Anda di halaman 1dari 4

Indikator Pelayanan

Laboratorium Kesehatan
October 2, 2018 , Dian Sukma Hanggara  ,  2 Comments

Untuk menjamin standar dan mutu pelayanan, sebuah laboratorium harus


mematuhi berbagai persyaratan meliputi kebijakan dan prosedur terhadap
SDM, alat, fasilitas, dan organisasi. Berbagai persyaratan tersebut menjadi
indikator yang akan dinilai sebagai indikator input mencakup perizinan, SDM,
fisik bangunan, peralatan dan bahan, serta struktur organisasi. Seluruh
kewajiban tersebut kemudian dinilai sebagai indikator proses yang
berhubungan dengan mutu pelayanan.

Pengembangan indikator ini dengan mempertimbangkan keberadaan


indikator standar pelayanan minimum di rumah sakit, indikator akreditasi, dan
ISO 15189.

A. Indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) Laboratorium di


RS antara lain :

1. Waktu tunggu hasil pelayanan Laboratorium.


2. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium.
3. Peralatan laboratorium yang terkalibrasi tepat waktu.

B. Indikator Kinerja Laboratorium Terkait Akreditasi, antara lain:


1. Keberadaan kebijakan mutu pelayanan.
2. Prosedur tentang penanganan spesimen.
3. Prosedur pemeriksaan yang lengkap.
4. Prosedur verifikasi hasil pemeriksaan.
5. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan.
6. Peralatan laboratorium.
7. Prosedur pengadaan dan penyimpanan bahan.
8. Prosedur audit Internal.
9. Prosedur pengendalian dokumen.
10. Prosedur pengamanan pada keadaan darurat.
11. Prosedur penanganan limbah.
12. Prosedur tindakan perbaikan.

C. Indikator –indikator Laboratorium dalam ISO 15189, diklasifikasikan


dalam kelompok:

1. Personil/Staf.
2. Akomodasi dan kondisi lingkungan.
3. Peralatan laboratorium.
4. Prosedur sebelum pemeriksaan.
5. Prosedur pemeriksaan.
6. Jaga mutu prosedur pemeriksaan.
7. Prosedur pasca pemeriksaan.
8. Laporan hasil.

Berdasarkan hal‐hal tersebut, maka dikembangkan indikator kinerja yang


dikelompokkan ke dalam Indikator input, proses, dan output sebagai berikut :

A. Indikator input:

1. Indikator terkait SDM: dokter SpPK, dokter spesialis lain, sarjana strata
2, dokter umum, sarjana lain, D3 Analis Kesehatan, D3 lain, Perawat,
dan SMAK, SLTA / SMU / SMK.
2. Struktur Organisasi.
3. Fasilitas: luas bangunan, ruang tunggu, ruang administrasi, ruang
kerja, ruang konsultasi, ruang petugas, toilet, ventilasi, sumber daya
listrik, fasilitas (pendingin ruangan, sumber air bersih, pengelolaan
limbah), kualitas lingkungan (udara), alat laboratorium, serta reagen
dan bahan habis pakai yang digunakan.
 

B. Indikator proses:

1. Indikator mutu pelayanan: Pemantapan Mutu Internal (PMI),


Pemantapan Mutu Eksternal (PME), uji banding, akreditasi, dan
evaluasi.
2. Kompetensi petugas: Program pendidikan, pelatihan, seminar,
workshop.
3. Peralatan laboratorium: pemeliharaan (harian, mingguan, bulanan,
tahunan), kalibrasi (program dan jadwal kalibrasi), SOP dan atau
Instruksi kerja tiap alat, dan evaluasi.
4. Reagen dan bahan habis pakai: perencanaan, laporan stok (catatan
penerimaan dan pemakaian), penyimpanan, MoU dengan rekanan, uji
kualitas reagen, dan evaluasi.
5. Teknis pemeriksaan (SOP dan atau instruksi kerja): proses
pendaftaran/ penerimaan spesimen, pengambilan spesimen,
transportasi spesimen, pengolahan spesimen, pemeriksaan
spesimen/prinsip kerja, penyimpanan spesimen, pemusnahan
spesimen, sistem rujukan, dan evaluasi.
6. Hasil pemeriksaan: jadwal pemeriksaan dan waktu selesai (TAT),
validasi hasil, pelaporan (hard copy/fax/telp/elektronik), kesalahan
hasil (salah identitas pasien, salah spesimen, salah pelaporan, salah
memberikan hasil), dan evaluasi.
7. Keamanan dan keselamatan kerja: lingkungan (penanganan limbah),
petugas (Alat Pelindung Diri/APD, tusukan benda tajam,tumpahan
bahan berbahaya, vaksinasi, asuransi kesehatan), konsumen/pasien
(kecelakaan dan komplikasi pengambilan spesimen), kedaruratan
(APAR, arah evakuasi, P3K), dan evaluasi.
8. Kepuasan pelanggan (metodologi, evaluasi).

C. Indikator Output:

1. Beban kerja: Jumlah kunjungan baru (rerata)/bulan, jumlah kunjungan


lama (rerata)/bulan, jumlah pemeriksaan (rerata)/bulan
2. Hasil pemantapan mutu.
3. Kompetensi petugas.
4. Peralatan terkalibrasi dan supply reagen terjamin.
5. Tehnis Pemeriksaan (sesuai dengan GLP/WHO/Inter).
6. Hasil pemeriksaan : Waktu tunggu (TAT) tiap parameter, validasi hasil,
Kesalahan hasil (salah identitas, salah spesimen, salah pelaporan,
salah memberikan hasil / salah orang).
7. Keamanan dan keselamatan kerja ( angka kejadian tusukan benda
tajam, angka kejadian tumpahan bahan berbahaya, angka kecelakaan
pasien, angka komplikasi akibat pengambilan spesimen).
8. Kepuasan pelanggan (angka komplain/keluhan, angka penyelesaian
komplain).

Anda mungkin juga menyukai