Anda di halaman 1dari 14

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Pengelolaan Laboratorium Pengujian,


K3, Produk Kreatif Dan
Kewirausahaan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pengelolaan Laboratorium
Pengujian Mengacu Iso/Iec 17025
2. Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja ( K3)
3. Statistika, Teknik Sampling, Dan
Validasi Metode
4. Produk Kreatif Dan
Kewirausahaan

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Daftar peta konsep (istilah dan KB 1: Pengelolaan Laboratorium Pengujian
definisi) di modul ini Mengacu Iso/Iec 17025

Komponen Pengelolaan Laboratorium Pengujian


Komponen – komponen laboratorium pengujian
meliputi :
1. Personil
2. Alat-alat
3. Bahan
4. Sistem administrasi
5. Sarana dan prasaran
6. Sistem pemeliharan
7. Metode pengujian
8. Sistem dokumen mutu
9. Pengendalian kondisi lingkungan analisis
10. Sistem monitoring

Persyaratan Manajemen Laboratorium


persyaratan manajemen untuk laboratorium
berdasarkan ISO/IEC 17025:2005 meliputi:
1. Organisasi
2. Sistem Manajemen
3. Pengendalian Dokumen
4. Kaji ulang permintaan, tender, dan kontrak
5. Sub kontrak pengujian dan kalibrasi
6. Pembelian jasa dan perbekalan
7. Pelayanan kepada customer
8. Pengaduan
9. Pengendalian pekerjaan pengujian dan/atau
kalibrasi yang tidak sesuai
10. Peningkatan/Improvement
11. Tindakan Perbaikan
12. Tindakan Pencegahan
13. Pengendalian rekaman
14. Audit Internal
15. Kaji Ulang Manajemen

Persyaratan Teknis
Pada acuan ISO/IEC 17025 sistem managemen
laboratorium pengujian harus memiliki 10
persyaratan teknis yang meliputi:
1. Umum
2. Personil
3. Kondisi akomodasi dan lingkungan
4. Metode pengujian, metode kalibarsi dan
validasi metode
5. Peralatan
6. Ketertelusuran pengukuran
7. Pengambilan sampel
8. Penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi
9. Jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi
10. Pelaporan hasil

Dokumen Mutu Laboratorium


Dokumen mutu laboratorium pengujian mengacu
pada ISO/IEC 17025 mengikuti hirarki level
dokumen.

Dokumen level I mencakup atau menjadi acuan


dokumen level II, III, dan IV.
Apabila diuraikan dalam dokumen sistem
manajemen mutu laboratorium, maka keseluruhan
dokumen akan terdiri dari:
1. Panduan Mutu/Pedoman Mutu/Quality Manual
2. Prosedur Mutu
3. Metode analisis/Metode kalibrasi/ Instruksi
kerja
4. Formulir (Catatan /rekaman)
5. Dokumen pendukung
6. Dokumen eksternal

Menerapkan Konsep GLP (Good Laboratory


Practices)
Manajemen laboratorium pengukuran dan
kalibrasi yang baik semestinya menerapkan
konsep-konsep GLP (Good Laboratory Practices)
yang meliputi:
1. Perencanaan dan pelaksanaan yang benar
(Good Planning and execution)
2. Praktek pengambilan sampel yang baik (Good
Sampling Practice)
3. Praktek melakukan analisa yang baik (Good
Analytical Practice)
4. Praktek melakukan pengukuran yang baik
(Good Measurement Practice)
5. Praktek mendokumentasikan hasil
pengujian/data yang baik (Good
Dokumentation Practice)
6. Praktek menjaga akomodasi dan lingkungan
kerja yang baik (Good Housekeeping Practice)

Para personil laboratorium harus mengikuti


beberapa pelatihan dan memiliki kompetensi yang
diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi
(BNSP) sesuai dengan ritme pekerjaan analisis
yang dilakukan.

Standard Operating Procedure (SOP) laboratorium


kimia merupakan serangkaian instruksi kerja
tertulis yang dibakukan (terdokumentasi)
mengenai proses penyelenggaraan administrasi
laboratorium kimia, bagaimana, dan kapan harus
dilakukan, di mana dan oleh siapa dilakukan. SOP
terdiri dari:
1. Rumusan indikator-indikator teknis
2. Administratif
3. Prosedural sesuai tata kerja yang ada di
laboratorium kimia.

Sistem Adminstrasi Berbasis Teknologi Informasi


1. Administrasi Peralatan
Manajemen (penataan) peralatan sangat
bergantung kepada fasilitas yang ada di
laboratorium dan kepentingan pemakai
laboratorium. Peralatan Laboratorium
dikelompokkan dalam 3 kategori:
1.1 Peralatan kategori 3
1.2 Peralatan kategori 2
1.3 Peralatan kategori 1
2. Administrasi Bahan Kimia
Bahan laboratorium yang selanjutnya disebut
bahan adalah segala sesuatu yang
diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi,
dan/atau produksi dalam skala terbatas, yang
dibagi menjadi dua kategori yaitu:
3.1 Bahan khusus adalah bahan yang
penanganannya memerlukan perlakuan dan
persyaratan khusus.
3.2 Bahan umum adalah bahan yang
penanganannya tidak memerlukan
perlakuan dan persyaratan khusus,
(Permenpan RB No. 03, 2010).

KB 2: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3)

Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
disebut juga Hygene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja (Hyperkes) atau
Occupational Safety and Health, yaitu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya penyakit
dan kecelakaan akibat kerja yang terkait
dengan proses produksi baik jasa maupun
industri.
2. Menurut Blum (1981) ada empat faktor yang
menentukan kondisi kesehatan yaitu:
2.1 Lingkungan fisik, lingkungan kimia,
lingkungan biologis, dan lingkungan sosial
budaya.
2.2 Sikap, kebiasaan, dan tingkah laku.
2.3 Perawatan, pengobatan, dan pencegahan
kecacatan.
2.4 Faktor bawaan setiap manusia (genetik).
3. Ridley (2008), mengemukakan beberapa
faktor dan penyebab timbulnya kecelakaan
kerja yaitu:
3.1 Situasi kerja
3.2 Kesalahan orang
3.3 Tindakan tidak aman

Prinsip-Prinsip Pencegahan Kecelakaan


Potensi bahaya dikelompokkan dalam beberapa
kategori berdasarkan sumbernya yaitu:
1. Fisik, seperti kebisingan, radiasi, dan
pengangkatan manual
2. Mekanik, seperti part yang bergerak dan yang
berotasi.
3. Elektrikal, seperti voltase dan area magnetik.
4. Kimia, seperti bahan kimia mudah terbakar,
beracun, dan korosif.
5. Biologis, seperti terkena virus dan bakteri.

Proses identifikasi bahaya diawali dari penentuan


teknik identifikasi yang dinilai akan memberikan
informasi yang dibutuhkan. Teknik-teknik yang
dapat digunakan antara lain:
1. Survei keselamatan kerja
2. Patroli keselamatan kerja
3. Pengambilan sampel keselamatan kerja
4. Audit keselamatan kerja
5. Pemeriksaan lingkungan
6. Laporan kecelakaan
7. Laporan kecelakaan yang nyaris terjadi
8. Saran maupun kritik dari para karyawan

Penanganan Dan Tindakan Pertolongan


Kecelakaan Kerja
1. Potensi Bahaya di Tempat Kerja
1.1 Bahaya getaran
1.2 Bahaya Kimia
1.3 Bahaya Radiasi
1.4 Bahaya Pencahayaan
1.5 Kebisingan
Dampak kebisingan terhadap kesehatan
pekerja yaitu:
1) Gangguan fisiologis
2) Gangguan psikologis
3) Gangguan komunikasi
4) Gangguan keseimbangan
5) Efek pada pendengaran
2. Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Penyakit akibat kerja (PAK) menurut
Permenaker dan Transmigrasi adalah setiap
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dapat dicegah
dengan melakukan beberapa tips sebagai
berikut:
1) Pakailah alat pelindung diri secara benar
dan teratur.
2) Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya
tidak terjadi lebih lanjut.
3) Segera akses tempat kesehatan terdekat
apabila terjadi luka yang berkelanjutan.
Pencegahan lain yang dapat ditempuh agar
lahan kerja tidak menuai penyakit seperti
berikut:
1) Pencegahan Primer – Health Promotion
meliputi perilaku kesehatan, faktor bahaya
di tempat kerja, perilaku kerja yang baik,
olah raga, dan gizi.
2) Pencegahan Sekunder – Specific Protection
meliputi Pengendalian melalui perundang-
undangan, pengendalian
administratif/organisasi, pengendalian
teknis, dan pengendalian jalur kesehatan
imunisasi.
3) Pencegahan Tersier meliputi pemeriksaan
kesehatan pra kerja, pemeriksaan
kesehatan berkala, pemeriksaan lingkungan
secara berkala, surveilans, pengobatan
segera bila ditemukan gangguan pada
kerja, dan pengendalian
segera di tempat kerja.

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


P3K (First Aid) merupakan pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan
sebelum mendapat pertolongan yang lebih
sempurna dari dokter atau paramedik.
Pokok-pokok Tindakan P3K sebagai berikut:
1) Jangan panik dan bertindak cekatan.
2) Perhatikan nafas korban, jika terhenti lakukan
nafas buatan.
3) Hentikan pendarahan
4) Perhatikan tanda-tanda shock
5) Jangan memindahkan korban terburu-buru,
pastikan luka yang dialami korban. Jangan
menambah cidera korban.

Penanganan Kebakaran
Pemadam kebakaran adalah petugas untuk
menanggulangi kebakaran.
Terdapat 3 cara untuk mengatasi/memadamkan
kebakaran seperti berikut:
1. Cara penguraian yaitu cara memadamkan
dengan memisahkan atau menjauhkan
bahan/benda-benda yang mudah terbakar.
2. Cara pendinginan yaitu cara memadamkan
kebakaran dengan menurunkan panas atau
suhu. Bahan airlah yang paling dominan
digunakan dalam menurunkan panas dengan
cara menyemprotkan atau menyiramkan air ke
titik api.
3. Cara isolasi/lokalisasi yaitu cara memadamkan
kebakaran dengan mengurangi
kadar/persentase O2 pada benda-benda yang
terbakar.

Bahan Pemadam Kebakaran


1. Bahan pemadam air
2. Bahan pemadam busa (foam)
3. Bahan pemadam gas CO2
4. Bahan pemadam powder kering (Dry
chemical)
5. Bahan pemadam Gas Halogen (BCF)
Jenis Penyebab Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi bila terdapat 3 hal sebagai
berikut:
1. Terdapat bahan yang mudah terbakar baik
berupa bahan padat cair atau gas (kayu, kertas,
tekstil, bensin, minyak, acetelin, dan lain-lain).
2. Terdapat suhu yang tinggi yang disebabkan
oleh sumber panas seperti sinar matahari,
listrik (kortsluiting, panas energi mekanik
(gesekan), reaksi kimia, kompresi udara.
3. Terdapat Oksigen (O2) yang cukup
kandungannya. Makin besar kandungan
oksigen dalam udara maka nyala api akan
semakin besar. Pada kandungan oksigen
kurang dari 12% tidak akan terjadi kebakaran.
Dalam keadaan normal kandungan oksigen di
udara 21%, cukup efektif untuk terjadinya
kebakaran.
Bila tiga unsur tersebut cukup tersedia maka
kebakaran terjadi. Apabila salah satu dari 3 unsur
tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup
maka tidak mungkin terjadi kebakaran. Tiga unsur
tersebut digambarkan the fire triangle:

Jadi, api dapat dipadamkan dengan tiga cara yaitu:


1) Dengan menurunkan suhunya di bawah suhu
kebakaran,
2) Menghilangkan zat asam,
3) Menjauhkan barang-barang yang mudah
terbakar.

Pengelompokan Kebakaran
Klasifikasi kebakaran sebagai berikut:
1) Kebakaran Kelas A
2) Kebakaran Kelas B
3) Kebakaran Kelas C
4) Kebakaran Kelas D
5) Kebakaran kelas E
6) Kebakaran Kelas K

Cara Pencegahan Kebakaran


1. Pengendalian bahan yang dapat terbakar
2. Pengendalian titik nyala

Alat Pelindung Diri (APD) dan Keselamatan


Bahan (MSDS)
1. Alat Pelindung Diri (APD)
APD merupakan perlengkapan yang
dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang oleh
seseorang di tempat kerja yang dapat
melindunginya dari risiko terhadap
keselamatan dan kesehatannya.
2. Keselamatan Bahan (MSDS)
MSDS digunakan sebagai acuan atau protokol
kesehatan dan keselamatan kerja yang
diaplikasikan secara luas di dalam
laboratorium, perindustrian, jasa
pengiriman/logistik serta pihak-pihak lain
yang berkepentingan, dimana kegiatan sehari-
harinya bekerja dengan menggunakan zat
kimia.

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan


Kerja (SMK3)
Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses,
dan sumber daya.

Penerapan SMK3
1. Langkah-langkah penerapan SMK3
Tahapan dan langkah tersebut di bagi menjadi
2 bagian besar:
1.1 Tahap persiapan
1.2 Tahap pengembangan dan penerapan
2. Kebijakan SMK3
Kebijakan K3 dibuat melalui proses konsultasi
antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang
kemudian harus dijelaskan dan disebarluaskan
kepada semua tenaga kerja dan pemasok
pelanggan.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Edwin B. Flippo menyatakan bahwa pengelolaan
sumber daya manusia merupakan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian dari pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
dengan maksud untuk mencapai tujuan atau
sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.

Pengelolaan Komunikasi
Tujuan Komunikasi adalah:
1. Mengantisipasi ketidaktahuan,
kesalahpahaman, dan permasalahan di dalam
organisasi/perusahaan.
2. Bentuk partisipasi perusahaan dalam
menerapkan SMK3.
3. Semua personel yang ada dalam perusahaan
mendukung implementasi K3.
Tujuan Pengelolaan Komunikasi adalah agar
semua personel perusahaan memahami dan
mendukung SMK3. Beberapa hal yang
dipetimbangkan dalam Pengelolaan Komunikasi,
yaitu:
1. Kebijakan dan sasaran K3
2. Dokumentasi SMK3 yang relevan
3. Prosedur identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko
4. Uraian jabatan
5. Hasil tinjauan pekerja terkait K3
6. Program Pelatihan

Pengelolaan Operasi dan Evaluasi SMK3


1. OHSAS 18001
1.1 Identifikasi keseluruhan operasi dan
aktivitas yang terkait dengan penilaian
risiko.
1.2 Aktivitas tersebut harus dilakukan dalam
kondisi yang ditetapkan.
2. Permenaker 05/MEN/1996
2.1 Perancangan dan rekayasa
2.2 Tinjauan ulang kontrak
2.3 Pembelian

KB 3: Statistika, Teknik Sampling, Dan Validasi


Metode

Statistika
Materi statistika secara tidak langsung berkaitan
dengan indikator esensial yang pertama yaitu
dapat melakukan uji hipotesis ANOVA terhadap
pengaruh faktor yang dikendalikan
1. Evaluasi data statistik dari keberulangan
pengukuran
1.1 Rerata ( ) atau Mean
1.2 Modus
1.3 Simpangan Baku (s)
1.4 Batas Kepercayaan (Confidence Limit,
CL)
1.5 Uji Pencil (Q) atau Penolakan Data
2. Uji keberartian (significance tests)
Uji keberartian dapat melibatkan penggunaan
data tabel yang ada di dalam statistik. Tabel uji
t satu arah dan dua arah. Selain itu juga tabel F
yang juga dapat satu arah atau dua arah.
2.1 Uji t (Single sample)
2.2 Uji t (multi sample)
2.3 Uji t berpasangan (t paired) untuk multi
sampel
2.4 Uji keragaman (varian) atau uji F
2.5 Anova (analysis of varian)

Teknik Sampling
Kegiatan pengambilan sampel (sampling) sangat
menentukan proses pengujian/pengukuran yang
dilakukan di laboratorium.
Sampel adalah bagian populasi yang diambil
untuk menggambarkan populasi. Sedangkan
populasi adalah sejumlah barang yang menjadi
perhatian .
Pengambilan sampel atau penarikan sampel adalah
mengambil sejumlah atau sebagian bahan atau
barang yang dilakukan dengan menggunakan
metode tertentu sehingga bagian barang atau
bahan yang diambil bersifat mewakili
(representatif) keseluruhan barang atau bahan.
1. Petugas Pengambil Contoh (PPC)
PPC harus mempunyai pemahaman yang
menyeluruh mengenai makna sampel dan
populasi serta hubungan sampel dengan
populasi.
2. Langkah-langkah pengambilan contoh:
2.1 Persiapan pengambilan contoh/sampel
2.2 Teknik atau metode pengambilan
contoh/sampel
1) Jenis-jenis Pengambilan Sampel
2) Metode Pengambilan Sampel

Validasi Metode Analisis


Pengertian validasi metode analisis
1. Menurut Badan POM RI
Tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai
bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan,
sistem, perlengkapan atau mekanisme yang
digunakan dalam produksi maupun
pengawasan mutu akan senantiasa mencapai
hasil yang diinginkan.
2. Menurut AOAC (Association of Analytical
Chemistry)
Proses yang menunjukkan atau membuktikan
karakteristik kinerja metode suatu analisis
dapat diterima atau tidak.
3. Menurut ISO/IEC 17025: 2005 klausul 5.4.5.1
Sebagai langkah konfirmasi melalui pengujian
dan pengadaan bukti yang objektif bahwa
persyaratan tertentu untuk suatu maksud
khusus telah dipenuhi.
4. Secara garis besar
Proses pembuktian bahwa suatu pekerjaan atau
aktivitas pengukuran atau prosedur analisis
kimia memberikan hasil yang mampu telusur
ke sistem satuan internasional.

Parameter validasi metode analisis


Terdapat sepuluh parameter yang harus
dikumpulkan untuk melakukan validasi metode
analisis yaitu:
1. Linearitas (range atau daerah kerja)
2. Batas deteksi (LOD : limit of detection)
3. Batas kuantitasi (LOQ : limit of
quantification)
4. Sensitivitas
5. Presisi (ketelitian)
6. Akurasi (ketepatan)
7. Selektivitas
8. Uji ketegaran (robustness)
9. Uji ketangguhan (ruggedness)
10. Ketidakpastian (uncertainty)

KB 4: Produk Kreatif Dan Kewirausahaan

Analisis Peluang Usaha


Analisis peluang usaha adalah analisis suatu ide
investasi atau usulan bisnis yang menarik serta
memberi kemungkinan untuk memberikan hasil
bagi seseorang yang berani mengambil resiko.

Beberapa kriteria yang perlu dilakukan untuk


memulai bisnis baru, yaitu:
1. Identifikasi peluang dan persaingan
2. Mengenal pasar lebih jauh
3. Modal untuk mengembangkan usaha
4. Kemampuan produksi
5. Merancang Business Plan
6. Sumber dana
7. Menyelaraskan persepsi di antara pemilik
saham

Aspek-Aspek Perencanaan Usaha dan Produksi


1. Aspek produksi
2. Aspek pemasaran
3. Aspek keuangan
4. Struktur organisasi
5. Analisis Break Event Point (BEP) sebuah
usaha
Tahapan Produksi dan Produksi Massal
1. Planning atau perencanaan
2. Routing atau penentuan alur
3. Scheduling atau penjadwalan
4. Duspatching atau perintah mulai produksi

Pengujian Produk Barang/Jasa


1. Arti dan tujuan pengujian produk
1.1 Arti: merupakan salah satu tahap dalam
pengembangan produk baru.
1.2 Tujuan: memperoleh produk atau merek
yang memiliki masa depan yang baik dan
cerah.
2. Tahapan/ konsep pengujian produk
Tahapan pengujian produk sebelum kita
menawarkan di pasaran secara umum,
meliputi:
2.1 Pembuatan prototype
2.2 Pengujian fungsional prototype
2.3 Pengujian konsumen
3. Manfaat pengujian pasar
Untuk membuat peramalan penjualan masa
datang yang lebih dipercaya, sebagai
pengujian awal terhadap berbagai alternatif
rencana pemasaran, serta untuk menentukan
sumber kegagalan produk yang luput dari
perhatian pada tahap pembuatan produk.
4. Tahapan proses pengujian produk baru
Secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam
pengujian produk baru, yaitu:
4.1 Technical testing (Pengujian Teknis)
4.2 Preference and Satisfaction Testing
(Pengujian preferensi dan kepuasan)
4.3 Simulated Test Markets (Pengujian pasar
simulasi)
4.4 Test Markets ( Pengujian Pasar )
Metode pokok untuk menguji pasar produk
konsumen, adalah sebagai berikut:
1) Sales Wave Research
2) Simulated Test Marketing
3) Controlled Test Marketing
4) Test Market

Strategi Pemasaran
Adalah upaya memasarkan suatu produk, baik itu
barang atau jasa, dengan menggunakan pola
rencana dan taktik tertentu sehingga jumlah
penjualan menjadi lebih tinggi.
Ada tiga faktor penentu nilai harga barang dan
jasa, yaitu:
1. Produksi
2. Pemasaran
3. Konsumsi
Strategi pemasaran secara garis besar memiliki
empat fungsi, diantaranya:
1. Meningkatkan motivasi untuk melihat masa
depan
2. Koordinasi pemasaran yang lebih efektif
3. Merumuskan tujuan perusahaan
4. Pengawasan kegiatan pemasaran
Ada lima konsep strategi pemasaran:
1. Segmentasi pasar
2. Market positioning
3. Market Entry Strategy
4. Marketing Mix Strategy
5. Timing Strategy
Strategi pemasaran yang populer:
1. Partnership
2. Bekerja sama dengan Influencer
3. Melibatkan karyawan
4. Menjaga pelanggan lama

Manajemen Usaha
Manajemen adalah sebuah proses dalam rangka
untuk mencapai tujuan suatu organisasi dengan
cara bekerjasama dengan orang-orang dan sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi.
Fungsi utama manajemen usaha:
1. Planning (Fungsi Perencaanaan).
2. Organizing (Fungsi Pengorganisasian).
3. Direction (Pengarahan).
4. Controlling (Pengendalian).

Laporan Keuangan
Adalah hasil akhir dari proses pencatatan transaksi
keuangan suatu perusahaan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan tersebut pada satu
periode akuntansi dan merupakan gambaran
umum mengenai kinerja suatu perusahaan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku di Indonesia, laporan keuangan lengkap
terdiri dari 5 jenis laporan, yaitu:
1. Laporan laba rugi
2. Laporan perubahan modal
3. Neraca
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
Tujuan umum pembuatan laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
1. Untuk membantu perusahaan dalam proses
pengambilan keputusan.
2. Untuk membantu perusahaan dalam menilai
dan memprediksi pertumbuhan bisnis di masa
depan.
3. Untuk menilai aktivitas pendanaan dan operasi
perusahaan.
Fungsi laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan review
2. Sebagai pedoman membuat keputusan
3. Membantu menciptakan strategi baru
4. Meningkatan kredibilitas perusahaan
Ada 4 jenis laporan keuangan yang sering dipakai
untuk melakukan analisis terhadap kondisi
keuangan perusahaan, yaitu:
1. Laporan Laba Rugi (profit and lost statement)
2. Laporan Perubahan Modal (capital statement)
3. Laporan Neraca (balance sheet)
4. Laporan Arus Kas (cash flows)

2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Teknik penentuan modus data


di modul ini 2. Batas Kepercayaan (CL)
3. Uji Keberartian uji t (single, multi sample dan
multi sample uji, uji F)
4. Uji Anova

3 Daftar materi yang sering 1. Kebakaran kelas C dan kelas E


mengalami miskonsepsi 2. Akurasi dan presisi

Anda mungkin juga menyukai