff & Whiteman, 2012; Yoshikawa
& Kabay, 2015; Read, 2019; and Interview with Respondent D,
1/5/2020;).

2. Diskusi

RA (Raudhatul Athfal atau Taman Kanak-kanak Islam) Iqro Sabila di


Jambi, Sumatera, Indonesia memberikan pembelajaran empati dengan
membiasakan anak-anak dengan amal rutin yang diisikan ke dalam
kotak infaq, atau sumbangan, setiap hari Jumat (bdk . Astuti, 2017;
Rizkyanti & Murty, 2018 ; dan Rahmawati, 2019). Berdasarkan
informasi dari guru yang menjadi narasumber, anak-anak juga memiliki
agenda setiap Ramadhan (bulan puasa) untuk mengunjungi anak yatim
piatu di panti asuhan.
Sebelumnya, anak-anak dan orang tua diminta untuk mengumpulkan
barang-barang yang layak pakai dan uang untuk diberikan saat
berkunjung (cf Hendrawan et al., terhadap empati diharapkan dapat
mengetahui lebih dalam faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat tumbuhnya empati pada anak usia dini, seperti latar
belakang keluarga, pengaruh jenis kelamin terhadap tingkat empati, dan
lain-lain.2 2015; Meilanie, 2016; Suyahman, 2016; dan Wawancara
dengan Responden E, 15/5/2020). Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan
agar anak memiliki empati yang baik dan terus berkembang. Selain itu,
anak diharapkan memiliki empati yang tinggi ketika sudah dewasa.
Contoh perilaku yang dicontohkan oleh guru dan orang tua akan mudah
ditiru dan diterapkan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari (Decety &
Meltzoff, 2011; Decety & Cowell, 2014; dan Hendrawan dkk., 2015).

KESIMPULAN Bercerita merupakan metode pembelajaran yang efektif, karena dapat


membentuk karakter positif pada anak usia dini. Dalam dongeng, ada
nilainilai baik; sedangkan media boneka tangan digunakan sebagai alat
untuk menarik perhatian anak, sehingga ketika guru bercerita, mereka
akan mengikuti pembelajaran dengan cara yang menyenangkan. Empati
harus terus dikembangkan dan dipelihara di sekolah, agar anak RA
(Raudhatul Athfal atau Taman Kanak-kanak Islam) Iqro Sabila di
Jambi, Sumatera, Indonesia memberikan pembelajaran empati dengan
membiasakan anak-anak dengan amal rutin yang diisikan ke dalam
kotak infaq, atau sumbangan, setiap hari Jumat (bdk . Astuti, 2017;
Rizkyanti & Murty, 2018 ; dan Rahmawati, 2019). Anak belajar banyak
hal dari orang tua, terutama tentang perilaku. Orang tua yang memiliki
empati yang tinggi akan lebih mudah mengajarkan empati kepada
anaknya. Orang tua dapat memberikan contoh mulai dari bagaimana
menghargai perasaan dan emosi yang dialami oleh anaknya dan
bagaimana menyikapinya. Jika anak sejak kecil diabaikan emosinya,
anak sulit memiliki empati terhadap orang lain dan lingkungannya.
Empati merupakan aspek yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat di masyarakat.
KELEBIHAN  Kelebihan jurnal ini adalah didasarkan pada ide dan gagasan
penulis dan menggunakan berbagai alasan yang relevan
tergantung pada masalah yang diteliti oleh penulis dalam
penelitian ini.
 Mendorong untuk melakukan penelitian lanjutan

 Belum menjelaskan manfaat penelitian secara detail


KEKURANGAN

.
JUDUL Multimedia Impact of the Animated Film “Nusa dan Rara” on
Speaking and Listening Skills in Early Childhood

PENULIS Moslem Ahmad Hestu Riza , Kustiono Kustiono, Farid Ahmadi

REVIEWER Maria Ulfah

TANGGAL REVIEW 11 November 2022

NAMA JURNAL Journal of Primary Education

HALAMAN/TAHUN 435–448 10 (4) (2021)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran multimedia film


animasi Nusa dan Rara dalam meningkatkan keterampilan berbicara
TUJUAN PENELITIAN dan menyimak pada anak usia 5-6 tahun.
Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen
dengan rancangan nonequivalent control group design.
METODE PENELITIAN

1. Hasil

HASIL DAN DISKUSI Peningkatan keterampilan berbicara dan menyimak pada anak usia dini
Mukti Tama dapat dilihat dari hasil penelitian pengamatan pada aspek
bicara anak dan pengamatan. Data diperoleh dari observasi kegiatan
yang telah dilaksanakan. Berdasarkan nilai rata-rata keterampilan
menyimak dan berbicara, kemampuan anak usia dini meningkat
sebelum dan sesudah intervensi. Peningkatan keterampilan berbicara
dan mendengarkan sebelum dan sesudah perlakuan.

Hasil pretest penerapan media film animasi yang dipromosikan pada


kelompok eksperimen dan kontrol membuktikan bahwa kemampuan
menyimak siswa pada kelompok kontrol masih tergolong rendah, yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata kategori Belum Berkembang (BB). .
Hasil pretest menunjukkan bahwa media animasi untuk film “The Birth
of the Messenger” belum dapat mencapai hasil yang maksimal. Temuan
ini relevan dengan penelitian Ghilzai et al. (2017) yang menyatakan
bahwa anak-anak yang menonton animasi menunjukkan tingkat
penguasaan bahasa dan perkembangan kognitif yang tinggi.

peningkatan penggunaan media film animasi nusa dan rara terhadap


kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di PAUD Mukti Tama.
Sebelum diperlihatkan film animasi Nussa dan Rara, anak tersebut
hanya mampu menggunakan kosa kata sederhana seperti “Saya makan
roti buatan ibu”.

Sedangkan setelah diperlihatkan film animasi Nussa dan Rara, anak


lebih mampu menggunakan kosakata yang lebih rumit, misalnya, "Hari
ini, ibu saya membuatkan saya sarapan dengan telur gulung". Hasil
hipotesis relevan dengan penelitian Royani & Astuti (2020) yang
menunjukkan bahwa peran media pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan diperlukan untuk mendukung pengenalan kosakata dan
bacaan sehingga berdampak pada keterampilan berbicara pada anak
usia dini. Reflianto & Syamsuar (2018) menjelaskan bahwa proses
belajar mengajar memungkinkan untuk dikemas secara efektif dan
efisien sehingga siswa merasa mudah mempelajari bahan ajar yang
disampaikan oleh guru, tentunya dengan memanfaatkan media
teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Diskusi

Keuntungan utama menggunakan video animasi adalah animasi dapat


membantu siswa memahami ide-ide kompleks dengan lebih mudah
(Maulic, 2012). Selain itu, keuntungan menggunakan video
memberikan contoh bahasa yang otentik dan dapat dieksploitasi
sepenuhnya. Video memberikan akses ke berbagai hal, tempat, materi
otentik biasanya terbukti sangat memotivasi anak.

Dalam penelitian ini, pengaruh media animasi nusa dan rara dapat
meningkatkan keterampilan berbicara dan mendengarkan pada anak
usia 5-6 tahun. Media animasi yang menarik membuat anak mengenal
banyak kata. Melalui media animasi Nusa dan Rara, selain menambah
kosa kata, anak juga belajar tingkah laku dan memiliki nilai moral yang
dapat ditiru oleh anak

Penelitian tentang pengaruh animasi multimedia film tentang


perkembangan bahasa anak usia dini sudah banyak dilakukan. Namun
penelitian tentang dampak multimedia film animasi Nussa dan Rara
terhadap keterampilan berbicara dan mendengarkan pada anak usia dini
belum pernah dilakukan. Pada penelitian sebelumnya, orang tua atau
guru menggunakan metode reading aloud untuk meningkatkan
keterampilan menyimak pada anak, sedangkan pada penelitian ini film
animasi digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak
mengingat saat ini anak-anak hidup di era serba digital. Studi ini
mengeksplorasi lebih detail dampak multimedia film animasi Nussa
dan Rara terhadap peningkatan keterampilan berbicara dan menyimak.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa film animasi multimedia


Nussa dan Rara bisa digunakan sebagai media untuk meningkatkan
keterampilan berbicara dan mendengarkan pada anak usia dini. Film
animasi Nussa dan Rara dapat membantu orang tua memberikan
pengalaman berbicara, menambah kosakata bagi anak, serta
memberikan edukasi kepada anak tentang kehidupan sehari-hari.
KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa media animasi nusa dan rara yang telah
diterapkan memiliki berdampak pada keterampilan berbicara dan
mendengarkan pada anak usia dini. Ini memiliki efek yang signifikan (p
<0,05). Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata yang diperoleh dari
indikator keterampilan berbicara dan menyimak setelah intervensi
berada pada kategori berkembang sangat baik.

 Terdapat kesesuaian antara tujuan jurnal dan kesimpulan yang

KELEBIHAN didapatkan
 Metode dan desain penelitian yang lengkap serta dijelaskan
secara detail

1. Belum menjelaskan manfaat penelitian secara detail


KEKURANGAN
2. Tidak mendorong dilakukannya penelitian lanjutan
3. Terdapat beberapa bahasa yang sulit dipahami khususnya bagi
pembaca dari kalangan umum
.

Anda mungkin juga menyukai