Anda di halaman 1dari 24

Sistem Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) Di


Laboratorium

Kelompok 5
1. Rika Meliyani
2. Riska 7. Vini Septianita
3. Rizka Widyawati 8. Yeyen Peronika
4. Selly Oktavia S 9. Andre Adisa
5. Setia Rizki A Pratama
6. Siti Rahma Z 10. Indah Rizki Ananda
Dosen Pembimbing : Ns. Sintiya Halisya P, S.Kep., M.Kes
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
di Laboratorium

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah faktor utama dalam


bekerja. Pedoman K3 dijadikan acuan oleh seluruh karyawan untuk
meningkatkan pengetahuannya tentang keselamatan, sehingga dapat
Bekerja dalam kondisi selamat.

Kesehatan dan keselamatan kerja di Laboratorium Kesehatan bertujuan


agar petugas, masyarakat dan lingkungan laboratorium kesehatan
saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif
Dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan,
kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak.
Peraturan Keselamatan Kerja di Laboratorium

1. Memakai jas praktikum.


2. Memakai masker.
3. Tidak boleh makan dan minum di dalam lab.
4. Tidak boleh mencampur bahan kimia tanpa seijin petugas yang bersangkutan.
5. Dilarang bersendau gurau di dalam lab.
6. Memakai sepatu yang tertutup.
7. Dilarang mencorat-coret label di botol reagen.
8. Mencuci alat sebelum dan sesudah praktek.
9. Tidak boleh bermiain air di bak pencuci
Peraturan Keselamatan Kerja di Laboratorium

lanjutan

10. Tidak boleh membuang bahan kimia di sembarang tempat.


11. Dilarang merokok
12. Dilarang meludah
13. Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
14. Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara penggunaannya.
15. Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan kimia.
16. Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet
17. Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan dan gogles
Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk
2 jenis yaitu

1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien


2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas
laboratorium itu sendiri.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi
dalam kelompok

1 . Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak


aman dari:
Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
Lingkungan kerja
Proses kerja
Sifat pekerjaan
Cara kerja
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi
dalam kelompok

2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan


berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara
lain karena:
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Laboratorium

Tiga komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila


bekerja yaitu:

1. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain


2. Beban kerja: fisik maupun mental.
3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:
bising, panas, debu,parasit, dan lain-lain.
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Laboratorium

Manajemen Laboratorium adalah usaha untuk mengelola Laboratorium.


Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik yang
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya.
Menurut G. Terry pelaksanaan manajemen K3
dikelompokkan menjadi :

1. Perencanaan (Planning )

2. Organisasi ( Organizing )

3. Pelaksaan ( Actuating )

4. Pengawasan ( Controlling )
1. Planning (Perencanaan)

Dalam perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi :


a) Apa yang dikerjakan
b) Bagaimana mengerjakannya
c) Mengapa mengerjakanv
d) Siapa yang mengerjakan
e) Kapan harus dikerjakan
f) Di mana kegiatan itu harus dikerjakan
2. Organizing (Organisasi)

Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat


dibentuk dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat
laboratorium daerah (wilayah)v sampai ke tingkat pusat atau
nasional.
3. Actuating (Pelaksanaan)

Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan


mendorong semangat kerja bawahan, mengerahkan aktivitas
bawahan, mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan
menjadi aktivitas yang kompak
v (sinkron), sehingga semua
aktivitas bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Controlling (Pengawasan)

Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2


prinsip pokok, yaitu :

1. Adanya rencana v
2. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada
bawahan.
4. Controlling (Pengawasan)

Dalam laboratorium perlu dibentuk pengawasan labora- torium


yang tugasnya antara lain :

1) Memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-


praktek laboratorium yang baik, benar dan aman
2) Memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-
cara menghindari risiko bahaya
v dalam laboratorium
3) Melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa
berbahaya atau kecelakaan.
4) Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang
keamanan kerja laboratorium
5) Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa
berbahaya dan mencegah meluasnya bahaya tersebut
Manajemen Operasional Laboratorium
Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangk
at-perangkat manajemen laboratorium, yaitu:

1. Tata Ruang
2. Alat yang Berfungsi dan Terkalibrasi
3. Infra Struktur Laboratorium 
4. Administrasi Laboratorium.
5. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium
6. Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium
7. Organisasi Laboratorium
8. Disiplin yang Tinggi
9. Keterampilan
1. Tata Ruang
Tata ruang yang baik mempunyai:
Pintu masuk (in) Ruang prasarana kebersihan
Pintu keluar (out) Ruang toilet
Pintu darurat (emergency-exit) Lemari praktikan (locker)
Ruang persiapan (preparation-room) Lemari gelas (glass-rack)
Ruang peralatan (equipment-room) Lemari alat-alat optic (optic-rack)
Ruang penangas (fume-hood) Pintu jendela diberi kawat kasa, agar
Ruang penyimpanan (storage-room) serangga dan burung tidak dapat masuk
Ruang staf (staff-room) Fan (untuk dehumidifier)
Ruang teknisi (technician-room) Ruang ber-AC untuk alat-alat yang
Ruang bekerja (activity-room) memerlukan persyaratan tertentu.
Ruang istirahat/ibadah
2. Alat yang Berfungsi dan Terkalibrasi

Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondis
i:

1) Siap untuk dipakai


2) Bersih
3) Berfungsi dengan baik
4) Terkalibrasi
3. Infra Struktur Laboratorium 

Infra struktur laboratorium terdiri dari :

1) Laboratoryassessment

2) Fasilitas Umum
4. Administrasi Laboratorium

Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang a


da dilaboratorium antara lain:
1) Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada
2) Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat – alat yang rusak , alat
-alat yang dipinjam dan alat ± alat yang dikembalikan.
3) Keluar masuk surat menyurat
4) Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan praktikum dan
penelitian
5) Daftar inventaris bahan ± bahan kimia dan non kimia, bahan ± bahan gel
as
6) Daftar inventaris alat ± alat mebel lain
7) Sistem evaluasi dan pelapora
5. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium

Tujuan yang ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah

1) mencegah kehilangan dan penyalahgunaan


2) mengurangi biaya-biaya operasional
3) meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
4) meningkatkan kualitas kerja
5) mengurangi resiko kehilangan
6) mencegah pemakaian yang berlebihan
7) meningkatkan kerjasama.
6. Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium

1) Tanggung jawab
2) Kerapian
3) Kebersihan
4) Konsentrasi terhadap pekerjaan
5) Pertolongan pertama (First – Aid)
6) Pakaian
7) Berlari di Laboratorium
8) Pintu-pintu
9) Alat-alat
7. Organisasi Laboratorium

8. Disiplin yang Tinggi

9. Keterampilan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai