Anda di halaman 1dari 16

UJIAN AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM HIGIENE INDUSTRI

OBSERVASI DAN PENGUKURAN LAPANGAN

Dosen Pembimbing:

Disusun oleh:
Kelompok 1

Achmad Abdillah Pasha 2006473011


Ahmad Ariq Atthaya 2006530646
Az Zahra Amalia Putri 2006595343
Christanto Ghiffari Halim 2006524473
Haikal M. Ariq A. 2006530305
Ibnu Azfa Chairul Azam 2006473056
M. Yusuf Hidayat 2006473094
Muhammad Reyhan Ahadin P. 2006595330
Muhammad Sayyid Hasan 2006521042
Muhammad Schehan A. 2006525785
Safira Hazzrah Medinah 2006595394
Taqwa Khalifah I 1906295031

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2023
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................... 2
GAMBARAN PEKERJAAN dan RISIKO......................................................................................... 2
BAB 2...................................................................................................................................................... 3
PENGUKURAN..................................................................................................................................... 3
BAB 3...................................................................................................................................................... 4
HASIL PENGUKURAN........................................................................................................................4
BAB IV.................................................................................................................................................... 5
HAZARD RISK ASSESSMENT.......................................................................................................... 5

1
BAB I
GAMBARAN PEKERJAAN DAN RISIKO

1. Profil Pekerja dan Detail Pekerjaan

● Umur : 70-an
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Pekerjaan : Tukang Jahit
● Durasi kerja : 6 jam sehari (setiap 1-2 jam menjahit istirahat)
● Kondisi kesehatan pekerja : Memiliki riwayat sakit jantung, penglihatan
normal
● Keluhan yang dirasakan : Nyeri dan pegal di tulang belakang dan
tengkuk, tangan gemetar saat merasa lelah

2. Risiko dan Potensi Bahaya Pekerjaan

Jenis Bahaya Faktor Bahaya

Bahaya Fisik Getaran, kebisingan, suhu udara, dan


tata ruang yang tidak didesain dengan
baik

Bahaya Kimia Debu, polusi, dan pelumas mesin

Bahaya Biologi Mikroorganisme seperti jamur

2
Bahaya Ergonomi Musculoskeletal disorders

Bahaya Psikososial Stres psikis, pekerjaan yang monoton,


dan tuntutan pekerjaan

3. Gambaran Tempat Kerja


Pada pengukuran ini, tempat kerja yang diukur memiliki luas sekitar 270x360
2
cm . Sumber pencahayaan di ruangan ini hanya memiliki satu buah lampu LED yang
terpasang di atas meja kerja. Selain satu lampu LED, sumber pencahayaan lainnya
adalah dari cahaya matahari yang melewati dinding kaca yang mendominasi bagian
depan tempat kerja. Dengan menggunakan kaca yang mendominasi di bagian depan
dan meja kerja, hal ini cukup membantu penerangan tempat kerja. Tetapi bagian
belakang dari tempat kerja yang tidak terpapar cahaya matahari agak sedikit gelap.

3
BAB 2
PENGUKURAN

1. Pencahayaan
Pengukuran pencahayaan dilakukan secara umum dan setempat. Pencahayaan
umum dilakukan pada 4 titik di ruang kerja yang mewakili area sebesar maksimal 3
m2, sedangkan pencahayaan setempat dilakukan pada area meja tempat pekerja
melakukan pekerjaan menjahit.
Pengukuran pencahayaan dilakukan pada area kerja jahit dengan
menggunakan Lux Meter. Alat ini digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap
intensitas cahaya pada suatu area. Tujuan dari pengukuran pencahayaan adalah untuk
mengetahui kesesuaian pekerja dengan pencahayaan yang ada di tempat kerja melalui
perbandingan hasil pengukuran dengan nilai ambang batas (NAB) yang diatur pada
standar yang berlaku. Di Indonesia, NAB pencahayaan di tempat kerja diatur di dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 70 Tahun 2016.
Terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menggunakan Lux
Meter:
a. Persiapan
i. Pastikan alat telah disiapkan, berfungsi dengan baik, serta memiliki
baterai yang cukup sebelum pengukuran
ii. Pastikan alat telah terkalibrasi (kalibrasi Lux Meter hanya dapat
dilakukan di perusahaannya)
b. Pengukuran
i. Pengukuran Setempat
1. Tentukan objek yang ingin diukur intensitas pencahayaannya
(bisa di mana saja)
2. Tempatkan sensor sejajar dengan permukaan objek
3. Lakukan sebanyak 3x untuk mendapatkan hasil rata-rata
pengukuran yang konsisten
4. Lakukan pencatatan, lakukan perhitungan dengan faktor
koreksi berdasarkan jenis lampu
ii. Pengukuran Umum
1. Tentukan jumlah titik pengukuran berdasarkan luas ruangan:
a. < 50 m2: 16 titik pengukuran, 1 titik mewakili maksimal
3 m2
b. 50 - 100 m2: 25 titik pengukuran, 1 titik mewakili
maksimal 3 m2
c. > 100 m2: 36 titik pengukuran, 1 titik mewakili
maksimal 3 m2
2. Hubungkan rangkaian sensor input dengan alat
3. Tekan tombol on/off untuk menyalakan alat, pastikan tutup
sensor dengan rapat untuk memastikan pembacaan di layar
menunjukkan angka 0

4
4. Tentukan rentang skala pengukuran pada lux meter dan
sesuaikan dengan intensitas pencahayaan yang diukur
5. Letakkan alat di atas 0,8 m dari pijakan lantai untuk
meminimalkan pencahayaan umum
6. Buka penutup sensor, lakukan pengukuran di titik yang telah
ditentukan
7. Lakukan sebanyak 3x untuk mendapatkan hasil rata-rata
pengukuran yang konsisten
8. Lakukan pencatatan, lakukan perhitungan dengan faktor
koreksi berdasarkan jenis lampu
2. Bising
Pada suatu tempat kerja tertentu, seringkali ditemukan bahaya fisik kebisingan
dengan risiko yang besar terhadap terjadinya Noise-Induced Hearing Loss (NIHL)
atau gangguan pendengaran akibat pajanan bising yang berlebih dalam waktu yang
lama. Pengukuran terhadap bising digunakan untuk mencegah penyakit tersebut dapat
terjadi. Terdapat 2 jenis pengukuran terhadap bising, yaitu pengukuran area terhadap
bising serta pengukuran personal. Pengukuran bising pada area dapat menggunakan
alat Sound Level Meter, sementara pengukuran bising personal dapat menggunakan
alat Personal Noise Dosimeter. Perbedaan antara pengukuran lingkungan dengan
pengukuran terhadap pekerja salah satunya ditinjau dari apa yang diukur. Pengukuran
terhadap lingkungan adalah untuk mengukur intensitas bising di tempat kerja (SPL),
sementara pengukuran pada pekerja adalah untuk mengukur dosis pajanan bising
(Lew, TWA, Dosis)

Gambar Alat Pengukuran Debu Noise Dosimeter SVANTEK

Dalam rangka melakukan pengukuran dosis pajanan bising secara personal,


maka langkah pengukurannya adalah sebagai berikut:
a. Pasang alat ukur sedemikian rupa sehingga mikrofon alat berada pada hearing
zone serta terhindar dari perangkat lainnya agar tidak mengganggu aktivitas
kerja
b. Pengukuran dilakukan sesuai dengan durasi kerja maupun jam paparan pekerja
tersebut terhadap bising
c. Bila pengukuran tidak mencapai 8 jam, maka pengukur dapat mengaktifkan
menu “projected dose” pada alat

5
d. Langkah terakhir adalah pembacaan hasil pengukuran dari alat
3. Debu
Pengukuran debu dan partikulat pada praktikum dilakukan dengan
menggunakan alat Dusttrak. Tujuan dari dilakukannya pengukuran terhadap debu di
tempat kerja adalah untuk mengetahui tingkat dan kuantitas pajanan debu yang
pekerja dapatkan selama melakukan pekerjaan atau aktivitas tertentu.

Gambar Alat Pengukur Debu Dusttrak

Pengukuran dengan menggunakan Dustrak dapat dilakukan dengan melalui


berbagai tahapan sebagai berikut:
a. Melakukan Zero Calibration
i. Nyalakan alat dengan menekan tombol On/Off
ii. Lakukan pemasangan zero filter pada inlet alat
iii. Tekan tombol setup dan pilih tombol Zero Cal
iv. Tekan tombol start untuk memulai Zero Cal
v. Setelah selesai, akan terdapat keterangan pada display “Zero Cal
Complete”
b. Melakukan pemilihan RunMode
i. Tekan tombol RunMode
ii. Pilih salah satu mode pengukuran (survey tidak menyimpan log data,
manual menyimpan log data, dan log modes jika waktu pengukuran
sudah ditentukan dan log data akan tersimpan)
c. Melakukan pengukuran
i. Tekan tombol Setup lalu tekan start untuk melakukan pengukuran,
serta tombol Stop untuk menghentikan aktivitas pengukuran oleh alat
ii. Tombol Stats berfungsi untuk menampilkan statistik pengukuran
iii. Tombol Graph menampilkan pengukuran dalam bentuk grafik
4. Getaran
Pengukuran getar dilakukan pada telapak tangan pekerja jahit dengan
menggunakan HAV Meter. Alat ini digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap
getaran. Tujuan dari pengukuran getaran adalah untuk mengetahui paparan getaran
yang ada di tempat kerja dan perbandingan membandingkan hasil pengukuran dengan
nilai ambang batas (NAB) yang diatur pada standar yang berlaku. Di Indonesia, NAB
getar di tempat kerja diatur di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun
2018.

6
Terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menggunakan HAV
Meter:
a. Persiapan
i. Pastikan kondisi alat baik dan dilengkapi dengan baterai yang cukup
ii. Pastikan alat telah terkalibrasi
iii. Tentukan area pengukuran (duduk, berdiri, atau berbaring)
iv. Lakukan pengaturan alat
v. Pilih sensor yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang mampu mewakili
besar paparan getaran pada lengan dan tangan pekerja
vi. Lakukan pengaturan pada indikator pengukuran
b. Pengukuran
i. Hubungkan rangkaian sensor hand arm dengan unit vibration meter,
pastikan sensor telah terpasang dengan baik
ii. Nyalakan alat dengan menekan secara bersamaan tombol Alt & Start
iii. Tekan Shift, lalu tekan Menu untuk masuk ke dalam mode menu
iv. Tekan Function → Measurement Option → pilih ⅓ Octave, tekan Esc
untuk kembali
v. Atur indikator pengukuran
vi. Pilih measurement dan lakukan setelan alat
1. General Settings:
a. start delay 5 s
b. meas. cycle time 5 m
2. WBV Dose
a. Exposure time: 8 jam
b. 4-6 Dosimeter: HAV
c. Standar: UK/sesuai kebutuhan
3. Vector Setup → Vector 4-6 = Mode Dosimeter
4. Channels Setup
a. Channel/Axis Mapping
b. X Axis → 1 & 4
c. Y Axis → 2 & 5
d. Z Axis → 3 & 6
5. Channels Activation
a. Enabled Channels All
b. Enable 2nd Profiles [x]/sesuai kebutuhan
c. Channel 4 → Type Direct/Filter Wh
d. Channel 5 → Type Direct/Filter Wh
e. Channel 6 → Type Direct/Filter Wh
6. Measure Trigger → Off/sesuai kebutuhan
7. Logging → off/sesuai kebutuhan
8. 1/1 octave → pilih [ok] untuk all channel and logger [off]
9. Events & Alarms → off/sesuai kebutuhan
10. Timer → off/sesuai kebutuhan
11. Pasang sensor pada telapak pekerja yang diukur

7
12. Pastikan telapak tangan menyentuh alat sumber getar
13. Tekan Start, lakukan pengukuran setelah 1 menit atau
disesuaikan dengan paparan getaran
14. Tekan Alt & Save setelah pengukuran selesai dilakukan, ganti
nama penyimpanan dan tekan Enter/Save
15. Catat hasil pengukuran

8
BAB 3

HASIL PENGUKURAN

Hand Arm Debu Bising Pencahayaan


Vibration

Hasil Ukur X: 7,07 mm/s → PM 1.0 Waktu pengukuran Panjang : 360 cm


0,00707 m/s Min: 0,081 : 15 menit 48 detik Lebar : 270 cm
Y: 6,17 mm/s → Max: 0,090
0,00617 m/s Avg: 0,085 Dose: 1,59% AS Pencahayan
Z: 6,14 mm/s → Leq: 76,9 dBA Umum
0,00614 m/s PM 2,5 TWA: 62,0 dBA Titik A
Min: 0,082 Las Min: 66,5 dBA 1. 1028 lux
Vibration Max: 0,092 Las Max: 94,9 2. 785 lux
Magnitude: Avg: 0,086 dBA 3. 1042 lux
0,011214 m/s2
PM 10 Titik B
A(8): 0,00198237 Min: 0,092 1. 200 lux
m/s2 → 0,001 Max: 0,114 2. 202,3 lux
m/s 2 Avg: 0,098 3. 201 lux

Respirable Titik C
Min: 0,084 1. 37,7 lux
Max: 0,094 2. 38,3 lux
Avg: 0,088 3. 37,5 lux

Total Titik D
Min: 0,103 1. 34,5 lux
Max: 0,158 2. 33,5 lux
Avg: 0,117 3. 36,4 lux

Pencahayan
Setempat

1. 890 lux
2. 955 lux
3. 940 lux

Peraturan Permenaker No. Permenkes No.48 Permenaker No.5 Permenkes No. 70


05 Tahun 2018 Tahun 2016 Tahun 2018 Tahun 2016

Permenkes No. Permenkes No. 70


70 Tahun 2016 Tahun 2016

Nilai Ambang 5 m/s2 untuk 6 - 8 Debu 85 dBA untuk 8 750 lux

9
Batas jam kerja per hari Respirabel/PM jam kerja per hari
10: 0,15 mg/m3

Debu Respirabel:
3 mg/m3

Hasil Berada di bawah Berada di bawah Berada di bawah Pencahayan umum


Perbandingan nilai ambang nilai ambang nilai ambang batas : berada di bawah
batas (Aman) batas dari kedua (Aman) nilai ambang batas
peraturan (Aman)
(Aman)
Pencahayan
setempat : di atas
nilai ambang batas
(Tidak aman)

Rumus/Perhitungan
- Getaran Tangan (Hand Arm Vibration)
Getaran tangan dapat dihitung melalui spreadsheet atau excel yang disediakan dari
HSE.UK ataupun dapat dilakukan perhitungan manual sebagaimana berikut:
2 2 2
1) 𝑎ℎ𝑎𝑣 = 𝑎ℎ𝑤𝑥 + 𝑎ℎ𝑤𝑦 + 𝑎ℎ𝑤𝑧

Keterangan:

- 𝑎ℎ𝑎𝑣 = total getaran (resultan 3 sumbu)

- 𝑎ℎ𝑤𝑥 = hasil pengukuran percepatan sumbu x

- 𝑎ℎ𝑤𝑦 = hasil pengukuran percepatan sumbu y

- 𝑎ℎ𝑤𝑧 = hasil pengukuran percepatan sumbu z


1

( ) 𝑇𝑣 2
2) 𝐴(8) = 𝑎ℎ𝑣 𝑇𝑜

Keterangan:

- 𝐴(8) = Pajanan getaran dalam 8 jam


- 𝑎ℎ𝑣 = hasil pengukuran paparan getaran (total)
- 𝑇𝑣 = waktu paparan
- 𝑇𝑜 = waktu standar, yaitu 8 jam atau 28.800 detik
- Debu
Pengukuran debu menggunakan peralatan DustTrak™ II Aerosol Monitor 8530 yang
bersifat direct reading sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan manual kembali.

10
- Pencahayaan

a b
b

d c

Luas ruang kerja = panjang x lebar


= 360 cm x 270 cm
= 97200 cm2
= 9,72 m2

a. Pencahayaan Umum
Luas ruangan yang didapatkan yaitu 9,72 m2 yang berarti luas ruangan < 50
m2 sehingga jumlah titik pengukuran minimal 16 titik. Dengan
mempertimbangkan bahwa satu titik pengukuran mewakili area maksimal 3m2
sehingga dengan luas 9,72 m2 didapatkan 4 titik pengukuran.

Lokasi Pengukuran Hasil Pengukuran Rata-rata

1 2 3

Titik A 1028 lux 785 lux 1042 lux 951,6 lux

Titik B 200 lux 202,3 lux 201 lux 201,1 lux

Titik C 37,7 lux 38,3 lux 37,5 lux 37,83 lux

Titik D 34,5 lux 33,5 lux 36,4 lux 34,8 lux

Rata-Rata 306,333 lux

Hasil Akhir = rata-rata akhir x faktor koreksi


= 306,333 x 0,98
= 300,205 lux

11
b. Pencahayaan Setempat

Lokasi Pengukuran Hasil Pengukuran Rata-rata

1 2 3

Meja kerja 890 lux 955 lux 940 lux 928,3 lux

Hasil Akhir = rata-rata akhir x faktor koreksi


= 928,3 x 0,98
= 909,734 lux

12
BAB IV

HEALTH RISK ASSESSMENT

No Lokasi/Pekerjaa Bahaya Durasi Frekuensi Potensi Pencegahan Residual Risk Action


n Kesehatan (Jam) Risiko
(Fisik, Kimia,
Biologi, P C R P C RR
Ergonomi)

1 Tukang jahit Pajanan 2 Setiap hari 4 2 8 Engineering 3 2 6 Secara rutin mengecek


pencahayaan (H Control: (Mo lampu apakah masih
dari lampu ig Mengubah lampu dera berfungsi atau tidak
h) yang watt-nya te) serta perlu untuk
sesuai dengan diganti jika
luas ruangan kerja pencahayaan yang ada
dan meletakkan kurang tepat mengenai
lampu tidak pekerja dan rutin
langsung di atas memastikan apakah
kepala pekerja pencahayaan yang ada
Administrative sudah cukup dalam
Control: mengerjakan pekerjaan
Meregulasi sehari-hari (menjahit)
penggunaan
lampu seperlunya
khususnya saat
malam hari
PPE: Kacamata

13
standar

2 Tukang jahit Pajanan sinar 4 Setiap hari 4 3 12 Engineering 4 1 4 Mendesain ulang


matahari yang (H Control: (Lo jendela dan ventilasi
masuk ke ig Mendesain ulang w) agar cahaya matahari
dalam ruangan h) jendela dan yang masuk cukup dan
ventilasi agar tidak berlebihan. Selain
pajanan sinar itu diperlukan juga
matahari yang pengaturan pembukaan
masuk tidak jendela dan ventilasi
berlebihan dan yang cukup dan di
memasang kaca waktu-waktu saat
yang berfungsi cahaya matahari tidak
sebagai barrier terlalu terik (misalnya
Administrative pagi atau sore hari)
Control:
Mengatur alur
buka-tutup
jendela sesuai
dengan kebutuhan
dan kenyamanan
pekerja agar tidak
terlalu terang atau
tidak terlalu gelap
PPE: Kacamata
hitam/kacamata
standar

3 Tukang Jahit Getaran yang 6 Setiap hari 2 3 6 Administrative 1 3 3 Melakukan peregangan


berasal dari (M Control: (Lo setiap 20 menit sekali
mesin jahit od Meregulasi jam w) dan mengambil waktu
era kerja seperti istirahat setiap selesai

14
te) menerapkan 1 day menjahit. Jika tangan
off atau tidak terasa kebas dan pegal,
bekerja full time sebaiknya pekerjaan di
berhentikan terlebih
dahulu.

4. Tukang Jahit Kebisingan 6 Setiap hari 2 3 6 Administrative 1 1 1 Melakukan STOP


yang (M Control & PPE : (Lo bekerja apabila sudah
disebabkan od Pengaturan waktu w) terlalu lama atau
oleh mesin jahit er kerja dan pengaturan exposure
ate penggunaan ear time, serta penggunaan
) plug atau ear ear plug/ear muff.
muff.

5. Tukang Jahit Debu yang 6 Setiap hari 4 2 8 Administrative 3 2 6 Melakukan


disebabkan (H Control (Mo pemberhentian dan
oleh potongan ig Pengaturan waktu dera mengurangi kerja
kain dan asap h) kerja dan te) ketika sudah merasa
kendaraan menjadwalkan adanya kesulitan dalam
pembersihan bernafas, melakukan
secara rutin pembersihan tempat
tempat kerja kerja secara rutin
PPE setelah bekerja, dan
penggunaan menggunakan masker
masker ketika
diarea kerja

15

Anda mungkin juga menyukai