Anda di halaman 1dari 19

1

LAPORAN PKL
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN LINGKUNGAN KERJA
DI PT. UNZA VITALIS

Kelompok 2
Disusun Oleh:
Hendrajati
Fara Diba Yuanita
Ferry Andika H.P.
Fifi Rahmawati
Fitria Mei Wulandari
Dita Nur

PEMBINAAN AHLI K3 MUDA LINGKUNGAN KERJA


KOMPETENSI AHLI MUDA HIGIENE INDUSTRI (HIMU)
JAKARTA
JUNI 2019
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Lataran Belakang


PT WIPRO UNZA atau PT UNZA VITALIS merupakan salah satu
prusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kosmetik. Unza Vitalis
berdiri sejak tahun 1986 sebagai perusahaan lokal dengan nama PT.
Kosmetika Alam Pesona Mandiri. Perusahaan ini memiliki brand produk
yaitu Vitalis. Kemudian, pada tahun 2004 berganti nama menjadi PT.
Unza Vitalis yang diakuisisi oleh Unza Holding Group yang berkantor
pusat di Singapura.
Pada tahun 2007 Unza Vitalis diakuisisi oleh Wipro Limited,
yang merupakan perusahaan IT terbesar di dunia yang berpusat di
Bangalore, India Barat. Hal ini membuat PT. Unza Vitalis menjadi
bagian dari Wipro Limited, dan menjadi Wipro Unza. Selain bergerak
dibidang IT Wipro Limited juga bergerak di bidang machineries,
costumer goods dan lighting. Besarnya bisnis Wipro tercermin dari hal-
hal berikut :
1. Memiliki kantor di lebih dari 35 negara baik dari Amerika, Eropa,
Timur
Tengah dan Asia Pasifik.
2. Distribusi produk yang tersebar di lebih dari 50 negara di seluruh
dunia.
3. Memiliki 5 fasilitas pabrik berlokasi di Asia Pasifik, dengan 4
pusat R&D
(China, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam).
4. Tenaga kerja ahli dari berbagai negara dengan lebih dari 50
kewarganegaraan.
Dengan diakuisisinya Unza Vitalis oleh Wipro Ltd, ternyata
membuat produk-produk kosmetika yang dihasilkan oleh Unza dan
Wipro meningkat di pasar Asia Pasifik dan Timur Tengah. Pada tahun
3

2006, PT. Unza Vitalis mendirikan pusat produksi di Jl. Soekarno -


Hatta Km 5,5, DK Brajan RT 11/ RW 04 Kelurahan Noborejo,
Kecamatan Argomulyo, Salatiga - Jawa Tengah, dan mulai beroperasi di
tahun 2007.
Luas area PT. Unza Vitalis adalah 30.000 m2. PT. Unza Vitalis
memiliki gedung perusahaan yang cukup besar dan luas yaitu sekitar 12.000
m2. Gedung ini didesain baik untuk mendukung dan mempermudah proses
produksi.
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT.Unza Vitalis antara lain
Lotion, Cream (Lulur), Cologne, EDT, Aerosol Deodorant Spray, Aerosol
Anti Perspirant, Roll On, Shower Gel, dan masih banyak lagi produk yang
dihasilkan perusahaan ini.
PT. Unza Vitalis juga telah memenuhi standar kualitas
internasional dengan mendapatkan sertifikat Sistem Management Mutu
atau yang dikenal dengan ISO 9001:2008, sertifikat Good Manufacturing
Practice (GMP) atau diIndonesia dikenal dengan Cara Pembuatan
Kosmetik yang Benar (CPKB).Selain itu, PT. Unza Vitalis juga telah
mendapat sertifikat HALAL dengan Grade A dan sertifikat Zero
Accident. Produk-produk yang ditawarkan adalah produk-produk
kosmetika terbaik karena sudah memiliki nomor POM yang menjamin
keamanan, keselamatan, dan mutu produk tersebut terhadap pemakainya.
Perusahaan ini juga didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas, teknologi yang modern, dan mesin-mesin berteknologi tinggi
yang berstandar internasional.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Pelaksanaan Permenaker No. 05 tahun 2018 tentang K3 lingkungan kerja
dimana perusahaan wajib melaksanakan K3 lingkungan kerja dengan didukung
oleh personel yang mempunyai kompetensi dibidang higiene industri.

1.2.2 Tujuan Khusus


4

a. Menambah pengetahuan dan melatih kemampuan tenaga K3 lingkungan


kerja sehingga mampu mengetahui ruang lingkup higiene industri dan
pengaruh bahaya kesehatan kerja berupa faktor fisika berupa pengukuran
Index Suhu Bola Basah (ISBB), kebisingan dan pencahayaan, faktor
ergonomi dan psikologi di area kerja.
b. Untuk mengetahui ketersediaan fasilitas higiene dan sanitasi yang dimiliki
oleh perusahaan dan kesesuaiannya dengan peraturan.

1.3 Dasar Hukum


a. Undang undang No 3 Tahun 1969 tentang persetujuan konvensi ILO No
120 mengenai higiene dalam perniagaan dan Kantor kantor;
b. Undang undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
c. Undang undang No, 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan;
d. PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
e. Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja.

1.4 Ruang Lingkup Meliputi


a. Pengukuran dan pengujian faktor fisika (ISBB, kebisingan dan
pencahayaan), faktor ergonomi dan faktor psikologi.
b. Penerapan higiene dan sanitasi di tempat kerja meliputi gedung, toliet,
saluran air/buangan, ruang gerak, ruang udara/cubic space di area office
5

BAB 2
POKOK BAHASAN

2.1 Faktor Fisika


2.1.1 ISBB
2.1.1.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Teknis ISBB


Nomor
Ruangan Suhu Suhu Suhu Sumber
No. Titik
/ bagian Basah Kering Globe Panas
uji

1 Mixing 1 26,8 29,8 29,9 26,8


Cream
2 25,4 29,9 29,9 26,8

3 25,75 29,9 29,9 26,8

Analisis :

Hasil pengukuran iklim kerja menggunakan alat ukur UV Thermal Environment


Monitor adalah sebagai berikut :
Hasil pengukuran suhu basah di :

- Bagian Mixing Cream 1 = 26,8 °C,


- Bagian Mixing 2 = 25,4 °C dan
- Bagian Mixing 3 = 25,75 °C
Hasil pengukuran suhu kering di :

- Bagian Mixing Cream 1 = 29,8 °C,


- Bagian Mixing 2 = 29,9 °C dan
- Bagian Mixing 3 = 29,9 °C
Hasil pengukuran suhu globe di :

- Bagian Mixing Cream 1 = 29,9 °C,


- Bagian Mixing 2 = 29,9 °C dan
- Bagian Mixing 3 = 29,9 °C
6

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 05 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan. Nilai Ambang Batas Iklim
Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang Diperkenankan, untuk pengaturan waktu
kerja setiap jamnya pada 75% - 100 % dengan beban kerja sedang adalah 26,8

Analisis :

- Hasil pengukuran iklim kerja di Bagian Mixing Cream memenuhi NAB yaitu
26,8°C pada beban kerja sedang

2.1.1.2 Pemecahan Masalah


Dari hasil pengukuran tidak melebihi nilai NAB maka tidak dilakukan
pengendalian sesuai dengan Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 9 ayat 4.

2.1.2 Kebisingan
2.1.2.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 2 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Kebisingan


No. Ruang kerja / No. Titik Kebisingan Jumlah Jam Metode pengendalian
bagian Pengukuran/ (dBA) pemaparan yang telah dilakukan.
Pengujian. kebisingan
per hari.

1. Packing Line 5 74,2 8 jam

2. Packing Line 6 77,1 8 Jam

3. Packing Line 7 78,1 8 Jam

Analisis :

Hasil pengukuran intensitas kebisingan di Bagian Mesin Lakban PL 5 adalah 74,2 dBA
dan Bagian Mesin Lakban PL 6 adaah 77,1 dBA dan di Bagian Mesin Lakban PL 7
adalah : 78,1 dBA Jumlah jam pemaparan kebisingan per hari adalah 8 jam.
7

Jadi NAB di Bagian Mesin Lakban secara keseluruhan dari packing line 5, 6, 7 adalah
76,4 dBa berarti dibawah NAB kebisingan.

2.1.2.2 Pemecahan Masalah


Hasil pengukuran yang diperoleh masih di bawah NAB, sehingga tidak
diperlukan pengendalian.

2.1.3 Pencahayaan
2.1.3.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan data sebagai berikut,
Tabel 3 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Pencahayaan

Intensitas Penerangan (Lux) Jenis Standar


Lokasi Jam Peneranga NAB
NO n (Lux)
Pengukuran (WIB) Setempat Umum
Kisaran Rata2 Kisaran Rata2
Mixing
1 11.04 147-288 218 96-288 206 B 100
Cream
2 Packing 11.46 178-375 270 175-490 243 A+B 100

Catatan:
- A + B adalah sumber pencahayaan Alami dan Buatan
- A sumber pencahayaan Alami, berasal dari sinar matahari masuk melalui
pintu, kaca dan jendela
- B sumber pencahayaan Buatan, berasal dari Lampu TL dan LED
- Waktu pengukuran cuaca cerah
- Berdasarkan PERMENAKER NO. 5 TAHUN 2018, Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, Standar pencahayaan di tempat
kerja adalah :
No Keterangan Lux
1 Pencahayaan darurat 5
2 Halaman dan jalan 20
3 Pekerjaan membedakan barang kasar 50
4 Pekerjaan yg membedakan barang2 kecil secara sepintas lalu (tdk teliti) 100
5 Pekerjaan membedakan barang kecil yg agak teliti 200
6 Pekerjaan pembedaan yg teliti daripada barang kecil dan halus 300

2.1.3.2 Pemecahan Masalah


8

hasil pengukuran pencahayaan yang didapat sesuai dengan standar, sesua


Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 16 ayat 3. maka tidak perlu di lakukan
pengendalian

2.2 Faktor Psikologi


2.2.1.1 Temuan
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, bagian keenam,
faktor psikologi, pasal 24, menyatakan bahwa Pengukuran dan pengendalian
faktor psikologi harus dilakukan pada Tempat Kerja yang memiliki potensi
bahaya faktor psikologi. Potensi bahaya faktor psikologi meliputi :
 Ketidakjelasan / ketaksaan peran
 Konflik peran
 Beban kerja berlebih secara kualitatif
 Beban kerja berlebih secara kuantitatif
 Pengembangan karir dan / atau
 Tanggung jawab terhadap orang lain

Hasil survei diagnosa stress kerja, yang dilakukan kepada karyawan di


bagian administrasi dengan jumlah responden sebanyak 3 orang, adalah sebagai
berikut
Tabel 7 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Psikologis
No Skor Responden Rata INTERPRETAS
Kategori
. 1 2 3 -rata I HASIL
1 Skor Ketaksaan Peran 17 19 9 15 SEDANG
2 Skor Konflik Peran 23 24 18 22 SEDANG
3 Skor Beban Berlebih Kwantitatif 22 24 13 20 SEDANG
4 Skor Beban Berlebil Kwalitatif 25 23 20 23 SEDANG
5 Skor Pengembangan Karir 15 17 6 13 SEDANG
Skor Tanggung Jawab Terhadap Orang
6 Lain 30 19 10 20 SEDANG

Berdasarkan hasil survey tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang


merupakan pekerja bagian administrasi, umumnya di setiap katagori memiliki
9

derajat stress yang sedang. Menurut pemaparan karyawan tersebut, beban kerja
yang selama ini masih dapat diterima dan tidak menimbul stress kerja.

2.2.1.2 Pemecahan Masalah


Dari hasil survey tersebut, potensi bahaya faktor psikologi yang harus
dikendalikan adalah beban kerja secara kualitatif. Dari permasalahan ini,
pengendalian yang dapat dilakukan adalah memberikan tanggung jawab pekerjaan
karyawan sesuai dengan kemampuannya.

2.3 Faktor Ergonomi


2.3.1.1 Temuan
Dilakukan pengukuran dengan metode Nordic Body Map pada salah satu
karyawan (Nyonya A) dengan interview, pengamatan langsung dan pengisian
quisioner berikut ini:

Hasil interview, pengisian kuisioner dan pengamatan langsung


dikalkulasikan berdasarkan klasifikasi anggota tubuh (tulang punggung,
bahu/lengan, pergelangan tangan/tangan, dan leher)
Dari hasil konversi, diketahui bahwa pada tulang punggung, bahu/lengan,
dan pergelangan tangan/tangan diperlukan investigasi lebih lanjut, sementara pada
leher diperlukan investigasi lebih lanjut dan penanganan segera.
10

2.4 Higiene Sanitasi


2.4.1 Temuan
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, bagian pertama,
pasal 26, menyatakan bahwa higiene dan sanitasi harus diterapkan pada setiap
bangunan tempat kerja. Penerapannya meliputi :
 Halaman
 Gedung, dan
 Bangunan bawah tanah
Pada pemeriksaan higiene dan sanitasi dilakukan pada area kerja PT.
Unza Vitalis didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Penerapan Higiene dan
Sanitasi Bangunan Tempat Kerja
Gedung/Ruang/B
Saluran Air
agian/Dinding/La
Pembuangan
ngit- Kondisi
Nomor (Adat tutup Pengelolaan yang
No laing/Atap/Seloka (Bersih/Kotor/De
Titik pengaman/tidak) telah dilakukan
n/Lantai/Halaman bu,Ventilasi)
(Mengalir/Tergen
/Bangunan Bawah
ang)
Tanah
Langit-langit dan
Pembersihan
1 Dinding Ruang Bersih Ada
Rutin
Kerja Office
Lantai Ruang Pembersihan
2 Bersih Ada
Kerja Packing Rutin
Langit-langit dan
Pembersihan
3 Dinding Ruang Bersih Ada
Rutin
Admin Kantin
Sumber : Pengujian Penulis, 2019

Berdasarkan pengamatan visual, dinding dan langit-langit dalam kondisi


kering, tidak lembab, dicat. Sehingga kondisi ruangan, dapat dikatagorikan baik
dan bersih.
Selanjutnya, pada pemeriksaan kondisi toilet, didapatkan kondisi sebagai
berikut,
11

Tabel 5 Hasil Pemeriksaan Fasilitas Kebersihan, Toilet Laki-


laki/Perempuan/Penyandang Cacat di area office
Fasilitas
Mutu
Jamban/WC/urinoir/ Kondisi Persediaan
Jumlah penerangan/s Pembersihan
Sanitary Pad/ Kebersihan Air Bersih
Gender Toilet irkulasi udara periodik
Tempat cuci (bersih/ (cukup/tidak
(1,5 m x 1,5 m) (baik/kurang (ada/tidak)
tangan/sabun kotor) cukup)
baik)
(ada/tidak)
 Jamban : Ada 3
buah
 Sanitary Pad :
Bersih, tidak
Wanita 1 Tidak Ada Cukup Cukup Ada
berbau
 Tempat Cuci
Tangan : Ada
 Sabun : Ada
 Jamban : Ada
 Urinoir : 4 buah
Bersih, tidak
Pria 1  Tempat Cuci Cukup Cukup Ada
berbau
Tangan : Ada
 Sabun : Ada

Menurut Permenaker No. 05 Tahun 2018 pasal 33 ayat 2, menyatakan


bahwa fasilitas kebersihan harus disediakan di setiap tempat kerja, yang meliputi :
 Toilet dan kelengkapannya
 Loker dan ruang ganti pakaian
 Peralatan kebersihan
 Tempat sampah
Berdasarkan kondisi pemeriksaan, kondisi kamar mandi wanita dan pria
bersih dan tidak berbau. Kemudian tidak ditemukan serangga, saluran
pembuangan air baik dan tidak genangan. Untuk kebutuhan di kamar mandi pun,
air bersih tersedia dalam jumlah yang cukup. Selain itu, untuk menjaga privasi
dan kenyaman karyawan, baik kamar mandi wanita dan pria, dilengkapi dengan
pintu dengan ukuran yang sesaui. Penerangan dan sirkulasi di kamar mandi
tersebut cukup. Menurut informasi yang didapatkan, kamar mandi tersebut
dilakukan pembersihan secara rutin dengan bukti dokumentasi check sheet
pembersihan.
Meninjau pada kelengkapan fasilitas toilet, jumlah pemenuhan jamban,
baik toilet wanita pria dan wanita, sudah memenuhi peraturan, dimana, menurut
12

Permenaker No. 5 Tahun 2018 pasal 34 ayat 5 adalah kebutuhan untuk 1-15 orang
adalah 1 jamban. Di perusahaan tersebut telah tersedia 33 toilet, sehingga,
kebutuhan jamban untuk wanita dan pria, sudah tercukupi.
Ukuran toilet baik pria dan wanita, yakni sebesar 1,13 m x 1,7 m.
Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018 Pasal 35, panjang minimal ruangan
adalah 0,8 m dan lebar 1,55 m. Namun untuk ukuran lebar pintu, belum
memenuhi standar yakni minimal 0,7 m, dan secara aktual lebar pintu adalah 0,67
m. Dari hasil pengukuran tersebut, maka perlu dilakukan pelebaran pintu toilet
sesuai standard.

Tabel 6 Hasil Pemeriksaan Loker dan Ruang Ganti Pakaian Bagi Tenaga
Kerja Laki-laki/Perempuan
No. Titik
Lokasi Jumlah tenaga
Panjang x Mutu
Ruang kerja Laki-
Lebar x Jumlah Penerangan
Ganti laki/Perempua
No Tinggi Loker dan Ventilasi
Pakaian n yang wajib
Ruangan (buah) (baik/kurang
dan Loker disediakan
(m3) baik)
di Tempat loker
Kerja
1 Loker 40 x 40 x 80 2 1 Pria Cukup
Personal 1 Wanita
Di area packing, loker dibagi menjadi 2, yakni loker untuk kebutuhan
personal dan loker khusus untuk pakaian kerja (jas laboratorium). Pemisahan ini
dilakukan untuk ………………, dengan barang-barang personal. Pakaian kerja
ini, yang berupa …………….., digunakan sesuai dengan peruntukannya dan
sesuai dengan syarat K3 yang ditetapkan dan pakaian kerja disediakan oleh
pengurus.

Tabel 7 Hasil Pemeriksaan Tempat Sampah


No No. Titik Sampah Penutup Sarana Jaraknya Bau yang
Tempat Organik/non (Ada/Tidak Pengumpula dengan menggaggu/
Sampah/Pen organik/bah Ada) n/Pembakar tempat kerja Menjadi
gumpulan/P an an Sampah terdekat Sarang
embakaran berbahaya dan Bahan lalat/Serang
Sampah Terbuang ga lainnya
Lainnya
(IPAL/Insen
erator/lain-
13

lain)
1 Packing Anorganik IPAL
(endapan
Ada 2m Tidak ada
dibuang ke
pihak ke 3)
2 Kantin Anorganik IPAL
(endapan
Ada 1m Tidak ada
dibuang ke
pihak ke 3)

Berdasarkan hasil pemantauan tempat sampah di area kerja, ditemukan 3


tempat sampah. Pada tempat sampah di dalam ruang packing, ditemukan tempat
sampah yang sudah terdapat penutup dilengkapi dengan label terkait klasifikasi
sampah. Dan tempat sampah tersebut tidak menjadi sarang lalat.

2.4.1.1 Pemecahan Masalah


Pada penerapan higiene dan sanitasi bangunan tempat kerja di PT Unza
Vitalis sudah baik

2.5 Kubik Space


2.5.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan data sebagai berikut,

Tabel 8 Hasil Pemeriksaan Ruang Udara/Cubic Space

Jumlah Pekerja
Volume
Ruang Lokasi Dalam
No. Ruangan (m3)
kerja/Bagian Pemeriksaan Ruang Kerja
(Panjang x Lebar x Tinggi)
(orang)
Diketahui:
Panjang = 8,5m
Lebar = 6 m
Ruang
1. Office lantai 2 Tinggi = 3 m 1
Receptionist
Volume Ruangan =
8,5 x 6 x 3 = 153 m3

Pengujian kubik space di lingkungan kerja pada Ruang mengacu pada


Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 42 ayat 1 adalah 10m3.
14

Dalam pengujian volume kebutuhan kubik space pada Ruang


Receptionist adalah 153 (m3) / 1 (org)
Berdasarkan table di atas didapatkan pada ruang Receptionist nilai lebih
dari standar yang ditetapkan pada lampiran Permenaker No. 5 tahun 2018.

2.5.2 Pemecahan Masalah


Pada pengujian kubik space didapatkan nilai standar yaitu di minimal 10
m3 / org, oleh karena itu pada ruangan receptionist tidak perlu dilakukan
pengendalian terhadap lingkungan kerja tersebut.

2.6 Pemeriksaan ketatarumahtanggaan (house keeping) peralatan dan bahan


2.6.1 Temuan
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketatarumahtanggaan di area
……………, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 9 Hasil Pemeriksaan Ketatarumahtanggaan (Housekeeping)
Peralatan dan Bahan
N Ruang Lokasi Pemisahan Pembersihan Prosedur Label bahan
o Kerja/ Pemeri Alat alat / kebersihan/ (ada/tidak)
Bagian ksaan (Ada/tidak Perkakas/bahan Penempatan/
)/ secara rutin Penataan Alat,
Penataan (ada/tidak) perkakas, bahan
alat (Ada/tidak)
(rapi/tidak
1 Ruang ......... Meja Ada Ada Ada Ada
. Kerja
2 Ruang ....... Meja Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada
Kerja

Dari hasil pemeriksaan, ditemukan prosedur kebersihan di area ruang


admin..

Dokumentasi

2.6.2 Pemecahan Masalah


Agar perkakas tertata dengan baik, di area administrasi akan lebih jika
ada penamabahan label untuk mempermudah pencarian barang.
15
16

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan terkait hasil pengukuran :
 Dari hasil pengukuran Pencahayaan ditemukan bahwa pencahayaan di
dalam ruang mixing cream untuk pekerja sudah memenuhi standar yang
ditetapkan yaitu 200 Lux,
 Faktor psikologis untuk aspek kualitatif didapatkan hasil yang besar yaitu
23
 Untuk toilet tersedia 33 toilet untuk 550 pekerja.
 Tempat sampah yang ada sudah terdapat penutupnya dan tersedia label
terkait klasifikasi sampah.

3.2 Saran
3.2.1 Saran secara umum:
 Secara umum hasil dari pengukuran dan pengujian lingkungan kerja di PT.
Unza Vitalis cukup baik, namun terdapat beberapa rekomendasi yaitu :
 Diperlukan perbaikan untuk lebar pintu toilet sesuai dengan Permenaker
No. 05 Tahun 2018 Pasal 35
 melakukan pendidikan pelatihan bagi tenaga kerja tesebut, sebagai upaya
peningkatan kualitas SDM sesuai dengan kompetensinya dan tujuan utama
perusahaan sesuai dengan referensi dari Permennaker No 05 Tahun 2018
pasal 24 ayat 5
17

LAMPIRAN

1. Dokumentasi
a. Pengujian ISBB
Dokumentasi
Alat yang Digunakan

Saat Pengujian
18

Hasil Pengujian

b. Pengujian Kebisingan
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
Saat Pengujian
Hasil Pengujian

c. Pengujian Pencahayaan
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
Saat Pengujian
Hasil Pengujian

d. Pengujian Debu
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
Saat Pengujian
Hasil Pengujian

e. Pengujian Oksigen
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
Saat Pengujian
Hasil Pengujian

f. Pengujian Karbon Dioksida


19

Dokumentasi
Alat yang Digunakan
Saat Pengujian
Hasil Pengujian

g. Pengujian Ergonomi
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
Saat Pengujian
Hasil Pengujian

h. Pengujian Psikologi
Dokumentasi
Alat yang Digunakan
Saat Pengujian
Hasil Pengujian

i. Implementasi Sanitasi, Higiene dan Ketatarumahtanggan


Dokumentasi
Alat yang Digunakan
Saat Pengujian
Hasil Pengujian

2. Formulir
Terlampir

Anda mungkin juga menyukai