Kanker Serviks
Paritas <3
Paritas 3
Paritas <3
Paritas 3
BAB 4
METODE PENELITIAN
ini
merupakan
studi
analitik
observasional
dengan
4.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling, dimana seluruh
populasi digunakan sebagai sampel penelitian yang telah memenuhi criteria
inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria Inklusi
Semua pasien yang melakukan pemeriksaan histopatologi serviks di
RSUD. dr Pirngadi pada tahun 2011.
b. Kriteria Eksklusi
Rekam medis yang rusak, tidak terbaca, dan tidak ditemukan.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Frekuensi
Persentase (%)
20
0,9
2130
6,3
3140
19
17,1
4150
39
35,1
5160
31
27,9
6 1
14
12,6
Total
111
100,0
Frekuensi
Persentase (%)
20
2130
3,5
3140
14
4150
18
31,6
5160
21
36,8
6 1
14
Total
57
100,0
Frekuensi
Persentase (%)
54
48,6
Kanker Serviks
57
51,4
Total
111
100
c. Paritas
Berdasarkan jumlah paritas, hasil penelitian ini memperoleh sampel
terbanyak memiliki jumlah paritas 3 yaitu 69 orang (62,2 %). Hal ini dapat
dilihat pada tabel 5.4.
Frekuensi
Persentase (%)
<3
42
37,8
69
62,2
Total
111
100,0
Frekuensi
Persentase (%)
10.5
3.5
8.8
14.0
16
28.1
10.5
10.5
3.5
7.0
1.8
11
1.8
Total
57
100.0
Dari tabel 5.5. dapat dilihat bahwa kasus kanker serviks proporsi terbesar
terjadi pada wanita yang memiliki paritas 4 kali sebanyak 16 orang (28,1 %),
sedangkan proporsi terendah terjadi pada wanita yang memiliki paritas 9 dan 11
kali sebanyak 1 orang (1,8 %).
Kanker
Total
Kanker
Non Kanker
Serviks
Serviks
RP
CI
95 %
44
77,2
25
46,3
69
100
<3
13
22,8
29
53,7
42
100
Total
57
100
54
100
0,001
2,060 1,2683,348
Dari tabel 5.6. dapat dilihat bahwa 77,2 % wanita yang didiagnosis kanker
serviks memiliki jumlah paritas3 kali, sedangkan wanita yang didiagnosis non
kanker serviks paling sering memiliki jumlah paritas <3 kali sebanyak 53,7 %.
Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode Chi Square dengan tingkat
kemaknaan 0,05 (=5%), diperoleh nilai p (p value) sebesar 0,001 (p<0,05) yang
berarti terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah paritas dengan kejadian
kanker serviks. Nilai RP=2,060 (95%: CI 1,268-3,348), berarti bahwa jumlah
paritas merupakan faktor risiko terjadinya kanker serviks, yakni wanita yang
memiliki paritas 3 kali mempunyai risiko menderita kanker serviks 2,060 lebih
besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki paritas <3 kali.
5.2. Pembahasan
Pada penelitian ini didapatkan proporsi terbesar penderita kanker serviks
adalah kelompok umur 51-60 tahun sebanyak 21 orang (36,8 %). Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Melva (2008) yang menemukan bahwa penderita kanker
serviks terbanyak berada pada kelompok umur40 tahun sebesar 76,7 %. Pada
kelompok umur 20 tahun tidak ditemukan kasus kanker serviks, hal ini mungkin
disebabkan karena rendahnya jumlah paritas wanita dengan umur20 tahun dan
masih rendahnya faktor risiko lain, seperti belum pernah melakukan hubungan
seksual.
Dari hasil penelitian didapatkan proporsi terbesar penderita kanker serviks
adalah wanita yang memiliki paritas 3 kali sebanyak 44 orang (77,2 %),
khususnya pada wanita dengan jumlah paritas 4 kali sebanyak 16 orang (28,1 %).
Hasil ini sejalan dengan penelitian Nasution (2010) yang menemukan bahwa 58,5
% penderita kanker serviks merupakan multipara. Irianti (2003) menemukan
bahwa penderita kanker serviks mayoritas memiliki paritas >3 kali sebanyak 82,1
%, sedangkan menurut penelitian Aida (2010) jumlah paritas paling sering adalah
6 kali (58,7 %).
Paritas sebanyak 9 dan 11 kali hanya ditemukan kasus kanker serviks
sebanyak 1 orang, hasil ini tidak mendukung teori yang menyebutkan bahwa
semakin banyak jumlah paritas semakin besar risiko terjadinya kanker serviks.
Hal tersebut mungkin terjadi karena perubahan kebiasaan wanita zaman sekarang
yang hanya memiliki anak sebanyak 3-4 orang, sehingga hasil tersebut tidak dapat
dijadikan acuan bahwa jumlah anak 9 dan 11 orang bukan risiko terjadinya kanker
serviks.
Dari hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05) yang
berarti terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah paritas dengan kejadian
kanker serviks. Nilai RP=2,060 (95%: CI 1,268-3,348) berarti wanita yang
memiliki paritas 3 kali mempunyai risiko menderita kanker serviks 2,060 lebih
besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki paritas <3 kali pada tingkat
kepercayaan 95 %. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Surbakti E (2004) yang
menemukan bahwa wanita dengan jumlah paritas3 memiliki risiko 4,375 kali
lebih besar menderita kanker serviks. Menurut hasil penelitian IARC (2002), pada
wanita nulipara (paritas 1-2) memiliki risiko menderita kanker serviks 1,8 kali,
sedangkan wanita dengan paritas 3-6 memiliki risiko 2,6-2,8, dan risiko 3,8 kali
pada wanita dengan paritas 7.
Menurut hasil penelitian Melva (2008), paritas <3 merupakan faktor
protektif terhadap kejadian kanker serviks pada wanita, sedangkan menurut Hoyo,
et al. (2007), paritas >5 merupakan faktor risiko terjadinya kanker serviks.
Menurut teori pada umumnya kanker serviks paling banyak dijumpai pada
wanita yang sering melahirkan. Hal ini diduga akibat perubahan hormonal yang
terjadi selama masa kehamilan dan trauma servikal yang terjadi saat melahirkan
(ACCP,
2004).
Kehamilan
juga
dihubungkan
dengan
terjadinya
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ditemukan kejadian kanker serviks lebih banyak pada sampel yang
memiliki jumlah paritas3 kali sebanyak 44
terbesar adalah pada wanita dengan jumlah paritas 4 kali sebesar 28,1 %.
2. Melalui uji Chi Square dan kemaknaan nilai RP, diketahui keeratan
hubungan antara paritas sebagai faktor risiko terjadinya kanker serviks,
yakni wanita yang memiliki paritas3 kali mempunyai risiko menderita
kanker serviks 2,060 lebih besar dibandingkan dengan wanita yang
memiliki paritas <3 kali.
6.2. Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalankan, dapat diungkapkan
beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam
penelitian ini.
1. Kebanyakan penderita datang pada stadium lanjut, sehingga diharapkan
bagi petugas kesehatan dan instansi terkait untuk meningkatkan upaya
sosialisasi kepada masyarakat mengenai deteksi dini kanker serviks
kepada keluarga pasien dan masyarakat umum.
2. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya di Rumah Sakit Umum
dr. Pirngadi agar semua pasien yang menderita kanker serviks ditanya
secara lengkap dan juga mencantumkan hasil diagnosis pada rekam medis
dengan lengkap.
3. Kepada
pemerintah
diharapkan
agar
dapat
meningkatkan
upaya