Pemodelan
Sistem
Sistem dan Pemodelan Sistem
Teori keputusan merupakan pendekatan analitik untuk memilih alternatif terbaik atau cara
terbaik untuk bertindak. Ini digunakan secara luas bukan saja didalam manajemen produksi
dan operasional seperti analisis produk baru, tetapi juga digunakan untuk analisis apa saja
yang berkaitan dengan pengambilan keputusan manajerial. Ada empat teori keputusan
diantaranya adalah:
1. Pengambilan keputusan dibawah kondisi kepastian. Dalam hal ini pengambil keputusan
mengetahui dengan pasti konsekuensi atau hasil dari setiap alternatif keputusan yang
dipilih. Sebagai contoh pengambil keputusan mengetahui dengan pasti bahwa Rp. 1 juta
disimpan didalam rekening bank akan menambah Rp. 1 juta pada neraca
pembukuannya.
2. Pengambilan keputusan dibawah risiko. Pengambil keputusan mengetahui kemungkinan
(probabilitas) akan terjadinya suatu kejadian atau konsekuensi dari tiap pilihan. Contoh:
kemungkinan terjadi hujan esok adalah 0.3 atau 30 persen.
Menurut S. Wojowisoto, kata efektif berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang
dikehendaki dalam suatu perbuatan. Kata efektif berarti berhasil, tepat dan manjur. Menurut
Handoko, efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Liang Gie, efektivitas
merupakan keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau
akibat yang dikehendaki, maka perbuatan itu dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat
atau mencapai maksud sebagaimana yang dikehendaki.
Menurut Drucker dalam Amirullah, efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar.
Dalam bahasa yang lebih sederhana efisiensi itu menunjukkan kemampuan organisasi
dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak ada pemborosan. Stoner
mendefenisikan efisiensi sebagai kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber
daya dalam mencapai tujuan organisasi. Seorang yang bertindak secara efisien mampu
meminimalkan biaya sumber daya yang diperlukan. Efisiensi kerja adalah merupakan
pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya merupakan cara yang
termudah dalam mengerjakannya, termurah dalam biayanya, tersingkat dalam waktunya,
teringan dalam bebannya dan terpendek dalam jaraknya. Efisiensi kerja juga merupakan
perbandingan antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai. Efisiensi kerja adalah
merupakan pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya merupakan
cara yang termudah dalam mengerjakannya, termurah dalam biayanya, tersingkat dalam
waktunya, teringan dalam bebannya dan terpendek dalam jaraknya. Efisiensi kerja juga
merupakan perbandingan antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai.oleh kerja tersebut.
Perbandingan itu dapat dilihat dalam 2 segi yaitu:
Segi Usaha
Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien apabila sesuatu hasil tertentu dapat dicapai
dengan usaha yang kecil atau sedikit. Pengertian usaha dapat dilihat dari 5 sumber kerja
yaitu pikiran, tenaga, waktu, ruang dan benda (termasuk uang).
Segi hasil
Suatu kegiatan dapat disebut efisien apabila dengan suatu usaha tertentu memberikan
hasil yang banyak.
Dari beberapa uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
efisiensi kerja adalah suatu proses kegiatan yang mencapai hasil sebesar mungkin dan
dengan pengorbanan yang sekecil mungkin untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Mengoperasikan berbagai bagian sistem dengan cara yang paling efisien tidak selalu berarti
sistem secara keseluruhan efektif dalam mencapai tujuannya. Pertimbangkan operasi rumah
sakit. Fakta bahwa laboratorium penguji, layanan fisioterapi, layanan bank darah, dll.,
Semuanya beroperasi secara efisien secara teknis dan ekonomis tidak cukup bagi rumah
sakit secara keseluruhan untuk beroperasi secara efektif. Misalnya, tes yang dipesan dari
laboratorium mungkin jenis yang salah atau mungkin berlebihan dalam arti tidak
menambahkan informasi tambahan apa pun untuk diagnosis yang benar. Fakta bahwa
Berpikir Sistem
Berpikir sistem merupakan suatu cara berpikir tentang, dan suatu Bahasa untuk
menguraikan dan memahami, kekuatan-kekuatan dan hubungan-hubungan antar pribadi
yang membentuk perilaku sistem. Selain itu pendapat lain mengatakan berpikir sistem
mencakup sekumpulan metode, alat dan prinsip yang agak tidak berbentuk, yang semuanya
diorientasikan untuk melihat kesalingterkaitan antara kekuatan-kekuatan, dan melihatnya
sebagai bagian dari suatu proses bersama.
Sejak tahun 1940, sejumlah peneliti dari berbagai disiplin ilmu seperti biologi, matematika,
teori komunikasi, dan filsafat mulai menyadari bahwa semua hal dan peristiwa adalah
bagian dari keseluruhan yang lebih besar. Ini tidak menyangkal pentingnya masing-masing
bagian atau peristiwa dasar. Tetapi fokus bergeser dari bagian-bagian ke keseluruhan, yaitu
ke sistem di mana bagian-bagian itu berada. Kondisi tersebut memunculkan cara berpikir
baru yaitu berpikir sistem. Sesuatu untuk dijelaskan dipandang sebagai bagian dari
keseluruhan yang lebih besar, sebuah sistem, dan dijelaskan dalam kaitannya dengan
perannya dalam sistem itu.
Cara berpikir baru ini memiliki konsekuensi langsung untuk pengambilan keputusan dalam
konteks sistem, yaitu bahwa untuk tindakan efektif dalam kaitannya dengan sistem secara
keseluruhan mungkin tidak cukup menggunakan pemikiran reduksionis dan sebab-akibat
dengan mempelajari bagian-bagian individu atau aspek dalam isolasi. Untuk mendapatkan
gambaran yang benar, penting untuk mempelajari peran sistemik mereka dalam sistem.
Namun, ini tidak berarti bahwa seseorang harus membuang pemikiran reduksionis dan
sebab-akibat demi berpikir sistem. Kedua pendekatan tersebut sebenarnya saling
melengkapi. Reduksionisme memberikan perhatian pada detail setiap komponen, pemikiran
sistem hingga peran sistemiknya dalam sistem. Masing-masing mungkin mengabaikan atau
melewatkan aspek penting. Lebih sering daripada tidak, kedua mode berpikir dibutuhkan
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang suatu sistem. Ketika kita
menekankan yang satu, yang lainnya tersirat. Mereka seperti objek dan bayangannya.
Daftar Pustaka
[1] Daellenbach, Hans G., McNickle, Donald C., Management Science Decision Making
Through System Thinking, Palgrave Macmillan, 2005.
[2] Ristono, Agus., Pemodelan Sistem, Graha Ilmu, 2011.