Anda di halaman 1dari 10

TUGAS EPIDEMIOLOGI INTERMEDIET

UKURAN FREKUENSI DAN UKURAN ASOSIASI

Disusun Oleh:
Zulfia Rahmih 102014153008

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI S-2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari distribusi, determinan,
frekuensi penyakit dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada
populasi manusia serta mempelajari bagaimana suatu penyakit terjadi dan
meneliti upaya preventif maupun upaya mengatasi masalah tersebut (Nangi et
al., 2019). Masalah kesehatan atau penyakit yang terjadi pada manusia
memiliki faktor penyebab dan faktor pencegahan yang dapat diidentifikasi
melalui suatu pengamatan yang sistematik yang berdasarkan pada tiga
komponen epidemiologi diantaranya yaitu frekuensi masalah kesehatan,
distribusi masalah kesehatan dan determinan masalah kesehatan (Sinaga and
Limbong, 2019).
Salah satu unsur pokok penting dalam epidemiologi adalah pengukuran
masalah kesehatan atau penyakit (Lapau and Birwin, 2017). Terdapat
beberapa ukuran yang dipakai dalam mengukur kejadian penyakit dan ukuran
yang dipakai tergantung tujuan dari pengukuran. Pengukuran kejadian
penyakit dapat dilakukan dari hasil penemuan masalah kesehatan yang ada di
masyarakat. Secara umum, tujuan pengukuran kejadian penyakit digunakan
untuk menilai keadaan kesehatan, mengetahui potensi-potensi untuk
menanggulangi masalah kesehatan, dan mendeteksi kelompok mana yang
berisiko terkena penyakit (Hasmi, 2011).
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui ukuran frekuensi epidemiologi.
b. Untuk mengetahui ukuran asosiasi epidemiologi.
B. Pembahasan
1. Ukuran Frekuensi
a. Judul Jurnal
Prevalensi dan Distribusi Penderita Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) di
Klinik Penyakit Mulut RSGM FKG Universitas Jember pada Tahun 2014
(Sulistiani et al., 2017).
b. Nama Penulis
Annisa Sulistiani, Sri Hernawati dan Ayu Mashartini P
c. Nama Jurnal dan Tahun Terbit
e-Jurnal Pustaka Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2017
d. Latar Belakang Penelitian
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan suatu lesi ulserasi yang ditandai
dengan adanya ulser kambuhan pada mukosa mulut dan tanpa adanya tanda-
tanda suatu penyakit lainnya. SAR diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu
SAR minor, SAR mayor dan SAR herpetiformis. Prevalensi SAR pada
populasi dunia berkisar antara 5% - 66%.
e. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prevalensi dan distribusi penderita
SAR di Klinik Penyakit Mulut RSGM FKG Universitas Jember pada tahun
2014.
f. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian
retrospektif dan purposive sampling. Populasi penelitian adalah seluruh
pasien yang datang ke Klinik Penyakit Mulut RSGM FKG Universitas
Jember pada tahun 2014 sebanyak 1037 orang.
g. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 146 penderita SAR (14%) dari
1037 pasien yang datang ke Klinik Penyakit Mulut pada bulan Januari sampai
Desember tahun 2014. Terdapat 97% pasien dengan SAR minor, 3% pasien
dengan SAR mayor, dan 0% pasien dengan SAR herpetisformis dari 146
penderita SAR.
h. Pengukuran Frekuensi

Jumlah kasus ( penyakit ) yang ada


Prevalensi =
Jumlah populasi
146
= = 0,14 x 100% = 14%
1037

2. Ukuran Asosiasi
Relative Risk: Cohort Study
a. Judul Jurnal
Studi Retrospektif Karies Dentis Pada Ibu Hamil Dengan Berat Badan Lahir
Di Puskesmas Larangan (Fitrianingsih and Suratmi, 2017).
b. Nama Penulis
Yeni Fitrianingsih dan Suratmi

c. Nama Jurnal dan Tahun Terbit


Jurnal Care Volume 5 No.1 Tahun 2017
d. Latar Belakang Penelitian
Tujuan MDGs pada poin 5 sejalan dengan tujuan Pregnancy Risk Assessment
Monitoring System (PRAMS) yaitu memperbaiki dan meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil. Kesehatan gigi dan mulut yang buruk
pada ibu hamil dapat memberi efek terhadap janin seperti bayi prematur dan
berat badan lahir rendah disamping terhadap kesehatan gigi dan mulut bayi
nantinya. Banyak faktor yang juga dikaji sebagai faktor yang mempengaruhi
berat badan lahir antara lain umur, paritas, pekerjaan, kadar hemoglobin( Hb),
status KEK dan frekuensi pemeriksaan kehamilan.
e. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara karies dentis pada ibu hamil dengan berat
badan lahir di Puskesmas Larangan.
f. Metode Penelitian
Penelitian analitik dengan rancangan kohort retrospektif. Populasi dalam
penelitian seluruh ibu yang melahirkan di Puskesmas Larangan bulan Januari
sampai dengan Desember 2013, dengan sampel sejumlah 34 orang.
Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling.
g. Hasil Penelitian
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengalami karies
gigi yakni 21 orang (61,8%) berat badan bayi normal yaitu 26 (76,5%) dan
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara karies dentis dengan berat
badan lahir.
h. Pengukuran Asosiasi
Incidence Exposed
Relative Risk =
Incidence Non Exposed
a
(a+b)
=
c
(c +d)
3
(3+10)
=
5
(5+16)
3
13
=
5
21
3 x 21 63
= = = 0,96 = 1
13 x 5 65
Interpretasi → Tidak terdapat asosiasi antara karies dentis dengan kejadian
BBLR.

Odds Ratio: Case Control


a. Judul Jurnal
Analisis Risiko Kanker Payudara Berdasar Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Hormonal Dan Usia Menarche (Dewi and Hendrati, 2015).
b. Nama Penulis
Gusti Ayu Triara Dewi dan Lucia Yovita Hendrati
c. Nama Jurnal dan Tahun Terbit
Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3 No. 1 Tahun 2015
d. Latar Belakang Penelitian
Kejadian kanker payudara terus mengalami peningkatan dan merupakan
masalah kesehatan yang cukup serius di dunia, termasuk juga di Indonesia.
Pertumbuhan jaringan payudara dipengaruhi oleh beberapa hormon, yaitu
hormon prolaktin, hormon pertumbuhan, hormon progesteron, serta hormon
estrogen. Paparan hormon estrogen secara berlebihan dapat memicu
pertumbuhan sel secara tidak normal pada bagian tertentu. Tingginya paparan
estrogen dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, yaitu tidak pernah
melahirkan atau melahirkan pertama kali pada usia lebih dari 35 tahun, tidak
menyusui, menopause pada usia > 50 tahun, pemakaian kontrasepsi hormonal
dalam jangka waktu yang lama, serta menarche pada usia < 12 tahun.
e. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan paparan estrogen
melalui pemakaian alat kontrasepsi hormonal dan usia menarche dengan
kejadian kanker payudara pada perempuan.
f. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dan
menggunakan desain penelitian kasus kontrol. Populasi kasus dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien perempuan yang didiagnosis menderita
kanker payudara oleh dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo
(RSUD Dr Soetomo) tahun 2013. Populasi kontrol dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien perempuan yang melakukan pemeriksaan payudara di
RSUD Dr Soetomo pada tahun 2013, namun tidak didiagnosis menderita
kanker payudara oleh dokter. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah
sebanyak 90 responden yang ditarik dari populasi dengan menggunakan
metode simple random sampling. Variabel yang diteliti adalah pemakaian alat
kontrasepsi hormonal dan usia menarche.
g. Hasil Penelitian
Hasil menunjukkan bahwa pemakaian alat kontrasepsi hormonal (p=0,028;
OR=3,348) dan usia menarche (p=0,031; OR=3,826) mempunyai hubungan
yang signifikan terhadap kejadian kanker payudara pada perempuan di RSUD
Dr Soetomo tahun 2013.
h. Pengukuran Asosiasi

Odds Kasus
Odds Ratio =
Odds Kontrol
a
b
=
c
d
a xd
=
bxc
22 x 35
=
10 x 23
770
= = 3,348
230
Interpretasi → Perempuan yang memakai alat kontrasepsi hormonal selama ≥
5 tahun berisiko terkena kanker payudara 3,348 kali lebih besar dibandingkan
dengan perempuan yang memakai alat kontrasepsi hormonal selama <5
tahun.

Odds Kasus
Odds Ratio =
Odds Kontrol
a
b
=
c
d
a xd
=
bxc
22 x 36
=
9 x 23
792
= = 3,826
207
Interpretasi → Perempuan yang mengalami menstruasi pertama kali
(menarche) pada usia <12 tahun berisiko terkena kanker payudara 3,826 kali
lebih besar dibandingkan dengan perempuan yang mengalami menstruasi
pertama kali (menarche) pada usia ≥ 12 tahun.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Ukuran dalam epidemiologi digunakan untuk mempermudah petugas
kesehatan dalam mengolah data-data. Hasil dari pengolahan data-data dapat
membantu dalam mengidentifikasi wabah, menghitung kebutuhan pelayanan
kesehatan, masalah keterjangkauan, perubahan diagnosis, dan mengamati
perubahan dalam pengobatan. Beberapa ukuran dalam epidemiologi yang
digunakan untuk mengukur derajat kesehatan masayarakat antara lain ukuran
dasar epidemiologi, ukuran frekuensi epidemiologi, dan ukuran kekuatan
hubungan dimana ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda.
2. Saran
Hasil dari data yang telah diolah menggunakan ukuran dalam epidemiologi
seharusnya digunakan oleh pemerintah dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Petugas kesehatan
bersama pemerintah sebaiknya juga mengevaluasi program kesehatan yang
sudah berjalan dan merencanakan progam berkelanjutan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pengambilan data yang akurat memerlukan
kerjasama dari semua pihak baik masyarakat, petugas kesehatan, maupun
pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, G.A.T., Hendrati, L.Y., 2015. Analisis Risiko Kanker Payudara Berdasar
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dan Usia Menarche. J. Berk.
Epidemiol. 3.

Fitrianingsih, Y., Suratmi, 2017. Studi Retrospektif Karies Dentis Pada Ibu Hamil
Dengan Berat Badan Lahir Di Puskesmas Larangan. J. Care 5.

Hasmi, 2011. Dasar-Dasar Epidemiologi. Trans Info Media, Jakarta.

Lapau, B., Birwin, A., 2017. Prinsip dan Metode Epidemiologi. Kencana, Depok.

Nangi, Moh.G., Yanti, F., Lestari, S.A., 2019. Dasar Epidemiologi. Deepublish,
Yogyakarta.

Sinaga, M., Limbong, D., 2019. Dasar Epidemiologi. Deepublish, Yogyakarta.

Sulistiani, A., Hernawati, S., Mashartini, A., 2017. Prevalensi dan Distribusi
Penderita Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) di Klinik Penyakit Mulut
RSGM FKG Universitas Jember pada Tahun 2014. E-J. Pustaka Kesehat.
5.

Anda mungkin juga menyukai