Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK IV :

Diagnosis Organisasi
MUHAMMAD IRZA ADIANSYAH
201910021

YOHANES ARIE PRIHASMORO


201910129

ABDUL SYUKUR 201910099

DOSEN PENGAMPU : Suwanto H Prayitn


A. Menciptakan Diagnosis Efektif dari Proses

Kolaborasi

Sebuah organisasi berada diantara lingkungan yang mengelilingnya. Sekarang ini,


lingkungan yang melingkupi suatu organisasi semakin kompleks, dinamis, dan
berkembang. Banyak faktor yang turut andil dalam mempercepat proses kompleksitas,
dinamisasi, dan perkembangan tersebut. Diantara faktor-faktor tersebut adalah
globalisasi, pertumbuhan, teknologi, dan modal intelektual (Ulrich, 1997). Bateman dan
Snell (2009) mengidentifikasi empat elemen kunci yang membuat bisnis sekarang ini
berbeda dengan dekade sebelumnya. Keempat elemen kunci tersebut adalah
globalisasi, perubahan teknologi, pentingnya pengetahuan dan ide (knowledge
management), dan kolaborasi yang melintasi batasan organisasi.
1 Kemampuan Beradaptasi

2 Tanggung Jawab

B. Tahap 3 Identitas

Mendiagnosis 4 Komunikasi

5 Integrasi

6 Pertumbuhan
Model Sistem Terbuka

Model sistem terbuka menunjukkan bahwa semua komponen dalam suatu


organisasi saling terkait. Oleh karena itu, mengubah satu komponen akan
berdampak pada komponen lainnya. Model sistem terbuka juga
C. Model mempertimbangkan lingkungan eksternal organisasi dan memperhitungkan
pengaruhnya terhadap keputusan dan perubahan. Ini memunculkan ide bahwa
organisasi adalah serangkaian fungsi tugas, kepemimpinan, perubahan, dan
Mendiagnosis pengambilan keputusan yang sangat kompleks. Meskipun kompleksitas ini
terlalu besar untuk dipertimbangkan sekaligus, model sistem terbuka
mendukung konsep bahwa keseluruhan lebih kuat dan lebih efektif daripada
masing-masing komponen individu saja.
Model Sistem Tertutup

Model sistem tertutup tidak mempromosikan fleksibilitas dan kemampuan


beradaptasi, karena sepenuhnya mengabaikan lingkungan eksternal dan
C. Model sepenuhnya berfokus pada komponen internal. Saat ini, mengabaikan
kekuatan eksternal adalah tanda organisasi yang lemah, dikutuk untuk krisis
atau kegagalan, karena itu tidak akan cukup siap untuk menghadapi
Mendiagnosis perubahan yang muncul. Selain itu, model sistem tertutup mendukung
konsep melakukan sesuatu dengan benar. Ini membatasi pertumbuhan
organisasi dan anggota timnya, karena itu tidak mempromosikan segala
lanjutan jenis pengembangan atau mempromosikan pembelajaran organisasi, yang
sekali lagi sangat penting dalam dunia yang berubah saat ini.
D. Melakukan Diagnosis
Efektifitas Organisasi

Dua aspek penting yang dapat menjadi kriteria dalam menentukan level keberhasilan sebuah
intervensi adalah :
1. Sejauh mana ia sesuai dengan kebutuhan organisasi
2. Sejauh mana ia mampu mentransfer kapasitas untuk berubah pada segenap anggota
organisasi.
 
Selanjutnya, terdapat empat elemen yang dapat menjadi key success factors dalam
merancang dan menerapkan proses intervensi. Keempat elemen itu adalah sebagai berikut:
1. Readiness for Change atau kesiapan organisasi itu untuk berubah.
2. Capability of the Change Agent atau Kemampuan dari Para Motor Perubahan.
3. Capability to Change atau Kapasitas untuk Berubah dari para Anggota Perusahaan.
4. Cultural Context atau konteks budaya organisasi.
E. Kelebihan Diagnosis Organisasi

Diagnosis Organisasi membantu pengelola organisasi untuk mengetahui apa sesungguhnya


yang sedang berlangsung di dalam organisasi. Berbagai data, informasi, pendapat,
gagasan, permasalahan dan solusi parsial yang berasal dari anggota organisasi dikumpulkan
oleh pelaksana diagnosis, data tersebut dan hasil analisis kemudian diversifikasi oleh
anggota organisasi. Hasil analisis yang diterima oleh anggota organisasi dirangkum sebagai
profil organisasi yang disertai rekomendasi mengenai tindakan-tindakan perbaikan yang
sebaiknya dilakukan.
E. Kelebihan Diagnosis Organisasi

Kelebihan Diagnosis Organisasi dibanding dengan metode lainnya yaitu bukan pada hasilnya tapi melainkan pada prosesnya.
Proses wawancara untuk mendapatkan pandangan, gagasan dan usulan anggota organisasi membuat mereka menjadi lebih
paham tentang dirinya atau tentang bagian lain, tentang lingkungan organisasinya dan tentang keterkaitan proses-proses yang
berlangsung di dalam organisasi, sehingga selama proses diagnosis berlangsung cara pandang para anggota organisasi semakin
baik.

Diagnosis Organisasi, pada prinsipnya bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas mengenai variabel-variabel
organisasi dan hubungan-hubungan di antaranya yang perlu diperhatikan dalam membuat keputusan jangka panjang. Melalui
diagnosis organisasi diharapkan rencana tindakan, baik untuk menyelesaikan suatu masalah maupun untuk pengembangan
organisasi, dapat dijalankan secara efektif karena keputusan tindakan tersebut didasarkan pada informasi yang lengkap dan
akurat mengenai kondisi internal dan eksternal organisasi dan pemahaman mengenai konsekuensi-konsekuensi keputusan yang
akan diambil.
Perusahaan perlu melakukan Diagnosis Organisasi terutama apabila:
a)Terjadi penurunan performasi secara umum di dalam perusahaan.

b)Perusahaan akan berubah secara drastis, misalnya karena restrukturisasi, pembukaan bidang


usaha baru, penggunaan teknologi baru.

c)Organisasi terasa tidak cocok lagi dengan strategi dan sistem manajemen perusahaan,yang
ditandai dengan terjadinya kelembatan dalam pengambilan keputusan,diambilnya
keputusankeputusan yang salah dan sering terjadinya konflik diantaraanggota atau fungsi-fungsi
di dalam organisasi.
F. Umpan Balik

Model sistem terbuka menarik karena mendukung siklus umpan balik yang konstan di
seluruh proses. Kami mempertimbangkan input, seperti informasi dan modal manusia,
transformasi seperti komponen sosial dan teknologi, dan produk (barang, jasa, dan modal
intelektual) dalam konteks lingkungan eksternal tempat organisasi beroperasi.
Dalam setiap kategori ini ada umpan balik yang konstan, yang berfungsi untuk
memajukan organisasi. Ini juga berfungsi untuk mengembalikannya, untuk memikirkan
kembali konsep atau ide yang tidak berhasil dan perlu ditingkatkan.
Ini mirip dengan ide mendorong trial and error: berlatih banyak hal dan menjaga apa
yang berhasil. Komunikasi dapat dianggap sebagai komponen penting dalam model ini,
untuk memastikan umpan balik yang efektif dan tepat waktu.
G. Budaya Organisasi

Budaya tidak hanya berlaku pada kebudayaan dan adat istiadat seperti yang dimiliki oleh negara Indonesia yang
kaya dengan kebudayaannya. Pada kenyataannya, setiap organisasi juga memiliki budaya yang menjadi ciri khas
organisasi mereka masing-masing. Budaya dalam organisasi disebut sebagai budaya organisasi. Sebelum
memahami pengertian dari budaya organisasi, kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan budaya dan
organisasi.
Budaya adalah seperangkat pemahaman penting yang dimiliki, diyakini, serta diterapkan oleh anggota
komunitas yang sama. Budaya terdiri dari serangkaian nilai, ide-ide, persepsi, preferensi, konsep moralitas, kode
perilaku, yang nantinya akan menciptakan kekhasan di antara kelompok manusia tersebut. Sedangkan, organisasi
adalah suatu platform dimana individu dari berbagai latar belakang bersatu dan bekerja sebagai unit kolektif untuk
mencapai tujuan bersama dan target tertentu.
Jadi, apa yang dimaksud dengan budaya organisasi? Budaya organisasi adalah sistem kepercayaan dan sikap
bersama yang berkembang dalam suatu organisasi dan membimbing perilaku para anggotanya. Selain itu, budaya
organisasi juga dapat didefinisikan sebagai filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, harapan, sikap dan
norma-norma yang menyatukan suatu organisasi serta disebarluaskan oleh para karyawannya.
Kesimpulan

Diagnosa adalah proses memahami bagaimana organisasi saat ini


berfungsi, dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk
merancang perubahan. Diagnosa organisasi (DO) merupakan proses
kolaborasi antara anggota organisasi dan stakeholder untuk
mengumpulkan informasi terkait, menganalisis, dan menarik
kesimpulan untuk perencanaan aksi dan intervensi penyelesaian
masalah kegiatan pelayanan instansi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai