TINJAUAN
KHUSUS PT.
SANBE FARMA
3.1.1 Sejarah
PT. Sanbe Farma secara resmi didirikan pada tanggal 28 Juni 1974 oleh
Drs. Jahja Santoso, Apt., seorang farmasis yang lulus dengan predikat cum laude
dari ITB. Pada tahun 1975 pabrik pertama di Jl. Kejaksaan no.35 Bandung mulai
melakukan produksi sebagai industri rumah tangga (bldi ij`ustry) dengan
jumlah karyawan hanya 4 orang termasuk Bapak Jahja Santoso. Produk pertama
yang diproduksi adalah Kapsul Colsancetine® . Pada tahun 1980, PT. Sanbe
Farma berpindah lokasi ke Jl. Industri 1 no.9 Cimahi dengan luas bangunan 8000
m2 dan luas lahan 10.000 m2 . Bangunan ini dikenal dengan PT. Sanbe Farma
Unit I dan mulai memproduksi produk non penisilin, non sefalosporin, hormon,
dan obat hewan (vitirijcry) pada tahun 1982.
PT. Sanbe Farma mulai berkembang dengan memproduksi produk OTC
(Lvir Pbi Olujtir) pada tahun 1992. Salah satu produk OTC yang memenangkan
arcj` 27 prioi “Pbi Dlst Vlpuncr Hrcj` “ di Indonesia tahun 1997 dan 1999
adalah Sanaflu® , non- drowsy cold and flu. Selain itu, pada tahun 2000 PT.
Sanbe Farma memproduksi Poldan Mig® , obat migrain non resep pertama di
Indonesia. Pada tahun 1996 bangunan PT. Sanbe Farma unit 2 didirikan untuk
memenuhi tuntutan. Gedung Obat Jadi (GOJ) yang dibangun pada tahun 2003
merupakan tempat menyimpan obat jadi hasil pengemasan dari unit 1, 2, dan 3.
Bangunan unit 3 dan Caprifarmindo Nchlrctlriis mulai difungsikan pada tahun
2005 dengan luas bangunan 29.000m2 dan luas lahan ±200.000 m2 . Di PT. Sanbe
Farma unit 3 terdapat WWTP (Qctir Qcsti Prictdijt Vncjt) untuk pengolahan
limbah dari unit 1 dan 2.
3.2 Lokasi
PT. Sanbe Farma mempunyai beberapa unit tempat untuk melakukan
aktivitas produksi yaitu:
1) PT. Sanbe Farma unit 1 di Jl. Industri 1 no. 9 Cimahi, memproduksi produk
non betalaktam, non sefalosporin, dan obat hewan (νeterinary).
2) PT. Sanbe Farma unit 2 di Jl. Leuwigajah no. 162 Cimahi, memproduksi
produk betalaktam (lantai 2) dan sefalosporin (lantai 4).
3) PT. Sanbe Farma unit 3 di Jl. Industri Cimareme no. 8 Padalarang,
memproduksi SVP (Small Volume Parenteral = injeksi volume kecil), LVP
(Large Volume Parenteral = injeksi volume besar), tetes mata, sediaan steril
salep mata, sediaan serbuk injeksi steril.
4) PT. Sanbe Farma unit 4 di Jl. Industri Cimareme no. 8 Padalarang,
memproduksi produk-produk anti kanker (oncologi).
5) PT. Sanbe Farma unit 5 di Jl. Industri Cimareme no. 8 Padalarang,
memproduksi produk-produk biologi (biological).
6) PT. Sanbe Farma unit 6 di Jl. Industri Cimareme no. 8 Padalarang,
memproduksi produk-produk soft gelatin capsule.
bahan kemaS S ekunder terdiri dari dua bagian ruangan penyimpanan yaitu di
bawah 30˚C (untuk penyimpanan master box, plastic oνerwarp, dan strapping
band) dan ruangan bersuhu 15 — 25 ˚C (untuk penyimpanan printed material
seperti stiker, brosur dan folding box). Untuk bahan baku seperti psikotropika
(double lock), dan prekursor diletakkan pada area tersendiri, dengan kunci yang
dimiliki oleh orang yang berbeda (superνisor dan manager). Penyimpanan
barang di gudang disusun berdasarkan alamat barang yang telah dibuat, dan telah
tercatat pada system komputerisasi, sehingga memudahkan saat akan mengambil
barang. Barang yang disimpan dilakukan pencatatan berdasarkan No.BPB (Bukti
Penerimaan Barang) meliputi nama barang, tanggal kedaluwarsa, dan jumlah
barang.
Suhu dipantau oleh alat ukur berupa Phermohygrometer.
Phermohygrometer adalah alat yang mempunyai dua indikator pengukuran yaitu
thermometer dan hygrometer. Phermometer berfungsi untuk mengukur suhu
pada suatu ruangan,sedangkan hygrometer berfungsi untuk mengukur
kelembaban pada suatu ruangan. Penempatan lokasi thermohygrometer
dilakukan berdasarkan hasil studi temperature mapping yang telah dilakukan
oleh departemen validasi.
Bahan baku dan bahan kemas yang yang masuk ke gudang harus sesuai
dengan RMO (Raw Material Order). Material yang datang dari supplier masuk
melalui loading docks yang dipasang dengan dock seal sesuai ukuran mobil
pengangkut. Tahapan pengecekan kesesuaian dimulai dari supplier, yang di cek
@O (deliνery order) dan di cek PO (Purchase Order), kemudian di cek νendor
list. Jika semua dokumen sesuai maka barang dapat diterima.
Sebelum masuk ke area penerimaan, material diperiksa oleh bagian
penerimaan barang meliputi kondisi fisik bahan baku, jumlah bahan baku yang
masuk sesuai dengan DO (deliνery order) dan kesesuaian dengan CoA. Admin
penerimaan barang membuat dokumen GRN (Goods Receiνing Note) sesuai
dengan kondisi material yang diterima. Kemudian dapat dicetak label karantina.
Apabila GRN sudah diterima oleh departemen QC maka bahan baku akan
disampling oleh bagian QC. Setelah sampel selesai diperiksa dan bahan baku
sesuai, maka QC akan menempelkan stiker released (stiker hijau) dan barang
dapat di simpan pada rak dengan urutan alamat rak yang sudah diatur.
Penerimaan sediaan obat jadi Large Volume Parenteral (LVP) yang telah
dikemas dalam master box pada proses prepacking akan dikirim ke GOJ untuk
disimpan di area WIP selama 14 hari. Selama WIP, Quality Control (QC)
melakukan pemeriksaan terhadap produk jadi tersebut untuk memastikan bahwa
produk tersebut sudah memenuhi kualifikasi/persyaratan. Setelah pemeriksaan
dan produk dinyatakan memenuhi persyaratan maka produk tersebut akan ditarik
lagi ke ruang packing untuk di final packing. Sebelum final packing terlebih
dahulu dilakukan νisual inspection dan memeriksa apakah produk tersebut ada
yang bocor. Setelah selesai pemeriksaan maka sediaan dan brosur disusun dalam
master box dan kemudian dilakban, selanjutnya dikirim lagi ke ruangan GOJ dan
di beri label karantina sampai QC mengeluarkan label release.
Penerimaan sediaan obat jadi Small Volume Parenteral (SVP) yang telah
dikemas dalam master box akan dikirim ke GOJ melalui lift beserta bon
pengiriman obat jadi. Untuk sediaan SVP ini operator SVP mengirimkan produk
tidak hanya sampai lift, operator ikut mengantarkan produk sampai keruangan
139 (penyimpanan SVP), di ruangan ini dilakukan pemeriksaan oleh operator
GOJ terhadap kesesuaian bon dengan produk jika sesuai maka akan dilakukan
serah terima antara operator SVP dengan operator GOJ.
Produk yang telah di karantina disimpan di rak karantina bersadarkan First
Expire First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) dan berdasarkan suhu.
Hal ini untuk memudahkan pencarian saat akan dilakukan proses pengiriman.
Pengiriman dilakukan oleh operator GOJ ke Bina San Prima (BSP) sesuai
dengan Marketing Order dan kemudian dari BSP akan disalurkan kepada
konsumen.
3.10 Produksi
Produksi diawasi oleh personil yang kompeten. Penanganan bahan baku
dan produk jadi didokumetasikan dengan baik. Status bahan baku, dan produk jadi
diberikan penandaan yang jelas dengan label berwarna untuk mencegah terjadinya
mixed up. Proses produksi di PT. Sanbe Farma Unit 3 dilakukan berdasarkan
rencana yang telah dibuat PPIC. Koordinator produksi kemudian memberikan
informasi ke operator mengenai produk yang akan diproses. Kemudian bahan
baku disiapkan oleh bagian Gudang bahan baku. Bahan baku akan
diserahterimakan ke bagian produksi dengan jumlah yang sesuai dengan hctob
riolr`. Sebelum proses produksi, dilakukan kesiapan jalur terlebih dahulu.
Kesiapan jalur akan diperiksa oleh bagian IPC dan AA (Asisten Apoteker) untuk
memastikan bahwa ruangan dan mesin telah siap untuk digunakan. Mesin dalam
keadaan bersih dan tercantum label bersih. Kondisi ruangan yang telah sesuai,
antara lain kelembaban, suhu dan tekanan. Sebelum dilakukan proses
pencampuran, bahan baku yang akan digunakan diperiksa kembali kesesuaiannya
dengan yang tertera pada catatan pengolahan bets. PT. Sanbe Farma Unit 3
memproduksi sediaan steril berupa SVP (Sdcnn Ulnudi Vcrijtircn) dan LVP
(Ncrai Ulnudi Vcrijtircn). Sebelumnya perlu dipastikan bahwa personalia dari
produksi steril telah mengikuti pelatihan terkait sediaan steril.
BAB IV
PEMBAHASAN