Anda di halaman 1dari 4

Nasyifa Afifah

1801111141

System Thingking (B)

1. Perbedaan Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks


 Sistem Sederhana: Sistem yang tidak rumit atau system dengan tingkat kerumitan rendah
(Contohnya: Sistem Sepeda, Sistem Mesin Ketik, Sistem Infiltrasi Tanah)
 Sistem Kompleks: Sistem yang rumit (Contohnya: Sistem Otak Manusia, Sistem Komputer,
Sistem Keseimbangan Hara Essensial dalam Tanah)

Sumber:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206555/pendidikan/Topik+IV_IAD_klasifikasi+sistem.pdf

= jadi dalam system itu ada yang namanya klasifikasi system,klasifiksi system terbagi ke beberapa
point yaitu system absatrak dan system fisik,system deterministic dan system probablistik,system
tertutup dan terbuka,system alamiah dan buatan, dan system sederhana dan kompleks.

2. Dimensi Sistem Thinking

Systems thinking dapat dikatakan sebagai disiplin yang muncul untuk memahami situasi
kompleksitas dan perubahan. Systems thinking memandang organisasi sebagai keseluruhan dan
fokusnya pada kesaling-bergantungan dan keterkaitan antara berbagai departemen, fungsi, dan
divisi dan bagaimana mereka berpengaruh pada masing-masing dan keseluruhan organisasi. Untuk
dapat memahami apa itu systems thinking, Maani (Trilestari, 2008) membagi systems thinking
tersebut ke dalam tiga dimensi, yaitu: (1) sebagai paradigma, (2) bahasa, dan (3) metodologi.

 Sebagai suatu paradigma, systems thinking merupakan suatu cara berpikir dan cara
menjelaskan hubungan dinamik yang mempengaruhi perilaku sistem. Paling tidak menurut
Richmond (1993) diperlukan tujuh keahlian cara berpikir untuk dapat memahaminya sebagai
suatu paradigma, yaitu: (1) berpikir dinamik, (2) berpikir kausalitas, (3) berpikir generik, (4)
berpikir struktural, (5) berpikir operasional, (6) berpikir kontinum, dan (7) berpikir ilmiah.
 Sebagai sebuah bahasa, systems thinking dapat dianggap sebagai sebuah bahasa untuk
mengkomunikasikan kompleksitas dan kesaling-bergantungan atau menyediakan suatu
perangkat untuk memahami kompleksitas dan dinamika dalam pembuatan keputusan
(Goldman, 1995).
 Sebagai metodologi, systems thinkingberisi sekumpulan perangkat dan teknologi pemodelan
dan pembelajaran. Perangkat-perangkat pemodelan ini dapat digunakan untuk memahami
struktur suatu sistem, keterkaitan antar komponennya, dan bagaimana perubahan-perubahan
dalam suatu area akan mempengaruhi keseluruhan sistem dan bagian-bagiannya selama
berjalannya waktu. Dengan demikian, model-model ini dapat digunakan untuk mengukur dan
memprediksikan perilaku sistem, demikian juga dengan memberikan fasilitas dan mempercepat
pembelajaran kelompok.

= system thinking itu merupakan cara pandang kita terhadap dunia dan segala hal di
dalamnya,system thinking merupakan sebuah proses pemahaman tentang bagaimana satu hal
mempengaruhi hal lainnya. Sebagai sebuah cara pandang apabila di pahami maka berpotensi
untuk meciptakan keputusan yang lebih bijak dalam suatu permasalahan.

3. Learning Organization (Peter Senge)

Peter Senge adalah salah satu tokoh penting yang membuat teori Learning Organization (LO). Dia
melontarkan gagasannya dalam buku Fifth Disipline (1990). Marquardt (1996) juga mengemukakan
teorinya tentang Learning Organization. Peter Senge dan Marquardt memiliki perbedaan pendapat
dalam mengemukakan teori Learning Organization. Tetapi Peter Senge Dan Marquart juga memiliki
persamaan dalam teori Learning Organization. Berikut ini akan dikemukakan mengenai teori-teori
kedua tokoh ini.

Peter Senge (1990: 3) learning organizations adalah:

Organisasi belajar adalah organisasi dimana orang mengembangkan kapasitas mereka secara terus-
menerus untuk menciptakan hasil yang mereka inginkan, dimana pola pikir yang luas dan baru
dipelihara, dimana aspirasi kolektif dipoles, dimana orang-orang belajar tanpa henti untuk melihat
segala hal secara bersama-sama.

Menurut Peter Senge ada Lima disiplin (lima pilar) yang membuat suatu organisasi menjadi
organisasi pembelajar.

1. Personal Mastery (Penguasaan Pribadi) – belajar untuk memperluas kapasitas personal dalam
mencapai hasil kerja yang paling diinginkan, dan menciptakan lingkungan organisasi yang
menumbuhkan seluruh anggotanya untuk mengembangkan dirimereka menuju pencapaian sasaran
dan makna bekerja sesuai dengan harapan yang mereka pilih.

2. Mental Models (Model Mental) – proses bercermin, sinambung memperjelas, dan meningkatkan
gambaran diri kita tentang dunia luar, dan melihat bagaimana mereka membentuk keputusan dan
tindakan kita.

3. Shared Vision (Visi bersama) – membangun rasa komitmen dalam suatu kelompok, dengan
mengembangkan gambaran bersama tentang masa depan yang akan diciptakan, prinsip dan praktek
yang menuntun cara kita mencapai tujuan masa depan tersebut.

4. Team Learning (Belajar beregu) – mentransformasikan pembicaraan dan keahlian berfikir


(thinking skills), sehingga suatu kelompok dapat secara sah mengembangkan otak dan kemampuan
yang lebih besar dibanding ketika masing-masing anggota kelompok bekerja sendiri.

5. System Thinking (Berpikir sistem) – cara pandang, cara berbahasa untuk menggambarkan dan
memahami kekuatan dan hubungan yang menentukan perilaku dari suatu system. Faktor disiplin
kelima ini membantu kita untuk melihat bagaimana mengubah sistem secara lebih efektif dan untuk
mengambil tindakan yang lebih pas sesuai dengan proses interaksi antara komponen suatu sistem
dengan lingkungan alamnya.

= jadi menurut peter senge ada lima disiplin yang membuat suatu organisasi menjadi suatu
organisasi pembelajaran yaitu personal mastery,mental models,shared vision,team learning,dan
system thinking. Menurut saya learning organization atau organisasi pembelajaran tidak jauh dari
system thinking karna di dalam learning organization itu terdapat system thinking itu sendiri,dimana
dalam organisasi terdapat banyak cara pandang yang berbeda dan beragam.

Anda mungkin juga menyukai