Anda di halaman 1dari 110

1

BAB I
PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang
Pada dasarnya, Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini ialah
untuk memberikan pengetahuan, pengalaman, keahlian serta kesiapan
terhadap siswa-siswi SMK untuk terjun langsung ke dunia usaha atau
dunia industri setelah lulus sekolah nanti.
Tempat menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi ialah
sekolah. Namun dengan adanya Praktek Kerja Industri (Prakerin),
siswa-siswi SMK diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang
didapat di sekolah ke dalam dunia usaha atau dunia industri. Meskipun
ada sedikit perbedaan, namun dasarnya tetap sama. Siswa-siswi SMK
program keahlian Analis Kimia tetap dibutuhkan walaupun ditempatkan
di dunia usaha atau dunia industri yang mengarah ke bidang Farmasi.

II. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja
Industri (Prakerin) ini ialah :
1.

Mendapatkan pengalaman bekerja sebelum memasuki dunia usaha


atau dunia industri.

2.

Membandingkan dan mengaplikasikan pengetahuan


akademis yang telah didapatkan di sekolah.

3.

Meningkatkan kualitas siswa sebelum memasuki dunia usaha atau


dunia industri.

4.

Menambah pengetahuan dan meningkatkan profesionalisme dalam


bekerja.

5.

III.

Memenuhi syarat mengikuti Ujian Nasional (UN).

Tempat dan Waktu


Tempat melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin) yaitu
di PT. Marin Liza Farmasi yang beralamat di Jalan Terusan
Kiaracondong Nomor 43 Bandung.
Waktu pelaksanaannya yaitu mulai dari tanggal 02 Agustus
2010 sampai dengan tanggal 30 September 2010.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

I.

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)


A. Ketentuan Umum
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) menyangkut
seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu dan bertujuan untuk
menjamin bahwa produk obat dibuat senantiasa memenuhi
persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
1.

Landasan Umum
Pada pembuatan obat, pengawasan menyeluruh adalah
sangat esensial untuk menjamin bahwa konsumen menerima
obat yang bermutu tinggi. Pembuatan secara sembarangan tidak
dapat

dibenarkan

bagi

obat

yang

digunakan

untuk

menyelamatkan jiwa atau memulihkan atau memelihara


kesehatan.
Tidaklah cukup bila obat jadi hanya sekedar lulus dari
serangkaian pengujian, tetapi yang sangat penting adalah mutu
harus dibentuk ke dalam proses tersebut. Mutu obat tergantung
pada bahan awal, proses pembuatan dan pengawasan mutu,
bangunan, peralatan yang dipakai dan personalia yang terlibat

dalam pembuatan obat.


Untuk menjamin mutu suatu obat jadi tidak boleh
mengandalkan hanya pada suatu pengujian tertentu saja. Semua
obat hendaklah dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan
dipantau dengan cermat.
2. Definisi
a.

Bahan Awal
Semua bahan baku dan bahan pengemas yang
digunakan dalam produksi obat.

b.

Bahan Baku
Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun yang
tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah, yang
digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua
bahan tersebut masih terdapat di dalam produk ruahan.

c.

Bahan Pengemas
Semua

bahan

yang

dipakai

dalam

proses

pengemasan produk ruahan untuk menghasilkan produk


jadi.
d.

Bets
Sejumlah produk obat yang mempunyai sifat dan

mutu yang seragam yang dihasilkan dalam suatu siklus


pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu.
e.

Lot
Bagian tertentu dari suatu bets yang memiliki
sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang telah
ditetapkan. Apabila suatu produk obat diproduksi dengan
proses terus menerus, lot berarti suatu bagian tertentu yang
dihasilkan dalam suatu satuan waktu atau satuan jumlah
sehingga menjamin bagian ini memiliki sifat dan mutu yang
seragam dalam batas yang telah ditetapkan.

f.

Diluluskan
Status bahan atau produk yang diijinkan untuk
digunakan pada pengolahan, pengemasan atau distribusi.

g.

Ditolak
Status bahan atau produk yang tidak diijinkan
untuk digunakan pada proses pengolahan, pengemasan atau
distribusi.

h.

Nomor Bets
Penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau
gabungan keduanya yang merupakan tanda pengenal suatu

bets, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat


lengkap pembuatan bets tersebut, termasuk tahap-tahap
produksi, pengawasan dan distribusi.
i.

Nomor Lot
Penandaan yang terdiri dari huruf atau angka atau
gabungan keduanya yang merupakan tanda pengenal suatu
lot yang memungkinkan penelusuran kembali riwayatriwayat lengkap pembuatan lot tersebut termasuk tahaptahap produksi, pengawsan dan distribusi.

j.

Obat
Tiap bahan atau campuran bahan yang dibuat,
ditawarkan untuk dijual atau disajikan untuk digunakan :
1)

Pengobatan, peredaan pencegahan atau diagnosa suatu


penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya pada
manusia atau hewan.

2)

Dalam pemulihan perbaikan atau pengubahan fungsi


organik pada manusia atau hewan.

B. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara
pembuatan obat yang baik untuk memastikan obat yang dibuat

senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan


penggunannya. Keterlibatan dan rasa tanggung jawab semua unsur
yang berkepentingan dalam seluruh rangkaian pembuatan obat adalah
mutlak untuk mencapai sasaran mutu yang ditetapkan mulai dari saat
obat dibuat sampai pada distribusi obat jadi. Untuk keperluan tersebut
harus ada suatu bagian pengawasan mutu yang berdiri sendiri.
1.

Ketentuan Umum
Sistem pengawasan mutu hendaklah dirancang dengan
tepat untuk menjamin bahwa tiap obat mengandung bahan yang
benar dengan mutu dan jumlah yang telah ditetapkan dan dibuat
pada kondisi yang tepat dan mengikuti prosedur standar
sehingga obat tersebut senantiasa memenuhi spesifikasi yang
telah ditetapkan untuk identitas, kadar, kemurnian, mutu dan
keamanannya.
Bagian pengawasan mutu melaksanakan tugas pokok
sebagai berikut :
a.

Menyusun

dan

merevisi

prosedur

pengawasan

dan

spesifikasi.
b.

Menyiapkan instruksi tertulis yang rinci untuk tiap


pemeriksaan, pengujian dan analisis.

c.

Menyimpan contoh pertinggal untuk rujukan di masa yang

akan datang.
d.

Meluluskan atau menolak setiap bets bahan awal, produk


antara, produk ruahan dan obat jadi.

2.

Personalia
Setiap karyawan yang diberi tugas mengawasi atau
yang langsung melakukan pekerjaan di laboratorium hendaklah
mempunyai pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang sesuai
untuk memungkinkan pelaksanaan tugasnya dengan baik. Tugas
dan tanggung jawab masing-masing karyawan hendaklah jelas
baik secara tertulis dalam uraian jabatannya ataupun dalam
bentuk lain yang sesuai. Selain itu, tiap kaaryawan juga harus
menggunakan alat pelindung diri saat bekerja di laboratorium.

II. Teori Umum Analis Kimia


Analis kimia ialah serangkaian pekerjaan yang bertujuan
untuk mengetahui jenis dan jumlah unsur atau ion yang terkandung
dalam suatu sampel.
Kimia analitik merupakan cabang ilmu kimia yang berfokus
pada cuplikan material untuk mengetahui struktur, komposisi dan fungsi
kimianya. Kimia analitik dibagi menjadi 2, yaitu :

A.

Analisis Kimia Kualitatif


Analisis kimia kualitatif adalah proses analisis kimia yang
bertujuan untuk menentukan adanya suatu unsur atau senyawa
organik maupun anorganik yang terkandung dalam suatu sampel
tanpa menghitung jumlah unsur atau senyawa yang terkandung
tersebut.
B. Analisis Kimia Kuantitatif
Analisis kimia kuantitatif adalah proses analisis kimia yang
bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa yang
terkandung dalam suatu sampel.
1.

Titrimetri atau Volumetri


Titrimetri atau volumetri adalah suatu cara analisis jumlah
yang berdasarkan pengukuran volume larutan yang diketahui
konsentrasinya secara teliti dengan direaksikan dengan larutan
sampel yang akan ditetapkan kadarnya.
Metode titrasi berdasarkan dasar jenis reaksi yang
digunakan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Reaksi metatetik
Reaksi metatetik adalah suatu reaksi yang berdasarkan
pertukaran ion dengan tidak ada perubahan bilangan oksidasi.

10

Yang termasuk ke dalam reaksi metatetik adalah :


1) Titrasi asidi alkalimetri (netralisasi asam basa)
2) Titrasi argentometri
3) Titrasi kompleksometri
b. Reaksi redoks
Dalam reaksi ini terjadi perpindahan elektron atau
perubahan bilangan oksidasi. Titrasi yang termasuk dalam
golongan ini ialah :
1) Titrasi permanganometri
2) Titrasi iodometri / iodimetri
3) Titrasi seriometri
4) Titrasi dikromatometri
2.

Spektrofotometri
Dalam

analisis

spektrofotometri,

hal

yang

paling

terpenting adalah bahwa warna yang terukur hanya berasal dari


zat yang dianalisis. Oleh karena itu perlu dilakukan koreksi
terhadap pembentukan warna yang disebabkan oleh reagen.
Koreksi dapat dilakukan dengan membuat larutan blanko. Larutan
blanko adalah larutan yang diperlakukan sama seperti larutan

11

standar dan larutan contoh. Larutan ini mengandung semua


reagen yang digunakan untuk analisis, tapi tidak mengandung zat
yang dianalisis. Larutan blanko akan mendeteksi semua warna
yang dihasilkan oleh pemakaian reagen. Larutan contoh harus
mengandung reagen yang sama dengan larutan standar yang akan
analisis.
Larutan standar harus dibuat dengan konsentrasi tertentu
sehingga konsentrasi larutan contoh berada dalam kisaran larutan
standar.
a. Identifikasi sampel
Identifikasi sampel meliputi pemahaman tentang sifat
kimia dan fisika dari sampel tersebut. Setelah mengetahui
sifat dan parameter yang akan dianalisis, langkah selanjutnya
ialah menentukan metode yang sesuai.
b. Sampel padat
Sampel pada spektrofotometer UV siap diukur dalam
bentuk larutan. Apabila sampel tersebut dalam bentuk padat,
siapkan bentuk larutannya dengan cara menimbang sejumlah
sampel secara kuantitatif menggunakan neraca analitik.
c. Sampel cair
Bila

sampel

dalam

bentuk

larutan,

proses

12

penimbangan dan pelarutan tidak perlu dilakukan. Saring


larutan sampel dengan kertas saring yang sesuai. Ukur volume
tertentu larutan sampel secara kuantitatif, encerkan sesuai
keperluan. Buatlah larutan contoh lebih dari satu untuk
menghindari kesalahan.
d. Penyiapan standar
Larutan standar dibuat dengan mengencerkan larutan
induk yang tersedia atau menimbang zat standar dalam bentuk
padatan. Timbang sejumlah zat standar, larutkan dalam labu
ukur, tambah dengan pelarut sampai tanda batas. Ambil
sejumlah tertentu larutan induk untuk membuat larutan
standar. Tambahkan pereaksi yang sama pada larutan contoh.
Encerkan sampai tanda batas.
e. Penyiapan pereaksi
Dalam penyiapan sampel secara spektrofotometri, hal
penting adalah bahwa warna yang terukur hanya berasal dari
zat yang dianalisis.

III. Disolusi
Secara sederhana, disolusi adalah proses dimana zat padat
melarut. Tujuan dari disolusi ialah untuk mengetahui seberapa persen

13

zat aktif dalam obat yang dapat diserap oleh tubuh.


Suatu produk obat dapat berbeda dari produk pabrik lain
dalam hal bahan baku serta komposisi/formula. Perbedaan tersebut
dapat menyebabkan perbedaan dalam pelepasan bahan obat dari sediaan
yang akhirnya akan berpengaruh pada efikasi/kemanjuran produk
tersebut.
IV. Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi dan
memerlukan dukungan dari kimia, fisika dan biokimia. Mikrobiologi
sering disebut ilmu praktek dari biokimia.
Mikroorganisme adalah organisme yang sangat kecil.
Kehidupannya secara individu terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Mikroorganisme dipelajari menggunakan metode-metode
khusus meliputi metode mikroskopik, kultur di laboratorium dan metode
molekuler. Berkaitan dengan metode-metode tersebut maka penting
untuk dilakukan pendahuluan tentang pengenalan alat, penyiapan
medium dan sterilisasi bahan dan peralatan.
Selanjutnya

adalah

media.

Media

pertumbuhan

mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat


makanan

(nutrisi)

yang

diperlukan

mikroorganisme

untuk

pertumbuhannya. Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba,


isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan

14

perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus


disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada media.
Teknik penanaman merupakan lanjutan dari pengenceran
bertingkat. Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau
mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan
besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada
perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9
untuk sampel dengan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga
pengenceran

berikutnya

mengandung

satu

per

sepuluh

sel

mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya.


Dalam teknik biakan murni, tidak saja diperlukan bagaimana
memperoleh suatu biakan yang murni, tapi juga memelihara serta
mencegah pencemaran dari luar. Media untuk membiakan bakteri
haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari
udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemidahan biakan
mikroba yang dibiakan harus sangat hati-hati dan memenuhi prosedur
laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan
teknik-teknik dalam membiakan mikroorganisme yang disebut dengan
teknik inokulasi biakan.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan suatu
organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Tiga cara
utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,

15

bahan kimia dan penyaringan. Bila panas digunakan bersama-sama


dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi
basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi kering. Pemilihan
metode didasarkan pada sifat dan bahan yang akan disterilisasi.
Teknik mensterilkan meja dan peralatan, teknik memindahkan
media dari tabung ke tabung dan teknik penggoresan di dalam cawan
petri sebaiknya tidak jauh dari api bunsen, ruangan sebaiknya ber-AC,
tidak ada udara/angin dan tidak boleh berbicara maupun mengeluarkan
nafas pada saat memindahkan koloni bakteri.
Pengaruh sterilisasi sangat penting dilakukan dalam proses
pembiakan bakteri agar didapatkan bakteri atau mikroorganisme yang
kita inginkan dan menyingkirkan mikroorganisme yang bukan menjadi
pusat perhatian kita.

16

BAB III
PROFIL PT. MARIN LIZA FARMASI

I.

Sejarah PT. Marin Liza Farmasi


PT. Marin merupakan salah satu perusahaan industri farmasi
yang terletak di Jl. Trs Kiaracondong No. 43, Bandung. Perusahaan ini
mulai didirikan pada tahun 1972 atas prakarsa Bapak Drs. Cokro
Sutrisno, Apt. dengan penanggung jawab produksi Dra. Inawati
Sutrisno, Apt. Pada tahun 1972, PT. Marin diubah namanya menjadi PT.
Marin Liza Farmasi dengan jumlah karyawan sekitar 20 orang dan 4
staff yang terbagi dalam 2 shiff dengan lama kerja 1 shiff selama 9 jam.
Pada awal berdirinya, PT. Marin hanya memproduksi obatobatan dalam bentuk tablet. Bangunan yang digunakan untuk produksi
masih dilakukan dalam rumah biasa (home industri), begitupun mesinmesin yang digunakan masih tergolong sederhana, bahkan ada beberapa
pekerjaan yang dilakukan secara manual. Pemasaran obat jadi pun
masih ikut ke PBF (Pedagang Besar Farmasi) lain.
Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
43/Menkes/SK/II/1988 tentang penetapan Pedoman CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik) yang merupakan pedoman wajib bagi
setiap industri farmasi di Indonesia dalam penerapan CPOB, maka

17

setiap industri farmasi di Indonesia begitu juga PT. Marin Liza Farmasi
wajib menerapkan CPOB dalam seluruh aspek dan rangkaian
pembuatan obat. Dengan adanya Pedoman CPOB yang dirasakan cukup
mahal, dan pihak perusahaan tidak sanggup untuk memenuhi
persyaratan CPOB maka pada tahun 1991, PT. Marin Liza Farmasi
mengalami penggantian kepemilikan yaitu Bapak H. Firman Harahap.
Pada tahun 1991, PT. Marin Liza mengalami renovasi
bangunan secara total sesuai apa yang disyaratkan oleh pedoman
CPOB, selain itu mesin-mesin produksi pun diganti dari yang low speed
menjadi high speed. Dengan kecanggiahan alat-alat produksi dan
didukung juga oleh sarana penunjang yang memadai PT. Marin Liza
selain memproduksi obat-obat reguler juga menerima makloon dari
perusahaan farmasi lain seperti : PT. Orang Tua Farma, PT. Kimia
Farma, PT. Indocare, PT. Indofarma, PT. Dankos, PT. Sakafarma dan
lain-lain. Selain itu PT. Marin Liza selalu ikut tender yang diadakan
oleh pemerintah untuk memproduksi obat-obat PKD (Program
Kesehatan Daerah). Untuk mengembangkan daerah pemasaran PT.
Marin Liza bekerja sama dengan PBF PT. Marin Liza Farmasi untuk
memasarkan dan mendistribusikan hasil produksi.
Dibawah kepemimpinan Bapak H. Firman Harahap dan
apoteker yang memiliki kemampuan manajerial yang handal dan
pengetahuan teknis kefarmasian yang profesional PT. Marin Liza
Farmasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terbukti pada tahun

18

1992 PT. Marin Liza Farmasi memperoleh Sertifikat CPOB dari


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pengembangan produk yang telah dilakukan oleh PT. Marin
Liza Farmasi berdampak sangat baik, dengan jumlah karyawan
sebanyak kurang lebih 100 orang, sehingga mampu menghasilkan
produk yang diharapkan dimana hasil produksi dapat memenuhi
permintaan pasar secara luas, bahkan ada beberapa produk obat yang
sudah menembus pasaran ekspor seperti ke negara Myanmar, Nigeria
dan Singapura.
Dalam rangka peningkatan dan pengembangan hasil produksi,
PT. Marin Liza selalu mengirimkan beberapa orang karyawan sebagai
wakil dari perusahaan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan
oleh instansi pemerintah/swasta mengenai ilmu yang berhubungan
dengan pembuatan produk obat, sehingga perusahaan ini memiliki
wawasan yang luas tentang produk-produk yang dibuat. Produk yang
dihasilkan oleh PT. Marin Liza Farmasi ialah sediaan tablet (nonantibiotik dan antibiotik non-betalaktam), sediaan salep dan sediaan
krim.
Pada awal tahun 2004 PT. Marin Liza Farmasi dipimpin oleh
Ibu Lilly Harahap. Dibawah kepemimpinan Ibu Lilly Harahap tidak
mempengaruhi sistem manajemen perusahaan yang sudah ada.

19

II. Visi dan Misi PT. Marin Liza Farmasi


A. Visi
Ikut berpartisipasi dalam mensejahterakan masyarakat di
bidang kesehatan
B.

Misi
1.

Menjalankan secara konsekuen Sistem CPOB dan system


Manajemen Mutu ISO 9001:2000

2.

Menjadikan perusahaan dalam Bidang Farmasi yang dikelola


secara professional dan mampu berkompetensi.

3.
C.

Menghasilkan produk obat yang bermutu dan terjangkau.

Kebijakan Mutu
Bekerja secara professional, berdedikasi tinggi, dan
bertanggung jawab, didukung dengan peralatan dan teknologi
modern serta tenaga-tenaga professional di bidangnya sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas.

III. Uraian Tugas Tiap Bagian di PT. Marin Liza Farmasi


A.

Kepala Bagian Pengawasan Mutu / Quality Control


1.

Jabatan

: Kepala Bagian Pengawasan Mutu

20

2.

Bagian

: Urusan Mutu

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Kepala Urusan dan Direktur Pabrik

5.

Membawahi : IPC, Lab. Kimia dan


Mikrobiologi

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Kepala Bagian Pengawasan Mutu harus seorang
apoteker dengan pengalaman praktis paling sedikit 2 tahun
sebagai Pengawasan Mutu dalam suatu perusahaan farmasi,
mempunyai pengalaman dalam analisis kimia, pengujian
mikrobiologi dan bahan pengemas, pengalaman dalam
menyiapkan peralatan laboratorium dan metode modern;
kemampuan

dalam

menguraikan

metode

analisis,

kesanggupan dalam mengelola dan mendorong semangat


karyawan; memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam
CPOB, pengawasan dalam proses dan pengujian stabilitas
serta keterampilan dalam kepemimpinan.
7.

Uraian Tugas Secara Umum


Tugas Utama adalah meluluskan atau menolak
bahan baku, bahan pengemas dan produk ruahan menurut
spesifikasi yang telah disiapkan.

21

8.

Tugas dan Tanggung Jawab

Bertanggung jawab untuk memantau, mengendalikan


dan menyetujui analisis mikrobiologi dan kimia serta
pengujian bahan pengemas.

Bertanggung jawab untuk memantau, mengendalikan


dan menyetujui analisis mikrobiologi serta pemantauan
air dan lingkungan.

Memberikan pemecahan terhadap masalah analisis.

Bertanggung jawab atas operasi laboraturium analisis,


contoh representatif dan penyimpanan contoh pertinggal
dan dokumen pengawasan mutu yang rapi.

Bertanggung jawab untuk memantau dan mengendalikan


produk dalam hal mutu.

Bertanggung jawab langsung untuk mengawasi dan


menilai karyawan pengawasan mutu.

Bertanggung jawab untuk meluluskan dan menolak


produk setengah jadi dan produk ruahan bahan baku dan
bahan pengemas serta aktifitas lain menurut Protap yang
berkaitan.

22

Mengembangkan dan mengawasi kemajuan dari seluruh


personalia baik professional maupun personalia tetap.

Membantu Kepala Urusan Mutu dalam menyiapkan,


melaksanakan dan memantau penyelenggaraan program
pelatihan pengawasan mutu yang efektif.

Menyiapkan dan melaksanakan prosedur analisis yang


spesifik dengan berkonsultasi pada Kepala Urusan Mutu.

Bertanggung jawab dalam menilai dan mengusulkan


semua peralatan laboratorium yang akan digunakan
dalam bidang kerjanya kepada Kepala Urusan Mutu.

Berinteraksi dengan bagian produksi yang berkaitan


dalam

rangka

penyelenggaraan

pengawasan-dalam-

proses, pengambilan keputusan dalam mutu produk,


prioritas pelaksanaan analisis.

Memberikan perhatian terhadap kecepatan arus dari


berbagai formulir di area kerjanya kepada bagian-bagian
yang berkaitan dalam organisasi proses perusahaan.

Mengawasi personalia professional dalam menerapkan


metode analisis yang disetujui.

Bertanggung jawab dalam melengkapi semua laporan

23

yang akurat dan disetujuinya.

Menyiapkan seluruh formulir analisis termasuk analisis


mikrobiologi

serta

prosedur

pengujian

dengan

berkonsultasi pada Kepala Bagian Pemastian Mutu.

Mengikuti Cara Berlaboraturium yang Baik yang


mutakhir.

Membuat laporan mengenai hasil pengawasan khusus


sehubungan dengan analisis bahan yang diuji serta hasil
pemantauan mutu air dan lingkungan.

Menjaga

kerapihan

penyimpanan

laporan

analisis,

penanganan

metode

analisis,

contoh

dan

penyimpanancontoh pertinggal.

Bertanggung

jawab

dalam

menentukan

peraturan

keselamatan dalam kelompok Pengawasan Mutu.

Mengusulkan dan melaksanakan revisi proseduryang


berlaku sesuai CPOB dengan berkonsultasi pada Kepala
Urusan Mutu.

Menciptakan dan menjaga hubungan kerja yang baik


dalam lingkungan Pengawasan Mutu.

Menjaga komunikasi yang efektif

di seluruh jajaran

24

Pengawasan Mutu.

Membantu Kepala Urusan Mutu dalam memastikan


terciptanya moral kerja karyawan Pengawasan Mutu
yang tinggi, lingkungan kerja yang baik dan kesempatan
untuk mengembangkan diri.

Menyiapkan,

melaksanakan

dan

memantau

penyelenggaraan program pelatihan yang efektif dengan


berkonsultasi pada Kepala Urusan Mutu.

Memberi bantuan dalam menentukan langkah untuk


mencapai tujuan yang telah disetujui.

Membuat laporan kemajuan tentang pokok permasalahan


Pengawasan Mutu, termasuk laporan stabilitas dan
pengawasan-dalam-proses kepada Kepala Urusan Mutu.

Mengikuti perkembangan CPOB, validasi, pemantauan


lingkungan dan metode analisis.

Memberi bantuan dalam menentukan langkah untuk


mencapai tujuan yang telah disetujui.

Membuat laporan kemajuan tentang pokok permasalahan


Pengawasan Mutu, termasuk laporan stabilitas dan
pengawasan-dalam-proses kepada Kepala Urusan Mutu.

25

Mengikuti perkembangan CPOB, validasi, pemantauan


lingkungan dan metode analisis.

Membantu Kepala Urusan Mutu dalam membuat


perkiraan, Persiapan dan pemantauan operasi, personalia
serta anggaran investasi/belanja.

Memelihara komunikasi yang efektif dengan bagian


produksi.

Berhubungan erat dengan Bagian Teknik berkaitan


dengan program pemeliharaan preventif di daerah
kerjanya.

Bertanggung

jawab

untuk

ruangan

/laboraturium

mikrobiologi, pengambilan contoh representative dan


menyiapkan serta menjaga dokumentasi laboraturium
mikrobiologi.

Bertanggung jawab untuk memantau dan mengendalikan


mutu produk dari sudut mikrobiologi.

Menyiapkan dan melaksanakan prosedur mikrobiologi


analisis spesifik dengan berkonsultasi pada Kepala
Urusan Mutu.

Menyiapkan

metode

dan

bahan

pelatihan

serta

26

memberikan pelatihan dalam bidang mikrobiologi bagi


seluruh karyawan yang terkait.

Tugas lain yang terkait sesuai dengan penugasan dari


Kepala Urusan Mutu.

B.

Analis Laboratorium
1.

Jabatan

: Analis Lab. Pengawasan Mutu

2.

Bagian

: Pengawasan Mutu

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Supervisor Laboratorium Kimia

5.

Membawahi

:-

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Analis Laboratorium Pengawasan Mutu hendaklah
seorang lulusan sekolah analis kimia atau akademi kimia
analis. Dapat juga sarjana muda farmasi, kimia atau asisten
apoteker dan memiliki pengetahuan di bidang analis kimia
atau mikrobiologi serta CPOB.

7.

Uraian Tugas Secara Umum


Melakukan pemeriksaan atas bahan baku, bahan
pengemas, produk antara, produk ruahan maupun obat jadi

27

8.

Tugas dan Tanggung Jawab

Melakukan pengujian atas contoh yang ditugaskan oleh


Supervisor Laboratorium sesuai prosedur analis yang
berlaku.

Membuat

laporan

atas

hasil

pengujian

dan

melaporkannya pada Supervisor Laboratorium.

Membuat larutan pereaksi/ bahan baku untukmenunjang


pemeriksaan analisis.

Mencatat semua kegiatan harian dalam formulir yang


disediakan oleh Supervisor Laboratorium.

Melakukan kalibrasi alat laboratorium yang ditugaskan


oleh Supervisor Laboratorium sesuai Prosedur Tetap
yang berlaku.

Melakukan pengujian stabilitas produk jadi yang


ditugaskan

oleh

Supervisor

Laboratorium

sesuai

prosedur analisis yang berlaku.

Mencatat pemakaian pereaksi pada kartu persediaan.

Mencatat jumlah alat gelas yang ada di laboratorium.

Melaporkan kepada Supervisor bila ada kebutuhan


pereaksi, alat gelas, dan alat kantor.

Bekerja sesuai tugas yang diberikan oleh Supervisor

28

Laboratorium.

Bertanggung jawab terhadap kerja sama yang baik antar


rekan sekerja.

Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan ketertiban


di ruang kerjanya.

C.

Kepala Bagian Pemastian Mutu / Quality Assurance


1.

Jabatan

: Kepala Bagian Pemastian Mutu

2.

Bagian

: Urusan Mutu

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Plant Manager

5.

Membawahi

: Registrasi, R&D, Validasi

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Kepala Pemastian Mutu minimal lulusan sarjana
Teknik Kimia dengan pengalaman minimal 2 tahun bekerja di
perusahaan farmasi, pengalaman praktek dalam analisis fisika
dan kimia, pengalaman dalam menggunakan metoda dan
perelatan

laboratorium

modern,

kemampuan

untuk

menguraikan metode analisis serta punya kemampuan


berbahasa Inggris yang baik, kesanggupan dalam manajemen
dan memotivasi personalia serta memiliki pengetahuan yang
baik dalam proses pembuatan obat dan CPOB baik nasional

29

maupun internasional.
7.

Uraian Tugas Secara Umum

Memantau kinerja sistem mutu dan prosedur serta


menilai efektifitasnya. Penekanan difokuskan pada
pencegahan

kerugian/cacat

dan

realisasi

peluang

perbaikan yang berkesinambungan.

Menyiapkan prosedur dalam penerapan CPOB dalam


pembuatan

obat,

pengemasan,

penyuimpanan

dan

pengawasan mutu.

Memastikan pemenuhan peraturan pemerintah dan


standar perusahaan.

Melaksanakan inspeksi diri dan menyelenggarakan


pelatihan CPOB.

Menyetujui prosedur tetap (Protap) dan mengelola sistem


protap.

Melakukan penilaian terhadap keluhan teknik farmasi


dan mengambil keputusan serta tindakan atas hasil
penilaian, bila perlu bekerja sama dengan bagian lain.

Memastikan penyelenggaraan validasi proses pembuatan


dan sistem pelayanan.

30

Memantau penyimpangan bets.

Mengawasi

sistem

pengendalian

perubahan

dan

menyetujui perubahan. Menyetujui prosedur pengolahan


induk dan prosedur pengemasan induk.

Menyetujui atau menolak pasokan bahan baku.

Bertanggung jawab dalam pelulusan atau penolakan obat


jadi sesuai Protap terkait.

8.

Tugas dan Tanggung Jawab

Membantu untuk mengidentifikasi hal yang memerlukan


perbaikan bersama Bagian Teknik dan Bagian Produksi.

Membantu Quality Affairs dalam mengatur penarikan


kembali obat untuk memastikan bahwa seluruh produk
dipertanggung jawabkan dan berkomunikasi dengan
lembaga pemerintah terkait.

Mengawasi pelaksanaan sistem dan prosedur agar


memenuhi peraturan.

Mendampingi tim audit BPOM dan mengkoordinasikan


tanggapan terhadap temuan auditor BPOM.

Mendampingi

auditor

perusahaan

dan

31

mengkoordinasikan tanggapan terhadap temuan auditor


perusahaan.

Menyelenggarakanaudit pada pembuat obat pihak ketiga


secara periodik untuk memastikan pemenuhan teknik dan
CPOB.

Mengkoordinasi dan mengaudit sistem protap.

Bertanggung jawab untuk menyetujui dan mengaudit


sistem Protap.

Menyiapkan Protap dan daftar periksa untuk meluluskan


atau menolak obat jadi.

Ikut serta dalam menyiapkan protokol, pengesahan


protokol dan laporan akhir validasi

Membantu Kepala Urusan Mutu dalam koordinasi semua


keluhan mengenai mutu dan hubungan dengan bagian
medical perusahaan.

D.

Kepala Urusan Mutu / Quality Affair


1.

Jabatan

: Kepala Urusan Mutu

2.

Bagian

: Urussan Mutu

3.

Divisi

: Pabrik

32

4.

Melapor Kepada

: Plant Manager

5.

Membawahi

: Kepala Bagian Pengawasan Mutu dan


Pemastian Mutu

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Kepala Urusan Mutu

seorang Apoteker yang

mempunyai berpengalaman praktis paling sedikit 2 tahun


sebagai apoteker pengawasan mutu dalam suatu perusahaan
farmasi; pengalaman praktis dalam analisis kimia, pengujian
mikrobiologi dan bahan pengemas; kemampuan dalam
menguraikan metode analisis; kesanggupan dalam mengelola
dan mendorong semangat personalia; memiliki pengetahuan
dan pengalaman dalam CPOB, pengawasan dalam proses dan
pengujian stabilitas; penguasaan bahasa Inggris yang baik;
dan keterampilan dalam kepemimpinan.
7.

Uraian Tugas Secara Umum

Memimpin dan mengarahkan fungsi-fungsi Pemastian


Mutu, Pengawasan Mutu, Pengawasan Dalam Proses
serta CPOB.

Bertanggung jawab dalam menyiapkan, memeriksa dan


melaksanakan prosedur-prosedur dalam proses dan

33

CPOB.

Bertanggung jawab dalam pelulusan dan penolakan


bahan pengemas dan bahan awal, produk ruahan dan
obat jadi.

Melapor kepada pemerintah, dalam hal ini Badan


Pengawas

Obat

dan

Makanan,

sebagai Apoteker

Penanggung Jawab Pengawasan Mutu.

Menjaga hubungan dengan pemerintah yang berkaitan


dengan mutu obat.

8.

Tugas dan Tanggung Jawab

Melapor kepada Plant Manager dan bertanggung jawab


dalam pemantauan serta pengawasan mutu obat, CPOB
dan standar dalam proses pabrik.

Langsung

bertanggung

jawab

dalam

pengawasan

personalia Bagian Urusan Mutu

Bertanggung jawab dalam pengawasan (pelulusan dan


penolakan) bahan awal, bahan pengemas, produk ruahan
dan obat jadi.

Mengembangkan dan mengawasi peningkatan keahlian


karyawan dalam bidang tugas masing-masing.

34

Menyiapkan, melaksanakan dan memantau pelaksanaan


program latihan CPOB setelah berkonsultasi dengan
Plant Manager.

Menyiapkan dan melaksanakan prosedur analisis spesifik


setelah berkonsultasi dengan Plant Manager.

Bertanggung jawab dalam penilaian dan rekomendasi


semua perlengkapan laboratorium kepada Plant Manager.

Berinteraksi dengan unit-unit bagian produksi dalam


kaitan dengan pengawasan dalam proses, pengambilan
keputusan dalam mutu produk dan prioritas pengujian.

Menjaga kecepatan arus dari berbagai formulir ke


bagian-bagian organisasi perusahaan yang berkaitan
dalam proses.

Mengawasi personalia/tenaga ahli yang menerapkan


metode analisis yang disetujuinya.

Bertanggung jawab atas penyelesaian dari semua laporan


analisis secara akurat yang disetujuinya.

Menyiapkan semua formulir analisis dan prosedur


pengujian setelah berkonsultasi dengan Plant Manager.

35

Menjaga kemutakhiran Cara Berlaboraturium yang Baik


(CBB)

Membuat laporan mengenai pengamatan khusus yang


berkaitan dengan analisis dari bahan yang diuji.

Menjaga

kerapihan

penyimpanan

metode

analisis,

laporan analisis dan contoh pertinggal.

Bertanggung

jawab

terhadap

kepatuhan

aturan

keselamatan kerja dalam kelompok Urusan Mutu.

Menganjurkan
prosedur

yang

dan
ada

melaksanakan
sesuai

dengan

revisi
CBB

terhadap
setelah

berkonsultasi dengan Plant Manager.

Mempersiapkan dan memelihara hubungan kerja yang


baik dalam Bagian Urusan Mutu.

Memelihara komunikasi yang efektif dalam seluruh


Bagian Urusan Mutu.

Memberi penilaian terhadap karyawan dan mengusulkan


perubahan gaji atau promosinya.

Mengusulkan penunjukan dan pengangkatan karyawan


Bagian Urusan Mutu setelah berkonsultasi dengan Plant

36

Manager.

Bertanggung jawab untuk memastikan moral kerja


karyawan yang tinggi, lingkungan kerja yang baik dan
kesempatan mengembangkan keahlian karyawan.

Membantu dalam penentuan dan pencapaian tujuan


perusahaan yang disepakati bersama.

Bekerja sama dengan Plant Manager dan Bagian


Kepegawaian

menempatkan,

mengembangkan

dan

mengawasi perkembangan semua tenaga ahli Bagian


Urusan Mutu.

Menjadi anggota Panitia Manajemen Bahan yang


membahas permintaan pemesanan dibicarakan.

Mengkoordinasikan pelatihan CPOB dengan penekanan


pada aspek hygiene bagi karyawan pabrik (baik yang
baru diangkat maupun yang sudah lama) bersama dengan
bagian terkait setelah berkonsultasi dengan Plant
Manager serta memantau kemajuan pelaksanaannya.

Bekerjasama dengan bagian terkait dalam hal CPOB dan


hygiene serta memberikan anjuran terhadap standar
kepada Plant Manager

37

Membuat laporan kemajuan mengenai hal-hal yang


berkenaan dengan pengawasan mutu termasuk laporan
stabilitas, pengawasan dalam proses serta mengenai halhal CPOB dan mengirimkan memorandum mengenai
kasus khusus kepada Plant Manager.

Menjaga kemutakhiran CPOB, validasi dan metoda


analisis.

Mensahkan metode analisis baru.

Merencanakan, menyiapkan dan memantau anggaran


operasional, personalia dan biaya investasi.

Memelihara komunikasi yang efektif dengan seluruh


bagian produksi.

Menjaga kerja sama yang baik dengan bagian teknik


mengenai program pemeliharaan preventif.

Menyiapkan dan mengirimkan laporan yang diatur oleh


pemerintah berkaitan dengan urusan mutu.

Mewakili kepentingan perusahaan sehubungan dengan


urusan mutu dalam diskusi dengan lembaga pemerintah
dan bertanggung jawab secara menyeluruh dalam
pemenuhan persyaratan yang berkaitan dengan urusan

38

mutu.

Mendampingi para inspektur pemerintah selama inpeksi


di Bagian Urusan Mutu.

Kewajiban lain yang berkaitan sesuai yang ditugaskan


oleh Plant Manager.

E.

Supervisor Laboratorium
1.

Jabatan

: Supervisor Laboratorium

2.

Bagian

: Pengawasan Mutu

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Manager Pengawasan Mutu

5.

Membawahi

: Analis dan Petugas Laboratorium


Lainnya

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Supervisor

Laboratorium

hendaklah

seorang

apoteker atau sarjana kimia atau sarjana biologi dengan


pengalaman praktis paling sedikit 1 tahun bekerja di bagian
pengawasan mutu pabrik farmasi atau analis/asisten apoteker
dengan pengalaman praktis paling sedikit 5 tahun, memiliki
pengalaman dan pengetahuan teknik pembuatan obat,

39

peralatan produksi obat, CPOB dan ketrampilan dalam


kepemimpinan.
7.

Uraian Tugas Secara Umum

Mengatur dan memastikan bahwa semua contoh untuk


pengujian dianalisis menurut prosedur yang telah
ditentukan dengan urutan proiritas yang sesuai dengan
kebutuhan.

Menjamin kebenaran hasil analisis yang dilaporkan.

Mengatur agar semua peralatan dan pereaksi yang


dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang cukup dan
digunakan sebagaimana mestinya.

Menjaga kebersihan peralatan maupun tempat kerja.

Mengatur ketertiban/displin bawahan, menjaga suasana


kerja yang baik dan membimbing bawahan dalam bidang
teknis.

8.

Tugas dan Tanggung Jawab

Mengatur tugas analis secara efektif, efisien dan


menangani kesukaran teknis analisis.

Memeriksa hasil laporan pemeriksaan dan menjamin

40

kebenaran hasil kalkulasi

Menyusun permintaan pembelian alat alat gelas,


pereaksi, dan alat kantor yang diperlukan.

Melakukan evaluasi atas prestasi kerja bawahan.

Membuat laporan bulanan.

Membantu Manajer Pengawasan Mutu

dalam usaha

memperbaiki biaya Pengawasan mutu


F.

Supervisor Pengemasan
1.

Jabatan

: Supervisor Pengemasan

2.

Bagian

: Produksi

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Kepala Produksi

5.

Membawahi

: Karyawan Pengemasan

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Supervisor Pengemasan hendaklah seorang Sarjana
Sains dengan pengalaman praktis paling sedikit 1 tahun
bekerja di bagian produksi pabrik farmasi atau asisten
apoteker dengan pengalaman praktis paling sedikit 2 tahun,

41

memiliki pengalaman dan pengetahuan teknik pembuatan


obat, peralatan produksi obat, CPOB dan ketrampilan dalam
kepemimpinan.
7.

Uraian Tugas Secara Umum

Mengatur dan memastikan bahwa obat dikemas menurut


prosedur pengemasan yang telah ditentukan dan sesuai
jadwal.

Menjamin agar pengemasan obat sesuai dengan prosedur


pengemasan bets.

Menjamin semua peralatan yang dibutuhkan selalu siap


pakai dan terjaga keadaan maupun kebersihannya.

Menjaga kebersihan peralatan maupun tempat kerja.

Mengatur ketertiban/displin bawahan, menjaga suasana


kerja yang baik dan membimbing bawahan dalam bidang
teknis.

8.

Tugas dan Tanggung Jawab

Mengatur tugas para operator secara efektif, efisien dan


menangani kesukaran teknis pengemasan obat.

Memeriksa

dan

mengisi

dengan

benar

catatan

42

pengemasan bets.

Menyusun permintaan pembelian alat yang diperlukan.

Melakukan evaluasi atas prestasi kerja bawahan.

Membuat laporan bulanan.

Membantu Manajer Produksi dalam usaha memperbaiki


biaya produksi.

G.

Supervisor Pengolahan
1.

Jabatan

: Supervisor Pengolahan

2.

Bagian

: Produksi

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Kepala Produksi

5.

Membawahi

: Karyawan Pengolahan

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Supervisor Pengolahan minimal berpendidikan atau
lulusan Sarjana Sains yang mempunyai pengalaman praktis
paling sedikit 1 tahun di bagian produksi pabrik farmasi, atau
Asisten Apoteker dengan pengalaman 2 tahun, memiliki

43

pengalaman dan pengetahuan teknik pembuatan obat,


peralatan produksi obat, CPOB dan ketrampilan dalam
kepemimpinan.
7.

Uraian Tugas Secara Umum

Mengatur dan memastikan bahwa obat dibuat menurut


prosedur pembuatan yang telah ditentukan dan sesuai
jadwal.

Menjamin agar pembuatan obat sesuai dengan prosedur


pengolahan bets

Menjamin bahwa semua peralatan yang dibutuhkan


selalu

siap

pakai

dan

terjaga

keadaan

maupun

kebersihannya.

Menjaga kebersihan peralatan maupun tempat kerja.

Mengatur ketertiban/disiplin bawahan, menjaga suasanan


kerja yang baik dan membimbing bawahan dalam bidang
teknis.

8.

Tugas dan Tanggung Jawab

Mengatur tugas para operator secara efektif, efisien dan


menangani kesukaran teknis pembuatan obat.

44

Memeriksa, memantau segala kegiatan produksi dan


mengisi dengan benar catatan pengolahan bets dan
pelabelan produk.

Menyusun permintaan pembelian alat yang diperlukan.

Melakukan evaluasi atas prestasi kerja bawahan.

Membantu Manajer Produksi dalam usaha memperbaiki


biaya produksi.

H.

Membuat laporan bulanan.

Kepala P.P.P.P.
1.

Jabatan

: Kepala P.P.P.P.

2.

Bagian

: Produksi

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Plant Manager

5.

Membawahi

: Kepala Gudang Obat Jadi, Gudang


Kemas dan Bahan Baku

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Kepala P.P.P.P. minimal seorang Sarjana Teknik
Industri atau Sarjana Manajemen dengan pengalaman praktis

45

paling sedikit 2 tahun bekerja di bagian perencanaan produksi,


penguasaan bahasa Inggris yang baik dan ketrampilan dalam
kepemimpinan.
7.

Uraian Tugas Secara Umum


Kepala P.P.P.P. bertanggung jawab atas pemenuhan
kebutuhan bahan baku dan bahan kemas yang memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan sesuai peraturan CPOB dalam
batas waktu dan biaya yang telah ditetapkan.

8.

Tugas dan Tanggung Jawab

Bersama Kepala Produksi merencanakan kebutuhan


bahan baku dan bahan kemas untuk memenuhi
kebutuhan produksi.

Bertanggung jawab atas terlaksananya pemenuhan bahan


baku dan bahan kemas sesuai spesifikasi yang sudah
ditetapkan.

Menghitung jumlah kebutuhan bahan baku dan bahan


kemas sesuai pesanan kantor pusat.

Setelah dihitung kebutuhannya kemudian dipotong


dengan stok gudang obat jadi, stok gudang bahan baku

46

dan stok bahan kemas yang ada.

Lalu dibuatkan Surat Permintaan Pembeliannya yang


ditujukan ke bagian Pembelian.

Setelah Bahan baku dan bahan kemas diterima sesuai


dengan permintaan kemudian diatur penempatannya
bersama Kepala Gudang Bahan Baku dan Kepala
Gudang Bahan Kemas

Pengaturan bahan baku dan bahan kemas di gudang


harus disesuaikan dengan Protap Penempatan Bahan
Baku dan Protap Penempatan Bahan Kemas.

Bahan baku dan bahan kemas yang dipakai selama


proses produksi di perhatikan jumlah pemakaiannya
dengan mengamati lewat buku rekonsiliasi.

Melaporkan Rendemen obat jadi untuk bagian akunting.

Menghitung dan melaporkan kebutuhan tahunan bahan


baku alkohol untuk mendapatkan pembebasan cukainya

Membuat laporan Triwulan

penggunaan bahan baku,

bahan kemas dan penjualan obat jadi ke BPOM.

I.

Membuat laporan bulanan.

Kepala Produksi
1.

Jabatan

: Kepala Produksi

47

2.

Bagian

: Produksi

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Plant Manager

5.

Membawahi

: Supervisor Pengolahan dan


Supervisor Pengemasan

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Kepala Produksi harus seorang Apoteker dengan
pengalaman praktis paling sedikit 2 tahun bekerja di bagian
produksi obat, memiliki pengalaman dan pengetahuan di
bidang

pembuatan

obat

dan

perencanaan

produksi,

pengetahuan mengenai mesin-mesin pembuat obat, CPOB,


penguasaan bahasa Inggris yang baik dan keterampilan dalam
kepemimpinan.
7.

Uraian Tugas Secara Umum


Kepala

Produksi

bertanggung

jawab

atas

terlaksananya pembuatan obat agar obat tersebut memenuhi


spesifikasi kualitas yang ditetapkan dan dibuat sesuai
peraturan CPOB dalam batas waktu dan biaya yang telah
ditetapkan.
8.

Tugas dan Tanggung Jawab

48

Bertanggung jawab atas terlaksananya pembuatan obat


mulai dari perolehan bahan, pengolahan, pengemasan
sampai pengiriman obat ke gudang obat jadi.

Memberikan pengarahan teknis dan administratif untuk


semua pelaksanaan operasi di gudang, penimbangan,
pengolahan dan pengemasan.

Bersama-sama dengan petugas P.P.P.P dan Pembelian


menyusun rencana produksi.

Bertanggung jawab untuk memeriksa catatan pengolahan


bets dan catatan pengemasan bets serta menjamin bahwa
produksi

dilaksanakan

sesuai

dengan

prosedur

pengolahan bets dan prosedur pengemasan bets.

Jika ada kegagalan dalam produksi, mendiskusikannya


dengan kepala bagian pengawasan mutu dan mencari
penyebab serta jalan keluarnya.

Bertanggung jawab agar alat-alat/mesin-mesin untuk


keperluan produksi dikualifikasi dan/atau divalidasi serta
dipakai dengan benar.

Turut membantu pelaksanaan inspeksi CPOB dan


menjaga pelaksanaan serta pematuhan terhadap peraturan
CPOB.

Bertanggung jawab untuk kebersihan didaerah produksi

Bertanggung jawab untuk menjaga moral kerja yang


tinggi, kemampuan, pengembangan dan pelatihan serta
melakukan evaluasi tahunan atas semua karyawan yang
dibawahinya.

49

J.

Membuat laporan bulanan.

Membuat anggaran tahunan untuk bagian produksi.

Mengusahakan perbaikan biaya produksi.

Kepala Gudang Bahan Baku


1.

Jabatan

: Adm. Gudang Bahan Baku

2.

Bagian

: Produksi

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Kepala P.P.P.P.

5.

Membawahi

: Karyawan Gudang obat Jadi

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Kepala Produksi harus seorang Apoteker dengan
pengalaman praktis paling sedikit 2 tahun bekerja di bagian
produksi obat, memiliki pengalaman dan pengetahuan di
bidang

pembuatan

obat

dan

perencanaan

produksi,

pengetahuan mengenai mesin-mesin pembuat obat, CPOB,


penguasaan bahasa Inggris yang baik dan keterampilan dalam
kepemimpinan.
7.

Tugas Secara Umum

Menyiapkan

kebutuhan

bahan

baku

yang

akan

diproduksi, sesuai dengan surat permintaan dari bagian

50

produksi.

Membuat catatan harian keluar dan masuk bahan baku.

Membuat laporan mingguan-bulanan saldo bahan baku


untuk kantor pusat .

Menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan dan suhu


ruang gudang bahan baku.

Menerima dan menyimpan bahan baku dengan baik dan


benar.

Membuat catatan kecil tentang sisa sediaan bahan baku


khususnya yang fast moving di gudang untuk kemudian
diberitahukan kepada Kepala P.P.P.P. sebagai acuan
perencanaan kebutuhan bahan baku jangka pendek.

8.

Tugas dan Tanggung Jawab

Setelah mendapatkan surat permintaan dari bagian


produksi selanjutnya menyiapkan bahan baku yang akan
diproduksi sesuai permintaan bagian produksi.

Membantu bagian penimbangan.

Mencatat harian dengan cermat setiap keluar-masuk


bahan baku untuk memudahkan pengawasan dan
pencatatan saldo bahan baku.

Adm. Gudang wajib mengetahui secara benar saldo

51

barang yang ada di gudang sesuai dengan catatan dari


kartu stok gudang.

Pencatatan harian saldo bahan baku dilakukan setelah


proses penimbangan bahan baku dan pembersihan
gudang bahan baku selesai dilakukan.

Membuat

laporan

pertanggungjawaban

mingguan-bulanan
pekerjaan.

sebagai

Laporan

juga

dipergunakan sebagai alat kontrol kantor pusat.

Keamanan, ketertiban, kebersihan diawasi setiap saat


oleh Adm. Gudang Bahan Baku.

Setelah menerima bahan baku yang dikirim dari suplier,


adm. gudang bahan baku lalu menandatangani surat
tanda terima.

Surat yang sudah ditanda tangani kepala gudang


dikirimkan ke bagian pembelian di kantor pusat, sebagai
bukti bahwa bahan baku sudah diterima dengan baik oleh
pabrik.

Bahan baku yang diterima harus secepatnya dilaporkan


ke laboraturium untuk di periksa kelayakannya. Adm.
gudang

bahan

baku

membuat

surat

permintaan

pemeriksaan laboraturium

Catatan Kecil tentang bahan baku khususnya yang fast

52

moving diperlukan agar sediaan bahan baku tetap terjaga


dengan baik, sehingga bila terjadi pesanan mendadak
dapat diatasi dengan cepat dan baik
K.

Kepala Gudang Obat Jadi


1.

Jabatan

: Kepala Gudang Obat Jadi

2.

Bagian

: P.P.P.P.

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Kepala P.P.P.P.

5.

Membawahi

: Karyawan Gudang Obat Jadi

6.

Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan


Kepala Gudang Obat Jadi minimal berpendidikan
SMA, berpengalaman 3 tahun bekerja di gudang atau lulusan
Diploma 3 Akuntansi yang mempunyai pengalaman praktis
bekerja di gudang paling sedikit 1 tahun.

7.

Tugas Secara Umum

Menerima pesanan dari kantor pusat.

Dengan

melihat

sediaan

obat

jadi,

kemudian

memberitahukan kepada kepala produksi dan PPPP sisa


kebutuhan obat jadi yang harus dikirim.

53

Membuat catatan harian obat jadi

yang keluar dan

masuk.

Membuat laporan mingguan-bulanan saldo obat jadi


untuk kepentingan kantor pusat.

Menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan gudang obat


jadi.

Menerima, menyimpan, dan mengirimkan obat jadi


dengan baik dan benar.

Menjaga kondisi obat jadi di gudang tidak terlalu lama


dan banyak disimpan di gudang.

Membuat catatan kecil tentang sisa sediaan obat jadi


khususnya yang fast moving

untuk kemudian

diberitahukan kepada PPPP sebagai acuan perencanaan


kebutuhan obat jadi jangka pendek.
8.

Tugas dan Tanggung Jawab

Surat pesanan dari kantor pusat dibandingkan dengan


sediaan yang ada di gudang. Apabila pesanan sudah
dapat dicukupi dengan sediaan yang ada, beritahukan
kepada kepala produksi untuk tidak memproduksi.

Apabila sediaan obat jadi di gudang tidak mencukupi


segera beritahukan kepada kepala produksi dan PPPP

54

Obat jadi yang dikirim dari bagian pengemasan sekunder


harus segera dicatat dengan cermat sesuai mutasi yang
ada pada surat setoran obat jadi. Saldo harian obat jadi
yang ada di gudang harus selalu diketahui.

Catatan harian dibuat dan diperiksa

keesokannya

harinya.

Untuk kepentingan kantor pusat, kepala gudang harus


membuat laporan mingguan-bulanan. Mutasi pengiriman
di laporan harus sesuai dengan Surat pengiriman yang
sudah ditandatangani oleh supir bagian pengiriman.

Kepala gudang obat jadi wajib menjaga keamanan,


ketertiban, dan kebersihan gudang obat jadi setiap hari,
tugasnya dibantu oleh karyawan.

Setiap obat jadi yang diterima dari bagian pengemasan


sekunder harus dihitung dengan cermat apakah sesuai
dengan surat setoran produksi.

Obat jadi yang sudah dihitung disimpan di gudang obat


jadi dengan metoda FIFO. Bila jumlah obat jadi yang
dipesan sudah dapat mencukupi sesuai dengan pesanan,
segera dikirimkan ke kantor pusat atau sesuai permintaan
dari kantor pusat.

55

Penting sekali untuk memperhatikan jumlah obat jadi


yang ada di gudang, Kepala. Gudang Obat Jadi obat
harus proaktif melaporkannya ke kantor pusat. Agar obat
jadi dapat secepat mungkin dikirim ke Bagian Penjualan.

Catatan kecil terutama mengenai obat jadi yang fast


moving harus menjadi prioritas bagi kepala gudang obat
jadi sebagai informasi awal keadaan gudang obat jadi.

Ketertiban, kebersihan, dan keamanan gudang kemas


menjadi tanggung jawab Ketua . gudang obat jadi yang
dibantu karyawan dalam mengerjakannya.

Penerimaan bahan kemas dan penyimpanannya di


gudang harus disesuaikan dengan metode FIFO, agar
obat jadi yang terdahulu dipakai lebih dahulu.

L.

Kepala Guadng Bahan Kemas


1.

Jabatan

: Kepala Gudang Bahan Kemas

2.

Bagian

: Produksi

3.

Divisi

: Pabrik

4.

Melapor Kepada

: Kepala P.P.P.P.

5.

Membawahi

: Karyawan Gudang Bahan Kemas

6.

Tugas Secara Umum

56

Menyiapkan kebutuhan bahan kemas yang diminta oleh


bagian produksi

Membuat catatan harian bahan kemas yang keluar dan


masuk.

Membuat

laporan

mingguan-bulanan

saldo bahan

kemas untuk kepentingan kantor pusat

Menjaga keamanan, ketertiban, dan kebersihan gudang


bahan kemas.

Menerima dan menyimpan bahan kemasan dengan baik


dan benar.

Membuat catatan kecil tentang sisa sediaan bahan kemas


di gudang untuk kemudian diberitahukan kepada PPIC
sebagai acuan perencanaan kebutuhan bahan kemas.

Melapor kepada bagian pengawasan mutu, bahan kemas


yang baru diterima dari supplier.

7.

Tugas dan Tanggung Jawab

Setelah mendapatkan surat permintaan kebutuhan bahan


kemas dari bagian pengemasan primer selanjutnya
Kepala gudang bahan kemas menyiapkan bahan kemasan
yang diminta.

57

Setelah mendapatkan surat permintaan kebutuhan bahan


kemas dari bagian produksi, dibantu karyawan, Kepala
gudang bahan kemas menyiapkan bahan kemas yang
dibutuhkan sesuai surat permintaan kebutuhan bahan
kemas dari supervisor pengemasan sekunder.

Dibantu oleh karyawan, Kepala gudang bahan kemas


mengawasi penghitungan bahan kemas sesuai dengan
yang diminta.

Kepala gudang bahan kemas mendapatkan copy surat


permintaan kebutuhan bahan kemas dari supervisor
pengemasan.

Kepala gudang bahan kemas harus mencatat dengan


cermat dan mengetahui saldo harian barang kemasan
yang ada di gudang.

Keluar masuk bahan kemas dibuatkan laporan hariannya


Angka yang tertera di laporan harian harus sesuai dengan
surat

permintaan

kebutuhan

bahan

kemas

yang

dikeluarkan oleh bagian pengemasan primer dan


sekunder serta surat tanda terima pemasukkan bahan
kemas dari supplier.

Untuk memenuhi kepentingan kantor pusat mengenai


laporan mingguan-bulanan saldo bahan kemas, Kepala

58

gudang bahan kemas wajib membuat laporan saldo


bahan kemas.

Kepala

gudang

bahan

kemas

dibantu

karyawan

menyiapkan etiket yang harus dicap nomor batchnya.


Banyaknya batch, nomor batch, ditujukan untuk PKD
atau Polos pada etiket yang akan dicap ditentukan oleh
Supervisor pengemasan sekunder.

Data pemakaian bahan kemas harus sesuai dengan


mutasi harian surat permintaan kebutuhan bahan kemas
yang

dibuat

supervisor

pengemasan

primer

dan

sekunder.

Data pemasukkan bahan kemasan diambil dari mutasi


pengiriman bahan kemas dari supplier.

Pencatatan harian saldo bahan baku dilakukan setelah


proses penimbangan bahan baku dan pembersihan
gudang bahan baku selesai dilakukan

Membuat

laporan

mingguan-bulanan

sebagai

pertanggungjawaban pekerjaan

Ketertiban, kebersihan, dan keamanan gudang kemas


menjadi tanggung jawab

Adm. gudang bahan kemas

yang dibantu karyawan dalam mengerjakannya.

59

Penerimaan bahan kemas dan penyimpanannya di


gudang harus disesuaikan dengan metode FIFO, agar
bahan kemas yang terdahulu dipakai lebih dahulu.

IV. Kegiatan Selama Praktek Kerja Industri (Prakerin)


Prakerin di PT. Marin Liza Farmasi yang beralamat di Jl.
Terusan Kiaracondong No. 43 Bandung ini berlangsung selama 2 bulan,
mulai dari tanggal 02 Agustus 2010 sampai dengan 30 September 2010.
Selama 2 bulan tersebut ditempatkan di Laboratorium Kimia dan di
Laboratorium Mikrobiologi, masing-masing selama 1 bulan.
V. Hasil Praktek Kerja Industri (Prakerin)
A.

Pengujian Aqudemineralisasi
Bertujuan untuk mengetahui kandungan ion yang terdapat
pada

aqudemineralisasi

sehingga

aqudemineralisasi

layak

digunakan.
1. Pengujian pH
a.

Ukur pH larutan uji menggunakan pH meter (pH antara


5,00 7,00).

2. Pemeriksaan
a.

Klorida (Cl-)

60

Prosedur
1) Masukkan 20 ml larutan uji.
2) Tambah 1 tetes HNO3.
3) Tambah 4 tetes larutan AgNO3 0,1 N.
4) Jika keruh = positif (+) mengandung klorida (Cl-)
b.

Sulfat (SO42-)
Prosedur
1) Masukkan 10 ml larutan uji.
2) Tambah 2 tetes larutan BaCl2 0,5 M.
3) Jika keruh = positif (+) mengandung sulfat (SO42-)

c.

Kalsium (Ca2+)
Prosedur
1) Masukkan 10 ml larutan uji.
2) Tambah

tetes

larutan

ammonium

oksalat

(NH4C2O4).
3) Jika keruh = positif (+) mengandung kalsium (Ca2+)
d.

Karbondioksida (CO22-)
Prosedur

61

1) Masukkan 25 ml larutan uji.


2) Tambah 25 ml larutan Ca(OH)2.
3) Jika keruh = positif (+) mengandung karbondioksida
(CO22-).

3. Data pengamatan
a.

Pengujian aquademineralisasi hari Jumat tanggal 06


Agustus 2010
Tabel 3.1
Pengujian Aquademineralisasi

62

Pengujian Aquademineralisasi
Tanggal 06 Agustus 2010

No.

Sumber
Air

D
H
L

pH

1.

Air Sumber

624

7,62

408

7,67

400

7,77

385

7,84

2,4

5,95

2.
3.
4.
5.

Air
Bak I
Air
Bak II
Air
Bak III
Air
Multimedia

6.

Aqua DM

6,31

7.

RMS&C I

1,291

5,85

63

Ket :
DHL

= Daya Hantar Listrik (s)

RMS&C I = Ruang Mixing Salep & Cream I


a = Klorida

c = Kalsium

b = Sulfat

d = Karbondioksida

b. Pengujian aquademineralisasi hari Selasa tanggal 10 Agustus


2010
Tabel 3.2
Pengujian Aquademineralisasi
Selasa, 10 Agustus 2010

64

No. Sumber Air

1.
2.
3.
4.
5.

Air Sumber
Air
Bak I
Air
Bak II
Air
Bak III
Air
Multimedia

D
H
L

pH

386

7,70

387

7,72

384

7,72

385

7,78

2,5

5,98

6.

Aqua DM

1,7

5,57

7.

RMS&C I

1,296

5,73

65

Ket :
DHL

= Daya Hantar Listrik (s)

RMS&C I = Ruang Mixing Salep & Cream I


a = Klorida

c = Kalsium

b = Sulfat

d = Karbondioksida

A.Penetapan Keseragaman Kandungan / KK


1.

Aminophylline
Syarat

: 93 - 110 %

No. Bets

: 34130810.1-3

a.

Prosedur
1)

Sampel (Aminophylline)
a)

3 tablet aminophillyne dimasukkan ke dalam 3 buah


labu ukur 100 ml (@1 tablet).

b)

Dilarutkan dengan aqua DM.

c)

Ditambah

aqua

homogenkan.
d)

Kocok 15 menit.

DM

sampai

tanda

batas,

66

e)

Saring menggunakan 7 lembar kertas saring.

f)

Pipet filtrat sebanyak 0,5 ml.

g)

Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml.

h)

Tambah

aquua

DM

sampai

tanda

batas,

homogenkan.
2)

3)

Standar (Tiofiline)
a)

Timbang 50 mg standar

b)

Masukkan ke dalam labu ukur 50 ml

c)

Tambah aqua DM sampai tanda batas, homogenkan

d)

Pipet 1 ml ke dalam labu ukur 100 ml

e)

Tambah aqua DM sampai tanda batas, homogenkan

Ukur sampel dan standar menggunakan spektrofotometer


dengan panjang gelombang 269 nm.

4)

b.

Cara Peerhitungan : (A uji X A standar) X C standar

Hasil

67

1)

Penetapan Keseragaman Kandungan Aminophylline No.


Bets 34130810.1
Tabel 3.3
Keseragaman Kandungan (KK) Aminophylline
No. Bets 34130810.1

a)

b)

Tabel Standar

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Standar 1

0,408

86,300

Standar 2

0,408

86,300

Standar 3

0,408

86,300

Rata-rata

0,408

86,300

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Sampel 1

0,460

97,401

Sampel 2

0,469

99,398

Sampel 3

0,474

100,280

Sampel 4

0,460

97,340

Sampel 5

0,468

99,175

Tabel Sampel

68

Sampel 6

0,472

99,944

Sampel 7

0,460

97,314

Sampel 8

0,468

99,123

Sampel 9

0,473

100,054

Sampel 10

0,462

97,883

Rata-rata (%)

2)

98,791

Penetapan Keseragaman Kandungan Aminophylline No.


Bets 34130810.2
Tabel 3.4
Keseragaman Kandungan (KK) Aminophylline
No. Bets 34130810.2

a)

Tabel Standar

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Standar 1

0,408

86,300

Standar 2

0,408

86,300

Standar 3

0,408

86,300

Rata-rata

0,408

86,300

69

b)

Tabel Sampel

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Sampel 1

0,494

104,670

Sampel 2

0,474

100,377

Sampel 3

0,475

100,590

Sampel 4

0,494

104,508

Sampel 5

0,474

100,415

Sampel 6

0,473

100,180

Sampel 7

0,494

104,534

Sampel 8

0,473

100,144

Sampel 9

0,473

100,189

Sampel 10

0,494

104,502

Rata-rata (%)

3)

102,011

Penetapan Keseragaman Kandungan Aminophylline No.


Bets 34130810.3
Tabel 3.5

70

Keseragaman Kandungan (KK) Aminophylline


No. Bets 34130810.3

a)

b)

Tabel Standar

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Standar 1

0,408

86,300

Standar 2

0,408

86,300

Standar 3

0,408

86,300

Rata-rata

0,408

86,300

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Sampel 1

0,475

100,480

Sampel 2

0,466

98,658

Sampel 3

0,482

102,105

Sampel 4

0,476

100,858

Sampel 5

0,455

96,229

Sampel 6

0,481

101,817

Sampel 7

0,475

100,642

Sampel 8

0,452

95,789

Tabel Sampel

71

Sampel 9

0,479

101,498

Sampel 10

0,473

100,212

Rata-rata (%)

2.

99,829

B1 50 mg
Syarat

: 85 - 115 %

No. Bets

: 11270810.1-3

a.

Prosedur
1)

Sampel (B1 50 mg)


a.

Masukan tablet ke dalam labu ukur 100 ml

b.

Dilarutkan dengan H2SO4 0,1000 N

c.

Kocok 15 menit

d.

Ditambah 0,1000 N sampai tanda batas, kocok 3


menit.

e.

Saring menggunakan 5 lembar kertas saring.

f.

Pipet filtrat sebanyak 1 ml.

g.

Masukkan ke dalam labu ukur 50 ml.

72

h.

Tambah H2SO4 0,1000 N sampai tanda batas,


homogenkan.

2)

3)

Standar (Thiamin)
a.

Timbang 50 mg standar

b.

Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml

c.

Tambah H2SO4 sampai tanda batas, homogenkan

d.

Pipet 1 ml ke dalam labu ukur 50 ml

e.

Tambah H2SO4 sampai tanda batas, homogenkan

Ukur sampel dan standar menggunakan spektrofotometer


dengan panjang gelombang 247 nm.

4)

Cara perhitungan :
%=(bobot tablet:200)X(A ujiXC standar):A standar

b.

Hasil

73

1)

Penetapan Keseragaman Kandungan B1 50 mg No. Bets


11270810.1
Tabel 3.6
Keseragaman Kandungan (KK) B1 50 mg
No. Bets 11270810.1
a)

b)

Tabel Standar

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Standar 1

0,402

99,140

Standar 2

0,402

99,140

Standar 3

0,402

99,140

Rata-rata

0,402

99,140

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Sampel 1

0,414

101,969

Sampel 2

0,409

100,803

Sampel 3

0,405

99,825

Sampel 4

0,392

96,649

Sampel 5

0,411

101,409

Sampel 6

0,402

99,023

Tabel Sampel

74

Sampel 7

0,398

98,075

Sampel 8

0,409

100,788

Sampel 9

0,404

99,731

Sampel 10

0,399

98,440

Rata-rata (%)

2)

99,671

Penetapan Keseragaman Kandungan B1 50 mg No. Bets


11270810.2
Tabel 3.7
Keseragaman Kandungan (KK) B1 50 mg
No. Bets 11270810.2
a)

b)

Tabel Standar

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Standar 1

0,402

99,140

Standar 3

0,402

99,140

Rata-rata

0,402

99,140

Tabel Sampel

75

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Sampel 1

0,412

101,691

Sampel 2

0,429

105,766

Sampel 3

0,421

103,700

Sampel 4

0,400

98,621

Sampel 5

0,418

103,015

Sampel 6

0,421

103,779

Sampel 7

0,421

103,828

Sampel 8

0,430

106,029

Sampel 9

0,415

102,413

Sampel 10

0,425

104,765

Rata-rata (%)

3)

103,361

Penetapan Keseragaman Kandungan B1 50 mg No.


Bets 11270810.3

76

Tabel 3.8
Keseragaman Kandungan (KK) B1 50 mg
No. Bets 11270810.3

a)

b)

Tabel Standar

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Standar 1

0,402

99,140

Standar 2

0,402

99,140

Standar 3

0,402

99,140

Rata-rata

0,402

99,140

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Sampel 1

0,411

101,296

Sampel 2

0,415

102,413

Sampel 3

0,408

100,649

Sampel 4

0,410

101,127

Sampel 5

0,405

99,953

Sampel 6

0,509

100,969

Sampel 7

0,407

100,276

Tabel Sampel

77

Sampel 8

0,410

101,112

Sampel 9

0,409

100,961

Sampel 10

0,410

101,213

Rata-rata (%)

B.

100,997

Penetapan Kesergaman Bobot / KB


1.

Paracetamol 500 mg
Syarat

: 90 - 110 %

No. Bets

: 37210710.1-3

a.

Prosedur
1)

Sampel (Paracetamol)
a)

10 tablet dari setiap lot digerus

b)

Timbang setiap lot @28,8 mg

c)

Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml

d)

Tambah 2 ml metanol

e)

Tambah aqua DM sampai tanda batas, homogenkan

f)

Saring menggunakan 2 lembar kertas saring

g)

Pipet hasil penyaringan sebanyak 5 ml

78

2)

h)

Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml

i)

Tambah aqua DM sampai tanda batas, homogenkan

Standar (Paracetamol)
a.

Timbang 24 mg standar

b.

Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml

c.

Tambah 2 ml metanol

d.

Tambah aqua DM sampai tanda batas, homogenkan

e.

Pipet 5 ml ke dalam labu ukur 100 ml

f.

Ditambah

aqua

DM

sampai

tanda

batas,

homogenkan
3)

Ukur sampel dan standar menggunakan spektrofotometer


244 nm.

b.

Hasil

1)

Penetapan Keseragaman Bobot Paracetamol No. Bets


37300710.1

79

Tabel 3.9
Keseragaman Bobot (KB) Paracetamol 500 mg
No. Bets 37300710.1

a) Tabel Standar

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Standar 1

0,048

99,970

Standar 2

0,048

99,970

Standar 3

0,048

99,970

Rata-rata

0,048

99,970

b) Tabel Sampel

80

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Sampel

0,050

103,055

Cara perhitungan :
% kadar uji = (A sampel : A standar) X C standar
% per tablet=(Berat per tablet:Berat teoritis)Xkadar paracetamol

c)Tabel Bobot dan Kadar 10


tablet

Tablet
ke -

Bobot

Kadar

(mg)

(%)

580,1

99,63

605,2

103,94

591,8

101,65

604,1

103,76

593,0

101,85

599,3

102,93

597,3

102,60

597,4

102,61

596,7

102,49

10

571,4

98,14

81

C.

Penetapan Massa

1.

Sod Bic
Syarat

: 95 - 105 %

82

No. Bets
a.

: 29280810.1-7

Prosedur
1.

Timbang 600 mg sampel

2.

Tambah aqua DM 10 ml

3.

Tambah 2 tetes methyl red

4.

Titrasi dengan HCl 0,1000 N sampai berwarna merah

5.

Didihkan sampai panas

6.

Dinginkan (Jika warna merah muda memudar maka


lanjutkan titrasi, tapi jika sudah tetap, itulah titik
akhirnya)

b.

Cara Perhitungan
% kadar = (V titranXN titran) : (500X1)X84,01X100 %

83

c.

Hasil
1)

Penetapan Massa Sod Bic No. Bets 29280810.1


Tabel 3.14
Penetapan Massa Sod Bic
No. Bets 29280810.1

Titrasi
ke -

V
Titran
(HCl)

Kadar

N Titrran
(HCl)

Perubahan
Warna

1.

5,50 ml 0,0702 N

kuning
merah
muda

98.90

2.

5,30 ml 0,0702 N

kuning
merah
muda

95,30

3.

5,55 ml 0,0702 N

kuning
merah
muda

99,80

(%)

84

Rata-rata (%)

2)

98,00

Penetapan Massa Sod Bic No. Bets 29280810.2


Tabel 3.15
Penetapan Massa Sod Bic
No. Bets 29280810.2

Kadar

Titrasi
ke -

V Titran
(HCl)

N Titrran
(HCl)

Perubahan
Warna

1.

5,35 ml

0,0702 N

kuning
merah muda

98,00

2.

5,35 ml

0,0702 N

kuning
merah muda

101,60

3.

5,45 ml

0,0702 N

kuning
merah muda

98,60

Rata-rata (%)

(%)

98,60

85

3)

Penetapan Massa Sod Bic No. Bets 29280810.3


Tabel 3.16
Penetapan Massa Sod Bic
No. Bets 29280810.3

Perubahan
Warna

Kadar

Titrasi
ke -

V Titran
(HCl)

N Titrran
(HCl)

1.

5,45 ml

0,0702 N

2.

5,45 ml

0,0702 N

kuning
merah muda

96,20

3.

5,35 ml

0,0702 N

kuning
merah muda

98,00

kuning
merah muda

(%)

96,20

86

Rata-rata (%)

4)

96,80

Penetapan Massa Sod Bic No. Bets 29280810.4


Tabel 3.17
Penetapan Massa Sod Bic
No. Bets 29280810.4
V Titran
(HCl)

N Titrran
(HCl)

Perubahan
Warna

1.

5,50 ml

0,0702 N

kuning
merah muda

98,90

2.

5,45 ml

0,0702 N

kuning
merah muda

98,00

3.

5,50 ml

0,0702 N

kuning
merah muda

98,90

Rata-rata (%)

2.

Antalgin
No. Bets : 72508102-3
a.

Kadar

Titrasi
ke -

Prosedur
1)

Timbang 240 mg sampel

2)

Tambah aqua DM 10 ml

(%)

98,60

87

b.

3)

Tambah HCl 0.0200 N

4)

Tambah amylum

5)

Titrasi dengan I2 0,1000 N

Cara Perhitungan
% kadar = (V titranXN titran):(200X0,1)X17,57X100 %

c.

Hasil
1)

Penetapan Massa Antalgin No. Bets 7250810.2


Tabel 3.18
Penetapan Massa Antalgin No. Bets 7250810.2
No. Bets 7250810.2

Titrasi
ke -

Volume
Titran (I2)

Konsentrasi
Titrran (I2)

Perubahan
Warna

Kadar

1.

10,50 ml

0,1111 N

putih biru

102,48

2.

10,60 ml

0,1111 N

putih biru

103,46

3.

10,10 ml

0,1111 N

putih biru

98,58

Rata-rata (%)

(%)

101,51

88

1) Penetapan Massa Antalgin No. Bets 7250810.3


Tabel 3.19
Penetapan Massa Antalgin No. Bets 7250810.3
No. Bets 7250810.3
Titrasi ke
-

Volume
Titran (I2)

Konsentrasi
Titrran (I2)

Perubahan
Warna

Kadar

1.

10,10 ml

0,1111 N

putih biru

98,58

2.

10,50 ml

0,1111 N

putih biru

102,48

3.

10,00 ml

0,1111 N

putih biru

97,60

Rata-rata (%)

D.

(%)

99,55

Disolusi
1.

Prosedur Penggunaan Disolution Tester


a.

Isi tempat air dengan aqua DM hingga bagian. Tekan


tombol hijau di bagian belakang alat, atur sedemikian rupa
hingga selang yang terhubung dengan heat exchanger terisi
penuh dengan air.

b.

Masukkan 8 bejana disolusi pada tempatnya masing-masing

89

dan isi 6 bejana di bagian depan dan samping dengan media


disolusi yang ditentukan.
c.

Jika pengujian disolusi menggunakan alat dayung, pasang


dayung pada tiap batang di 6 bejana di bagian depan dan
samping. Masukkan 6 tablet pada 6 lubang di bagian atas
penutup alat di sebelah atas bejana yang terisi media disolusi.

d.

Pilih menu tes pada tampilan layar, tekan enter.

e.

Isi tampilan pada layar yang menunjukkan :


1) Duration

: 00h00, isi dengan waktu yang ditetapkan,

tekan enter.
2) Temperature : isi dengan angka 37,5OC sehingga suhu
bejana dalam disolusi mencapai 370,5OC, tekan enter.
3) Rev/minute

: isi dengan kecepatan dayung atau keranjang

yang ditetapkan, tekan enter.

f.

4) Sample

: alarm, tekan enter.

5) Continue

: tekan enter.

Pada tampilan akan terlihat tampilan :


1) No, tekan enter jika sinyal penanda pengambilan cuplikan
tidak diperlukan.

90

2) Manual with reminder function, tekan enter jika sinyal


untuk periode samplin (dalam menit). Masukkan waktu
sampling berikutnya dengan menekan tombol . Tekan
set untuk menyimpan data dan keluar dari menu.
g.

Pada tampilan akan terlihat tampilan pH change. Pilih No,


tekan enter.

h.

Terlihat tampilan test W, tekan enter.

i.

Turunkan penutup alat disolusi dengan menekan tombol


sampai bejana tertutup sempurna.

j.

Tunggu hingga suhu dalam bejana mencapai suhu yang


diperlukan, kemudian tekan enter.

k. Pilih tipe pengaduk yang diperlukan, tekan enter. Kemudian


akan muncul tampilan Baseline, pilih No, tekan enter.
2.

Disolusi Paracetamol 500 mg


No. Bets : 37280710.2 & 6

3.

Ketentuan dan Prosedur


a)

Ketentuan
1)

Media

: Aqua DM

2)

Temperatur

: 37OC

91

b)

3)

Waktu

: 30 menit

4)

Kecepatan

: 50 rpm

Prosedur
1) Sampel (Paracetamol 500 mg)
(a) Atur

disolution

tester

hingga

seperti

sesuai

keperluan.
(b)

Setelah keenam tablet elesai didisolusi, ambil


alikuot secukupnya dari keenam bejana, kemudian
saring.

(c) Pipet 2 ml dan masukkan ke dalam labu ukur 100


ml.
(d) Tambah aqua DM sampai tanda batas, homogenkan.

2)

Standar (Paracetamol)
(a) Timbang standar 55,5 mg
(b) Larutkan dalam labu ukur 100 ml oleh aqua DM

92

(c) Tambah hingga tanda batas, homogenkan


(d) Ambil 2 ml

(e) Larutkan dalam labu ukur 100 ml oleh aqua DM


(f) Tambah hingga tanda batas homogenkan
3)

Ukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang


gelombang 243 nm.

4)
4.

Perhitungan = (A uji:A stdX55,5X9:dosis) X C std

Hasil
a.

Disolusi Paracetamol No. Bets 280710.2


Tabel 3.20
Disolusi Paracetamol No. Bets 280710.2
1)

2)

Tabel Standar

Standar

Absorbansi

Kadar (%)

Standar 1

0,586

99,630

Standar 2

0,586

99,630

Standar 3

0,586

99,630

Rata-rata

0,586

99,630

Tabel Sampel

93

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Sampel 1

0,604

102,570

Sampel 2

0,599

101,756

Sampel 3

0,597

101,458

Sampel 4

0,597

101,414

Sampel 5

0,596

101,338

Sampel 6

0,597

101,489

Rata-rata (%)

b.

101,671

Disolusi Paracetamol No. Bets 280710.6


Tabel 3.21
Disolusi Paracetamol No. Bets 280710.6
1)

2)

Tabel Standar

Standar

Absorbansi

Kadar (%)

Standar 1

0,586

99,630

Standar 2

0,586

99,630

Standar 3

0,586

99,630

Rata-rata

0,586

99,630

Tabel Sampel

94

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Sampel 1

0,588

99,970

Sampel 2

0,589

100,053

Sampel 3

0,589

99,990

Sampel 4

0,588

99,817

Sampel 5

0,591

100,439

Sampel 6

0,589

100,016

Rata-rata (%)

5.

Disolusi Prednisone
No. Bets : 58180810.1

6.

Ketentuan dan Prosedur


a)

b)

Ketentuan
1)

Media

: Aqua DM

2)

Temperatur

: 37OC

3)

Waktu

: 30 menit

4)

Kecepatan

: 50 rpm

Prosedur
1)

Sampel (Prednisone)

100,047

95

(a) Atur

disolution

tester

hingga

seperti

sesuai

keperluan.
(b)

Setelah keenam tablet elesai didisolusi, ambil


alikuot secukupnya dari keenam bejana, kemudian
saring.

(c) Saring 2 lembar, langsung ukur.


2)

Standar (Prednisone)
(a) Timbang standar 50 mg
(b) Larutkan dalam labu ukur 100 ml oleh aqua DM
(c) Tambah 5 ml ethanol 96 %
(d) Tambah aqua DM hingga tanda batas, homogenkan
(e) Ambil 2 ml
(f) Larutkan dalam labu ukur 100

5)

Ukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang


gelombang 242 nm.

6)

Perhitungan = ( A sampel : A standar ) X C standar

96

7.

Hasil
a.

Disolusi Prednisone No. Bets 561810.1


Tabel 3.22
Disolusi Prednisone No. Bets 561810.1
1)

3)

Tabel Standar

Standar

Absorbansi

Kadar (%)

Standar 1

0,427

100,510

Standar 2

0,427

100,510

Standar 3

0,427

100,510

Rata-rata

0,427

100,510

Sampel

Absorbansi

Kadar (%)

Sampel 1

0,435

102,237

Sampel 2

0,423

99,444

Sampel 3

0,422

99,394

Sampel 4

0,428

100,664

Sampel 5

0,434

102,086

Sampel 6

0,440

103,490

Tabel Sampel

Rata-rata (%)

101,219

97

E.
1.

Mikrobiologi
Prosedur Umum
a. Preparasi Ruang Mikrobiologi
1)

Nyalakan sistem pengaturan udara dengan menekan


saklar pada panel hingga pengaturan udara aktif

2)

Aktifkan laminar air flow

3)

Nyalakan lampu ultraviolet dalam laminer air flow

4)

Biarkan sekurang-kurangnya 2 jam sebelum kegiatan


aseptis dimulai.

b. Sterilisasi Alat
1)

Cuci alat dengan bersih

2)

Semprot dengan alkohol 70%

3)

Keringkan dalam oven pada suhu 120OC

4)

Setelah kering, dinginkan

5)

Bungkus alat sesuai dengan ketentuan


6)

Sterilisasi dalam oven pada suhu 180OC selama 2 jam

98

c. Sterilisasi media
1)

Timbang media sesuai ketentuan dan keperluan

2) Larutkan dengan aqua DM dalam erlenmeyer atau botol


3) Bungkus erlenmeyer atau botol menggunakan kapas
4) Sterilisasi dalam autoklaf selama 15 menit dan hingga
mencapai suhu 121OC dan tekanan 1,2 bar.
d.

e.

Pemeriksaan pH pada sampel


1)

Timbang 1 gram sampel

2)

Larutkan dengan 100 ml aqua DM

3)

Ukur pH menggunakan pH meter

Sampel pH netral (6,00 - 7,00)


1)
2)

Timbang sampel sebanyak 1 gram, lalu dibungkus


Masukkan ke dalam tabung pengenceran pertama (10-1)
yang berisi 9 ml media Trytone Soya Broth (TSB) secara
aseptis, kemudian dilarutkan dan dikocok

3)

Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur


kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis
kemudian dikocok dengan vortex.

99

4)

Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran


terakhir (10-5) dengan cara yang sama. Hal yang perlu
diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu
diganti, artinya setiap tingkat pengenceran digunakan
pipet ukur steril yang berbeda / baru, tapi pipet tidak
perlu diganti jika memindahklan cairan dari sumber yang
sama.

5)
f.

Inkubasi selama 1 hari pada suhu 35OC

Sampel pH asam atau basa


1)

Timbang sampel sebanyak 5 gram, lalu dibungkus

2)

Masukkan ke dalam botol yang berisi 43 ml buffer


phospat pH 7,2 dan 2 ml tween.

3)

Pipet 1 ml dan masukkan ke dalam tabung pengenceran


pertama (10-1) yang berisi 9 ml media Tryptone Soya
Broth (TSB) secara aseptis, kemudian dilarutkan dan
dikocok

4)

Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur


kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis
kemudian dikocok dengan vortex.

100

5)

Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran


terakhir (10-5) dengan cara yang sama. Inkubasi selama 1
hari pada suhu 35OC

g.

Desinfeksi Meja Kerja


1)

Semprot sekitar meja kerja dengan alkohol 70%, semprot


hingga merata

2)

Semprot tangan dengan alkogol 70%

3)

Kemudian letakkan alat dan bahan yang diperlukan

4)

Letakkan pembakar, lalu biarkan sebentar

5)

Setelah didiamkan dan akan mulai bekerja, tangan


disemprot lagi dengan alkohol 70% dan usapkan ke
seluruh permukaan tangan.

h.

Pemeriksaan Total Bakteri (TB)


1)

Pipet 2 ml dari setiap pengenceran (10-1 - 10-5)

2)

Masukkan ke dalam 5 buah cawan steril @1 ml.

3)

Lakukkan secara duplo.

4) Tuangkan media Tryptone Soya Agar (TSA) sebanyak 20


ml ke setian cawan.
5)

Tunggu sampai agar memadat.

6)

Inkubasi selama 2 hari pada suhu 35OC

101

7)
i.

j.

Lakukan pengamatan setiap hari selama 2 hari tersebut

Pemeriksaan Total Jamur (TJ)


1)

Pipet 2 ml dari setiap pengenceran (10-1 - 10-5)

2)

Masukkan ke dalam 5 buah cawan steril @1 ml.

3)

Lakukkan secara duplo

4)

Tuangkan media SDA sebanyak 20 ml ke setiap cawan

5)

Tunggu sampai agar memadat

6)

Inkubasi selama 3 hari

7)

Lakukan pengamatan setiap hari selama 3 hari tersebut

Pemerikasaan Patogen Staphylococcus Aureus


1)

Tuangkan media Mannitol Salt Agar (MSA) ke dalam


cawan steril sebanyak 10 ml.

2)
3)

Tunggu hingga agar memadat


Setelah memadat, ambil suspensi biakan dari tabung
pengenceran 101 menggunakan jarum ose

4)

Goreskan di atas permukaan agar

5)

Lakukan secara duplo

6)

Inkubasi selama 1 hari dalam inkubator pada suhu 35OC

102

7)
k.

Amati

Pemerikasaan Patogen PseudomonasAueruginosa


1)

Tuangkan media Pseudomonas Cetrimide Agar (CA) ke


dalam cawan steril sebanyak 10 ml.

2)

Tunggu hingga agar memadat

3)

Setelah memadat, ambil suspensi biakan dari tabung


pengenceran 10-1 menggunakan jarum ose

4)

Goreskan di atas permukaan agar

5)

Lakukan secara duplo

6)

Inkubasi selama 1 hari dalam inkubator pada suhu 35OC


dan amati

l.

Pemeriksaan Patogen Salmonella


1)

Ambil 1 ml dari pengenceran 10-1

2)

Masukkan ke dalam tabung yang berisi 10 ml media


Rappaporth Vassilia Soya Peptone Broth (RVB)

3)

Inkubasi selama 1 hari dalam inkubator pada suhu 35OC

4)

Setelah 1 hari, tuangkan media X.L.D.A ke dalam cawan


steril sebanyak 10 ml

5)

Tunggu hingga agar memadat

103

6)

Setelah memadat, ambil suspensi biakan dari tabung


yang berisi media RVB menggunakan jarum ose

7)

Goreskan di atas permukaan agar

8)

Lakukan secara duplo

9)

Inkubasi selama 1 hari dalam inkubator pada suhu 35OC

10) Amati
m.

Pemeriksaan Patogen Escherchia Coli


1)

Ambil 0,5 ml dari pengenceran 10-1

2)

Masukkan ke dalam tabung yang berisi 10 ml media Mac


Conkey Broth (MCB)

3)

Inkubasi selama 1 hari pada suhu 40OC

4)

Setelah 1 hari, tuangkan media Mac Conkey Agar ke


dalam cawan steril sebanyak 10 ml

5)

Tunggu hingga agar memadat

6)

Setelah memadat, ambil suspensi biakan dari tabung


yang berisi media MCA menggunakan jarum ose

7)

Goreskan di atas permukaan agar MCA

8)

Lakukan secara duplo

104

9)

Inkubasi selama 1 hari dalam inkubator pada suhu 35OC

10) Amati
2. Hasil
Tabel 3.23
Uji Mikrobiologi
Uji Total Mikroba
10 10 10 10
-1 -2 -3 -4

Nama
Obat,
No Bets

Ester C
10T0805.
1

TB
A
TB
B
Rata
-rata
TJ A
TJ B
Rata
-rata

--

-1

--

--

--

--

--

--

--

--

Hasil

Patogen
E S
P
S
C A
A
-

100 CFU/gr
50 CFU/gr
-----

-----

-----

-----

-----

--

--

--

--

--

--

-----

-----

-----

--

--

--

--

--

--

--

--

---

---

---

---

TB
TT TT
A
TB
TT TT
B
Rata
Vit. C
Orange A -rata
TJ A --- --TJ B --- --Rata
-rata
Primogel
SSG0010
090

10
-5

TB
TT
A
TB
TT
B
Rata
-rata
TJ A ---

Tidak
Tumbuh

Tidak
Tumbuh

Tidak

105

TJ B
Rata
-rata

Ester C
10T0805.
1

TB
A
TB
B
Rata
-rata

---

---

---

---

---

Tumbuh

--

-1

--

--

--

100 CFU/gr

--

--

--

--

--

50 CFU/gr

TJ A

---

---

---

---

---

TJ B
Rata
-rata

---

---

---

---

---

Tidak
Tumbuh

BAB IV
PENUTUP

I.

Kesimpulan
1.

PT. Marin Liza Farmasi adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun
1972 yang mengarah ke bidang farmasi.

2.

Produk yang dihasilkan oleh PT. Marin Liza Farmasi ialah sediaan
tablet (non-antibiotik dan antibiotik non-betalaktam).

3.

Kegiatan Praktek Kerja Industri dilakukan di Laboratorim Pengawasan

106

Mutu PT. Marin Liza Farmasi yang terdiri dari Laboratorium Kimia dan
Laboratorium Mikrobiologi berlangsung selama bulan Agustus dan
September 2010.
4.

Kegiatan

di

Laboratorium

Aquademineralisasi,

Penetapan

Kimia

meliputi

Keseragaman

Pemeriksaaan

Kandungan

(KK),

Penetapan Keseragaman Bobot (KB), Disolusi dan Penetapan Massa.


5.

Kegiatan di Laboratorium Mikrobiologi ialah Pemerikasaan Total


Bakteri (TB), Total Jamur (TJ), dan Pemeriksaan Patogen (Escherchia
Coli,

Staphylococcus

Aureus,

Pseudomonas

Aeruginosa

dan

Salmonella).
6.

Dari kegiatan Praktek Kerja Industri ini, penulis mendapatkan


pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga.

II. Saran
Setelah melakukan Praktek Kerja Industri di PT. Marin Liza
Farmasi, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan dengan tujuan
untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas di PT. Marin Liza Farmasi,
diantaranya :
1.

Pada saat melakukan kegiatan sebaiknya menggunakan Alat Pelindung


Diri (APD) yang sesuai.

2.

Setiap analis hendaknya memiliki rasa tanggung jawab yang besar


terhadap pekerjaan dan hasil analisisnya, karena menyangkut dalam
keselamatan dan kesehatan sesorang. Jadi, hasil analisis harus sesuai

107

dengan yang diharapkan.

108

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2001. Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB). Jakarta:
Dwijoseputro. 1998. Teknik Inokulasi Mikroorganisme. www.scribd.com (diakses
tanggal 26 September 2010 pukul 07.30).
Lay. 1998. Teknik Inokulasi Mikroorganisme. www.scribd.com. (diakses tanggal
26 September 2010 Diakses tanggal 26 September pukul 07.35).

Rara.

2008.
Uji
Disolusi
Hayati
In
Vitro.
http://rara87.wordpress.com/2008/11/29/uji-disolusi-ketersediaan-hayatiin-vitro/ (diakses tanggal 15 Agustus 2010 pukul 09.30).

109

Ruly. 2009. Dunia Mikro. Dunia-mikro.blogspot.com (diakses tanggal 26


September 2010 pukul 08.30).

110

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai