Jika digabungkan pemahaman dari definisi berpikir, proses berpikir, pola berpikir dan definisi
dari sistem, maka berpikir sistem didefinisikan sebagai,
Keahlian berpikir untuk melihat struktur umpan-balik sebab-akibat pada
elemen-elemen sistem permasalahan ...
... dalam berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari
sistem ...
... dengan sebuah proses yang iteratif dan interaktif ..
... untuk membangun, memodifikasi dan meningkatkan kualitas struktur internal
pikiran (model mental) ...
... melalui serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri
sistem sebagai alat bantunya .
Berbasis pada definisi diatas maka beberapa kalimat kunci yang dapat dijelaskan secara singkat
berikut,
Struktur pada elemen-lemen sistem juga mengisyaratkan bahwa berpikir sistem lebih
tertarik untuk menggunakan pandangan endogen (endogeneous views) dalam analisanya,
yaitu ketika pencarian dilakukan pada perubahan yang bukan karena adanya rangsangan
terus-menerus dari luar sistem, namun akibat struktur sistem tersebut sendiri. Ini berarti
secara individu merupakan apresiasi tentang apa yang kita lakukan akam mempengaruhi
dan membentuk realitas kita sendiri.
Dalam klasifikasi ciri sistem maka ciri yang dicari adalah ciri interkoneksi melingkar.
b) ... dalam berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari sistem ...
Struktur umpan balik yang ingin dipahami harus dipahami dalam konteksnya dengan tetap
tidak terjebak pada aspek detail saja namun juga memperhatikan aspek umum yang
berkembang dari interaksi dari aspek detail. Penjelasan ini secara tidak langsung meminta
kita untuk mendefinisikan masalah secara baik. Sehingga dalam klasifikasi ciri sistem maka
hal ini adalah aksi holistik, multi dimensi, tujuan dan batasan. Aksi holistik menunjukkan
c) ... dengan sebuah proses yang iteratif dan interaktif ...
Salah satu konsekuensi logis dari pencarian struktur, konteks dan pendekatan holistik
adalah sebuah proses yang tidak linear. Proses yang tidak linear dapat memiliki titik awal
dimana saja, kembali kemana saja, maju kemana saja dan titik akhir dimana saja namun
wajib untuk menyentuh semua titik. Iteratif berarti disarankan proses ini dilakukan
berulang-ulang seiring dengan bertambahnya informasi yang kita miliki ketika kita sedang
mengeksplorasi sebuah titik. Jawaban sebuah pertanyaan biasanya menimbulkan sejumlah
pertanyaan baru yang perlu kita jawab. Proses iteratif ini menjamin bahwa kita secara
dinamis memperbesar dan memperkecil dimensi pemikiran kita.
d) ... untuk membangun, memodifikasi dan meningkatkan kualitas struktur internal pikiran
(model mental) ...
Tujuan proses berpikir sistem adalah untuk menyiapkan diri kita ketika kita menghadapi
permasalahan yang kompleks dengan baik dan lebih baik. Hal ini bisa dilakukan dengan
membangun dengan baik pula sebuah mental model baru ketika kita menghadapi masalah
yang baru. Masalah yang sama bisa kita selesaikan dengan lebih baik dengan memodifikasi
dan meningkatkan kualitas mental model lama kita.
e) ... melalui serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri sistem
sebagai alat bantunya .
Jika berpikir adalah mencari jawaban atas pertanyaan ke diri sendiri maka untuk berpikir
sistem perlu rangkaian pertanyaan yang berbasis kepada ciri-ciri sistem (DeBATIK).
Jawaban-jawaban terhadap serangkaian pertanyaan inilah yang membuat kita mampu
memahami permasalahan secara sistemik.
Istilah “berpikir sistem” dipopulerkan dalam buku 5th Discipline oleh Peter Senge
di awal tahun
1990an. Buku ini membahas bahwa untuk menjawab tantangan kompleksitas
dunia di masa
akan datang, organisasi perlu membangun 5 kedisiplinan utama: keahlian
personal, visi
bersama, belajar secara kelompok, model mental dan berpikir sistem.
Judul Disiplin ke-5 menunjukkan bahwa disiplin terakhir adalah yang terpenting
yaitu disiplin
untuk berpikir sistem. Didalam buku ini Senge berargumen pentingnya bagi
individu dalam
organisasi untuk melakukan metanoia (shift of mind – perubahan pemikiran)
melalui
penciptaan kembali diri kita melalui belajar tanpa henti dalam kerangka sistem
(Senge 1990).
Pemilihan kata disiplin oleh Peter Senge memiliki makna kebiasaan. Dalam
pengantar berpikir
di bagian sebelumnya, telah dijelaskan bahwa kita sering sekali bereaksi otomatis
terhadap
suatu kondisi yang sama atau yang kita asumsikan sama. Kata lain dari proses
otomatis ini
adalah kebiasaan (habit). Ketika kita sudah terbiasa dengan sesuatu, maka
sesuatu yang sama
dan mirip akan memulai sebuah reaksi otomatis berupa pikiran, emosi dan
tindakan yang biasa
kita lakukan. Sehingga dibutuhkan disiplin untuk mengubahnya.
Konsep 5-disiplin ini juga membuka pentingnya konsep organisasi pembelajar (learning
organization). Ketika sebuah manusia dipandang sebagai sebuah sistem juga harus secara aktif
beradaptasi terhadap perubahan, maka ternyata organisasi juga sama. Organisasi bisa
dipandang sebagai sebuah sistem yang harus beradaptasi dengan perubahan yang bisa sangat
kompetitif. Tentunya organisasi secara nyata bukanlah makhluk hidup yang memiliki
kemampuan untuk belajar, hanya manusia didalamnya yang mampu belajar. Jadi yang
dimaksud dengan organisasi pembelajar adalah organisasi yang mendorong manusia
didalamnya untuk saling berinteraksi untuk belajar secara kolektif. Dorongan ini bisa berupa
insentif, peraturan, prosedur, struktur organisasi, dan yang terpenting adalah budaya
organisasi.
Konsep memandang organisasi sebagai sebuah sistem yang perlu belajar menjadi populer
sehingga memiliki kelompok pemerhati yang tergabung dalam Society for Organization
Learning (SOL - http://www.solonline.org). Pada perjalanan konsep 5th Discipline
dikembangkan menjadi Living Organization oleh Arie de Geus (Geus 1997), U-Theory oleh Otto
Scharmer (Scharmer 2009), dan isu-isu berkelanjutan yang memang membutuhkan
pemahaman secara sistem (Senge 2010).
Ciri 3: Sebuah sistem memiliki ciri-ciri menyeluruh yang berbeda dengan ciri-ciri kumpulan
komponennya.
Apa yang kita inginkan dari sistem (ideal sistem)? Bagaimana ciri-ciri sebuah sistem
yang ideal? Apakah ciri-ciri ini ada didalam sistem saat ini? Jika tidak, mengapa ciri-ciri
itu tidak bisa dipenuhi?
Bagaimana perilaku sistem saat ini, berbedakah dengan perilaku sebuah sistem yang
ideal?
Dimensi Ciri Berpikir Sistem: Jika kita mengubah salah satu dimensi ciri berpikir sistem
(tujuan, keterkaitan, batasan) apakah sistem akan berubah secara holistik pada ciri
menyeluruhnya ?
Bagaimanakah konteks permasalahan dalam berbagai dimensi diatas? Apakah ada
perubahan jika kita ubah dimensinya?
Kelima ciri diatas jika disingkat maka didapatkan singkatan DeBATIk untuk memudahkan
mengingat ke 5 ciri sistem (Gambar 5-1), karena saya memang suka memakai batik produksi
industri dalam negeri. Namun tentunya jika ini mengganggu anda, anda boleh membuat
singkatan sendiri.
VISI MISI “ Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Utama dan Simpul Jejaring Pembangunan Kesehatan Nasional
” MISI : Mendorong penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan
berkeadilan Meningkatkan peran serta masyarakat, kemitraan swasta dan lintas sector. Meningkatkan
Sumber Daya Kesehatan (SDK) secara merata baik kuantitas, kualitas dan distribusinya.
RISKESDAS..
MASALAH
https://www.coursehero.com/file/22668717/Makalah-System-Thinking/
MONIKA DANNI JUWITA NIM. 16138056 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
NEGERI PADANG 2016
https://www.academia.edu/6423460/TUGAS_ORGANISASI_PEMBELAJAR_DAN_BERPIKI
R_SISTEM_MAKALAH_TENTANG_PERSONAL_MASTERY
https://www.academia.edu/11032595/Tinjauan_Pustaka_Din
as_Kesehatan
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/732
5/6.%20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 3, di atas Dinas Kesehatan
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan Gubernur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. Koordinasi penyusunan program pembangunan kesehatan,
pengolahan data dan informasi kesehatan serta penelitian dan
pengembangan kesehatan;
c. Pelaksanaan pengendalian dan pencegahan penyakit,
penanggulangan wabah dan kejadian luar biasa (KLB) serta
pembinaan penyehatan lingkungan;
d. Penyusunan perumusan dan penjabaran kebijakan teknis pelayanan kesehatan dasar, rujukan
dan khusus;
e. Pengendalian kefarmasian dan alat kesehatan, makanan dan
minuman serta obat tradisional;
f. Pemberian registrasi, sertifikasi, lisensi dan akreditasi terhadap
tenaga kesehatan, teknologi kesehatan dan gizi;
g. Pembinaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya
kesehatan, teknologi kesehatan dan gizi;
h. Pembinaan promosi kesehatan, pemberdayaan kesehatan
masyarakan, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ( JPKM ) dan komunikasi publik;
i. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian,monitoring,
evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kesehatan;
j. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas;
k. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur
sesuai dengan fungsi Dinas Kesehatan;
Program Kerja Yang Telah Dilakukan Oleh Bidang Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan
Kota Makassar
Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Bapak Andi Salman
Baso, SKM. Telah melakukan berbagai upaya-upaya promotive di berbagai kelurahan wilayah
kerja dinas kesehatan makassar dengan tujuan agar masyarakat tahu dan paham akan pentingnya
kesehatan baik individu maupun kesehatan lingkungan itu sendiri serta sesuai dengan misi
pemerintahan yang menjadikan makassar menjadi kota dunia yang bersih dan sehat.
Berikut beberapa program kerja yang telah dilakukan :
1. Sosialisasi lorong sehat (longset)
Sosialisasi Lorong Sehat (LongSet) di wilayah puskesmas Maradekaya yang di laksanakan di
Mesjid Al Amin Jl. pelanduk. Kegiatan ini di hadiri oleh ketua RW, Ketua RT, Tokoh
Masyarakat dan kader posyandu. Antusias masyarakat akan longset sangat semangat karena
sesuai dengan misi pemerintahan yang menjadikan makassar menjadi kota dunia yang bersih
dan sehat.
4. Sosialisasi PHBS
Sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) dilaksanakan di Pesantren Darul Aman
dilaksanakan olehg Dinas Kesehatan Kota Makassar. Sosialisasi ini dihadiri oleh Anggota
dewan DPRD Kota Makassar Bpk. Ikbal Jalil danyang menjadi pemateri yaitu Kepala Bidang
Bina Kesehatan Masyarakat drg. Ita Anwar, M. Kes serta Kepala Seksi Promkes bpk. Andi
Salman Baso, SKM. Kegiatan ini dihadiri oleh siswi pesantren. Tujuan dari kegiatan ini, agar
siswa tahu dan paham pentingnya Perilaku hidup Bersih dan Sehat.