Anda di halaman 1dari 44

1

LAPORAN PKL
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN LINGKUNGAN KERJA
DI PUSAT HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

Kelompok 2
Disusun Oleh:
Riza Hanung Hascaryo
Muhamad Handi Wijaya
M. Furoiddun Nais
Josua Pandapotan
Pradana Sahid Akbar
Pedry Arly Yohandry Bessy
Ria Rezki Ramadhani Bahar

PEMBINAAN AHLI K3 MUDA LINGKUNGAN KERJA


KOMPETENSI AHLI MUDA HIGIENE INDUSTRI (HIMU)
JAKARTA
Juli 2023
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Lataran Belakang


Pusat Hiperkes & Keselamatan Kerja merupakan salah satu pusat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah diakreditasi oleh Badan Standarisasi
Nasional Sebagai Laboratorium penguji yang memberikan pelayanan di bidang.
Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja merupakan salah satu unit Organisasi
pelaksana teknis di tingkat Provinsi di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi DKI Jakarta dikukuhkan berdasarkan peraturan Gubernur No. 343
Tahun 2016 Tentang Pembentukkan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Higiene
Perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yang beralamat di Jalan Ahmad
Yani, Nomor 69-70, Cempaka Putih.
Tugas utama Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja adalah melaksanakan
pengembangan, pengkajian, pelayanan teknis serta pelayanan tenaga kerja,
kesehatan kerja, Higiene Perusahaan dan ergonomi serta dilengkapi dengan
fasilitas laboratorium yang bertujuan untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Pusat Hiperkes &
Keselamatan Kerja didukung sarana dan prasarana antara lain sumber daya
manusia yang kompeten, laboratorium yang terakreditasi oleh KAN Laboratorium
tersebut dioperasikan oleh para tenaga ahli yang berkompeten serta memiliki
sertifikat pengujian dalam bidang Keselamatan kerja dan Hiperkes..
Pada tahun 2015 Pusat keselamatan dan kesehatan kerja berubah organisasi
dari di bawah Sekretariat Jendral berubah dan bergabung ke dalam Direktorat
Jendral Pembinaan Pengawasan ketenagakerjaan dan Keselamatan Kesehatan
Kerja berdasarkan Permen No.13 Tahun 2015. Dan sekarang menjadi Direktorat
Bina K3.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
3

Pelaksanaan Permenaker No. 05 tahun 2018 tentang K3 lingkungan kerja


dimana perusahaan wajib melaksanakan K3 lingkungan kerja dengan didukung
oleh personel yang mempunyai kompetensi dibidang higiene industri.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Menambah pengetahuan dan melatih kemampuan tenaga K3 lingkungan
kerja sehingga mampu mengetahui ruang lingkup higiene industri dan
pengaruh bahaya kesehatan kerja berupa faktor fisika berupa pengukuran
Index Suhu Bola Basah (ISBB), kebisingan dan pencahayaan, faktor kimia
berupa pengukuran debu total, CO2, O2, faktor ergonomi dan psikologi di
Laboratorium Mikrobiologi yang berada pada lantai 3 dan Lobby Pusat
Hiperkes & Keselamatan Kerja.
b. Untuk mengetahui ketersediaan fasilitas higiene dan sanitasi yang dimiliki
oleh perusahaan dan kesesuaiannya dengan peraturan.

1.3 Dasar Hukum


a. Undang undang No 3 Tahun 1969 tentang persetujuan konvensi ILO No
120 mengenai higiene dalam perniagaan dan Kantor kantor;
b. Undang undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
c. Undang undang No, 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan;
d. PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
e. Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja.

1.4 Ruang Lingkup Meliputi


a. Pengukuran dan pengujian faktor fisika (ISBB, kebisingan dan
pencahayaan, Sinar Ultra Ungu, dan Getaran ), faktor kimia (debu, CO,
CO2, O2), faktor ergonomi dan faktor psikologi.
b. Penerapan higiene dan sanitasi di tempat kerja meliputi gedung, toliet,
saluran air/buangan, ruang gerak, ruang udara/cubic space di area ruang
4

pelatihan, laboratorium mikrobiologi di lantai 3 serta di lobby Kantor


Pusat Hiperkes & Keselamatan Kerja
5

BAB 2
POKOK BAHASAN

2.1 Faktor Fisika


2.1.1 ISBB
2.1.1.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Teknis ISBB


No. Ruangan Nomor ISBB Durasi Beban Kerja NAB Tindakan
/bagian Titik uji (0 C) Paparan Fisik (0 C) pengendalian
Terhadap (Ringan yang telah
Pekerja /Sedang dilakukan
perJam /Berat)*
1. Lab Mikrobiologi 001 23.8 100% Ringan 31 -
2. Lobby Kantor 002 27,12 25-50% Ringan 32 -
Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Pengujian Iklim (ISBB) dilakukan pada Laboratorium Mikrobiologi dan


Lobby Kantor Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja dengan menggunakan SNI
7061:2019 tentang Pengukuran dan Evaluasi Iklim Kerja.
Kegiatan sampling dilakukan dengan kondisi:
 Ketinggian 60 – 100 cm dari lantai
 Warming up alat 20 menit
 Sampling 30 menit dengan interval pencatatan data setiap 5 menit
Hasil dari pengujian ISBB pada 6 interval, kemudian dilakukan
perhitungan rata-rata dengan persamaan:

Perhitungan ISBB rata-rata ruang Laboratorium Mikrobiologi sebesar


23,8 oC dan ISBB rata-rata Lobby kantor sebesar 27,13 oC.
Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa Suhu ISBB masih di
bawah Nilai ambang batas yaitu 31 0C di Laboratorium Mikrobiologi, untuk
pekerjaan ringan dengan jam kerja 1 jam dan 32 0C di Lobby kantor untuk
6

pekerjaan ringan dengan jam kerja 25-50%. Pada tempat kerja tidak memiliki
sumber tekanan panas.
2.1.1.2 Pemecahan Masalah
Dari hasil pengukuran tidak melebihi nilai NAB maka tidak dilakukan
pengendalian sesuai dengan Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 9 ayat 4.

2.1.2 Kebisingan
2.1.2.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 2 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Kebisingan
NO RUANGAN NOMOR KEBISINGAN NAB JUMLAH JAM METODA
/BAGIAN TITIK (dBA) (dBA) PEMAPARAN PENGENDALIAN
UJI KEBISINGAN YANG TELAH
PER HARI DILAKUKAN

1 Lab Mikrobiologi 001 64 91 2 -


2 Lobby 002 71,2 85 8 -
Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Lab Mikrobiologi memiliki sumber kebisingan di area kerja Analis


karena terdapat blower outdoor AC, sedangkan pada lobby memiliki sumber
kebisingan terdapat lalu lalang kendaraan yang akan parkir. Area tersebut menjadi
dasar dilakukannya pengukuran kebisingan, namun data hasil pengukuran
menunjukkan tidak adanya nilai kebisingan yang melebihi NAB.

2.1.2.2 Pemecahan Masalah


Tidak perlu diberikan pembatasan untuk area kerja analis lab
mikrobiologi dan lobby, karena nilai kebisingan sudah dibawah ambang batas
sesuai dengan Permenaker No. 05 Tahun 2018.
7

2.1.3 Pencahayaan
2.1.3.1 Temuan
Pengukuran pencahayaan dilakukan terhadap 3 ruangan:

Nama Ruangan No. Titik Uji Luas Ruangan Jumlah Titik Uji
R. Laboratorium 001 P=8m 25 titik
Mikrobiologi L = 6,6 m
T = 2,8 m
Luas = 52,5 m2
Ruang Pelatihan B 003 P=11,9 m 25 titik
L = 6,6 m
T=3,6 m
Luas = 78,54 m2

Lobby 002 P = 7,2 m 16 titik


L =6,5 m
T = 2,6 m
Luas = 46,8 m2
Meja Office Lab Mikro 004 - -

Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan data sebagai berikut,

Sumber Luas
Ruangan/ No. Titik Jenis
Penerangan/ Jendela Intensitas (Lux)
Bagian Pengukuran Pengukuran
No. Pencahayaan Ruangan
(Alami/ Hasil
    (m2) Standar (Umum/Lokal)
Buatan) Ukur
Lab Penerangan Pengukuran
1 1 - 207 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
2 2 - 222 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
3 3 - 335 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
4 4 - 183 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
5 5 - 53 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
6 6 - 240 300
Mikro Buatan Umum
7 Lab 7 Penerangan - 295 300 Pengukuran
8

Mikro Buatan Umum


Lab Penerangan Pengukuran
8 8 - 353 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
9 9 - 195 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
10 10 - 72 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
11 11 - 294 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
12 12 - 301 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
13 13 - 374 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
14 14 - 143 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
15 15 - 140 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
16 16 - 267 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
17 17 - 190 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
18 18 - 217 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
19 19 - 312 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
20 20 - 241 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
21 21 - 102 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
22 22 - 122 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
23 23 - 100 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
24 24 - 129 300
Mikro Buatan Umum
Lab Penerangan Pengukuran
25 25 - 57 300
Mikro Buatan Umum
Meja
Office Penerangan Pengukuran
26 26 - 29 300
Lab Buatan Lokal
Mikro
Meja
Office Penerangan Pengukuran
27 27 - 143 300
Lab Buatan Lokal
Mikro
Meja
Office Penerangan Pengukuran
28 28 - 189 300
Lab Buatan Lokal
Mikro
Ruang
Penerangan Pengukuran
29 Pelatihan 29 - 371 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
30 Pelatihan 30 - 377 300
Buatan Umum
B
31 Ruang 31 Penerangan - 382 300 Pengukuran
Pelatihan Buatan Umum
9

B
Ruang
Penerangan Pengukuran
32 Pelatihan 32 - 349 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
33 Pelatihan 33 - 300 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
34 Pelatihan 34 - 372 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
35 Pelatihan 35 - 321 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
36 Pelatihan 36 - 375 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
37 Pelatihan 37 - 259 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
38 Pelatihan 38 - 138 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
39 Pelatihan 39 - 315 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
40 Pelatihan 40 - 218 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
41 Pelatihan 41 - 134 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
42 Pelatihan 42 - 160 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
43 Pelatihan 43 - 148 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
44 Pelatihan 44 - 345 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
45 Pelatihan 45 - 316 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
46 Pelatihan 46 - 305 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
47 Pelatihan 47 - 241 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
48 Pelatihan 48 - 303 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
49 Pelatihan 49 - 296 300
Buatan Umum
B
50 Ruang 50 Penerangan - 291 300 Pengukuran
Pelatihan Buatan Umum
10

B
Ruang
Penerangan Pengukuran
51 Pelatihan 51 - 178 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
52 Pelatihan 52 - 164 300
Buatan Umum
B
Ruang
Penerangan Pengukuran
53 Pelatihan 53 - 184 300
Buatan Umum
B
Penerangan Pengukuran
54 Lobby 54 - 143 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
55 Lobby 55 - 158 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
56 Lobby 56 - 172 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
57 Lobby 57 - 185 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
58 Lobby 58 - 94 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
59 Lobby 59 - 183 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
60 Lobby 60 - 201 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
61 Lobby 61 - 224 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
62 Lobby 62 - 78 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
63 Lobby 63 - 124 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
64 Lobby 64 - 163 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
65 Lobby 65 - 184 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
66 Lobby 66 - 59 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
67 Lobby 67 - 93 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
68 Lobby 68 - 115 300
Campuran Umum
Penerangan Pengukuran
69 Lobby 69 - 139 300
Campuran Umum

Pada pengujian Pencahayaan di lingkungan kerja menggunakan SNI 16-


7062-2019 tentang pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja, pada Lab
Mikro sebanyak 25 titik sampel (Pengujian Umum), Meja Office Lab Mikro
sebanyak 3 titik sampel (Pengujian Lokal), Ruang Pelatihan B sebanyak 25 titik
sampel (Pengujian Umum) dan Lobby sebanyak 16 titik (Pengujian Umum).
11

Berdasarkan table di atas didapatkan nilai kurang dari standar sesuai pada
lampiran Permenaker No. 5 tahun 2018 untuk titik ke 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 14,
15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 33, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 47, 49,
50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68 dan 69.

2.1.3.2 Pemecahan Masalah


Terkait dengan hasil pengukuran pencahayaan yang tidak sesuai seperti
diantara lain pada titik 3, 8, 12, 13, 19, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 39, 44, 45, 46,
48, dengan standar maka di lakukan pengendalian agar intensitas pencahayaan
sesuai dengan pekerjaannya dengan menambahkan lampu alami dengan
penambahan cahaya dari matahari atau buatan dengan menambahkan standing
lamp, sesuai dengan Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 16 ayat 3.
12

2.1.4 Getaran pada Tangan (Hand Arm Vibration)


2.1.4.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Teknis Getaran Tangan
N RUANGAN SUMBER DURASI JAM HASIL NAB METODA
O /BAGIAN GETARAN PEMAPARA UJI PENGENDALIAN
N PER HARI (m/det2) YANG TELAH
DILAKUKAN

Pedry Arly Y.
1 Motor 1 Jam 15,6 10 -
B.

Pada pengujian getaran (pada tangan) terdapat satu temuan pada


penggunaan kendaraan motor dengan menggunakan SNI-7054-2019 Tentang
Pengukuran pemaparan getaran pada lengan dan tangan pekerja.
Pengujian ini dapat disimpulkan bahwa untuk pemaparan getaran pada
Tangan melebihi batas NAB.

2.1.4.2 Pemecahan Masalah


Terkait dengan hasil pengukuran pemaparan getaran pada lengan yang
tidak sesuai dengan standar maka di lakukan pengendalian agar getaran yang
ditimbulkan diarea lengan tidak melebihi NAB, dengan melakukan servis
kendaraan rutin atau mengganti kendaraan yang dipakai. Dan juga sebaiknya
melakukan perbaikan jalan disekitar perusahaan agar lebih rata. sesuai dengan
Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 16 ayat 3.

2.1.5 Getaran pada Tangan (Hand Arm Vibration)


2.1.5.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Teknis Getaran Tangan
13

N RUANGAN SUMBER DURASI JAM HASIL NAB METODA


O /BAGIAN GETARAN PEMAPARA UJI PENGENDALIAN
N PER HARI (m/det )2
YANG TELAH
DILAKUKAN

M. Furoddun
1 Motor 1 Jam 0,022 2,4497 -
Nais

Pada pengujian getaran (Seluruh tubuh) kendaraan motor dengan


menggunakan SNI-7054-2019 Tentang Pengukuran pemaparan getaran pada
lengan dan tangan pekerja.
Pengujian ini dapat disimpulkan bahwa pemaparan getaran pada seluruh badan
masih dibawah batas NAB.

2.1.5.2 Pemecahan Masalah


Tidak Ada Masalah

2.1.6 Pemaparan Sinar Ultraviolet


Tabel 5 Hasil Pengukuran radiasi sinar ultra ungu ditempat kerja

Sumber : Pengujian Penulis, 2023


Pada pengujian radiasi sinar ultra ungu pada Laboratorium Mikrobiologi
saat mengoperasikan mesin Laminar Airflow dan didapatkan hasil dari pengujian
ruang laboratorium Laboratorium menggunakan SNI-16-7060-2004 Tentang
Pengukuran radiasi sinar ultra ungu ditempat kerja.
Pengujian ini dapat disimpulkan bahwa radiasi ultra ungu masih di
bawah Nilai ambang batas yaitu 0.0011mW/cm2.

2.1.6.1 Pemecahan Masalah


Dari hasil pengukuran tidak melebihi nilai NAB maka tidak dilakukan
pengendalian sesuai dengan Permenaker No. 5 tahun 2018 pasal 9 ayat 4. Namun
14

ada baiknya untuk mengurangi pemaparan sinar ultra ungu pada mata, sebaiknya
menggunakan kaca mata UV screen.
2.2 Faktor Kimia
2.2.1 Debu
2.2.1.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 3 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Debu


N RUAN NOM JE PENGUK METODA PENGENDALIAN YANG TELAH DILAKUKAN
O GAN OR NIS URAN
/BAGI TITI DE (mg/m3)
AN K BU
UJI HAS NA
IL B
UK
UR
15

1 Lobby 001 TS 0,31 10


P 6

Sumber : Pengujian Penulis, 2023


Debu tersebut berasal dari sirkulasi dan kendaraan pada lobby. Hasil
pengukuran debu menunjukkan nilai dibawah NAB

2.2.1.2 Pemecahan Masalah


Tidak terdapat masalah.
2.2.2 Oksigen (O2)
16

2.2.2.1 Temuan
Tabel 5 Hasil Pemeriksaan Gas/Uap Berbahaya (O2)
No. Ruangan/ No. Titik Jenis Pengukuran Tindakan
Bagian Pengukuran Gas/Uap (%) Pengendalian
Hasil NAB yang telah
Ukur dilakukan
1 Lobby 001 Oksigen 20,8 19,6 - -
23,5
Sumber : Pengujian Penulis, 2023
Sampling dilakukan sesaat melalui direct measurement

2.2.2.2 Pemecahan Masalah


kadar O2 tidak melebihi nilai ambang batas, namun proses sampling tidak
sesuai dengan permenaker No.5 tahun 2018 pasal 20 dimana seharusnya sampling
dilakukan selama 6 jam.

2.2.3 Karbon Dioksida (CO2)


2.2.3.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 6 Hasil Pemeriksaan Gas/Uap Berbahaya (CO2)


No. Ruangan/ No. Titik Jenis Pengukuran Tindakan
Bagian Pengukuran Gas/Uap (PPM) Pengendalian
Hasil Ukur NAB yang telah
dilakukan
1 Karbon
Lobby 001 661 < 5000
Dioksida
Sumber : Pengujian Penulis, 2023
Sampling dilakukan sesaat melalui direct measurement
2.2.3.2 Pemecahan Masalah
Kadar CO2 tidak melebihi nilai ambang batas, namun proses sampling
tidak sesuai dengan permenaker No.5 tahun 2018 pasal 20 dimana seharusnya
sampling dilakukan selama 6 jam.
2.2.4 Karbon Dioksida (CO)
17

2.2.4.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 6 Hasil Pemeriksaan Gas/Uap Berbahaya (CO)
No. Ruangan/ No. Titik Jenis Pengukuran Tindakan
Bagian Pengukuran Gas/Uap (PPM) Pengendalian
Hasil Ukur NAB yang telah
dilakukan
1 Lobby 001 Karbon 0 < 25
Monoksida
Sumber : Pengujian Penulis, 2023
Sampling dilakukan sesaat melalui direct measurement
2.2.4.2 Pemecahan Masalah
Kadar CO tidak melebihi nilai ambang batas, namun proses sampling
tidak sesuai dengan permenaker No.5 tahun 2018 pasal 20 dimana seharusnya
sampling dilakukan selama 6 jam.

2.3 Faktor Psikologi


2.3.1.1 Temuan
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, bagian keenam,
faktor psikologi, pasal 24, menyatakan bahwa Pengukuran dan pengendalian
faktor psikologi harus dilakukan pada Tempat Kerja yang memiliki potensi
bahaya faktor psikologi. Potensi bahaya faktor psikologi meliputi :
 Ketidakjelasan / ketaksaan peran
 Konflik peran
 Beban kerja berlebih secara kualitatif
 Beban kerja berlebih secara kuantitatif
 Pengembangan karir dan / atau
 Tanggung jawab terhadap orang lain
Hasil survei diagnosa stress kerja, yang dilakukan kepada karyawan di
bagian analisis laboratorium lantai 3 gedung Pusat Hiperkes & Keselamatan Kerja
dengan jumlah responden sebanyak 1 orang serta security di bagian lobby gedung
Pusat Hiperkes & Keselamatan Kerja dengan jumlah responden sebanyak 1 orang,
adalah sebagai berikut.
18

Tabel 7 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Psikologis


Total Skor
Laboran Security
Ketangkasan Peran 5 5
Konflik 8 7
Kuantitatif 5 5
Kualitatif 5 8
Karir 9 5
Tanggung Jawab 5 8
Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Berdasarkan hasil survey tersebut, dapat dilihat bahwa Staff Analisis


(Laboran) yang merupakan karyawan yang melakukan analisa umumnya di setiap
kategori memiliki derajat stress yang ringan. Menurut pemaparan karyawan
tersebut, beban kerja yang selama ini masih dapat diterima dan tidak
menimbulkan stress kerja. Sedangkan terdapat potensi bahaya pada aspek karir
yang memiliki skor 9 dan untuk aspek konflik memiliki skor 8 yang dapat
dikategorikan ke dalam stress sedang.
Selanjutnya, pada hasil survey yang dilakukan pada Security kantor, yang
merupakan karyawan yang bekerja di bagian penerimaan tamu serta keamanan
kantor menunjukan bahwa di setiap aspek berkategori derajat stress ringan.
Menurut pemaparan karyawan tersebut, beban kerja yang selama ini masih dapat
diterima dan tidak menimbulkan stress kerja. Sedangkan terdapat potensi bahaya
pada aspek tanggung jawab yang memiliki skor 8 dan untuk aspek kualitatif
memiliki skor 8 yang dapat dikategorikan ke dalam stress sedang.

2.3.1.2 Pemecahan Masalah


Dari hasil survey tersebut, didapatkan bahwa terdapat potensi bahaya
faktor psikologi yang berpotensi menyebabkan derajat stress sedang pada staff
analisis (laboran) yakni pada beban kerja secara pengembangan karir yang dapat
dikendalikan dengan menyediakan konseling tentang rencana dan pengembangan
jalur karir pegawai serta melakukan penilaian secara rutin untuk melihat
kemampuan pegawai dan beban kerja secara konflik peran dapat dikendalikan
19

dengan pembagian jobdesk yang tepat. Sedangkan untuk potensi bahaya faktor
psikologi yang berpotensi menyebabkan derajat stress sedang pada bagian security
yakni pada beban kerja kualitatif dapat dikendalikan dengan mengadakan
pelatihan dan pemberian kompetensi untuk bagian penjagaan keamanan termasuk
pelatihan P3K dan pelatihan pemadam kebakaran secara berkala dan beban kerja
tanggung jawab dapat dikendalikan dengan dilakukan simulasi tanggap darurat
untuk menghadapi jika ada kondisi darurat yang terjadi.

2.4 Faktor Ergonomi


2.4.1.1 Temuan
Dilakukan pengukuran dengan metode Quick Expossure Check (QEC)
pada salah satu karyawan (Laboran) dengan interview, pengamatan langsung dan
pengisian quisioner berikut ini:

Gambar 1 Kuesioner QEC


Sumber : Pengujian Penulis, 2023
20

Pengisian kuisioner pada bagian yang diisi oleh pengamat dilakukan


dengan mengamati langsung obyek pengisi kuisioner seperti kondisi di bawah ini:

Gambar 2 Posisi Duduk Laboran dari Samping


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2023

Gambar 3 Posisi Kaki Laboran saat Duduk


21

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2023

Gambar 4 Posisi Duduk Laboran dilihat dari Atas


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2023

Gambar 5 Laboran saat Menggunakan Komputer


22

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2023

Hasil interview, pengisian kuisioner dan pengamatan langsung


dikalkulasikan berdasarkan klasifikasi anggota tubuh (tulang punggung,
bahu/lengan, pergelangan tangan/tangan, dan leher) kedalam tabel berikut:

2 6
4 2

6 4 4 6

12

4 4
4
1

6 2
2
1

4 4
1

20 16 16 1
23

Gambar 6 Hasil Perhitungan dengan Menggunakan Metode QEC


Sumber : Perhitungan Penulis, 2023
Dari hasil kalkulasi penilaian berdasarkan anggota tubuh, diperoleh nilai
pengamatan dan dibandingkan dengan standar QEC:
Tulang punggung = 20 (Moderate)
Bahu/lengan = 16 (Low)
Pergelangan tangan/tangan = 16 (Low)
Leher = 12 (High)
Tabel 4 Tabel expossure lever QEC
Exposure level
Score Low Moderate High Very High
Back (static) 8-15 16-22 23-29 29-40
Back (moving) 10-20 21-31 31-40 41-56
Shoulder/arm 10-20 21-30 31-40 41-56
Wrist/hand 10-20 21-30 31-40 41-46
Neck 4-6 8-10 12-14 16-18

Sumber : Perhitungan Penulis, 2023


Hasil pengukuran exposure level QEC dibandingkan dengan standar RULA untuk
mengetahui perlu tidaknya tindak lanjut
Tabel 5 Standar RULA

Sumber : RULA
24

Dari hasil konversi, diketahui bahwa pada tulang punggung, bahu/lengan,


dan pergelangan tangan/tangan tidak diperlukan investigasi lebih lanjut, sementara
pada leher diperlukan investigasi lebih lanjut dan penanganan segera.
2.4.1.2 Pemecahan Masalah
Diperlukan pengendalian mengacu kepada permenaker No.5 tahun 2018
pasal 23 ayat 4 melalui mengatur waktu kerja dan istirahat, dan memperbaiki
posisi layar dan mengatur ketinggian layar komputer agar leher tidak menekuk
lebih dari 20 derajat. Selanjutnya dilakukan assessment ulang.

2.5 Higiene Sanitasi


2.5.1 Temuan
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, bagian pertama,
pasal 26, menyatakan bahwa higiene dan sanitasi harus diterapkan pada setiap
bangunan tempat kerja. Penerapannya meliputi :
 Halaman
 Gedung, dan
 Bangunan bawah tanah
Pada pemeriksaan higiene dan sanitasi dilakukan pada ruang toilet dan
Lab Mikro, lantai 3 gedung Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja, didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 9 Hasil Pemeriksaan dan atau Pengujian Penerapan Higiene dan
Sanitasi Bangunan Tempat Kerja
Gedung/Ruang/
Saluran Air
Bagian/Dinding/
Pembuangan
Langit-laing/ Kondisi
Nomor (Adat tutup Pengelolaan yang
No Atap/Selokan/ (Bersih/Kotor/De
Titik pengaman/tidak) telah dilakukan
Lantai/Halaman/ bu,Ventilasi)
(Mengalir/Tergen
Bangunan Bawah
ang)
Tanah
Langit-langit dan 001-001
Dinding Ruang Pembersihan
1 Bersih Ada
Kerja Rutin
Laboratorium
Lantai Ruang 001-002
Pembersihan
2 Kerja Bersih Ada
Rutin
Laboratorium
25

Gedung/Ruang/
Saluran Air
Bagian/Dinding/
Pembuangan
Langit-laing/ Kondisi
Nomor (Adat tutup Pengelolaan yang
No Atap/Selokan/ (Bersih/Kotor/De
Titik pengaman/tidak) telah dilakukan
Lantai/Halaman/ bu,Ventilasi)
(Mengalir/Tergen
Bangunan Bawah
ang)
Tanah
Langit-langit dan 001-003
Dinding Ruang Pembersihan
3 Bersih Ada
Admin Rutin
Laboratorium
Lantai Ruang 001-004
Pembersihan
4 Admin Bersih Ada
Rutin
Laboratorium
Langit-langit dan 002-001
Pembersihan
5 Dinding Ruang Bersih Ada
Rutin
Lobby
Lantai Ruang 002-002 Pembersihan
6 Bersih Ada
Lobby Rutin
Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Berdasarkan pengamatan visual, dinding dan langit-langit dalam kondisi


kering, tidak lembab, dicat. Sehingga kondisi ruangan, dapat dikatagorikan baik
dan bersih. Namun pada ruang admin laboratorium ada dinding yang mengalami
keretakan, kondisi penempatan pada pakaian yang tidak pada tempatnya dan
kondisi dapur yang tidak rapih dan kurang bersih. Sedangkan pada area lobby
masih banyak barang-barang yang tidak sesuai penempatannya dan pembuangan
sampah yang tidak rapih.
Selanjutnya, pada pemeriksaan kondisi toilet pada area lab mikrobiologi
lantai 3, didapatkan kondisi sebagai berikut,
Tabel 10 Hasil Pemeriksaan Fasilitas Kebersihan, Toilet Laki
laki/Perempuan/Penyandang Cacat
Fasilitas
Mutu
Jamban/WC/urinoir/ Kondisi Persediaan
Jumlah penerangan/s Pembersihan
Sanitary Pad/ Kebersihan Air Bersih
Gender Toilet irkulasi udara periodik
Tempat cuci (bersih/ (cukup/tidak
(1,5 m x 1,5 m) (baik/kurang (ada/tidak)
tangan/sabun kotor) cukup)
baik)
(ada/tidak)
Wanita 1  Jamban : Ada 2 Bersih, tidak Cukup Kurang baik Tidak ada
buah berbau
 Sanitary Pad :
Tidak Ada
 Tempat Cuci
Tangan : Ada
 Sabun : Ada
26

 Tissue : Tidak Ada


 Jamban : Ada
 Peturasan : Tidak
Ada
Bersih, tidak
Pria 1  Tempat Cuci Cukup Kurang baik Tidak ada
berbau
Tangan : Ada
 Sabun : Ada
 Tissue : Tidak Ada
Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Menurut Permenaker pasal 33 ayat 2, menyatakan bahwa fasilitas


kebersihan harus disediakan di setiap tempat kerja, yang meliputi :
 Toilet dan kelengkapannya
 Loker dan ruang ganti pakaian
 Peralatan kebersihan
 Tempat sampah
Berdasarkan kondisi pemeriksaan, kondisi kamar mandi wanita dan pria
bersih dan tidak berbau. Kemudian tidak ditemukan serangga, saluran
pembuangan air baik dan tidak genangan. Untuk kebutuhan di kamar mandi pun,
air bersih tersedia dalam jumlah yang cukup. Selain itu, untuk menjaga privasi
dan kenyaman karyawan, baik kamar mandi wanita dan pria, dilengkapi dengan
pintu dengan ukuran yang sesuai. Pada toilet wanita penerangan memiliki
intensitas yang kurang dan sirkulasi di kamar mandi tersebut kurang, sedangkan
pada toilet pria intensitas penerangan kurang akan tetapi sirkulasi di kamar mandi
tersebut sudah cukup. Menurut informasi yang didapatkan, kamar mandi tersebut
dilakukan pembersihan secara rutin setiap hari namun bukti dokumentasi
dibuktikan karena tidak ada check sheet pembersihan.
Meninjau pada kelengkapan fasilitas toilet, jumlah pemenuhan jamban,
baik toilet wanita pria dan wanita, sudah memenuhi peraturan, dimana, menurut
Permenaker No. 5 Tahun 2018 pasal 34 ayat 5 adalah kebutuhan untuk 1-15 orang
adalah 1 jamban. Di gedung tersebut, terkhusus lantai 3, jumlah karyawan pria
adalah 4 orang dan wanita adalah 7 orang, sehingga, kebutuhan jamban untuk
wanita dan pria, sudah tercukupi.
Untuk kebutuhan air bersih, baik toilet pria maupun wanita, sudah
tercukupi. Dan kebutuhan alat pembilas, sudah tercukupi. Namun, Untuk toilet
wanita, kekurangannya adalah tidak tersedianya sanitary pad.
27

Ukuran toilet baik pria dan wanita, yakni sebesar 1.5 m x 1.5 m.
Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018 Pasal 35, panjang minimal ruangan
adalah 0,8 m dan lebar 1,55 m. Dan untuk ukuran lebar pintu, sudah memenuhi
standar yakni minimal 0,7 m, dan secara aktual lebar pintu adalah 0.9 m.
Tabel 6 Hasil Pemeriksaan Loker dan Ruang Ganti Pakaian Bagi Tenaga
Kerja Laki-laki/Perempuan
No. Titik
Lokasi Jumlah tenaga
Panjang x Mutu
Ruang kerja Laki-
Lebar x Jumlah Penerangan
Ganti laki/Perempuan
No Tinggi Loker dan Ventilasi
Pakaian yang wajib
Ruangan (buah) (baik/kurang
dan Loker disediakan
(m3) baik)
di Tempat loker
Kerja
1 2 Pria
Lemari 1.5 m 1 Cukup
1 wanita
Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Di area Lab Mikrobiologi, hanya memiliki 1 loker, yakni loker khusus


untuk pakaian kerja (jas laboratorium). Seharusnya terdapat pemisahan loker
untuk barang-barang personal dan pakaian kerja ini, sesuai dengan syarat K3 yang
ditetapkan dan pakaian kerja disediakan oleh pengurus.
Tabel 7 Hasil Pemeriksaan Tempat Sampah
No No. Titik Sampah Penutup Sarana Jaraknya Bau yang
Tempat Organik/non (Ada/Tidak Pengumpula dengan menggaggu/
Sampah/Pen organik/bah Ada) n/Pembakar tempat kerja Menjadi
gumpulan/P an an Sampah terdekat Sarang
embakaran berbahaya dan Bahan lalat/Serang
Sampah Terbuang ga lainnya
Lainnya
(IPAL/Insen
erator/lain-
lain)
1 Laboratorium Organik /
Ada Pihak ketiga 2m Tidak ada
Anorganik
2 Kamar Anorganik
Ada Pihak ketiga 1m Tidak ada
Mandi
3 Koridor Organik -
Ada Pihak Ketiga 4m Tidak ada
Anorganik
4 Tempat
Pembuangan Campuran Tidak ada Pihak Ketiga 5m Sarang Lalat
Sementara
Sumber : Pengujian Penulis, 2023
28

Berdasarkan hasil pemantauan tempat sampah di area kerja, ditemukan 3


tempat sampah dengan tidak ada label jenis sampah sehingga sampah yang berada
di dalamnya tercampur. Pada tempat sampah di dalam ruang laboratorium
ditemukan penutup dan tidak ada label kategori jenis sampah , di kamar mandi
ditemukan penutup dan tempat sampah yang digunakan tidak ada label kategori
jenis sampah sehingga sampah yang berada di dalamnya tercampur dan tidak
ditemukan tempat sampah untuk buangan pembalut (sanitary pad) sehingga tidak
sesuai dengan Permenaker nomor 5 tahun 2018 wajib untuk disediakan sebagai
sarana untuk pembuangan pembalut wanita.. Sedangkan untuk koridor ditemukan
tempat sampah dengan bahan ember yang kedap air serta tidak ada label jenis
kategori sampah sehingga sampah tercampur. Untuk penyimpanan sampah
sementara tidak ada wadah serta tidak di tutup sehingga menimbulkan sarang
lalat, dan dapat menimbulkan bau.

2.5.1.1 Pemecahan Masalah


Pada penerapan higiene dan sanitasi bangunan tempat kerja di Pusat
Hiperkes & Keselamatan Kerja. Ditemukan beberapa masalah yaitu tidak
tersedianya tempat sampah yang diberikan label kategori jenis sampah, sanitary
pad pada toilet wanita ; menambahkan tempat sampah yang diberikan label jenis
kategori sampah di laboratorium ; dan tempat sampah pada area ruang admin
laboratorium, serta terdapat tempat penyimpanan sampah sementara yang tidak
memiliki wadah yang tertutup.
Saran yang dapat diberikan adalah, penyediaan tempat sampah dengan
label jenis sampah sehingga sampah tidak tercampur, serta tempat penyimpanan
sementara untuk sampah dibuatkan wadah / tempat yang tertutup sehingga tidak
menimbulkan sarang lalat dan memenuhi higienis sesuai dengan Permen Nomor 5
tahun 2018.
29

2.6 Kubik Space


2.6.1 Temuan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan data sebagai berikut,
Tabel 8 Hasil Pemeriksaan Ruang Udara/Cubic Space

Jumlah Pekerja
Volume
Ruang Lokasi Dalam
No. Ruangan (m3)
kerja/Bagian Pemeriksaan Ruang Kerja
(Panjang x Lebar x Tinggi)
(orang)
P=8m
L = 6,6 m
R. Laboratorium
1. 001 11 Orang
Mikrobiologi T = 2,8 m
Volume = 147,84 m3
Sumber : Pengujian Penulis, 2019

Pada pengujian kubik space di lingkungan kerja pada Ruang


Laboratorium Mikrobiologi di lantai 3 mengacu pada Permenaker No. 5 tahun
2018 pasal 42 ayat 1.
Dalam pengujian volume kebutuhan kubik space pada Ruang
Laboratorium Mikrobiologi di lantai 3 adalah 147,84 (m3) / 11 (org) = 13,44
(m3/org).
Berdasarkan tabel di atas didapatkan pada Ruang Laboratorium
Mikrobiologi di lantai 3 masih lebih tinggi dari standar yang ditetapkan pada
lampiran Permenaker No. 5 tahun 2018, yakni seharusnya per orang mendapatkan
ruang udara sebesar 10m3

2.6.2 Pemecahan Masalah


Pada pengujian kubik space didapatkan nilai standar yaitu di minimal
13,44 m3 / org, oleh karena itu pada Ruang Laboratorium Mikrobiologi di lantai 3
tidak perlu dilakukan pengendalian terhadap lingkungan kerja tersebut.
30

2.7 Pemeriksaan ketatarumahtanggaan (house keeping) peralatan dan bahan


2.7.1 Temuan
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketatarumahtanggaan di area lobby
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 9 Hasil Pemeriksaan Ketatarumahtanggaan (Housekeeping)
Peralatan dan Bahan
No Ruang Lokasi Pemisahan Pembersihan Prosedur Label bahan
Kerja/ Pemeri Alat alat / kebersihan/ (ada/tidak)
Bagian ksaan (Ada/tidak) Perkakas/baha Penempatan/
/ Penataan n secara rutin Penataan Alat,
alat (ada/tidak) perkakas, bahan
(rapi/tidak (Ada/tidak)

1 Koridor Koridor Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Lobby

Sumber : Pengujian Penulis, 2023

Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan prosedur kebersihan di area


koridor. Sehingga banyak ditemukan bahan dan alat kebersihan yang tidak tertata
dengan rapi serta ditemukan area yang digunakan tidak sesuai dengan fungsinya.
Seperti dokumentasi di bawah ini:
31

2.7.2 Pemecahan Masalah


Agar perkakas tertata dengan baik, di koridor lobby dilakukan
pembersihan secara berkala dan menerakan checklist kebersihan untuk
memastikan proses kebersihan berjalan, serta memastikan di area koridor bebas
dari tumpukan barang yang tidak perlu seperti peletakan lemari dengan jumlah
yang banyak di area koridor.
32

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hasil pengukuran CO2 dan O2 tidak di luar batas NAB.
Hasil pengukuran ergonomi ditemukan diperlukan investigasi lebih lanjut
pada aktivitas tulang punggung, bahu/lengan, dan pergelangan tangan/tangan,
serta dibutuhkan investigasi lebih lanjut dan perbaikan/perubahan segera pada
aktivitas leher.
Beberapa kesimpulan terkait hasil pengukuran :
 Dari hasil pengukuran Pencahayaan ditemukan bahwa pencahayaan di
dalam ruang ........ untuk pekerja ........ di area .............. kurang memenuhi
standar yang ditetapkan yaitu 300 Lux,
 Faktor psikologis untuk aspek kualitatif didapatkan hasil yang besar yaitu
16
 Untuk toilet wanita, kekurangannya adalah tidak tersedianya sanitary pad.
 Pada tempat sampah di dalam ruang..........., tidak ditemukan penutup dan
tempat sampah yang digunakan merupakan ember yang tidak terpakai,
meskipun bahan ember tersebut kedap air. Selain itu, tidak ditemukan
label terkait klasifikasi sampah.

3.2 Saran
3.2.1 Saran secara umum:
 Secara umum hasil dari pengukuran dan pengujian lingkungan kerja di
PT............ dan PT........ cukup baik, namun terdapat beberapa rekomendasi
yaitu :
 Diperlukan penambahan cahaya untuk pekerja ......... di area workstation
ruang .........sesuai dengan referensi dari Permennaker No 05 Tahun 2018
pasal 16 ayat 3
 melakukan pendidikan pelatihan bagi tenaga kerja tesebut, sebagai upaya
peningkatan kualitas SDM sesuai dengan kompetensinya dan tujuan utama
33

perusahaan sesuai dengan referensi dari Permennaker No 05 Tahun 2018


pasal 24 ayat 5
 Perlu disediakannya sanitary pad yang ditempatkan di toilet wanita sesuai
dengan referensi dari Permennaker No 05 Tahun 2018 pasal 38
 Mengikuti kesesuaian dengan Permennaker No 05 Tahun 2018 pasal 37
ayat 2

3.2.2 Saran dari segi ergonomi:


Sesuaikan dengan temuan di lapangan
34

LAMPIRAN

1. Dokumentasi
a. Pengujian ISBB
Dokumentasi
Alat yang Digunakan

Saat Pengujian
35

Hasil Pengujian

b. Pengujian Kebisingan
Dokumentasi
Alat yang Digunakan

Saat Pengujian
36

Hasil Pengujian

c. Pengujian Pencahayaan
Dokumentasi
Alat yang Digunakan

Saat Pengujian
37

Hasil Pengujian

d. Pengujian Getaran
Dokumentasi
Alat yang Digunakan

Saat Pengujian
38

Hasil Pengujian

e. Pengujian Debu
39

Dokumentasi
Alat yang Digunakan

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

f. Pengujian Oksigen
40

Dokumentasi
Alat yang Digunakan

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

g. Pengujian Karbon Dioksida


41

Dokumentasi
Alat yang Digunakan

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

h. Pengujian Ergonomi
42

Dokumentasi
Alat yang Digunakan

Saat Pengujian

Hasil Pengujian

i. Pengujian Psikologi
43

Dokumentasi
Saat Pengujian

j. Implementasi Sanitasi, Higiene dan Ketatarumahtanggan


Dokumentasi
Saat Pengujian
44

2. Formulir
terlampir

Anda mungkin juga menyukai