Anda di halaman 1dari 11

BERPIKIR SISTEM

Jika digabungkan pemahaman dari definisi berpikir, proses berpikir, pola berpikir dan definisi
dari sistem, maka berpikir sistem didefinisikan sebagai,
Keahlian berpikir untuk melihat struktur umpan-balik sebab-akibat pada
elemen-elemen sistem permasalahan ...
... dalam berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari
sistem ...
... dengan sebuah proses yang iteratif dan interaktif ..
... untuk membangun, memodifikasi dan meningkatkan kualitas struktur internal
pikiran (model mental) ...
... melalui serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri
sistem sebagai alat bantunya .

Berbasis pada definisi diatas maka beberapa kalimat kunci yang dapat dijelaskan secara singkat
berikut,

a) Keahlian berpikir untuk melihat struktur umpan-balik sebab-akibat pada elemen-elemen


sistem permasalahan ...
Keahlian berpikir memberikan pemahaman bahwa berpikir menjadi sebuah keahlian yang
bisa dilatih sehingga tidak ada alasan untuk tidak bisa mengubahnya. Sebagai sebuah
keahlian maka diperlukan jumlah latihan yang cukup untuk membuatnya menjadi sebuah
kebiasaan yang kita otomatis lakukan setiap kali memandang sebuah permasalahan.
Struktur umpan-balik sebab-akibat memberikan pemahaman bahwa berpikir sistem
memang berfokus untuk mendapatkan tidak hanya kejadian dan pola perilaku, namun
struktur yang mendasari pola dan kejadian tersebut. Struktur ini merupakan sebuah
struktur umpan-balik yang bukan umpan-balik biasa, namun umpan-balik sebab-akibat
yang seringkali walupun sederhana bisa mengakibatkan kompleksitas luar biasa pada sistem
permasalahannya.

Struktur pada elemen-lemen sistem juga mengisyaratkan bahwa berpikir sistem lebih
tertarik untuk menggunakan pandangan endogen (endogeneous views) dalam analisanya,
yaitu ketika pencarian dilakukan pada perubahan yang bukan karena adanya rangsangan
terus-menerus dari luar sistem, namun akibat struktur sistem tersebut sendiri. Ini berarti
secara individu merupakan apresiasi tentang apa yang kita lakukan akam mempengaruhi
dan membentuk realitas kita sendiri.
Dalam klasifikasi ciri sistem maka ciri yang dicari adalah ciri interkoneksi melingkar.

b) ... dalam berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari sistem ...
Struktur umpan balik yang ingin dipahami harus dipahami dalam konteksnya dengan tetap
tidak terjebak pada aspek detail saja namun juga memperhatikan aspek umum yang
berkembang dari interaksi dari aspek detail. Penjelasan ini secara tidak langsung meminta

kita untuk mendefinisikan masalah secara baik. Sehingga dalam klasifikasi ciri sistem maka
hal ini adalah aksi holistik, multi dimensi, tujuan dan batasan. Aksi holistik menunjukkan
c) ... dengan sebuah proses yang iteratif dan interaktif ...
Salah satu konsekuensi logis dari pencarian struktur, konteks dan pendekatan holistik
adalah sebuah proses yang tidak linear. Proses yang tidak linear dapat memiliki titik awal
dimana saja, kembali kemana saja, maju kemana saja dan titik akhir dimana saja namun
wajib untuk menyentuh semua titik. Iteratif berarti disarankan proses ini dilakukan
berulang-ulang seiring dengan bertambahnya informasi yang kita miliki ketika kita sedang
mengeksplorasi sebuah titik. Jawaban sebuah pertanyaan biasanya menimbulkan sejumlah
pertanyaan baru yang perlu kita jawab. Proses iteratif ini menjamin bahwa kita secara
dinamis memperbesar dan memperkecil dimensi pemikiran kita.

d) ... untuk membangun, memodifikasi dan meningkatkan kualitas struktur internal pikiran
(model mental) ...
Tujuan proses berpikir sistem adalah untuk menyiapkan diri kita ketika kita menghadapi
permasalahan yang kompleks dengan baik dan lebih baik. Hal ini bisa dilakukan dengan
membangun dengan baik pula sebuah mental model baru ketika kita menghadapi masalah
yang baru. Masalah yang sama bisa kita selesaikan dengan lebih baik dengan memodifikasi
dan meningkatkan kualitas mental model lama kita.
e) ... melalui serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri sistem
sebagai alat bantunya .
Jika berpikir adalah mencari jawaban atas pertanyaan ke diri sendiri maka untuk berpikir
sistem perlu rangkaian pertanyaan yang berbasis kepada ciri-ciri sistem (DeBATIK).
Jawaban-jawaban terhadap serangkaian pertanyaan inilah yang membuat kita mampu
memahami permasalahan secara sistemik.

Istilah “berpikir sistem” dipopulerkan dalam buku 5th Discipline oleh Peter Senge
di awal tahun
1990an. Buku ini membahas bahwa untuk menjawab tantangan kompleksitas
dunia di masa
akan datang, organisasi perlu membangun 5 kedisiplinan utama: keahlian
personal, visi
bersama, belajar secara kelompok, model mental dan berpikir sistem.
Judul Disiplin ke-5 menunjukkan bahwa disiplin terakhir adalah yang terpenting
yaitu disiplin
untuk berpikir sistem. Didalam buku ini Senge berargumen pentingnya bagi
individu dalam
organisasi untuk melakukan metanoia (shift of mind – perubahan pemikiran)
melalui
penciptaan kembali diri kita melalui belajar tanpa henti dalam kerangka sistem
(Senge 1990).
Pemilihan kata disiplin oleh Peter Senge memiliki makna kebiasaan. Dalam
pengantar berpikir
di bagian sebelumnya, telah dijelaskan bahwa kita sering sekali bereaksi otomatis
terhadap
suatu kondisi yang sama atau yang kita asumsikan sama. Kata lain dari proses
otomatis ini
adalah kebiasaan (habit). Ketika kita sudah terbiasa dengan sesuatu, maka
sesuatu yang sama
dan mirip akan memulai sebuah reaksi otomatis berupa pikiran, emosi dan
tindakan yang biasa
kita lakukan. Sehingga dibutuhkan disiplin untuk mengubahnya.
Konsep 5-disiplin ini juga membuka pentingnya konsep organisasi pembelajar (learning
organization). Ketika sebuah manusia dipandang sebagai sebuah sistem juga harus secara aktif
beradaptasi terhadap perubahan, maka ternyata organisasi juga sama. Organisasi bisa
dipandang sebagai sebuah sistem yang harus beradaptasi dengan perubahan yang bisa sangat
kompetitif. Tentunya organisasi secara nyata bukanlah makhluk hidup yang memiliki
kemampuan untuk belajar, hanya manusia didalamnya yang mampu belajar. Jadi yang
dimaksud dengan organisasi pembelajar adalah organisasi yang mendorong manusia
didalamnya untuk saling berinteraksi untuk belajar secara kolektif. Dorongan ini bisa berupa
insentif, peraturan, prosedur, struktur organisasi, dan yang terpenting adalah budaya
organisasi.
Konsep memandang organisasi sebagai sebuah sistem yang perlu belajar menjadi populer
sehingga memiliki kelompok pemerhati yang tergabung dalam Society for Organization
Learning (SOL - http://www.solonline.org). Pada perjalanan konsep 5th Discipline
dikembangkan menjadi Living Organization oleh Arie de Geus (Geus 1997), U-Theory oleh Otto
Scharmer (Scharmer 2009), dan isu-isu berkelanjutan yang memang membutuhkan
pemahaman secara sistem (Senge 2010).

5.1 BERTANYA UNTUK BERPIKIR SISTEM


Berpikir sistem berarti adalah serangkaian pertanyaan untuk mengeluarkan ciri sistem dari
permasalahan yang dihadapi. Kelompok Pertanyaan-pertanyaan ini tentunya berdasarkan
ciriciri
sistem, karena ciri-ciri inilah yang kita butuhkan untuk mendapatkan gambaran sistemik.
Jika mengacu kembali pada definisi sistem yang telah didiskusikan sebelumnya pada bagian 3.2
maka ada 5 kelompok pertanyaan untuk berpikir sistem berdasarkan cirinya.
Ciri 1: Sebuah sistem pasti memiliki tujuan
Apakah tujuan sistem yang sedang anda amati? Apakah ada perubahan dari tujuan
sistem saat ini dengan sebelumnya? bagaimana pada masa yang akan datang, apakah
akan berubah?
Apa tujuan sebuah sistem yang sempurna/ideal menurut kita?
Apakah ada perbedaan tujuan sistem pada komponen-komponennya (termasuk
perbedaan interpretasi)? Apakah ada tujuan yang bertentangan? Paralel? Atau Seri (satu
per satu bertahap)

Ciri 2: Sebuah sistem pasti memiliki variabel-variabel (sub-sistem) yang membangun


sistem tersebut melalui sebuah mekanisme keterkaitan tertentu.
Apa saja variabel dalam sistem yang berubah-ubah? Bagaimana korelasi dari
variabelvariabel?
Apakah ada struktur input-proses-output-umpan-balik?
Apakah perubahan perilaku sistem berhubungan dengan perubahan salah satu atau
beberapa variabel tertentu? Apakah ada komponen yang tidak bekerja sebagaimana
mestinya? Apakah ada interaksi yang tidak bekerja seharusnya? Apakah ada elemen
yang menghalangi terjadinya interaksi?

Ciri 3: Sebuah sistem memiliki ciri-ciri menyeluruh yang berbeda dengan ciri-ciri kumpulan
komponennya.

Apa yang kita inginkan dari sistem (ideal sistem)? Bagaimana ciri-ciri sebuah sistem
yang ideal? Apakah ciri-ciri ini ada didalam sistem saat ini? Jika tidak, mengapa ciri-ciri
itu tidak bisa dipenuhi?
Bagaimana perilaku sistem saat ini, berbedakah dengan perilaku sebuah sistem yang
ideal?

Ciri 4: Sebuah sistem selalu dalam keadaan terbuka.


Dimanakah batas sistem dengan lingkungannya yang ingin kita analisa? Bisakah kita
menemukan struktur Input-Proses-Output? Bagaimana bentuk batas ini dan interaksi
antara sistem dan lingkungannya?
Apakah batasan sistem jelas? Mana yang internal sistem dan eksternal sistem?
Bagaimana “gesekan” atau interface antara internal dan eksternal? (lancarkah, butuh
penterjemahkan, ada delay kah dsb) Apakah ada norma/kebiasaan/aturan yang
menjaga/menginduksi interaksi,

Ciri 5: Sebuah sistem selalu berada dalam kondisi multi-dimensi:


Dimensi Waktu: bagaimana perilaku sistem sebelumnya dan prediksi perilaku yang pada
masa yang akan datang (expanding time horizon). Seberapa jauh ke depan dan ke
belakang ruang waktu analisa anda? Sudahkah anda melepaskan diri dari masalah masa
kini yang akan terasa lebih berat bobotnya dari masa depan? Apakah anda bisa melihat
dalan kurun waktu bukan dalam setiap kejadian saja?
Dimensi Ruang Geografis: bagaimana sistem berinteraksi dalam ruangan fisiknya dan
terhadap ruang fisiknya yang lain. Seberapa luas cakupan area analisa anda? Apakah
masalah anda disebabkan oleh penyebab pada tempat lain?
Dimensi Perspektif: Seberapa luas ruang lingkup aktor yang terlibat dalam
permasalahan ini? bagaimana perspektif dari berbagai macam aktor yang terlibat
didalamnya? Perspektif siapa yang mendominasi dalam penterjemahan masalah?
Bagaimana perspektif anda sendiri?
Dimensi Ruang Lingkup Sistem: berhubungan dengan ciri ke 4 diatas yaitu batas antara
sistem dan lingkungannya. Dalam sebuah pabrik manufaktur misalnya apakah yang
dibahas hanya produk, atau diperluas ke alat produksi produk, atau diperluas lagi ke
lingkungan kerja alat produk, atau ke desain lantai pabrik keseluruhan atau bahkan
hingga strategi dan organisasi pabrik secara keseluruhan.

Dimensi Ciri Berpikir Sistem: Jika kita mengubah salah satu dimensi ciri berpikir sistem
(tujuan, keterkaitan, batasan) apakah sistem akan berubah secara holistik pada ciri
menyeluruhnya ?
Bagaimanakah konteks permasalahan dalam berbagai dimensi diatas? Apakah ada
perubahan jika kita ubah dimensinya?
Kelima ciri diatas jika disingkat maka didapatkan singkatan DeBATIk untuk memudahkan
mengingat ke 5 ciri sistem (Gambar 5-1), karena saya memang suka memakai batik produksi
industri dalam negeri. Namun tentunya jika ini mengganggu anda, anda boleh membuat
singkatan sendiri.
VISI MISI “ Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Utama dan Simpul Jejaring Pembangunan Kesehatan Nasional
” MISI : Mendorong penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan
berkeadilan Meningkatkan peran serta masyarakat, kemitraan swasta dan lintas sector. Meningkatkan
Sumber Daya Kesehatan (SDK) secara merata baik kuantitas, kualitas dan distribusinya.

RISKESDAS..
MASALAH

VISI KOTA MAKASSAR 2014 - 2019

"Mewujudkan Makassar Kota Dunia yang Nyaman untuk Semua"

MISI KOTA MAKASSAR

1. Merekonstruksi Nasib Rakyat Menjadi Masyarakat Sejahtera Standar Dunia


2. Merestorasi Tata Ruang Kota Menjadi Kota Nyaman Kelas Dunia
3. Mereformasi Tata Pemerintahan Menjadi Pelayanan Publik Kelas Dunia
Bebas Korupsi

VISI DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR

"Makaassar Sehat dan Nyaman untuk Semua"

SASARAN STRATEGIS PEMBANGUNAN KESEHATAN 2010-2014

1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Bermutu dan Terjangkau Berbasis


Teknologi
2. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Masyarakat
3. Menjamin Kesehatan Masyarakat Melalui Sistem Jaminan Kesehatan
4. Menciptakan Lingkungan Sehat

https://www.coursehero.com/file/22668717/Makalah-System-Thinking/

MONIKA DANNI JUWITA NIM. 16138056 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
NEGERI PADANG 2016

TUGAS ORGANISASI PEMBELAJAR DAN BERPIKIR SISTEM MAKALAH TENTANG


PERSONAL MASTERY OLEH: Rini Dwi Primasari 1306488404
S1 EKSTENSI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA
2013/2014

https://www.academia.edu/6423460/TUGAS_ORGANISASI_PEMBELAJAR_DAN_BERPIKI
R_SISTEM_MAKALAH_TENTANG_PERSONAL_MASTERY
https://www.academia.edu/11032595/Tinjauan_Pustaka_Din
as_Kesehatan

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/732
5/6.%20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y

Tugas Pokok dan Fungsi DINAS KESEHATAN

Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan


kewenanganan wajib Pemerintahan dibidang kesehatan yang diserahkan kepada Pemerintah
Daerah sesuai dengan PP Nomor 38/2007,
melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan sesuai dengan PP
nomor 7/ 2007, melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas-tugas Dinas Kesehatan.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 3, di atas Dinas Kesehatan
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan Gubernur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. Koordinasi penyusunan program pembangunan kesehatan,
pengolahan data dan informasi kesehatan serta penelitian dan
pengembangan kesehatan;
c. Pelaksanaan pengendalian dan pencegahan penyakit,
penanggulangan wabah dan kejadian luar biasa (KLB) serta
pembinaan penyehatan lingkungan;
d. Penyusunan perumusan dan penjabaran kebijakan teknis pelayanan kesehatan dasar, rujukan
dan khusus;
e. Pengendalian kefarmasian dan alat kesehatan, makanan dan
minuman serta obat tradisional;
f. Pemberian registrasi, sertifikasi, lisensi dan akreditasi terhadap
tenaga kesehatan, teknologi kesehatan dan gizi;
g. Pembinaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya
kesehatan, teknologi kesehatan dan gizi;
h. Pembinaan promosi kesehatan, pemberdayaan kesehatan
masyarakan, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ( JPKM ) dan komunikasi publik;
i. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian,monitoring,
evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kesehatan;
j. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas;
k. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur
sesuai dengan fungsi Dinas Kesehatan;

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud di atas Dinas Kesehatan mempunyai


kewenangan sebagai berikut :
a) Pelaksanaan bimbingan dan pengendalian tentang surveilans penyakit menular ke seluruh
Dinas Kesehatan kabupaten / Kota dan seluruh rumah sakit;
b) Pelaksanaan penyelidikan terhadap timbulnya kejadian luar biasa
penyakit menular yang terjadi di Kabupaten/Kota dan memiliki kesatuan epidemis;
c) Penataan manajemen program imunisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan menata
pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit menular;
d) Penataan penemuan dan tatalaksana kasus penyakit menular Kabupaten / Kota;
e) Penataan pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah serta
penyakit metabolik di Kabupaten / Kota;
f) Penatalaksanaan kasus di lapangan wilayah bencana dan wilayah
kejadian luar biasa;
g) Pembinaan manajemen pencegahan dan pencemaran lingkungan
Kabupaten / Kota;
h) Penyelenggaraan surveilans gizi buruk dan pemantauan penanggulangan gizi Kabupaten /
Kota;
i) Bimbingan dan pengendalian pelayanan kesehatan haji, pengelolaan pelayanan kesehatan
rujukan sekunder dan tersier tertentu;
j) Bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan
kepulauan;
k) Registrasi, akreditasi, sertifikasi rencana kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan;
l) Pemberian rekomendasi ijin sarana kesehatan tertentu dan pemberian rekomendasi sarana
kesehatan rumah sakit pemerintah kelas B non pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit
swasta serta sarana kesehatan penunjang yang setara;
m) Pengelolaan, penyelenggaraan dan bimbingan, pengendalian jaminan pemeliharaan
kesehatan;
n) Penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga tertentu antar Kabupaten / Kota;
o) Pendayagunaan tenaga kesehatan;
p) Pendidikan dan latihan fungsional dan teknis;
q) Registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan dan pemberian
rekomendasi ijin tenaga kesehatan asing;
r) Penyediaan dan pengelolaan buffer stock obat, alat kesehatan, reagensia dan vaksin;
https://www.academia.edu/7372332/Makalah_Epdi_Hipertensi

Program Kerja Yang Telah Dilakukan Oleh Bidang Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan
Kota Makassar
Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Bapak Andi Salman
Baso, SKM. Telah melakukan berbagai upaya-upaya promotive di berbagai kelurahan wilayah
kerja dinas kesehatan makassar dengan tujuan agar masyarakat tahu dan paham akan pentingnya
kesehatan baik individu maupun kesehatan lingkungan itu sendiri serta sesuai dengan misi
pemerintahan yang menjadikan makassar menjadi kota dunia yang bersih dan sehat.
Berikut beberapa program kerja yang telah dilakukan :
1. Sosialisasi lorong sehat (longset)
Sosialisasi Lorong Sehat (LongSet) di wilayah puskesmas Maradekaya yang di laksanakan di
Mesjid Al Amin Jl. pelanduk. Kegiatan ini di hadiri oleh ketua RW, Ketua RT, Tokoh
Masyarakat dan kader posyandu. Antusias masyarakat akan longset sangat semangat karena
sesuai dengan misi pemerintahan yang menjadikan makassar menjadi kota dunia yang bersih
dan sehat.

2. Sosialisasi Kelurahan/Lorong Siaga


Sosialisasi Kelurahan Siaga Wilayah Kerja Puskesmas Bira & Puskesmas Kapasa oleh Dinas
Kesehatan Kota Makassar. Sosialisasi ini langsung di bawakan oleh Kepala Seksi Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Bapak Andi Salman Baso, SKM. Sosialisasi ini
bertujuan agar masyarakat tahu dan paham akan pentingnya kelurahan siaga dalam hal
kesehatan. Sosialisasi ini berlangsung pada hari Kamis, 1 Oktober 2015 di Aula Kecamatan
Tamalanrea yang di hadiri oleh Lurah, tokoh masyarakat, ketua RT, ketua RW, dan Masyarakat.

3. Pembinaan Kader Persiapan Lomba P2WKSS


Pembinaan kader posyandu dalam rangka persiapan P2WSS (Program Terpadu Peningkatan
Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera) di Kelurahan Pannampu Kecamatan Tallo
di adakan di posyandu Nusa Indah 4, Pembinaan ini langsung di arahkan oleh kepala Bidang
Bina Kesehatan Masyarakat (Binkesmas) drg. Ita Anwar, M. Kes. Turut serta kepala Puskesmas
Kaluku Bodoa dan dan staf sebagai penanggung jawab wilayah.

4. Sosialisasi PHBS
Sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) dilaksanakan di Pesantren Darul Aman
dilaksanakan olehg Dinas Kesehatan Kota Makassar. Sosialisasi ini dihadiri oleh Anggota
dewan DPRD Kota Makassar Bpk. Ikbal Jalil danyang menjadi pemateri yaitu Kepala Bidang
Bina Kesehatan Masyarakat drg. Ita Anwar, M. Kes serta Kepala Seksi Promkes bpk. Andi
Salman Baso, SKM. Kegiatan ini dihadiri oleh siswi pesantren. Tujuan dari kegiatan ini, agar
siswa tahu dan paham pentingnya Perilaku hidup Bersih dan Sehat.

5. Bakti Sosial Dinas Kesehatan dan SBH


Bakti sosial Dinas Kesehatan Kota Makassar dan Saka Bakti Husada (SBH) di panti asuhan Al-
Bahri bertujuan untuk mendekatkan diri dengan Anak yatim yang ada di Panti Asuhan. Kegiatan
ini di hadiri juga oleh Kepala bidang Bina Kesehatan Masyarakat drg. Ita Anwar, M. Kes,
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Bapak Andi Salman, SKM dan pengurus SBH Kota Makassar.

6. Lomba LBS Dalam Rangka PKK-KB-KES


Lomba tingkat Nasional Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) dalam rangka PKK-KB-Kesehatan
di laksanakan di Kelurahan Karunrung Kecamatan Rapoocini. Kegiatan ini dilaksanakan pada
hari Selasa 09/06/2014 yang di sambut langsung oleh Wakil Walikota Makassar Dr. Syamsu
rizal Mi, S.sos, M.Si, Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kota Makassar Indira Yusuf Ismail, SKPD
kota Makassar, Camat rappocini, Lurah Karunrung dan Masyarakat yang ada di wilayah.
Makassar terpilih mewakili Sulawesi Selatan dalam lomba LBS ini, tim penilai langsung dari
PKK Pusat dan Kementerian Kesehatan. Tim penilai melihat langsung inovasi lingkungan yang
ada di wilayah Kel. Karunrung seperti Irigasi tetes dari botol, ATM Sampah, Bank Sampah,
CTPS dari genteng bekas, dll.yang di buat oleh Masyarakat. Tim penilai dari pusat langsung
merasa takjub dengan pemberdayaan dan partisipasi yang ada di lingkungan tersebut,
diharapkan Kota Makassar dapat menjadi Pemenang dalam lomba LBS ini.

Anda mungkin juga menyukai