1. Jelaskan definisi : a. Validasi (PPOB, Hal.651) Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan. b. Kualifikasi Tindakan pembuktian dan dokumentasi premis, sistem dan peralatan telah terpasang secara benar dan atau dapat bekerja dengan benar sehingga menghasilkan hasil yang diharapkan. c. Kalibrasi (PPOB, Hal.637) Serangkaian tindakan pada kondisi tertentu untuk menentukan tingkat kesamaan nilai yang diperoleh dari sebuah alat atau sistem ukut, atau nilai yang dipresentasikan dari pengukuran bahan dan membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu acuan standar. 2. Bagan quality control sarana produksi kapsul lunak dan kapsul keras beserta IPC : a. Keseragaman bobot Uji yang digunakan menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 661/MENKES/SK/VII/1994 yaitu, Dari 20 tablet , tidak lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera pada daftar berikut :
Timbang satu kapsul, keluarkan isi kapsul, timbang bagian
cangkangnya, hitung bobot isi kapsul. Ulangi penetapan 19 kapsul dan hitung bobot rata- rata isi 20 kapsul. Uji keseragaman bobot ini bertujuan untuk mengetahui besarnya penyimpangan bobot per kapsul dan penyimpangan ini berhubungan dengan penyimpangan dosis per kapsul. b. Waktu hancur (tidak lebih dari 15 menit) Uji waktu hancur dilakukan untuk mengetahui seberapa lama sediaan obat tradisional atau enyawa dapat diserap oleh tubuh, apabila senyawa tersebut dapat terdapat dalam bentuk larutan, sehingga pada ssdiaan padat tertentu diperlukan waktu untuk menjadikannya dalam bentuk partikel kecil yang larut atau dalam bentuk suspensi. Pengujian waktu hancur dilakukan terhadap sediaan obat tradisional bentuk pil, kapsul, dan tablet. Prosedur pengujian (FI IV, p.1087) : Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37°C ± 2° sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, angkat keranjang dan amati semua kapsul : semua kapsul harus hancur sempurna. Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya : tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna. c. Kadar air isi kapsul (tidak lebih dari 10%) Uji kadar air bertujuan untuk mengetahui kandungan air yang berlebihan pada bahan obat tradisional akan mempercepat pertumbuhan mikroba, dan juga dapat mempermudah terjadinya hidrolisa terhadap kandungab kimianya sehingga dapat mengakibatkan penurunan mutu dari obat tradisional. Oleh karena itu batas kandungan air pada suatu simplisia/ obat tradisional sebaiknya dicantumkan dalam suatu urauan yang menyangkut persyaratan dari suatu simplisa/ obat tradisional. Prosedur pengujian (FI IV, p. 1036) Masukkan ± 10 g zat, yang disiapkan seperti tertera pada pengambilan contoh dan metode analisis simplisia dan timbang seksama dalam wadah yang telah ditara. Keringkan pada suhu 105°C selama 5 jam, dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan timbang pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara dua penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25%. d. Angka lempeng total . Tldak lebih dari 104 . Penetapan dilakukan menurut cara yang tedera pada ltletode Analisis Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Deparlemen Kesehatan Republik lndonesia. e. Angka kapang dan khamir . Tidak lebih dari 103. Penetapan dilakukan menurul cara yang tertera pada Metode Analisis Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik lndonesia. f. Mikroba Patogen 'Negatif . Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera pada Metode Analisis Direktorat Jenderal Pengawasan obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik lndonesia. g. Aflatokin . Tidak lebih dai 30 bPi . Penetapan dilakukan menurut cara yang tertera patda Metode Analisis Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik lndonesia. h. Bahan tambahan Pengawet. Jenis dan kadar pengawet yang diperbolehkan sesuai dengan persyaratan pengawet yang tertera pada persyaratan pil dalam lampiran keputusan. i. Wadah dan penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar ditempat kering dan terlindung dari sinar matahari. 3. Perbedaan prosedur quality control kapsul yang beta-laktam dan non beta-laktam : 4. Definisi dan fungsi sampel tertinggal : Sampel pertinggal adalah sampel obat jadi, bahan baku dan bahan pengemas yang diambil secara acak. Sampel pertinggal antara lain digunakan sebagai pembanding apabila ada keluhan (complaint) terhadap suatu produk atau material dan untuk mengevaluasi mutu suatu obat yang telah dibuat dengan cara melakukan follow-up stability terhadap contoh pertinggal tersebut. Untuk penyimpanan sampel pertinggal harus disesuaikan dengan tempat dimana produk harus disimpan, hal ini dilakukan untuk memantau keadaan obat ketika disimpan sesuai dengan cara penyimpanan yang dianjurkan. Untuk penyimpanannya dapat disimpan didalam ruangan dengan suhu kamar (25-27 °C), RH maksimum 60%. Untuk mengamati stabilitas obat dengan berbagai macam kondisi dapat dilakukan didalam ruangan dengan suhu ekstrim, dimana suhunya diatur pada suhu 30±2 °C, RH 75±5 %. Dengan asumsi apabila disimpan pada suhu tersebut,obat dapat dengan cepat mengalami kerusakan. Pendataan terhadap sampel pertinggal dilakukan setiap 6 bulan sekali dan contoh pertinggal yang telah tersimpan lebih dari 5 tahun atau tanggal daluwarsanya telah terlewati +1 tahun harus dikeluarkan. Setiap pengeluaran sampel pertinggal untuk keperluan apapun harus dicatat pada kartu stok produk yang bersangkutan. Khusus untuk obat jadi dilakukan pemeriksaan stabilitas terhadap contoh pertinggal. Kondisi ruangan penyimpanan sampel pertinggal setiap hari harus selalu dipantau temperatur dan RH-nya. 5. Tabel zona stabilitas : Data Pengukuran di Udara Data Pengukuran di Ruang Zona Iklim Terbuka Penyimpanan °C %RH °C %RH I 10,9 70 18,7 45 II 17,0 75 21,1 52 III 24,4 39 26,0 54 IV 26,5 77 28,4 70 6. Suhu dan kelembapan kapsul pada : a. Uji stabilitas jangka panjang Ujistabilitas jangka panjang dilakukan sampai dengan waktu kadaluwarsa produk seperti yang tertera pada kemasan. Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama dan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua. Pada tahun ketiga dan seterusnya, pengujian dilakukan setahun sekali. Misalkan untuk produk yang memiliki ED hingga 3 tahun pengujian dialkukan pada bulan ke-3, 6, 9, 12, 18, 24 dan 36. Sedangkan produk yang memiliki ED selama 20 bulan akan diuji pada bulan ke-3, 6, 9, 12, 18 dan 20. Untuk uji stabilitas jangka panjang, sampel disimpan padakondisi: Ruangan dengan suhu 30+-20C dan RH 75+-5% untuk menyimpan produk-produk dengan klaim penyimpanan pada suhu kamar. Ruangan dengan suhu 25+-20C dan RH 75+-5% untuk menyimpan produk-produk dengan klaim penyimpanan pada suhu sejuk. Ruanganuntukujistabilitasdibagimenjadiempatbagian, yaitu: a) Ruangandengansuhu 40±20C dan RH 75% ±5% b) Ruangandengansuhu 30±20C dan RH 75 %±5% c) Ruangandengansuhu 25±20C dan RH 40% ±5 % d) Ruangandengansuhu 40±20C dan RH ≤ 35% b. Uji stabilitas jangka pendek Contoh kondisi untuk uji stabilitas dipercepat dariproduk yang mengandung zat aktif yang relatif stabil seperti tabelberikut:
Untuk produk- produk yang mengandung bahanobat yang kurang stabil
dan untuk produk yang memiliki data stabilitas terbatas, lama uji dipercepat untuk zona II disarankan diperpanjang sampai 6 bulan. Kondisi penyimpanan lainnya dapat diteliti, khususnya penyimpanan selama 6 bulan pada suhu sekurang-kurangnya 150C diatas suhu penyimpanan yang kemungkinan dilakukan di pasaran (dengan kelembapan relatif yang sesuai). Penyimpanan pada suhu yang lebih tinggi dapat juga dilakukan, sebagai contoh 3 bulan pada suhu 450-500C dan kelembapan 75% (RH) untuk zona IV. Jika terjadi perubahan yang signifikan pada pelaksanaan ujistabilitas dipercepat seperti yang diuraikan berikut, harus dilakukan pengujian tambahan pada kondisi antara, misalnya pada 30 ± 20C dan 60 ± 5% RH. Perubahan signifikan pada kondisi dipercepat dianggap terjadi jika: - Hasil pengujian menunjukkan penurunan konsentrasi 5% dibandingkan dengan hasil pengujian konsentrasi awal suatu bets. - Produk hasil pengujian melampaui batas yang ditetapkan dalam spesifikasi produk. - Batas pH sediaan terlampaui. - Disolusi 12 kapsul ataau tablet melampaui batas spesifikasi. - Tidak memenuhi persyaratan spesifikasi pemerian dan sifat fisika, sepertiwarna, pemisahan fase, caking, kekerasan. Kondisi penyimpanan selama pengujian pada kelembapan relatif tinggi sangat penting, terutama untuk bentuk sediaan padat dalam kemasan semi permiabel. Untuk produk dalam wadah primer yang dirancang untuk memberi perlindungan terhadap uap air, kondisi penyimpanan dengan kelembapan yang relatif tinggi tidak diperlukan. Pada dasarnya, uji dipercepat kurang tepat untuk formulasi semi-padat dan formulasi heterogen seperti emulsi.