Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SISTEM PERKEMIHAN

MAHASISWA FAKULTAS FARMASI 2015


UNIVERSITAS MULAWARMAN
MATA KULIAH TERMINOLOGI MEDIS

TIM PENYUSUN :
a) 1513015073 Muhammad Faishal Abdan
b) 1513015075 Sri Noor Komlasari

c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
p)
q)

1513015077 Oppi Yolan Destiyana


1513015079 Vinny Indriani
1513015087 Fatmawati Eka Putri
1513015097 Arief Risky Nugroho
1513015109 Riska Oktaviani
1513015081 Anisya Rohminawaty Ritonga
1513015083 Novita Dwi Riyanti
1513015085 Amalia Venturini
1513015091 Muhmmad Fattur Rahman
1513015093 Nur Sofiya Afdhalia
1513015099 Raymon Simanullang
1513015101 Julimar Dwi Nurdamayanti
1513015103 Muhammad Akbar
1513015105 Asri Dwi Endah Dewi Pramesthi
1513015107 Maxi Millian Natna Bora

KATA PENGANTAR

Assalamualikum wr.wb
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat, ridho dan hidayah dari-Nya lah sehingga pada hari ini kami
dapat menyelesaikan makalah kami. Tak lupa sholawat beriring salam kepada

junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua ke
zaman yang terang benderang seperti sekarang.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Kami menydari betul
bahwa memang makalah ini belum sempurna seutuhnya. Untuk iyu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Terakhir pesan dari kami semoga makalah ini dapat dipahami dan
selanjutnya dapat di manfaatkan dibidang pendidikan dan dunia kerja, serta
bermanfaat untuk pembangunan kesehatan bangsa ini.

Samarinda, 09 Oktober 2016

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sistem perkemihan
2.2 Susunan sistem perkemihan
2.3 Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan masuk ke dalam
kandungan kemih
2.4 Pengisian kandung kemih dan tonus dinding kandung kemih :
Sistometrogram
2.5 Proses miksi (rangsangan berkemih )
2.6 Perangsangan atau penghambatan berkemih oleh otak
2.7 Urine ( air kemih )
2.8 Ciri ciri urine normal

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terminologi medis merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
merujuk pada istilah-istilah medis yang diketahui oleh tenaga medis dan
tenaga kesehatan. Sistem perkemihan merupakan suatu sistem organ yang
memproduksi, menyimpan dan mengeluarkan urin. Pada manusia, sistem
perkemihan terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Terminologi
pada sistem perkemihan digunakan untuk merujuk pada bagian dari organorgan yang terlibat dalam sistem perkemihan ini, sistem perkemihan sendiri
sering disebut dengan sistem Urinary. Oleh sebab itu, sangat penting untuk
mempelajari terminologi sistem perkemihan agar dapat memperlancar
komunikasi antar tenaga kesehatan sehingga tidak terjadi suatu kesalahan
pengertian yang dapat merugikan.
1.2.
a.
b.
c.

Rumusan Masalah
Apa itu sistem perkemihan ?
Bagaimana mekanisme sistem perkemihan ?
Apa saja istilah yang digunakan dalam sistem perkemihan ?

1.3.
a.
b.
c.

Tujuan
Mengetahui sistem perkemihan
Mengetahui dan memahami terminologi sistem perkemihan
Mengetahui mekanisme dalam sistem perkemihan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses


penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).

2.2. Susunan Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b)
dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung
kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu
urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk
ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri,
karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.

Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah
a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
dan
d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin
dan amoniak.

Fascia Renalis terdiri dari:


a. fascia (fascia renalis),
b. Jaringan lemak peri renal, dan

c. kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan


erat pada permukaan luar ginjal
Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan
medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang
dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu
masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis
berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi
menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan
bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.

Potongan membujur ginjal


(tubulus)

Jaringan ginjal

Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit
fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron
terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan
tubulus urinarius.

Tahap Pembentukan Urin


a. Proses Filtrasi ,di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah
kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen
yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll,
diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate
gromerulus.
b. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada
tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila
diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif)
dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
c. Proses sekresi
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke
papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.

Pendarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri
renalis bercabang menjadi arteria interlobularis kemudian menjadi arteri
akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi
arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang
meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen gromerulus yang
kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.

Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika
urinaria. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari:


1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang
mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti
buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

Dinding kandung kemih terdiri dari:


1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
2. Tunika muskularis (lapisan berotot).
3. Tunika submukosa.
4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.

Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:


1. Urethra pars Prostatica
2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
3. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm
(Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan
vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

a. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.
Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar
urethra tetap tertutup.
b. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
c. Lapisan mukosa.

Urin (Air Kemih)


Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari pemasukan
(intake) cairan dan faktor lainnya.
b. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
c. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
e. Berat jenis 1,015-1,020.
f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada
diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
Komposisi air kemih, terdiri dari:
a. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
b. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak
dan kreatinin.
c. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.

d. Pagmen (bilirubin dan urobilin).


e. Toksin.
f. Hormon.

Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan
urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
1.Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya
meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah
tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.
2.Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan
kandung kemih.
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang)
Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di
pelajari latih. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria
dan gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna
konstriksi. Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor
berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI (normal:
tidak nyeri).

2.3. Transport Urin Dari Ginjal Melalui Ureter Dan Masuk Ke Dalam Kandung
Kemih
Urin yang keluar dari kandung kemih mempunyai komposisi utama yang
sama dengan cairan

yang

keluar dari duktus kolingentes; tidak ada

perubahan yang berarti pada komposisi urin tersebut sejak mengalir melalui
kaliks renalis dan ureter sampai kandung kemih. Urin mengalir dari duktus
kolingentes masuk ke kaliks renalis, meregangkan kaliks renalis dan
meningkatkan aktivitas pace makernya, yang kemudian mencetuskan
kontraksi peristaltik yang menyebar ke pelvis renalis dan kemudian turun
sepanjang ureter, dengan demikian mendorong urin dari pelvis renalis ke arah
kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot polos dan di persarafi oleh
saraf simpatis dan parasimpatis seperti juga neuron-neuron pada pleksus
intramural dan serat saraf yang meluas di seluruh panjang ureter. Seperti
halnya otot polos pada organ viscera yang lain, kontraksi peristaltik pada
ureter ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh
perangsangan simpatis.
Ureter memasuki kandung kemih menembus otot destrusor di daerah
trigonum kandung kemih. Normalnya, ureter berjalan secara oblik sepanjang
beberapa sentimeter menembus dinding kandung kemih. Tonus normal
dariotot detrusor padadinding kandung kemih cenderung menekan ureter,
dengan demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih waktu
tekanan di kandung kemih meningkat selama berkemih atau sewaktu terjadi
kompresi kandung kemih. Setiap gelombang peristaltik yang terjadi di
sepanjang ureter akan meningkatkan tekanan dalam ureter sehinggabagian
yang menembus dinding kandung kemih membuka dan memberikesempatan
urin mengalir ke dalam kandung kemih.

2.4. Pengisiian Kandung Kemih dan Tonus Dinding Kandung Kemih:


Sistometogram
Bila tidak ada urin dalam kandung kemih tekanan intra veskuler sekitar 0, tapi
pada saat ada 30-50 ml urin terkumpul, tekanan meningkat 5-10 cm air.
Penambahan urin 20 300 ml dapat terkumpul dengan hanya meningkatkan
sedikit tekanan; tingkat tekanan yang konstan ini ditimbulkan oleh tonus
intrinsic dari dinding kandung kemih itu sendiri. Namun pengumpulan urin

selebihnya melebihi 300 400 ml, menyebabkan tekanan meningkat secara


cepat.
Bersama dengan perubahan tekanan tonik selama pengisian kandung
kemih adalah peningkatan periodik akut pada tekanan yang berlangsung
hanya beberapa detik sampai lebih dari seminit. Puncak tekanan dapat
meningkatkan hanya beberapa cm air atau dapat sampai melebihi 100 cm air.
Puncak-puncak tekanan ini disebut gelombang kemih pada sistometogram
yang timbul oleh refleks berkemih.

2.5. Proses Miksi (Rangsangan Berkemih)


Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor
yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc sudah
cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi
reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi
relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan
akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi
spinter interus dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi
sfinger

eksternus

secara

volunter

bertujuan

untuk

mencegah

atau

menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf saraf
yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf saraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terus menerus tanpa disadari) dan retensi
urine (kencing tertahan). Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria,
diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako
lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan ureter
masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan
menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri
vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk

anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus


limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
Jadi,reflex mikturisi merupakan sebuah sikus yang lengkap yang terdiri dari:
1. Kenaikan tekanan secara cepat dan progresif
2. Periode tekanan menetap
3. Kembalinya tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal.
2.6. Perangsangan atau penghambatan berkemih oleh otak.
Pusat pusat ini antara lain:
1. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama
terletak di ponds, dan
2. beberapa pusat yang terletak korteks serebral yang terutama bekerja
penghambat tetapi dapat menjadi perangsang.
Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi
pusat yang lebih tinggi normalnya memegang peranan sebagai pengendali
akhir dari berkenmih sebangai berikut:
1. Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks
berkemih kecuali jika peristiwa berkemih dikehendaki.
2. apusat yang lebih tinggi dapat mecegah berkemih, bahkan jika refleks
berkemih timbul, dengan membuat kontraksi tonik terus menerus pada
sfingter eksternus kandung kemih sampai mendapatkan waktu yang baik
untuk berkemih.
3. Jika tiba waktu berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih
sacral untuk membantu untuk mencetuskan refleks berkemih dan dalam
waktu bersamaan menghambat sfingter eksternus kandung kemih sehingga
peristiwa berkemih dapat terjadi.
Berkemih di bawah keinginan biasanya tercetus dengan cara berikut: Pertama,
seseorang secara sadar mengkontraksikan otot otot abdomennya, yang
meningkatkan tekanan dalam kandung kemih dan mengakibatkan urin ekstra
memasuki leher kandung kemih dan uretra posterior di bawah tekanan,
sehingga meregangkan dindingnya.

2.7. Urine (Air Kemih)


Mikturisi ( berkemih ) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan
dapat ditahan oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia.
Gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam
rongga dan berbagai organ yang menekan kandung kemih membantu
mengosongkannya. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berbeda sesuai
dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye, pucat tanpa
endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH
rata-rata 6.
a. Sifat sifat air kemih
Jumlah eksresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari masuknya

(intake) cairan serta faktor lainnya.


Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat obatan dan

sebagainya.
Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau

amoniak.
Baerat jenis 1.015 1.020.
Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet

(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).


b. Komposisi air kemih
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang
menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi
pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin
berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi

tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul


pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi
dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan
dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat
diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi
sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk
mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang
dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Komposisi air kemih :
Air kemih terdiri dari kira kira 95 % air
Zat zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea,
amoniak dan kreatinin
Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
Pigmen (bilirubin, urobilin)
Toksin
Hormon
c. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk
120 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap
harinyadapat terbentuk 150 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya
sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian
diserap kembali.
d. Tahap tahap Pembentukan Urin
Proses filtrasi

Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih


besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan
sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan
yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa,
air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas.
Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali
kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal
dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+,
Cl-,

dan

urea

sehingga

terbentuklah

urine

sesungguhnya.

Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa
ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika

kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

2.8. Ciri-Ciri Urin Normal


a. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan
jumlah cairan yang masuk.
b. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
c. Baunya tajam.
d. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Sistem urinal (urinary tract) adalah sistem saluran dalam tubuh manusia,
meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan
tubuh dari zat-zatyang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu
berupa sesuatu yang larut dalam air.
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren,kidney) dengan saluran keluar
urine berupa ureter dari setiap ginjal. Ureter itu bermuara pada sebuah
kandung kemih (urinary bladder, vesica urinaria) di perut bagian bawah di
belakang tulang kemaluan (pubic bone). Urine selanjutnya dialihkan keluar
melalui sebuah urethra.

3.2

Saran

Kepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan kami semoga


dapat memahami betul sehingga penyakit penyakit yang berhubungan
dengan system perkemihan ini dapat di hindari.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi II. Jakarta: EGC.
Pearce , Evelyn C.2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Sander , Mochamad Aleq . 2004. Patologi Anatomi . Jakarta : Rajawali Pers.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta:
EGC.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:
EGC.

Sobotta.Atlas Anatomi Manusia Ed.1.Jakarta : EGC.


Syaifuddin . 2003 . Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Wibowo , Daniel S . 2005 . Anatomi Tubuh Manusia . Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai