B. Persyaratan Manajemen
Persyaratan manajemen untuk laboratorium berdasarkan ISO/IEC
17025:2005 meliputi: Organisasi, Sistem Manajemen, Pengendalian
Dokumen, Kaji ulang permintaan, tender, dan kontrak, Sub kontrak
pengujian dan kalibrasi, Pembelian jasa dan perbekalan, Pelayanan
kepada customer, Pengaduan, Pengendalian pekerjaan pengujian
dan/atau kalibrasi yang tidak sesuai, Peningkatan/Improvement,
Tindakan Perbaikan, Tindakan Pencegahan, Pengendalian rekaman,
Audit Internal, Kaji Ulang Manajemen.
C. Persyaratan Teknis
# Pada acuan ISO/IEC 17025 sistem managemen laboratorium
pengujian harus memiliki 10 persyaratan teknis yang
meliputi:Umum, Personil, Kondisi akomodasi dan lingkungan,
Metode pengujian, metode kalibarsi dan validasi metode, Peralatan,
Ketertelusuran pengukuran, Pengambilan sampel, Penanganan
barang yang diuji dan dikalibrasi, Jaminan mutu hasil pengujian dan
kalibrasi, Pelaporan hasil
# Terdapat beberapa faktor yang menentukan kebenaran dan
kehandalan pengujian yang dilakukan laboratorium yang meliputi:
faktor manusia, kondisi akomodasi dan lingkungan, metode
pengujian dan etode kalibrasi serta validasi metode, peralatan,
ketertelusuran pengukuran, pengambilan contoh, dan penanganan
barang yang diuji dan dikalibrasi.
A. Konsep K3 Laboratorium.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) disebut juga Hygene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) atau Occupational
Safety and Health, yaitu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya penyakit dan
kecelakaan akibat kerja yang terkait dengan proses produksi baik
jasa maupun industri. K3 dapat memiki fungsi kesehatan dan
fungsi keselamatan
B.Prinsip-prinsip Pencegahan Kecelakaan
Keselamatan dan kesehatan sebuah pekerjaan didapatkan dari
analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis = JSA). JSA
dapat membantu mengeliminasi bahaya dari suatu pekerjaan.
Analisis yang dilakukan adalah dengan memilah setiap operasi,
memeriksa bahaya yang ada, dan memberikan solusi untuk
mengurangi bahaya. JSA merefleksikan kontribusi yang diberikan
oleh semua personil pekerja mulai dari manajer, supervisor,
representatif keselamatan, spesialis kesehatan dan keselamatan,
insinyur, kontraktor dalam menciptakan budaya keselamatan.
Evaluasi JSA total dilakukan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut: (1) Operasi; (2) Bahaya; (3) Keahlian yang dibutuhkan,
yang terdiri atas: pengaruh alat seperti mesin dan aktivitas seperti
prosedur menurunkan barang; (4) Faktor eksternal yang
memengaruhi perilaku; dan (5) Metode pembelajaran.
C.Penanganan dan Tindakan Pertolongan Kecelakaan Kerja
Pencegahan yang dapat ditempuh agar lahan kerja tidak menuai
penyakit seperti berikut.
1) Pencegahan Primer – Health Promotion meliputi
perilaku kesehatan, faktor bahaya di tempat kerja,
perilaku kerja yang baik, olah raga, dan gizi.
2) Pencegahan Sekunder – Specific Protection meliputi
Pengendalian melalui perundang-undangan,
pengendalian administratif/organisasi,
pengendalian teknis, dan pengendalian jalur
kesehatan imunisasi.
Pencegahan Tersier meliputi pemeriksaan kesehatan pra kerja,
pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan lingkungan secara
berkala, surveilans, pengobatan segera bila ditemukan gangguan
pada kerja, dan pengendalian segera di tempat kerja.
D.Penanganan Kebakaran
Terdapat 3 cara untuk mengatasi/memadamkan kebakaran
seperti berikut: