Anda di halaman 1dari 8

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul 6 PENGELOLAAN LABORATORIUM PENGUJIAN, K3, PRODUK KREATIF


DAN KEWIRAUSAHAAN
Judul Kegiatan Belajar 1. PENGELOLAAN LABORATORIUM PENGUJIAN MENGACU ISO/IEC
(KB) 17025
2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3)
3. STATISTIKA, TEKNIK SAMPLING, DAN VALIDASI METODE
4. PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAAN
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi KB. 1. PENGELOLAAN LABORATORIUM PENGUJIAN MENGACU
yang dipelajari ISO/IEC 17025

A. Komponen-komponen Pengelolaan Laboratorium Pengujian


komponen- komponen laboratorium pengujian akan meliputi :
personil, alat-alat dan bahan termasuk sistem administrasinya,
sarana dan prasaran termasuk sistem pemeliharannya, metode
pengujian, sistem dokumen mutu, pengendalian kondisi lingkungan
analisis, dan sistem monitoring.

B. Persyaratan Manajemen
Persyaratan manajemen untuk laboratorium berdasarkan ISO/IEC
17025:2005 meliputi: Organisasi, Sistem Manajemen, Pengendalian
Dokumen, Kaji ulang permintaan, tender, dan kontrak, Sub kontrak
pengujian dan kalibrasi, Pembelian jasa dan perbekalan, Pelayanan
kepada customer, Pengaduan, Pengendalian pekerjaan pengujian
dan/atau kalibrasi yang tidak sesuai, Peningkatan/Improvement,
Tindakan Perbaikan, Tindakan Pencegahan, Pengendalian rekaman,
Audit Internal, Kaji Ulang Manajemen.

C. Persyaratan Teknis
# Pada acuan ISO/IEC 17025 sistem managemen laboratorium
pengujian harus memiliki 10 persyaratan teknis yang
meliputi:Umum, Personil, Kondisi akomodasi dan lingkungan,
Metode pengujian, metode kalibarsi dan validasi metode, Peralatan,
Ketertelusuran pengukuran, Pengambilan sampel, Penanganan
barang yang diuji dan dikalibrasi, Jaminan mutu hasil pengujian dan
kalibrasi, Pelaporan hasil
# Terdapat beberapa faktor yang menentukan kebenaran dan
kehandalan pengujian yang dilakukan laboratorium yang meliputi:
faktor manusia, kondisi akomodasi dan lingkungan, metode
pengujian dan etode kalibrasi serta validasi metode, peralatan,
ketertelusuran pengukuran, pengambilan contoh, dan penanganan
barang yang diuji dan dikalibrasi.

D. Menyusun Dokumen Mutu laboratorium


Dokumen sistem manajemen mutu laboratorium, maka keseluruhan
dokumen akan terdiri dari:
1) Panduan Mutu/Pedoman Mutu/Quality Manual
2) Prosedur Mutu
3) Metode analisis/Metode kalibrasi/ Instruksi kerja
4) Formulir (Catatan /rekaman)
5) Dokumen pendukung
6) Dokumen eksternal

E. Mengaplikasikan GLP (Good Laboratory Practice)


Konsep-konsep GLP (Good Laboratory Practices) yang meliputi:
perencanaan dan pelaksanaan yang benar (Good Planning and execution),
praktek pengambilan sampel yang baik (Good Sampling Practice),
praktek melakukan analisa yang baik (Good Analytical Practice), praktek
melakukan pengukuran yang baik (Good Measurement Practice), praktek
mendokumentasikan hasil pengujian/data yang baik (Good
Dokumentation Practice), praktek menjaga akomodasi dan lingkungan
kerja yang baik (Good Housekeeping Practice), yang dianalogikan dengan
penjaminan mutu dengan konsep ISO 17025.

F. Sistem Administrasi berbasis Teknologi Informasi.


Sistem administrasi untuk dokumen, peralatan dan bahan akan lebih
mudah difahami dan mudah dikontrol melalui penggunaan teknologi
informasi.

A. Konsep K3 Laboratorium.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) disebut juga Hygene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) atau Occupational
Safety and Health, yaitu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya penyakit dan
kecelakaan akibat kerja yang terkait dengan proses produksi baik
jasa maupun industri. K3 dapat memiki fungsi kesehatan dan
fungsi keselamatan
B.Prinsip-prinsip Pencegahan Kecelakaan
Keselamatan dan kesehatan sebuah pekerjaan didapatkan dari
analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis = JSA). JSA
dapat membantu mengeliminasi bahaya dari suatu pekerjaan.
Analisis yang dilakukan adalah dengan memilah setiap operasi,
memeriksa bahaya yang ada, dan memberikan solusi untuk
mengurangi bahaya. JSA merefleksikan kontribusi yang diberikan
oleh semua personil pekerja mulai dari manajer, supervisor,
representatif keselamatan, spesialis kesehatan dan keselamatan,
insinyur, kontraktor dalam menciptakan budaya keselamatan.
Evaluasi JSA total dilakukan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut: (1) Operasi; (2) Bahaya; (3) Keahlian yang dibutuhkan,
yang terdiri atas: pengaruh alat seperti mesin dan aktivitas seperti
prosedur menurunkan barang; (4) Faktor eksternal yang
memengaruhi perilaku; dan (5) Metode pembelajaran.
C.Penanganan dan Tindakan Pertolongan Kecelakaan Kerja
Pencegahan yang dapat ditempuh agar lahan kerja tidak menuai
penyakit seperti berikut.
1) Pencegahan Primer – Health Promotion meliputi
perilaku kesehatan, faktor bahaya di tempat kerja,
perilaku kerja yang baik, olah raga, dan gizi.
2) Pencegahan Sekunder – Specific Protection meliputi
Pengendalian melalui perundang-undangan,
pengendalian administratif/organisasi,
pengendalian teknis, dan pengendalian jalur
kesehatan imunisasi.
Pencegahan Tersier meliputi pemeriksaan kesehatan pra kerja,
pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan lingkungan secara
berkala, surveilans, pengobatan segera bila ditemukan gangguan
pada kerja, dan pengendalian segera di tempat kerja.
D.Penanganan Kebakaran
Terdapat 3 cara untuk mengatasi/memadamkan kebakaran
seperti berikut:

 Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan


atau menjauhkan bahan/benda-benda yang mudah terbakar.
 Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran dengan
menurunkan panas atau suhu. Bahan airlah yang paling
dominan digunakan dalam menurunkan panas dengan cara
menyemprotkan atau menyiramkan air ke titik api.
Cara isolasi/lokalisasi yaitu cara memadamkan kebakaran dengan
mengurangi kadar/persentase O2 pada benda-benda yang
terbakar.

E. APD dan Keselamatan Bahan (MSDS)


APD merupakan perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai
atau dipegang oleh seseorang di tempat kerja yang dapat
melindunginya dari risiko terhadap keselamatan dan
kesehatannya. Pada umumnya MSDS digunakan sebagai acuan
atau protokol kesehatan dan keselamatan kerja yang diaplikasikan
secara luas di dalam laboratorium, perindustrian, jasa
pengiriman/logistik serta pihak-pihak lain yang berkepentingan,
dimana kegiatan sehari-harinya bekerja dengan menggunakan zat
kimia.
Rincian MSDS terdiri dari 16 bagian penting terkait bahan yaitu:
identifikasi bahan kimia, komposisi bahan kimia, potensi bahaya,
pertolongan pertama pada kecelakaan, tindakan penanggulangan
kebakaran, tindakan penanganan kebocoran/tumpahan,
penanganan dan penyimpanan, pengendalian paparan dan alat
pelindung diri, sifat fisika dan kimia bahan, stabilitas dan
reaktifitas bahan, informasi toksikologi, Informasi ekologi,
pembuangan limbah, peraturan dan perundang-undangan.
F. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan
sumber daya. SMK3 dibutuhkan untuk pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko, agar
tercipta tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tahapan
dan langkah tersebut di bagi menjadi 2 bagian besar.
1) Tahap persiapan
Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus
dilakukan suatu organisasi/perusahaan. Langkah ini
melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah
personel, mulai dari menyatakan komitmen sampai
dengan kebutuhan sumber daya yang diperlukan,
adapun tahap persiapan ini antara lain:
komitmen manajemen puncak, menentukan ruang
lingkup, menetapkan cara penerapan, membentuk
kelompok penerapan, menetapkan sumber daya yang
diperlukan.
2) Tahap pengembangan dan penerapan
Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh organisasi/perusahaan dengan melibatkan banyak personel,
mulai dari menyelenggarakan penyuluhan dan melaksanakan
sendiri kegiatan audit internal serta tindakan perbaikannya
sampai melakukan sertifikasi.

A. Statistika dalam perhitungan hasil analisis pengujian


Materi statistika secara tidak langsung berkaitan dengan indikator
esensial yang pertama yaitu dapat melakukan uji hipotesis ANOVA
terhadap pengaruh faktor yang dikendalikan. Analisis statistik
biasanya digunakan untuk mengadakan prediksi terhadap suatu
data dari harga sesungguhnya. Dalam mengolah data analisis
sering digunakan teknik duplo (x1 dan x2) untuk mengeliminasi
data pada jumlah data yang sangat terbatas. Teknik duplo
bertujuan untuk menghasilkan pasangan data yang tidak
berbeda secara signifikan ditinjau dari nilai standar deviasinya.
Kekurangan teknik duplo adalah belum tentu data yang tidak
dieliminasi mewakili keadaan sebenarnya. Teknik eliminasi yang
baik apabila datanya banyak sehingga dapat diperlakukan sebagai
kurva normal. Bagi kumpulan data sejenis dapat dilakukan
teknik-teknik estimasi pemusatan data. Untuk mengestimasi
pemusatan data dapat dilakukan dengan mengetahui harga
rerata, median dan modus. Pengujian data dari replikasi
pengukuran dapat ditentukan dengan mengkaji bagaimanakah
sebaran data terhadap nilai sebenarnya melalui penentuan nilai
stadar deviasi ataupun varian. Pengujian sekumpulan data
selanjutnya dapat
melalui uji pencil (uji Q).
B. Teknik Sampling
kegiatan sampling adalah bagaimana cara merepresentasikan
populasi yang demikian kompleks kedalam ukuran-ukuran yang
bisa dikelola dengan baik. Jenis-jenis Pengambilan Sampel
Jenis-jenis pengambilan sampel secara probabilitas atau
“probability sampling” meliputi: pengambilan sampel secara acak
sederhana (lihat Gambar 3.3), pengambilan sampel secara
sistematis, pengambilan sampel secara acak bertingkat, dan
pengambilan sampel gugus sederhana.
Banyak metode pengambilan sampel yang dapat digunakan
untuk menentukan mutu, beberapa diantaranya yang banyak
digunakan adalah :
- Pemeriksaan 100 persen
Pelaksanaan pengambilan sampel dengan menggunakan metode
pemeriksaan 100 persen membutuhkan waktu, tenaga dan biaya
besar, namun tidak selalu diimbangi dengan 100 persen
keberhasilan.

Pengambilan sampel berdasarkan teori statistik


Pelaksanaan pengambilan sampel berdasarkan teori statistik
membutuhkan biaya lebih rendah dibandingkan metode
pemeriksaan
100 persen. Metode pengambilan sampel ini menggunakan teori
statistik dalam pelaksanaannya, sehingga dapat memperkecil
terjadinya resiko. Metode pengambilan sampel berdasarkan teori
statistik memposisikan produser sebagai penanggung jawab
produk. Dengan demikian, produser harus mempertahankan
mutu produk agar selalu baik. Bila tidak, akan timbul
permasalahan dan kerugian yang diakibatkan penolakan produk
oleh konsumen.
- Pengambilan sampel tidak berdasarkan teori statistik
Metode pengambilan sampel yang tidak berdasarkan teori
statistik umumnya tidak direkomendasi karena tidak memiliki
dasar yang logis dalam pengambilan keputusan untuk menerima
atau menolak suatu produk. Hal ini dikarenakan tidak
terdeteksinya resiko dari pengambilan sampel, menghasilkan
fluktuasi mutu yang tinggi, dan keluar dari batas mutu yang
dipersyaratkan.

C. Validasi dan Verifikasi Metode Analisis.


menurut ISO/IEC 17025: 2005 klausul 5.4.5.1, validasi metode
analisis sebagai langkah konfirmasi melalui pengujian dan
pengadaan bukti yang objektif bahwa persyaratan tertentu untuk
suatu maksud khusus telah dipenuhi. Verifikasi alat ukur adalah
proses pembuktian atau pengumpulan bukti dengan cara
membandingkan ke alat lain yang sejenis bahwa skala ukur atau
cara pengukuran atau persyaratan satuan ukuran telah
terpenuhi. Verifikasi metode uji bertujuan untuk membuktikan
bahwa laboratorium yang bersangkutan mampu melakukan
pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid.
Terdapat sepuluh parameter yang harus dikumpulkan untuk
melakukan validasi metode analisis yaitu: linearitas (range atau
daerah kerja), batas deteksi (LOD : limit of detection), batas
kuantitasi (LOQ : limit of quantification), sensitivitas, presisi
(ketelitian), akurasi (ketepatan), selektivitas, uji ketegaran
(robustness), uji ketangguhan (ruggedness), ketidakpastian
(uncertainty).

A. Analisis Peluang Usaha

Analisis peluang usaha adalah analisis suatu ide investasi atau


usulan bisnis yang menarik serta memberi kemungkinan untuk
memberikan hasil bagi seseorang yang berani mengambil resiko.
Peluang usaha yang bagus harus memenuhi kriteria diantaranya
adanya :
- permintaan nyata terhadap barang atau jasa
- tingkat pengembalian nilai
- kompetitif
- pencapaian tujuan
- ketersediaan sumber daya dan kompetensi

B. Aspek-aspek Perencanaan Usaha dan Produksi,


aspek aspek perencanaan usaha meliputi: aspek produksi, aspek
pemasaran, aspek keuangan, struktur organisasi dan analisis BEP
digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal
atau investasi usaha

C. Tahapan Produksi dan Produksi massal


Untuk memulai tahapan produksi Anda harus melakukan beberapa
tahapan diantaranta adalah: planning atau perencanaan, routing
atau penentuan alur, scheduling atau penjadwalan, dan
dispatching atau perintah mulai produksi.

D. Pengujian Produk barang/jasa,


Pengujian produk atau pengujian konsep produk merupakan suatu
kegiatan yang ada di dalam salah satu tahap pengembangan produk.
Sebelum diproduksi dan di pasarkan, produk baru lebih dahulu diuji
untuk mendapatkan umpan balik dari kelompok konsumen yang
menjadi sasaran. Dengan pengujian konsep produk ini perusahaan
akan memperoleh produk atau merek yang memiliki masa depan.

E. Pemasaran dan Strateginya


2 Daftar materi yang 1. Statistika dalam perhitungan hasil analisis pengujian
sulit dipahami di 2. Validasi dan Verifikasi Metode Analisis.
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Statistika dalam perhitungan hasil analisis pengujian
sering mengalami 2. Validasi dan Verifikasi Metode Analisis.
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai