BAB III
KEGIATAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
58
Process Development
Ruang Lingkup
Aktivitas
Scaling up / pilot
Production trial
Trial
59
Manager Site
Formulation Process
Development Supervisor
Packaging Process
Development Supervisor
Staff Formulation
ProcDev
Staff Packaging
ProcDev
Staff stabilita
Admin Packaging
ProcDev
dan
pengembangan
proses
produksi, menyelesaikan
utama
bagian
formulasi
adalah
memperbaiki
atau
jika
dalam
hal
formulasi,
dan
60
2) Meningkatkan
performa
produksi,
misalnya:
meningkatkan
Development
and
Documentation
(Pengemasan
dan
Dokumentasi)
Tugas utama bagian sub departemen ini adalah melakukan penelitian
dan pengembangan material kemasan, baik primer dan sekunder,
penelitian dan pengembangan tersebut juga mencakup uji stabilitas
dan trial di produksi (jika diperlukan). Selain itu bagian kemasan
juga
melakukan
penelitian
dan pengembangan
desain
kemasan
bagian
lain untuk
masalah-masalah
yang
terkait/
61
Hexpharm
Jaya
Laboratories
memegang peranan
dalam
62
terkait
dengan
pemakaian
suatu
yang
dari supplier yang berbeda. Hal ini bertujuan agar PT. Hexpharm Jaya
Laboratories memiliki beberapa alternatif supplier untuk satu bahan baku
tanpa mengurangi
kualitas
efektif
dan
efisien
serta
melakukan monitoring
terhadap
juga bertanggung
jawab
terhadap pest
63
QS Manager
Supervisor TPM
dan 5R
Staff Admin
Supervisor QHSE
Supervisor ConIm
Staff Admin
Staff Admin
2.
Focused Improvement
Penyempurnaan atau perbaikan berkesinambungan yang melibatkan
semua orang, baik manajemen puncak, manajer maupun seluruh
karyawan.
3.
4.
Quality Maintenance
Merupakan suatu program untuk meningkatkan pemeliharaan mesin
yang berkualitas. Program ini berfokus untuk menghilangkan defect
64
untuk
mengatur
kondisi
peralatan
yang
berpotensi
6.
kerja
mesin.
Office
TPM
harus
dimulai
setelah
8.
yang
65
5R pada setiap
departemen di
dan
kesehatan
kerja.
Contoh
aktivitas
QHSE
yaitu
66
dokumen.
Dokumen-dokumen
yang
beredar
antar
67
Hexpharm
Jaya
Laboratories
melakukan
perbaikan
secara
dalam
penjaminan
mutu
produk
yang
dihasilkan
dengan
68
QA Supervisor
Compliance
QA Supervisor
Validation
QA Supervisor
Finished Good
Staff Admin
Staff Admin
Staff Admin
Staff Admin
Qualification
Inspector
Compliance
Inspector
Validation
Inspector
Return-Retain
Inspector
IPC Inspector
Batch Record
Inspector
Calibration
Inspector
QA Supervisor Product
Registration and
Stability
Staff Admin
Utility Inspector
69
laporan
terkait
dengan
proses
70
71
c) Recovery Test
Hasil dari recovery test swab adalah > 80%
Pada saat proses cleaning validation selain melakukan pengujian
sesuai dengan kriteria penerimaan yang ditetapkan juga dilakukan
monitoring ruangan dengan parameter pengujiannya adalah jumlah
partikel dengan alat particle counter dan jumlah mikroba dengan metode
plate agar. Apabila hasil cleaning validation tidak memenuhi kriteria
penerimaan maka departemen QA dapat merekomendasikan perbaikan
prosedur pembersihan alat dan ruangan yang dilakukan oleh departemen
produksi.
b. Compliance
Product
complaint
dapat
berasal
dari
pihak
pengawas regulator
72
Recall dapat dikarenakan beberapa hal, antara lain perintah dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ditemukannya masalah stabilitas,
munculnya keluhan tentang produk/product complaint, baik dari
konsumen atau dari pihak regulator (BPOM) terkait dengan keselamatan
pasien. Selain itu, product complaint dapat juga berasal dari departemendepartemen dari internal PT. Hexpharm Jaya Laboratories, misalnya
karena produk expired date. Penarikan produk melalui marketing,
distributor dan outlet. Jumlah produk yang di recall yaitu sejumlah produk
yang dikeluarkan oleh industri setelah dikurangi jumlah produk yang telah
terjual. Tahapan yang dilakukan saat terjadi product recall pada PT.
Hexpharm
Jaya
Laboratories
adalah
QA
bertanggung
jawab
Protokol
UDT
(Uji
Disolusi
Terbanding)
dan
Uji
73
(HPR).
Setelah
menerima
HPR,
pendaftar
dapat
menyampaikan tambahan data dalam jangka waktu dua puluh hari. Proses
submit dokumen registrasi dapat dilakukan setelah surat HPR ini keluar.
Untuk proses registrasi variasi harus dilampirkan perubahan terhadap obat
yang telah mendapat nomor izin edar (NIE).
d. Finished Goods
Proses release finished goods merupakan tanggung jawab dari departemen
QA dalam rangka penjaminan mutu produk yang akan dipasarkan terkait
pemenuhan terhadap aspek-aspek CPOB dalam seluruh tahapan proses.
Proses release finished goods ini dilakukan dengan meninjau kembali
semua dokumen terkait dengan proses pembuatan produk, mulai dari
penerimaan bahan awal yang digunakan untuk produk, penimbangan,
pengolahan hingga pengemasan produk. Selain itu, juga dilakukan
pelampiran laporan analisa dan sertifikat analisis (CoA) yang dirilis oleh
departemen QC serta dokumen non conformity (NC) bila terjadi
penyimpangan dari produk ke dalam batch record. Setelah batch record
dari produk ini dinyatakan lengkap kemudian dilakukan evaluasi dokumen
batch record dan ditinjau kembali oleh supervisor Quality Assurance
Release Finished Goods, jika sudah memenuhi syarat kelulusan produk
selanjutnya produk bisa di release dengan penempelan label release
produk. Waktu yang diberikan pada Quality Assurance saat pertama kali
menerima dokumen dari departemen produksi hingga melakukan release
finished goods adalah empat jam.
Apabila adanya parameter yang tidak meemnuhi spesifikasi, maka akan
dibuat lembar Non Conformity (NC) dan merupakan tanggung jawab
Departemen QA dalam mengkaji ualng dan melakukan analisa risiko.
Adanya handling of non conformity product bertujuan untuk menjamin
74
terjadi penyimpangan
maka
produk
e. Validation
Tujuan dari validasi proses produksi adalah untuk memastikan bahwa
proses produksi suatu produk dengan menggunakan formula dan tahapan
75
penyimpangan
dari
produk
yang
dihasilkan
QA
dapat
validasi
proses
produksi
solid
76
QC Supervisor Raw
Material & Microbiology
QC Supervisor
Validasi dan
Stabilitas
QC Supervisor
Packaging Material
QC Supervisor Semi
Finished Good (Rutin)
Inspector RM
Inspector PM
Inspector Rutin
Leader Stabilita
Analis RM
Analis PM
Analis Rutin
Analis Stabilita
Admin Rutin
Admin Stabilita
Analis
Mikrobiologi
Admin RM & PM
Quality Control terdiri dari 4 Mini Company Activity (MCA) yang berbeda,
yaitu :
a. Raw Material.
Bagian ini bertugas untuk memeriksa kualitas bahan baku yang datang
dari supplier baik bahan aktif maupun bahan tambahan. Pengambilan
sampel dan pengujian RM di bawah pengawasan supervisor RM.
Kegiatan ini dilakukan oleh inspektor dan analis sesuai dengan instruksi
kerja yang telah ada. Berdasarkan hasil analisis tersebut, supervisor QC
akan mengeluarkan keputusan untuk bahan baku tersebut apakah label
DITERIMA atau DITOLAK. Adapun parameter yang diuji dari RM
adalah identifikasi, pemerian, kemunian, kadar, sisa pijar dan cemaran
mikroba. Selain itu, bagian ini bertugas melakukan pemeriksaan
mikrobiologi terhadap bahan baku maupun produk yang dihasilkan.
Pemeriksaan ini hanya dilakukan untuk produk-produk tertentu yang
77
Packaging Material.
Bagian ini bertugas untuk memeriksa bahan kemas dan wadah yang akan
digunakan dalam proses produksi. Parameter yang diuji dari PM adalah
dimensi IB dan OB, gramatur (bobot per cm2) untuk IB, OB, brosur,
etiket, redaksional untuk brosur dan etiket, aluminium foil, serta
ketebalan bahan pengemas. Alur pemeriksaannya sama dengan alur
pemeriksaan bahan baku.
78
tetap dilakukan
persyaratan
selama
shelf
life,
serta
mengevaluasi
79
80
81
Manager Produksi
Line 4-5 Plain
Manager Produksi
Line 1, 2, 3 Coated
Spv Line
1-3 Olah
Spv Line
1-3 Olah
Leader Line 1;
Compounding line
2-3; Cetak; FilcoSuco
Spv Line
1-3 Kemas
Spv Line
1-3 Kemas
Spv Line
4-5
Spv Line
4-5
Leader
Compounding;
Cetak
Leader Stripping;
Kemas Sekunder
Spv Line
4-5
Leader
Stripping;
Kemas
Sekunder
Worker
Worker
Worker
Worker
Packer
Jenis Produk
Kapasitas
maksimal
Contoh
100 kg
100 kg
300 kg
2A
2B
3
82
60 kg, 100
kg, 300 kg
tergantung
dari
kapasitas
produk
300 kg
Grey Area
(Kelas E)
Lantai
Dinding
Ruang
Jumlah maksimum
cemaran partikel
Jumlah maksimum
cemaran mikroba
Efisiensi
penyaringan udara
Pertukaran udara
per jam
Pakaian
Black Area
(Kelas F)
Epoxy warna hijau (ruang
pengemasan sekunder)
Cat minyak putih
ruang pengemasan
sekunder, gudang bahan
baku, gudang bahan kemas
dan gudang obat jadi
Tidak dipersyaratkan
Tidak dipersyaratkan
99,95%
Tidak dipersyaratkan
20 kali
Tidak dipersyaratkan
83
Antara grey area (Kelas E) dan black area (Kelas F) dipisahkan oleh ruang
buffer yang berfungsi untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi silang
antar ruang. Ruang buffer memiliki pintu ganda yang tidak boleh dibuka
secara bersamaan. Ear plug untuk operator yang mengoperasikan mesinmesin dengan tingkat kebisingan yang cukup tinggi, dan sarung tangan jika
kontak langsung dengan produk/bahan.
Proses produksi dalam departemen Produksi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu proses pengolahan dan proses pengemasan (primer dan
sekunder). Kedua proses ini dimulai ketika Departemen Production and
Planning Iventory Control (PPIC) mengeluarkan dokumen proses produksi
yang disebut Proses Pengolahan Induk (PPI Olah) dan Proses Pengemasan
Induk (PPI Kemas) dua hari sebelum proses produksi berlangsung.
Selanjutnya, dilakukan proses reservasi oleh departemen Produksi kepada
departemen Logistik sebelum proses produksi untuk meyiapkan material yang
dibutuhkan sesuai PPI olah dan PPI kemas satu shift sebelum
proses
pengolahan
diawali
dengan
proses
compounding
dengan
84
ambil sampel untuk pengujian kadar air (LOD). Sampel diambil pada tiga
titik yaitu titik atas, bawah dan tengah kemudian diayak dan dilakukan
pengujian LOD. Apabila kadar air yang diinginkan telah sesuai persyaratan,
maka akan dilanjutkan dengan proses Final Mixing. Pada proses ini, granul
yang telah kering akan diayak dengan Oxylating Granulator yang terhubung
dengan Vacuum Suction Device yang membantu memasukkan granul ke
dalam mesin Tumbling dan ditambahkan bahan fase luar. Setelah proses final
mixing selesai, masa siap cetak kemudian akan dipindahkan ke dalam wadah,
ditimbang dan disimpan dalam ruang work in process (WIP) untuk menunggu
poses pencetakan. Proses selanjutnya adalah
85
7. Departemen Logistik
Departemen logistik dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi tiga
supervisor dan beberapa karyawan lainnya. Departemen logistik HJ
mempunyai visi yaitu To Become a Professional Logistics With the Highest
Level of Commitment To Serve Without Compromise. Struktur organisasi
Departemen Logistik PT. Hexpharm Jaya Laboratories tergambar dalam
Gambar 3.7 sebagai berikut:
86
Manajer Logistik
Supervisor
RM - PM
Leader RM - PM
Supervisor Suplly
(Penimbangan)
Supervisor
FG - SPM
Leader Suply
(Penimbangan)
Leader FG / SPM
Gambar 3.7. Struktur Organisasi Departemen Logistik PT. Hexpharm Jaya Laboratories
ruang
87
expired date, no. vat. Hal tersebut merupakan tindakan penjaminan agar tidak
terjadi mixed up pada proses penyiapan bahan untuk kegiatan produksi.
Penyiapan bahan dilakukan berdasarkan PPI produk yang akan dibuat. Pada
kegiatan ini digunakan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First
Out
(FEFO).
Untuk
membantu
penyiapan
bahan
digunakan
sistem
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apabila semua benar maka penempelan label karantina tiap vat dilakukan
oleh logistic worker.
8.
9.
88
10. Material yang telah disampling akan dianalisis secara fisik, kimia dan
mikrobiologi (tergantung material apa yang disampling) oleh Departemen
Quality Control.
11. Setelah hasil uji keluar, maka material yang memenuhi syarat akan diberi
label hijau atau release, dan ditempatkan didaerah penyimpanan material
release yang siap digunakan untuk proses produksi. Sedangkan material
yang tidak memenuhi syarat akan diberikan label merah atau reject, dan
ditempatkan pada ruang reject material.
Alur pemusnahan produk kembalian yaitu :
1.
Mencocokkan data fisik (produk yang datang) dengan surat jalan dari
distributor
2.
3.
89
5.
Obat non beta laktam akan diolah kembali sehingga menghasilkan limbah
yang ramah lingkungan. Departemen General Affair akan menerima bon
penerimaan yang mencamtumkan keterangan nama produk, no BP BAB,
termasuk keterangan limbah B3 atau non B3.
2.
3.
4.
8. Departemen Engineering
Departemen Engineering merupakan departemen yang berada di PT.
Hexpharm Jaya Laboratories yang bertugas untuk menunjang kegiatan
produksi obat. Departemen Engineering dibagi menjadi dua bagian yaitu
maintenance dan utility.
90
Engineering
Manager
Maintenance
Supervisor
Teknisi
Utility
Supervisor
HVAC
Teknisi
Power Plant
Electricity
Water
Teknisi
City Water
Teknisi
Steam
Purified
Water
Compressed
Air
Teknisi
Teknisi
Teknisi
Gambar 3.8. Struktur Organisasi Departemen Engineering PT. Hexpharm Jaya Laboratories
a. Maintenance
Maintenance memiliki dua tugas pokok yaitu melakukan perawatan
mesin produksi secara rutin dan berkala (maintenance), juga bertugas
untuk melakukan perbaikan apabila mesin produksi ada kerusakan.
Perawatan rutin dan berkala dilakukan secara periodik sesuai dengan
yang sudah dijadwalkan. Pembagian
ini dibedakan
berdasarkan
troubleshooting
dengan menggunakan
surat PPM
pada
91
92
93
merupakan
sistem
HVAC
yang
berfungsi
untuk
94
digunakan
untuk
mereduksi
partikel
dan
95
mengkontaminasi
produk
yang
akan
diproduksi.
96
jumlah
tertentu
dapat
membahayakan
kesehatan
97
dan
kemudian
pengolahan limbah.
b) Pengendalian pencemaran air
diserahkan
pada
perusahaan
98
99
terkait
dengan
karyawan;
mengurus
jamsostek
karyawan;
meeting,
mengkoordinir
mengkoordinir
pakaian
kerja
pemesanan
karyawan
ruang
(laundry),
meeting,
mengkoordinir
pemesanan ATK (Alat Tulis Kantor) dan ART (Alat Rumah Tangga),
100
101
PPIC
Material
Enseval Putra
Megatrading (EPM)
Central
procurement (CiPro)
Purchasing
Vendor Toll
FG
Site
dengan
mempertimbangkan
forecast
dari
marketing
102
Rolling Forecast
(ROFO)
yang merupakan
103
toll out, baik itu dalam bentuk jasa maupun pembelian produk.
Kegiatan toll in adalah permintaan produksi dari perusahaan lain yang
bisa dipenuhi karena masih tersedia kapasitas, sedangka toll out
adalah permintaan bantuan produksi ke perusahaan lain karena tidak
memiliki fasilitas produksi produk bersangkutan atau karena kapasitas
tidak mencukupi.
3) Membuat laporan ke instansi terkait, antara lain : hasil produksi,
Ethical
Marketing
OTC
Produk Export
Kalbe
Toll In
International
Forecast
PPIC FG
PPIC Material:
FPB
PPI Site
JPH
PPI
Toll Out:
RPTO
CiPro
Purchasing
Plant
Vendor Toll
104
ROFO
Evaluasi
Kebutuhan
Material
Buffer
Stock
CiPro
PPIC
PR
Requisisi
Storing
Kalkulasi RPP vs
Kapasitas
PO
Logistik
Upload RPM
RPP Revisi
ETA
Kesiapan Line
Weighing
Konfirmasi
Mingguan
Produksi
Process
KP
Gambar 3.11. Flow process PPIC
Marketing Planning
INPUT
-pelanggan yang ada
Pelanggan baru
Produk Baeu
Strategi Baru
Promosi
Strategi Managemen
Sejarah
Demand Planning
Forecast
PROSES
Forecasting
Sales
OUTPUT
-Rescend
Reasonable
Reversed Frequents
Represent thTotal
Demand