Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN RESMI

HYGIENE INDUSTRI

PENERANGAN

DISUSUN OLEH:

Nama Meyco Putra Herwanto


NRP 0521040055
Kelas K32B
Tanggal 15 Maret 2022

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja
untuk dapat bekerja lebih produktif, karena itu lingkungan kerja harus
didesain sebaik-baiknya sehingga lingkungan kerja menjadi kondusif bagi
pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman.
Salah satu faktor permasalahan yang mengganggu kenyamanankerja
ialah permasalahan mengenai penerangan/pencahayaan yang kurang atau
pencahayaan yang berlebih. Intensitas penerangan yang diperlukan, bagian
oleh faktor kuantitas pencahayaan, dan faktor kualitas pencahayaan
(kesilauan). Oleh karena itu perlu diketahui dan dimasyarakatkan usaha-
usaha pengendalian dan pemantauan lingkungan kerja agar tidak membawa
dampak atau akibat buruk kepada tenaga kerja yang berupa penyakit atau
gangguan kesehatan ataupun penurunan kemampuan produktivitas kerja.
Oleh karena itu, pada laporan ini akan dijelaskan bagaimana cara
mengukur dan memberi rekomendasi penerangan pada tempat kerja demi
kenyamana dan produktivitas kerja pekerja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan pengukuran terhadap penerangan pada
tempat kerja?
2. Bagaimana cara memberikan rekomendasi penerangan pada tempat kerja
yang kekurangan atau melebihi standar kebutuhan penerangan tempat
kerja?
1.3 Tujuan
1. Memahami cara melakukan pengukuran terhadap penerangan pada
tempat kerja.
2. Memahami cara memberikan rekomendasi penerangan pada tempat kerja
yang kekurangan atau melebihi standar kebutuhan penerangan tempat
kerja.
1.4 Ruang Lingkup
Praktikum penerangan dilaksanakan di bengkel perkakas milik Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya. Pelaksanaan praktikum penerangan dilakukan
pada hari Senin, 21 Maret 2022 menggunakan alat ukur Lux Meter milik
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Pengukuran dilakukan pada waktu
pagi hari, namun bengkel perkakas memiliki ruangan yang sedikit tertutup.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Definisi
Pencahayaan adalah sesuatu yang memberikan terang atau
menyinari, yang meliputi pencahayaan alami dan buatan. Intensitas
penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Penerangan memiliki dua aspek yang perlu mendapat
perhatian lebih. Kedua aspek tersebut adalah yang pertama penerangan
suram, yakni intensitas penerangan yang kurang dari standar. Kedua
penerangan silau yang mana memiliki nilai intensitas penerangan yang lebih
dari standar. Faktor yang mempengaruhi penerangan ialah ukuran ruangan,
kontras, luminensi, dan ketajaman penglihatan perorangan.
2.2 Pengukuran dan Perhitungan Penerangan
Intensitas penerangan dapat diukur mengguankan 2 cara, yakni
pengukuran penerangan umum dan penerangan lokal. Pengukuran
penerangan umum dilakukan dengan cara mengukur pada titik tertentu sesuai
dengan luas lantai, digunakan pada sistem pencahayaan merata. Pengukuran
penerangan lokal dilakukan dengan cara mengukur pada meja kerja,
digunakan pada sistem pencahayaan setempat. Pengukuran penerangan
umum dilakukan dengan acuan luas lantai, yakni untuk luas ruangan kurang
dari 50 m2 dengan titik potong 3 m2 tiap titik, untuk luas ruangan antara 50-
100 m2 jumlah titik pengukuran minimal 25 titik, dan utnuk luas ruangan lebih
dari 100 m2 jumlah titik pengukuran minimal 36 titik.
Cara mengukur penerangan ruangan dapat mengunakan rumus
sebagai berikut:
Untuk mengetahui koefisien penggunaan maka dengan mencari
pertemuan garis antara rasio tinggi langit-langit atau lantai.

Rasio tinggi langit-langit, lantai, dan meja kerja dapat dicari


menggunakan perhitungan di bawah ini:
Nilai Koefisien Penggunaan untuk Armatur Umum, sebagai berikut:

Nilai Koefisien Penggunaan untuk Armatur Isi 4 Lampu, sebagai berikut:

Untuk mengetahui koefisien depresiasi maka dapat menggunakan


rumus berikut ini:

2.3 Jenis
Tujuan pencahayaan di industri yang terpenting adalah tersedianya
lingkungan kerja yang aman untuk melakukan prosedur kerja, melakukan
control, mengobservasi, dan memelihara berbagai jenis peralatan . Beberapa
jenis lampu yang dapat kita gunakan, antara lain:
• Lampu Pijar
Lampu pijar bertindak sebagai “badan abu-abu” yang secara selektif
memancarkan radiasi dan hamper seluruhnya dapat terjadi pada daerah
nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas yang dapat
mengentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten.

• Lampu Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat
pijar seperti lampu pijar biasa, namun terisi oleh gas halogen. Atom
tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding
pendingin bola lampu.

• Lampu Sodium
Berdasarkan tekanannya, lampu sodium dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
lampu sodium tekanan tinggi dan lampu sodium tekanan rendah. Lampu
sodium tekanan tinggi digunakan untuk penerangan di luar ruangan dan
industri.
• Lampu Fluorescent
Beberapa jenis lampu fluorescent, antara lain lampu neon, lampu helium,
lampu natrium, lampu xenon, lampu Hg.

• Lampu LED
Lampu Light Emitting Diode (LED) adalah lampu yang sering
digunakan, karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain usia yang
lebih panjang dan lebih efisien.

2.4 Sistem Penerangan


Berdasarkan SNI 03-6575-2001 penerangan buatan dapat dibedakan menjadi
(BNSP, 2001):
• Pencahayaan Umum
Pencahayaan umum ( general lighting), fungsi untuk penerangan umum
secara merata dalam ruangan. Misalnya penerangan untuk ruang kerja
atau ruang kelas.
• Pencahayaan Aksen
Pencahayaan aksen ( accent lighting), funsi untuk memberikan aksen
pada ruangan untuk kepentingan estesis pada interior suatu ruangan.
Misalnya penempatan lampu pada dinding atau pada kolom suatu
ruangan untuk memperindah ruangan.
• Sistem Pencahayaan Merata
Sistem ini memungkinkan seluruh ruangan memperoleh iluminasi
cahaya teratur secara merata di seluruh ruangan. Tingkat pencahayaan
didapatkan dengan memasang armature secara merata langsung maupun
tidak langsung di seluruh langit-langit.
• Sistem Pencahayaan Setempat
Sistem ini mengkonsentrasikan penemapatan armature pada langit-langit
di atas tempat yang mememrlukan pencahayaan yang tinggi, contohnya
tugas visual.
• Sistem Pencahayaan Gabungan
Sistem ini menambahkan sistem pencahayaan setempat pada sistem
pencahayaan merata dengan armature yang dipasang di dekat tugas
visual.
2.5 Standar-standar Penerangan
Standar pengukuran penerangan untuk berbagai macam ruangan dan
jenis kerja tercantum pada Permenaker No 05 Tahun 2018 seperti pada tabel
dibawah ini:
2.6 Penyakit Akibat Kerja
1. Kelelahan Mata
Gejala dari kelelahan mata yaitu mata terasa perih atau gatal, mudah
berair atau bisa terasa kering, dan pandangan mudah mengabur.
2. Kelelahan Syaraf
Diakibatkan dari mata yang terlalu fokus dalam satu hal, syaraf yang
menggerakkan bola mata akan mengalami kelelahan.
3. Kesilauan
Dari mata yang kelelahan akibat mata terlalu fokus atau kondisi ruangan
yang terlalu cerah, maka mata pun menjadi sensitif terhadap cahaya yang
diterima kepada mata.
4. Kelelahan Kerja atau Stres
Dari mata dan syaraf yang lelah, maka akan menimbulkan kelelahan
kerja dan menimbulkan kemungkinan stres yang bisa menjadi salah satu
kemungkinan yang menimbulkan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
BAB III

METODE PENGUKURAN

3.1 Prosedur Penggunaan Alat

Sumber: instrukart.com
Prosedur penggunaan digital lux meter adalah sebagai berikut:
1. Ubahlah power on/off pada posisi ”ON”.
2. Kalibrasi alat dengan cara menekan tombol REL/ZERO selama 1 detik.
3. Pilih range yang sesuai dengan menekan tombol RAN (20 lux, 200 lux,
2000 lux, 20000 lux, 200000 lux).
4. Pilih mode pengukuran relatif dengan menekan singkat tombol
REL/PEAK.
5. Pilih satuan unit lux dengan menekan tombol lux/fc.
6. Sebelum melakukan pengukuran, biarkan sensor terpapar cahaya selama
2 menit.
7. Perhatikan jangan sampai bayangan operator tertangkap oleh sensor.
8. Tandai jarak antar titik pengukuran sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
9. Lakukan pengukuran pada titik pengukuran yang telah ditandai (1 titik
pengukuran dilakukan 3 kali pengukuran).
10. Catat aspek lain yang perlu diperhatikan sesuai dengan teori perhitungan
tingkat intensitas penerangan.

3.2 Prosedur Pengukuran


1. Hidupkan lux meter.
3.3 Prosedur Pengukuran
1. Hidupkan lux meter.
2. Pastikan rentang skala pengukuran pada lux meter sesuai dengan
intensitas pencahayaan yang diukur.
3. Buka penutup sensor.
4. Lakukan pengecekan antara, pastikan pembacaan yang muncul di layar
menunjukkan angka nol saat sensor ditutup rapat.
5. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan.
6. Lakukan pengukuran dengan ketinggian sensor alat 0,8 m dari lantai.
7. Baca hasil pengukuran pada layar setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil.
8. Lakukan pengukuran pada titik yang sama sebanyak 3 kali.
9. Catat hasil pengukuran.
10. Matikan lux meter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas
pencahayaan.
3.4 Flowchart Praktikum
BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

4.1. Data Pengukuran


A. Gambaran Umum
Nama Ruang : Bengkel Perkakas
Tanggal : 15 Maret 2022
Survei dilakukan pada : Pagi Hari
Keadaan Cuaca : Cerah
Team Pengukur :
1. Vicky Zulkarnain (0521040048)
2. Nurul Ramadhanti (0521040052)
3. Alvin Ardiansyah (0521040053)
4. Meyco Putra Herwanto (0521040055)

Alat yang dipakai : Digital Lux Meter


B. Karakteristik Tempat Kerja
1. Identifikasi tempat kerja
Panjang : 18 meter
Lebar : 21 meter
Tinggi : 10 meter
Luas : 378 m2
2. Gambaran dinding, langit-langit, dan lantai tempat kerja
Keadaan Permukaan
Gambaran Bahan Warna Tekstur
Bersih Sedang Kotor
Dinding Tembok Cream Halus ⋁
Langit- Halus
Galvalum Coklat ⋁
langit
Permukaan Halus ⋁
Besi Hijau
Kerja
Hijau, Halus ⋁
Lantai Cor Merah,
Kuning

Jenis lampu : TL LED 40 Watt


Jumlah lampu per armature : 1 lampu per armature
Jumlah armature : 16 armature
Keadaan armature : Berdebu (menyala 11, mati 5)
Gambar layout armature :

Uraikan tentang kondisi ruangan:


Ruangan bengkel perkakas milik Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya cukup luas dengan mesin-mesin untuk praktek
mahasiswanya. Ruangan ini cukup tinggi dan enggap namun
memiliki penerangan dengan lampu TL LED 40 watt sebanyak 16
armature. Namun, perawatan langit-langit kurang baik karena cukup
tinggi sehingga banyak lampu yang berdebu.
C. Tabel Data Hasil Pengukuran
No Titik Pengukuran Pengukuran Pengukuran Rata-
pengukuran 1 2 3 rata
1 1 61 73,5 74,6 69,7
2 2 114 116,7 122,3 117,6
3 3 154,8 150 150,2 151,6
4 4 178,9 172,1 184,2 178,4
5 5 119,2 160 166 148,4
6 6 346 341 381 356
7 7 199,7 191,2 180 190,3
8 8 81 80,9 82,3 81,4
9 9 138,6 137,8 134,9 137,1
10 10 174,6 166,9 178,3 173,2
11 11 169,9 166,9 177,8 171,5
12 12 181,1 176,3 183,8 180,2
13 13 173 236 250 206,3
14 14 213 205 204 207,3
15 15 128,5 125,1 122,4 125,31
16 16 207 205 205 205,6
17 17 252 155 254 255,6
18 18 229 241 256 242
19 19 213 227 263 243,3
20 20 174,9 179 192,4 182,1
21 21 243 243 235 240,3
22 22 146,4 138,8 131,6 183,9
23 23 166,4 161,7 172,9 167
24 24 212 217 231 220
25 25 277 217 268 275,3
26 26 259 259 257 258,3
27 27 218 212 209 213
28 28 185,5 193,1 187,8 188,8
29 29 121,3 137,5 129,5 129,4
30 30 171,1 168,3 162,9 167,4
31 31 184 186,1 178 182,7
32 32 188,1 194,5 198,3 193,3
33 33 190,6 183,2 178,6 184,7
34 34 128,6 117,4 114 146,6
35 35 136,5 142,7 137,2 152,3
36 36 140,2 140,2 137 139,1
37 37 92,2 92,9 102 95,7
38 38 121,1 116,2 126,2 121,1
39 39 159,1 174,2 169,3 167,5
40 40 135,7 157,7 156,2 148,9
41 41 110,7 130,2 103,2 114,7
42 42 182,6 173,4 193,5 183,16

D. Gambar Layout Ruangan

1
4 2 2 1 1
2 9 5
3 2 1 2
4 1
3 2 1 3
4 1
3 2 1 4
3 1
5
3 3 2 1 1
0
2 9 6
3 3 2
3 2 2 8 7
3
5
4.2. Perhitungan
Bengkel Perkakas
Jenis lampu : TL LED 40 Watt
Jumlah lampu per armature : 1 lampu per armature
Jumlah armature :9
Keadaan armature : 5 menyala, 4 mati

Asumsi :
hrc = 2 m
hcc = 3 m
hfc = 1 m
• Perhitungan CCR
5ℎ𝑐𝑐(𝐿 +𝑊)
CCR =
𝐿×𝑊
5×3(18+21)
CCR =
18×21
585
CCR =
378

CCR = 1,54
• Mencari kp

pw = 30% (dinding berwarna cream namun kotor)


pc = 70% (langit-langit berwarna coklat gelap)
Maka, didapat hasil kp sebesar 30% → 0,3
• Mencari kd
Asumsi :
Pekerjaan dilakukan selama 6 jam/hari selama 5 hari dalam seminggu.
Waktu penggunaan lampu selama 3 tahun.
➢ Perhitungan LLMF
LLMF = 8 jam × 5 hari × 52 minggu × 3 tahun
LLMF = 6.240 jam
Hasil LLMF untuk lampu LED (FS) = 0,86
➢ Perhitungan LSF
LSF = 8 jam × 5 hari × 52 minggu × 3 tahun
LSF = 6.240 jam
Hasil LSF untuk lampu LED (FS) = 0,90

➢ Perhitungan LMF
Karena langit-langit bersih dan penggunaan lampu selama 3 tahun
maka dariitu hasil LMF 0,83.
kd = LLMF x LSF x LMF
kd = 0,86 x 0,90 x 0,83
kd = 0,64242 = 0,64
Maka besar kd adalah 0,64
• Mencari F
E rata-rata : 178 lux
Menurut Permenaker 05/2018 pekerjaan pada bengkel perkakas
termasuk pekerjaan yang membedakan benda halus memiliki intensitas :
200 lux → E rata rata 200 lux.
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ×𝑘𝑝 ×𝑘𝑑
E standart =
𝐴
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 0,7 × 0,64
200 =
378

75600 = 0,448
Ftotal = 168750 lumen
• Mencari N
F1 = 4500 lumen
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
N =
𝐹1
168750
N =
1600

N = 105,46 ≈ 105 lampu


Maka, dibutuhkan sebanyak 246 dan memerlukan 71 lampu.
4.3. Analisa Data
Dari perthitungan diatas jumlah rata-rata lux di bengkel perkakas
adalah 87 lux, jika dibandingkan dengan Permenaker 05/2018 ternyata pada
bengkel perkakas masih belum memenuhi standar penerangan.
Rekomendasi perbaikan dan pengendalian penerangan yang harus
dilakukan berdasar konsep hygiene industri. Pada tahap antisipasi dengan
memprediksi risiko bahaya yang diakibatkan pada penerangan yang kurang
maupun berlebih, dengan cara mengumpulkan informasi, melakuka Analisa
dan diskusi dengan pihak kompeten.
Pada tahap rekognisi untuk mengurangi tingkat risiko bahaya pada
ruangan bengkel las dan tool store dapat dilakukan dengan cara memeriksa
laporan kecelakaan kerja, laporan kesehatan serta pengukuran langsung pada
kedua ruangan tersebut. Pada tahap evaluasi dilakukan perbandingan hasil
pengukuran dengan standar yang berlaku yakni Permenaker No 05 Tahun
2018.
Tahap pengendalian dapat disesuaikan dengan melakukan protokol
pengendalian risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Pada protokol eliminasi
tidak dapat dilakukan karena lampu merupakan opsi terbaik dalam
memberikan penerangan. Pada protokol substitusi dapat dilakukan dengan
cara mengganti lampu yang mulai meredup dengan lampu yang baru. Pada
protokol rekayasa teknik dapat dilakukan penataan ulang meja kerja atau
area-area penting pada area yang memiliki penerangan yang cukup.
Pada protokol pengendalian administrasi dapat dilakukan dengan
mengurangi pajanan pekerja dengan mengurangi jam kerja. Dan pada
pengendalian terakhir, pekerja dapat menggunakan alat pelindung diri
lengkap seperti baju safety, safety glasses, safety shoes, safety helmet dan
masker.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Pengukuran pencahayaan pada tempat kerja bisa dilakukan dengan alat
bernama Digital Lux Meter. Dilakukan dengan cara pertama menentukan
titik ukur yang sebanding dengan luas ruangan sesuai aturan yang
berlaku. Kita lakukan pengukuran 3 kali pada titik pengukuran yang telah
ditentukan.
2. Setelah melakukan pengukuran, dilanjut membandingkan hasilnya
dengan standar yang berlaku (Permenaker No 05 Tahun 2018). Apabila
hasil perbandingan menyatakan bahwa keadaan penerangan telalu rendah
atau tinggi dari standar yang berlaku, maka perlu dilakukan pengendalian
keselamatan dan kesehatan kerja melalui hirarki pengendalian risiko.
5.2. Saran
Pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan pada kondisi yang aman
dan nyaman serta tidak mengganggu aktivitas pekerja lain. Pengukuran bisa
dilakukan pada waktu dan kondisi lingkungan yang berbeda sehingga bisa
mengetahui jika ada perbedaan hasil dari pengukuran tersebut. Pada area
tempat kerja diperlukan untuk melakukan controlling sebagai upaya
mencegah adanya hasil pengukuran intensitas penerangan tidak aman/tidak
sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Dwi., dkk. 2013. Analisis Pencahayaan Ruang Kerja: Studi Kasus
Pada Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) Batik Tulis di Yogyakarta. Jurnal
Ilmiah Dinamika Rekayasa. Volume 9, Nomor 2, Halaman 6-9.

Badan Standardisasi Nasional, 2019. Standar Nasional Indonesia SNI 7062:2019


Pengukuran Intensitas Pencahayaan di Tempat Kerja. 2 ed. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.

Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, 2018. Peraturan Menteri


Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. s.l.:Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia.

Santiasih, I., Arninputranto, W. & Rachmat, A. N., 2019. JOB SHEET


PENERANGAN (DARING). 3 ed. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya.

DEPNAKERTRANS. 1964. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang


Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja. Jakarta.

Indriati, M. (2016). Pencahayaan (Lighting). Jakarta: Universitas Gunadarma. RI, K. K.


(2002).Kepmenkes No 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri.
LAMPIRAN
Tugas Pendahuluan
1. Sebutkan peraturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur tentang syarat penerangan di
tempat kerja, serta berikan contoh salah satu aturannya!

Jawab :
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
Contoh :

Intensitas
No Keterangan
. (Lux)

1. Penerangan darurat 5

2. Halaman dan Jalan 20

3. Pekerjaan membedakan barang kasar seperti: 50

a. Mengerjakan bahan-bahan yang kasar.


b. Mengerjakan arang atau abu.
c. Menyisihkan barang-barang yang besar.
d. Mengerjakan bahan tanah atau batu.
e. Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu dipakai.
f. Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar
dan kasar.

4. Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara 100


sepintas lalu seperti:
a. Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah
selesai (semi-finished).
b. Pemasangan yang kasar.
c. Penggilingan padi.
d. Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas.
e. Pengerjakan bahan-bahan pertanian lain yang kira-kira
setingkat dengan d.
f. Kamar mesin dan uap.
g. Alat pengangkut uap dan barang.
h. Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal.
i. Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil.
j. Toilet dan tempat mandi.
5. Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil yang agak 200
teliti seperti:
a. Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak besar).
b. Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar.
c. Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-
barang.
d. Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda.
e. Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam
kaleng.
f. Pembungkusan daging.
g. Mengerjakan kayu.
h. Melapis perabot.
6. Pekerjaan pembedaan yag teliti daripada barang-barang kecil 300
dan halus seperti:
a. Pekerjaan mesin yang teliti.
b. Pemeriksaan yang teliti.
c. Percobaan-percobaan yang teliti dan halus.
d. Pembuatan tepung.
e. Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atau
wol berwarna muda.
f. Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan
membaca, pekerjaan arsip, dan seleksi surat-surat.
7. Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan 500-
kontras yang sedang dan dalam waktu yang lama seperti: 1000
a. Pemasangan yang halus.
b. Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus.
c. Pemeriksaan yang halus.
d. Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca.
e. Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran).
f. Menjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua.
g. Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik atau
pekerjaan kantor yang sama.
8. Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang yang sangat halus 1000
dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu yang lama
seperti:
a. Pemasangan yang ekstra halus (arloji, dll).
b. Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat).
c. Percobaan alat-alat yang ekstra halus.
d. Tukang mas dan intan.
e. Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakau.
f. Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam
pencetakan.
g. Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua.

• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002


tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri

Tingkat Pencahayaan
Jenis Kegiatan Keterangan
Minimal (Lux)
Ruang penyimpanan &
Pekerjaan kasar dan tidak
ruang peralatan/instalasi
100
terus menerus
yang memerlukan
pekerjaan yang kontinu.
Pekerjaan kasar dan terus Pekerjaan dengan mesin
200
menerus dan perakitan kasar.
Ruang administrasi,
Pekerjaan rutin ruang kontrol, pekerjaan
300 mesin &
perakitan/ penyusun.
Pembuatan gambar atau
bekerja dengan mesin
Pekerjaan agak halus kantor, pekerja
pemeriksaan atau
500 pekerjaan dengan
mesin.
Pemilihan warna,
pemrosesan tekstil,
Pekerjaan halus pekerjaan mesin halus
&
1000 perakitan halus

• Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,


Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
Contoh :

Tingkat
Area Kegiatan
Pencahayaan
Minimal (Lux)
Penerangan darurat 5
Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan 20
Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti:
• Mengerjakan bahan-bahan kasar
• Mengerjakan arang atau abu
• Mengerjakan barang-barang yang besar 50
• Mengerjakan bahan tanah atau batu
• Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu dipakai
• Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar dan
kasar
Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas,
seperti:
• Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah 100
selesai
• Pemasangan yang kasar
• Penggilingan padi
• Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas
• Mengerjakan bahan-bahan pertanian
• Kamar mesin dan uap
• Alat pengangkut orang dan barang
• Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal
• Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil
• Kakus, tempat mandi dan tempat kencing
Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil agak teliti,
seperti:
• Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak kasar)
• Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar
• Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang 200
• Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda
• Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam
kaleng
• Pembungkusan daging
• Mengerjakan kayu
• Melapis perabot
Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang kecil,
seperti:
• Pekerjaan mesin yang teliti
• Pemeriksaan yang teliti
• Percobaan-percobaan yang teliti dan halus 300

• Pembuatan tepung
• Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atau wol
berwarna muda
• Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca,
pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat
Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan
kontras sedang dan dalam waktu yang lama, seperti:
• Pemasangan yang halus
500-1000
• Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus
• Pemeriksaan yang halus
• Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca
• Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)
• Penjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua
• Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik atau
pekerjaan kantor yang lama dan teliti
Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang sangat halus
dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu yang lama,
seperti:
• Pemasangan ekstra halus (arloji, dll.)
• Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat) 1000

• Percobaan alat-alat yang ekstra halus


• Tukang mas dan intan
• Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakan
• Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam percetakan
• Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua
• SNI 7062-2019 tentang pengukuran titik pengukuran intensitas penerangan di tempat
kerja
Contoh :
a. Luas ruangan kurang dari 50 m2
Jumlah titik pengukuran dihitung dengan mempertimbangkan bahwa satu titik
pengukuran mewakili area maksimal 3 m2. Titik pengukuran merupakan titik temu
antara dua garis diagonal panjang dan lebar ruangan

b. Luas ruangan antara 50 m2 sampai 100 m2


Jumlah titik pengukuran minimal 25 titik, titik pengukuran merupakan titik temu antara
dua garis diagonal panjang dan lebar ruangan
c. Luas ruangan lebih dari 100 m2
Jumlah titik pengukuran minimal 36 titik, titik pengukuran merupakan titik temu antara
dua garis diagonal panjang dan lebar ruangan

Pengukuran pencahayaan setempat ditentukan pada benda-benda, obyek kerja,


peralatan atau mesin dan proses produksi serta area kerja tertentu. Denah penentuan titik
pengukuran intensitas pencahayaan setempat seperti berikut :
a. Penempatan sensor sejajar dengan permukaan objek
b. Pengukuran pada bidang vertikal

c. Pengukuran pada meja kerja

d. Pengukuran pada stasiun kerja computer

2. Suatu ruangan kerja dengan ukuran 10 x 20 m dengan tinggi 5 m diberi penerangan dengan
jenis lampu 2 x TL 40 W. Bila tiap armature memberikan 2 x 3000 lumen. Tentukan jumlah
armature yang diperlukan dan gambarkan denahnya!
Keterangan:
• Bidang kerja 0,85 m dari lantai
• Faktor refleksi adalah rp = 0,7 rw = 0,5 rm = 0,1
• Faktor depresiasi = 0,7
• Pekerjaan yang dilakukan adalah menjahit
• Rendemen/efisiensi armature adalah penerangan langsung
Jawab :
p = 20 m l = 10 m t=5m
Jenis lampu = TL 40 W
F1 = 3000 lumen rp = 0,7 rm = 0,1
hfc = 0,85 rw = 0,5 kd = 0,7
Berdasarkan standar penerangan dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja maka pekerjaan menjahit memiliki intensitas 200 lux.
Berdasarkan Tabel Efisiensi Penerangan Untuk Keadaan Baru maka faktor refleksi rp
(dinding) = 0,7 rw (langit-langit) = 0,5 rm (lantai)= 0,1.
• Mencari FCR
5hFc (L + W) 127,5
FCR = FCR =
LxW 200

5(0,85) (10 + 20) FCR = 0,6375 = 0,6


FCR =
10 x 20
4,25 (30)
FCR =
200

• Mencari kp

Setelah menghitung dan menemukan hasil dari FCR sebesar 0,6 maka, hasil kp yang
didapatkan sebesar 47% = 0,47
• Mencari F
Ftotal x kp x kd 4000 = 0,329 Ftotal
E =
rata−rata
A Ftotal = 12158,0547 lumen
Ftotal x 0,47x 0,7
200 =
200
• Mencari N
F1 = 3000 lumen 12158,0547
N=
Ftotal 3000
N=
F1 N = 40,526849 = 41 lampu
• Denah ruangan

Berdasarkan SNI 7062-2019 tentang pengukuran intensitas penerangan di tempat


kerja, penentuan titik pengukuran Luas ruangan lebih dari 100 m2. Jumlah titik
pengukuran minimal 36 titik, (Ukuran garis diagonal panjang dan lebar ruangan
adalah 2,7 m x 2,7 m dan luasnya 7,29 m2)

Layout Ruangan
18 m

42 29 28 15 14 1

41 30 27 13 2
16

40 31 26 17 12 3

39 32 25 18 11 4

21m
38 33 24 19 10 5

37 34 23 20 9 6

36
35 22 38 21 8 7
Gerinda Freis

Drill Sekrup

Bubut kecil Bubut besar

Meja kikir Drill

Titik pengukuran (1 Titik pengukuran


- 9) (10
– 42)

Dokumentasi

39
Laporan Sementara
A. Gambaran Umum
Nama Ruangan : Bengkel Perkakas
Tanggal : 15 Maret 2022
Survey dilakukan pada : 09.40 a.m – 11.00 a.m
Keadaan Cuaca : Cerah
Team Pengukur : 1. Vicky Zulkarnain (0521040048)
2. Nurul Ramadhanti (0521040052)
3. Alvin Ardiansyah (0521040053)
4. Meyco Putra Herwanto (0521040055)
Alat yang dipakai : Lux Meter

B. Karakteristik Tempat
Kerja Tinggi : 10 m
Panjang : 18 m Luas : 378 m2
Lebar : 21 m

Gambaran dinding, langit-langit, dan lantai tempat kerja

Keadaan Permukaan
Gambaran Bahan Warna Texture
Bersih Sedang Kotor
Dinding Batu bata Cream Halus, keras v
Langit-langit Kayu Coklat Halus v
Permukaan Rata, agak licin,
Beton Hijau v
kerja mengkilap
Merah, Tidak rata,
Lantai Beton v
kuning mengkilap

Jenis lampu : LED bohlam E27 dan LED panjang 1 m


Jumlah lampu per armature : LED bohlam E27 → 1, LED panjang 1 m → 2
Jumlah armature : LED bohlam E27 → 16 (nyala 14, mati 2) , LED panjang
1 m → 9 (nyala 5, mati 4)
Keadaan armature : Sedikit kotor

Uraikan tentang kondisi ruangan :


Ruangan yang digunakan untuk praktek adalah bengkel perkakas PPNS.
Pengukuran dilakukan pada siang hari dengan kondisi cerah dan baik, karena jendela
yang ada di bengkel jumlahnya memadai sehingga sinar matahari bisa masuk ke
40
ruangan. Akan tetapi terdapat 2 lampu LED bohlam E27 dan 4 lampu LED panjang 1
m yang mati yang menyebabkan penerangan pada atas mesin kurang maksimal.

C. Informasi Penting Lainnya


4. Berapakah jumlah lampu yang rusak? LED bohlam = 2, LED panjang 1 m = 4
5. Apakah ditermukan sumber kesilauan pada tempat kerja? Ditemukan sumber
kesilauan pada tempat kerja
6. Apakah penataan meja kerja sesuai dengan penerangan eksisting? Penataan meja
kerja sesuai dengan penerangan eksisting

D. Tabel Data Hasil Pengukuran

N Titik Pengukuran Pengukuran Pengukuran Rata-


o pengukuran 1 2 3 rata
1 1 61 73,5 74,6 69,7
2 2 114 116,7 122,3 117,6
3 3 154,8 150 150,2 151,6
4 4 178,9 172,1 184,2 178,4
5 5 119,2 160 166 148,4
6 6 346 341 381 356
7 7 199,7 191,2 180 190,3
8 8 81 80,9 82,3 81,4
9 9 138,6 137,8 134,9 137,1
10 10 174,6 166,9 178,3 173,2
11 11 169,9 166,9 177,8 171,5
12 12 181,1 176,3 183,8 180,2
13 13 173 236 250 206,3
14 14 213 205 204 207,3
15 15 128,5 125,1 122,4 125,31
16 16 207 205 205 205,6
17 17 252 155 254 255,6
18 18 229 241 256 242
19 19 213 227 263 243,3
20 20 174,9 179 192,4 182,1
21 21 243 243 235 240,3
22 22 146,4 138,8 131,6 183,9
23 23 166,4 161,7 172,9 167
24 24 212 217 231 220
25 25 277 217 268 275,3
26 26 259 259 257 258,3
27 27 218 212 209 213
28 28 185,5 193,1 187,8 188,8
41
29 29 121,3 137,5 129,5 129,4
30 30 171,1 168,3 162,9 167,4
31 31 184 186,1 178 182,7
32 32 188,1 194,5 198,3 193,3
33 33 190,6 183,2 178,6 184,7
34 34 128,6 117,4 114 146,6
35 35 136,5 142,7 137,2 152,3
36 36 140,2 140,2 137 139,1
37 37 92,2 92,9 102 95,7
38 38 121,1 116,2 126,2 121,1
39 39 159,1 174,2 169,3 167,5
40 40 135,7 157,7 156,2 148,9
41 41 110,7 130,2 103,2 114,7
42 42 182,6 173,4 193,5 183,16

E. Gambar Layout Ruangan


18 m

42 29 28 15 14 1

41 30 27 13 2
16

40 31 26 17 12 3

39 32 25 18 11 4

21m
38 33 24 19 10 5

37 34 23 20 9 6

36 35 21
22 8 7

42
Gerinda Freis

Drill Sekrup

Bubut kecil Bubut besar

Meja kikir Drill

Titik pengukuran (1 Titik pengukuran


- 9) (10
– 42)

43

Anda mungkin juga menyukai