IKLIM KERJA
Disusun oleh :
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kenyamanan pekerja ialah hal utama yang membuat mereka mampu
melakukan pekerjaan semaksimal mungkin. Ada berbagai bentuk
kenyamanan yang bisa diwujudkan, salah satunya ialah kenyamanan
lingkungan kerja. Keadaan lingkungan kerja yang nyaman merupakan hal
penting yang mempengaruhi produktivitas seseorang. Dengan keadaan yang
cukup dan nyaman, tak perlu diragukan lagi bahwa semangat kerja pekerja
akan meningkat.
Agar tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan baik maka
diperlukan kenyamanan lingkungan dan iklim kerja karena apabila
lingkungan fisik tidak nyaman terutama pada tekanan panas dapat
mempengaruhi keselamatan kerja. Ketidaknyamanan iklim kerja fisik dapat
menimbulkan dampak perubahan fungsional pada organ tubuh manusia.
Kondisi panas yang sangat melebihi dapat menyebabkan rasa letih, kantuk,
mengurangi kestabilan dan meningkatkan angka kesalahan kerja. Selain itu,
suhu panas juga dapat mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi
dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan otak,
mengganggu koordinasi saraf perasa dan motoris.
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran terhadap iklim
(temperatur) kerja. Tidak hanya dilakukan pengukuran namun juga perlu
membandingkan dengan batas NAB yang berlaku dan sudahkah kondisi
lingkungan tersebut memenuhi persyaratan K3. Sehingga setelah
membandingkan dengan standar, kita bisa melakukan tindakan selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan pengukuran iklim kerja dengan menggunakan alat
ukur Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument?
2. Bagaimana cara melakukan perhitungan Indeks Suhu Basah dan Bola
(ISBB) dan RH (Relative Humadity) atau Kelembaban Relatif
laboratorium/bengkel tempat pengambilan data?
1
3. Bagaimana pengendalian yang dilakukan apabila iklim kerja tidak aman?
1.3 Tujuan Praktikum
1.3.1 Mampu melakukan pengukuran iklim kerja dengan menggunakan alat ukur Wet Bulb
Globe Temperature (WBGT) Instrument.
1.3.2 Mengetahui cara melakukan perhitungan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) dan RH
(Relative Humadity) atau Kelembaban Relatif laboratorium/bengkel tempat pengambilan
data.
1.3.3 Memahami cara pengendalian yang dilakukan ketika iklim kerja tidak aman.
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Iklim Kerja
Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembapan udara, kecepatan
gerakan, dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan
produksi panas oleh tubuh yang disebut tekanan panas (Putra, 2011). Menurut
Permenakertrans No. PER 13/MEN/X/2011 iklim kerja adalah hasil perpaduan
antara suhu, kelembapan, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat
pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannnya.
Temperatur pada tempat kerja dapat dipengaruhi baik oleh mesin maupun
keadaan lingkungan di tempat kerja. Selama tubuh beraktifitas maka secara
otomatis tubuh melakukan penyeimbangan panas antara panas lingkungan dengan
panas dalam tubuh. Terdapat tiga sumber panas pada lingkungan kerja yaitu
keadaan lingkungan sekitas, proses produksi atau mesin serta kerja tubuh pekerja.
3
a. Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari,
yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung:
ISBB = 0.7 suhu basah + 0.2 suhu bola + 0.1 suhu kering
b. Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar matahari:
ISBB = 0.7 suhu basah + 0.3 suhu bola
B. Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerja
Dalam hal pemaparan ISBB yang berbeda-beda karena lokasi kerja yang
berpindah-pindah menurut waktu, maka berlaku ISBB rata-rata dengan rumus
sebagai berikut:
4
Sedang 200-350 kkal/jam
Berat 350-500 kkal/jam
Sangat Berat >500 kkal/jam
Jenis Pekerjaan:
5
Berikut adala tabel perhitungan kelembapan relatif (RH):
Terdapat beberapa cara melakukan pengendalian bahaya terhadap iklim kerja yang melebihi
standar SNI seperti mengurangi beban kerja, menurunkan suhu udara, menurunkan kelembapan udara,
menurunkan panas radiasi serta meningkatkan aliran udara.
6
BAB III
METODE PRATIKUM
3.1. Peralatan
1. Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument
2. Alat Tulis
3. Job Sheet
3.2. Perlengkapan
1. Safety Shoes
2. Wearpark
7
7. Melakukan analisa pada setiap titik pengukuran yang telah diukur
8. Setelah melakukan pengukuran dan analisa serta wawancara, meminta izin kepada
dosen atau teknisi yang ada untuk meninggalkan bengkel
Mulai
Selesai
8
BAB IV
9
% Error
Suhu Suhu Suhu Rh (%) ISBB (℃)
Titik Alat
Basah Kering Bola
Pengukuran Tabel
(℃) (℃) (℃) Alat Indoor Rumus Rh ISBB
RH
1 27,2 31,1 31,5 83 73 27,8 28,49 12 2,5
2 27,7 31,2 31,5 81 79 28 28,84 2,4 3
3 27,5 31,3 31,5 78 73 28,1 28,7 6,4 2,1
4.2. Perhitungan
Setelah melakukan pengukuran pada tiga titik di bengkel perkakas PPNS, kemudian
didapatkan data pengukuran pada layar tampilan (display) yakni : Suhu basah, suhu kering,
suhu bola, dan %RH dimana pengukuran dilakukan sekali pada setiap titik. Berikut adalah
data hasil pengukurannya :
% Error
Suhu Suhu Suhu Rh (%) ISBB (℃)
Titik Alat
Basah Kering Bola
Pengukuran Tabel
(℃) (℃) (℃) Alat Indoor Rumus Rh ISBB
RH
1 27,2 31,1 31,5 83 73 27,8 28,49 12 2,5
2 27,7 31,2 31,5 81 79 28 28,84 2,4 3
3 27,5 31,3 31,5 78 73 28,1 28,7 6,4 2,1
4.2.1. Tabel RH
1. Titik Pengukuran 1
∆T = Suhu kering – suhu basah = 31,1 ℃ - 27,2 ℃ = 3,9 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 31,1 ℃ dan hasil
pengurangan suhu kering dan basah sebesar 3,9 ℃, maka %RH-nya adalah 73 %
2. Titik Pengukuran 2
∆T = Suhu kering – suhu basah = 31,2 ℃ - 27,7 ℃ = 3,5 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 31,2 ℃ dan hasil
pengurangan suhu kering dan basah sebesar 3,5 ℃, maka %RH-nya adalah 79 %
3. Titik Pengukuran 3
∆T = Suhu kering – suhu basah = 31,3 ℃ - 27,5 ℃ = 3,8 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 31,3 ℃ dan hasil
pengurangan suhu kering dan basah sebesar 3,8 ℃, maka %RH-nya adalah 73 %
Perbandingan nilai %RH dengan alat dan %RH dengan Tabel RH
Titik Tabel
Alat (%)
pengukuran RH (%)
1 83 73
10
2 81 79
3 78 73
4.2.2. ISBB
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
Keterangan = Kegiatan pekerjaan (Membubut benda kerja posisi berdiri, mengawasi
dengan posisi duduk, menyekrup benda kerja posisi berdiri dan)
1. Titik Pengukuran 1
Membubut benda, kerja posisi berdiri
Suhu basah = 27,2 ℃ Suhu bola = 31,5 ℃
Suhu kering = 31,1 ℃
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
= 0,7 (27,2) + 0,3 (31,5)
= 19,04 + 9,45
= 28,49 ℃
Maka nilai perhitungan (rumus) ISBB (indoor) pada pratikum ini sebesar
28,49 ℃, sedangkan hasil pengukuran menggunakan WBGT (penggunaan ISBB
Indoor) sebesar 27,8 ℃
2. Titik Pengukuran 2
Mengawasi dengan posisi duduk
Suhu basah = 27,7 ℃ Suhu bola = 31,5 ℃
Suhu kering = 31,2 ℃
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
= 0,7 (27,7) + 0,3 (31,5)
= 19,39 + 9,45
= 28,84 ℃
Maka nilai perhitungan (rumus) ISBB (indoor) pada pratikum ini sebesar
28,84 ℃, sedangkan hasil pengukuran menggunakan WBGT (penggunaan ISBB
Indoor) sebesar 28,0 ℃
3. Titik Pengukuran 3
Menyekrup benda kerja posisi berdiri
Suhu basah = 27,5 ℃ Suhu bola = 31,5 ℃
Suhu kering = 31,3 ℃
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
11
= 0,7 (27,5) + 0,3 (31,5)
= 19,25 + 9,45
= 28,70 ℃
Maka nilai perhitungan (rumus ) ISBB (indoor) pada pratikum ini sebesar ,
sedangkan hasil pengukuran menggunakan WBGT sebesar (penggunaan ISBB
Indoor) 28,1 ℃
Perbandingan nilai ISSB dengan alat dan ISBB dengan rumus
12
Tabel RH = 73%
RHtabel − RHalat
%error = | | x100%
RHalat
73% − 78%
%error = | | x100%
78%
−5%
%error = | | x100%
78%
%error = 6,4%
Maka nilai error alat pada pratikum sebesar 6,4%
13
ISBBrumus − ISBBalat
%error = | | x100%
RHalat
28,70 ℃ − 28,1 ℃
%error = | | x100%
28,0 ℃
0,6 ℃
%error = | | x100%
28,1 ℃
%error = 2,1%
Maka nilai error alat pada pratikum sebesar 2,1%
Perbandingan %Error Alat Rh dan ISBB
%Error
Titik Alat
Pengukuran
Rh ISBB
1 12 2,5
2 2,4 3
3 6,4 2,1
14
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
= 0,7 (27,5) + 0,3 (31,5)
= 19,25 + 9,45
= 28,70 ℃
• Waktu Kerja
55
= 𝑥100%
60
= 91,66%
Jadi, iklim kerja tersebut sudah sesuai dengan standart Permenaker 5/2018
karena presentase waktu 91,66% dengan tingkat BK ringan memiliki nilai
ISBB 28,70 → 31℃
∆T = Suhu kering – suhu basah = 31,3 ℃ - 27,5 ℃ = 3,8 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 31,3 ℃ dan hasil
pengurangan suhu kering dan basah sebesar 3,8 ℃, maka %RH-nya adalah
73 %
• Rerata BK
1,85x55
= x60
55
= 111 kkal/jam
• MB
= 51x1 (laki − laki)
= 55 kkal/jam
• Total BK
= 111 + 55 = 166 kkal/jam
Maka pekerjaan menyekrup dengan posisi berdiri memiliki Beban Kerja Total
sebesar 166 kkal/jam dan waktu kerja sebesar 91,66%, berada pada rentang 75%
- 100% dan pekerjaan ini ringan yang memiliki batas ISBB sebesar 31℃
2. Mahasiswa/Pekerja II
Nama : Ismi Hidayati Hasan
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Berat Badan : 40 kg
Pekerjaan : Membubut posisi (berdiri)
Peralatan : Mesin bubut kecil
Durasi : 50 menit
15
Kondisi alat : Sudah terkalibrasi dan baik
Kondisi pekerja: Baik dan sehat
Berdasarkan pekerjaan mahasiswa atau pekerja II (Ismi) yakni membubut
dengan posisi berdiri. Sehingga berdasarkan tabel beban kerja SNI pekerjaan
yang dilakukan adalah pekerjaan dengan dua lengan posisi berdiri yang tertera
pada tabel no.3 kategori I dengan nilai 1,85.
Perhitungan beban kerja
Suhu basah = 27,2 ℃ Suhu bola = 31,5 ℃
Suhu kering = 31,1 ℃ Berat bedan = 40 kg
Menyekrup posisi (berdiri)
• Perhitungan ISBB
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
= 0,7 (27,2) + 0,3 (31,5)
= 19,04 + 9,45
= 28,49 ℃
• Waktu Kerja
50
= 𝑥100%
60
= 83,33%
Jadi, iklim kerja tersebut sudah sesuai dengan standart Permenaker 5/2018
karena presentase waktu 91,66% dengan tingkat BK ringan memiliki nilai
ISBB 28,49 → 31
∆T = Suhu kering – suhu basah = 31,1 ℃ - 27,2 ℃ = 3,9 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 31,3 ℃ dan hasil
pengurangan suhu kering dan basah sebesar 3,8 ℃, maka %RH-nya adalah
73 %
• Rerata BK
1,85x50
= x60
50
= 111 kkal/jam
• MB
= 40x0,9 (wanita)
= 36 kkal/jam
• Total BK
= 111 + 36 = 147 kkal/jam
16
Maka pekerjaan menyekrup dengan posisi berdiri memiliki Beban Kerja Total
sebesar 147 kkal/jam dan waktu kerja sebesar 83,33%, berada pada rentang 75%
- 100% dan pekerjaan ini ringan yang memiliki batas ISBB sebesar 31℃
4.3. Analisa
Berdasarkan perhitungan %RH dan ISBB (indoor) dibandingkan dengan hasil yang didapat
dari hasil pengukuran alat, memiliki selisih yang dimana nilainya lebih dari 1. Dari selisih
tersebut, dapat dicari berapa persen error alat tersebut menggunakan rumus selisih hasil
perhitungan dengan hasil pengukuran dibagi hasil pengukuran dikali 100%. Didapatkan
hasil pada tabel berikut.
Tabel RH Tabel ISBB
%Error
Titik Alat
Pengukuran
Rh ISBB
1 12 2,5
2 2,4 3
3 6,4 2,1
Pekerja pertama dengan pekerjaan menyekrup posisi berdiri, memiliki beban kerja
sebesar 166 kkal/jam dan beban kerja ini termasuk pada pekerjaan ringan. Waktu kerja
pekerja tiap jam sebesar 91,66% berada pada rentang 75% - 100% sehingga memiliki batas
maksimal ISBB sebesar 31,0°C. Didapat pada hasil perhitungan bahwa ISBB (indoor) dari
17
pekerjaan ini sebesar 28,70°C sehingga dengan pekerjaan dan waktu yang dilaksanakan
masih berada dalam batas aman.
Pekerja kedua dengan pekerjaan membubut posisi berdiri, memiliki beban kerja sebesar
147 kkal/jam dan beban kerja ini termasuk pada pekerjaan ringan. Waktu kerja pekerja tiap
jam sebesar 83,33% berada pada rentang 75% - 100% sehingga memiliki batas maksimal
ISBB sebesar 31,0°C. Didapat pada hasil perhitungan bahwa ISBB (indoor) dari pekerjaan
ini sebesar 28,49°C sehingga dengan pekerjaan dan waktu yang dilaksanakan masih berada
dalam batas aman.
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan, kondisi tersebut
masih dalam keadaan aman. Akan tetapi, jika kondisi tersebut tidak aman. Maka akan
dilakukan rekomendasi dengan hirarki pengendalian bahaya. Dalam pengendalian nilai
beban kerja di bengkel perkakas kita dapat menggunakan metode menurut konsep Hygiene
Industri memuat AREP :
1) Antisipasi : Melakukan penganalisisan pada kondisi bengkel ketika 8 jam kerja dengan
melihat adanya potensi bahaya yang bisa ditimbulkan yaitu ada kenaikan suhu pada
bengkel las tersebut akibat kegiatan pekerja
2) Rekognisi : Setelah dilakukan pengukuran dan perhitungan iklim kerja dengan
menggunakan alat Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument di bengkel
perkakas mulai dari pukul 11.00 – 11.30 WIB dengan setiap titik kurang lebih selama
dua menit. Kita dapat mengetahui nilai perhitungan iklim kerja pada bengkel perkakas,
apakah sesuai dengan peraturan yang terdapat dalam Permenaker No. PER.05/2018.
3) Evaluasi
Dalam perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, didapatkan nilai perhitungan
iklim kerja pada bengkel perkakas yang dimana sudah tidak sesuai dengan peraturan
dalam Permenaker No. PER.05/2018. Maka dari itu, perlu adanya tindakan mekanisme
pengendalian bahaya.
4) Pengendalian
a. Eliminasi
Tidak dapat menghilangkan atau mengurangi alat dan bahan mesin yang sudah
tersedia
b. Substitusi
Mengganti sumber panas yang ada dalam ruangan, namun tahap ini juga tidak dapat
dilakukan karena produksi dalam ruang ini harus terus berjalan dengan kegiatan
penyekrupan dan pembubutan untuk melancarkan kegiatan pembelajaran.
18
c. Rekayasa Teknik
Menambahkan saluran udara atau kipas agar ruangan tersebut lebih sejuk dan
nyaman digunakan.
d. Manajemen Administrasi
Pengendalian administrasi dapat mengurangi jam kerja sedangkan jam kerja telah
ditetapkan sehingga akan berkemungkinan tidak dapat dilaksanakan.
e. Manajemen APD
Tempat kerja wajib menggunakan APD minimal baju bengkel, masker, sarung
tangan, kacamata, dan helm.
4.4. Pembahasan
Praktikum pengukuran iklim kerja pada suatu lingkungan ini dilaksanakan di bengkel
perkakas PPNS. Praktikum ini dilaksanakan di dalam ruangan dengan durasi waktu 30
menit. Praktikum ini mengambil subjek yang memilik kegiatan berbeda diantaranya
menyenkrup dan membubut.
Hasil dari pengukuran ISBB pada pengukuran iklim keja ini kemudian dibagi menjadi
2 yakni nilai maksimum dari hasil pengukuran indicator suhu kering, suhu basah, dan suhu
bola menggunakan alat Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument dan perhitungan
nilai ISBB berdasarkan rumus. Hasil perhitungan keduanya menunjukkan error sebesar
2,5% pada pengukuran titik pertama, 3% pada pengukuran titik kedua, dan menunjukkan
error sebesar 2,1% pada titik ketiga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat Wet Bulb
Globe Temperature (WBGT) Instrument yang digunakan hampir secara akurat
menunjukkan indicator parameter suhu untuk perhitungan ISBB.
Berdasarkan analisa data yang telah dilaksanakan diketahui bahwa mahasiswa/pekerja
I (Zidan) melakukan penyekrupan dalam durasi waktu 55 menit setiap jam. Perhitungan
beban kerja meunjukkan bahwa, pekerjaan yang dilakukan Zidan termasuk dalam kategori
ringan yaitu sebesar 166 kkal/jam masuk dalam rentan nilai 100-200 kkal/jam dan pada
suhu ISBB 28,70°C. Dengan demikian pengaturan waktu kerjanya adalah 75%-100%,
sehingga masih aman dilakukan dalam rentan waktu kerja 3 jam.
Berdasarkan analisa data yang telah dilaksanakan diketahui bahwa mahasiswa/pekerja
II (Ismi) melakukan pembubutan dalam durasi waktu 50 menit setiap jam. Perhitungan
beban kerja meunjukkan bahwa, pekerjaan yang dilakukan Ismi termasuk dalam kategori
ringan yaitu sebesar 147 kkal/jam masuk dalam rentan nilai 100-200 kkal/jam dan pada
suhu ISBB 28,49°C. Dengan demikian pengaturan waktu kerjanya adalah 75%-100%,
sehingga masih aman dilakukan dalam rentan waktu kerja 3 jam.
19
BAB V
5.2. Saran
1) Dalam pelaksanaan praktikum iklim kerja diharapkan dapat memperhatikan kondisi alat
dan prosedur pelaksanaan praktikum yang baik. Sehingga nantinya data hasil praktikum
pada pekerja terbaca secara akurat dan pelaksanaan analisa serta pemberian
rekomendasi yang tepat dapat dilakukan.
2) Pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan pada kondisi yang aman dan nyaman serta
tidak mengganggu aktivitas pekerja lain. Pengukuran bisa dilakukan pada waktu dan
kondisilingkungan yang berbeda sehingga bisa mengetahui jika ada perbedaan hasil dari
pengukuran tersebut.
3) Pada tempat kerja diperlukan untuk melakukan controlling sebagai upaya mencegah
adanya hasil pengukuran iklim kerja melebihi NAB.
20
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Nasional, B.S., 2004. SNI 16-7061-2004 Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter
indeks suhu basah dan bola.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
Santiasih, I., Handoko, L. 2012. Modul Praktikum Pengukuran Lingkungan Kerja. Surabaya:
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Santiasih, Indri, Wibowo Arninputranto, dan Aulia Nadia Rachmat., 2019.Modul Praktikum
Pengukuran Lingkungan Kerja. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Sari, M.P., 2017. Iklim Kerja Panas dan Konsumsi Air Minum Saat Kerja Terhadap Dehidrasi.
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 1(2), pp.108-118.
SNI 16-7063-2004 tentang Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, Getaran Tangan-Lengan dan
Radiasi Ultra Ungu di Tempat Kerja
21
LAMPIRAN
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan efek dari iklim kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas manusia, dari segi
kesehatan!
Apabila seorang pekerja terpapar iklim kerja yang melebihi standar atau tidak sesuai dengan
kapasitas manusia tentu akan berdampak pada kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa
PAK yang dapat terjadi akibat dari iklim kerja yang tidak sesuai
• Heat Cramps : Penyakit yang disebabkan oleh adanya peningkatan panas tubuh. Pada
umumnya terjadi pada individu yang mengalami dehidrasi 4%. Gejala : kram, otot
menjadi tegang, nyeri, suhu tubuh diatas normal (37-40 ℃)
• Heat Syncope : Rangkaian heat illness sesudah heat cramps. Pada tahap ini individu
yang mengalami heat syncope dapat mengalami kehilangan kesadaran. Gejala : Denyut
nadi menuru, pucat
• Heat Exhausted (Kelelahan Akibat Panas) : Kondisi yang terjadi akibat terkena/terpapar
panas selama berjam-jam. Gejala : kelelahan, kecemasan, tekanan darah menurun,
denyut nadi melambat, suhu tubuh diatas normal (37-40 ℃), mual dan muntah
• Heat Stroke : Fase paling akut / parah dari heat illness. Heat stroke terjadi akibat
hyponatremis. Berpotensi terjadi pada saat seseorang yang bekerja dengan intensitas
yang tinggi dalam waktu lama di suhu 26elative tinggi. Gejala : kejang-kejang, koma,
sakit kepala, kulit kering hingga basah, suhu tubuh >40 ℃
22
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 29 ℃ dan hasil pengurangan suhu
kering dan basah sebesar 1 ℃, maka %RH-nya adalah 93 %
3. Hasil pengukuran lingkungan kerja sebagai berikut :
• Titik Pengukuran 1
Diketahui :
Suhu basah = 34 ℃ Suhu bola = 39 ℃
Suhu kering = 36 ℃
Ditanya :
ISSB (outdoor) = ? Rh (%) = ?
Jawab :
1) ISBB (outdoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu
= 0,7 (34) + 0,2 (39) + 0,1 (36)
= 23,8 + 11,7 + 3,6
= 35,2 ℃
2) ∆T = Suhu kering – suhu basah = 36℃ - 34 ℃ = 2 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 36 ℃ dan hasil pengurangan
suhu kering dan basah sebesar 2 ℃, maka %RH-nya adalah 87 %
23
• Titik Pengukuran 2
Diketahui :
Suhu basah = 30 ℃ Suhu bola = 38 ℃
Suhu kering = 35 ℃
Ditanya :
ISSB (outdoor) = ? Rh (%) = ?
Jawab :
1) ISBB (outdoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu
= 0,7 (30) + 0,2 (38) + 0,1 (35)
= 21 + 7,6 + 3,5
= 32,10 ℃
2) ∆T = Suhu kering – suhu basah = 35℃ - 30 ℃ = 5 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 35 ℃ dan hasil pengurangan
suhu kering dan basah sebesar 5 ℃, maka %RH-nya adalah 69 %
• Titik Pengukuran 3
Diketahui :
Suhu basah = 32 ℃ Suhu bola = 37 ℃
Suhu kering = 33 ℃
Ditanya :
ISSB (outdoor) = ? Rh (%) = ?
Jawab :
1) ISBB (outdoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu
= 0,7 (32) + 0,2 (37) + 0,1 (33)
= 22,4 + 7,4 + 3,3
= 33,1 ℃
2) ∆T = Suhu kering – suhu basah = 33℃ - 32 ℃ = 1 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 33 ℃ dan hasil pengurangan
suhu kering dan basah sebesar 1 ℃, maka %RH-nya adalah 93 %
• Titik Pengukuran 4
Diketahui :
Suhu basah = 22 ℃ Suhu bola = 26 ℃
Suhu kering = 25 ℃
Ditanya :
ISSB (outdoor) = ? Rh (%) = ?
Jawab :
24
1) ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
= 0,7 (22) + 0,3 (26)
= 15,4 + 7,8
= 23,2 ℃
2) ∆T = Suhu kering – suhu basah = 25 ℃ - 22 ℃ = 3 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 25 ℃ dan hasil pengurangan
suhu kering dan basah sebesar 3 ℃, maka %RH-nya adalah 77 %
Tentukan
a. Kebutuhan kalori/jam
b. Pengaturan waktu kerja
c. Rekomendasi yang harus dilakukan
Jawab
Diasumsikan berdasarkan soal = Pekerja laki-laki, umur 40 tahun dengan berat badan 60 kg
25
Metabolisme basal (laki-laki) = berat badan (kg) x 1 kkal/jam/kgBB
= 60 x 1 = 60 kkal/jam
Total kalori = kalori/jam + metabolisme basal
= 111 kkal/jam + 60 kkal/jam
= 171 kkal/jam (Beban kerja ringan, 100 - 200 Kkal/jam)
• Pekerjaan ketiga (asumsi) → support barang dengan berjalan mendaki)
Kalori/jam = beban kerja/jam x waktu kerja x 60 kkal/jam/waktu)
= 7,05 x 60 = 423 kkal/jam
Metabolisme basal (laki-laki) = berat badan (kg) x 1 kkal/jam/kgBB
= 60 x 1 = 60 kkal/jam
Total kalori = kalori/jam + metabolisme basal
= 423 kkal/jam + 60 kkal/jam
= 483 kkal/jam (Beban kerja berat, > 350 - 500 Kkal/jam)
• Pekerjaan keempat (asumsi → muat barang ke dalam truk posisi berdiri)
Kalori/jam = beban kerja/jam x waktu kerja x 60 kkal/jam/waktu)
= 1,85 x 60 = 111 kkal/jam
Metabolisme basal (laki-laki) = berat badan (kg) x 1 kkal/jam/kgBB
= 60 x 1 = 60 kkal/jam
Total kalori = kalori/jam + metabolisme basal
= 111 kkal/jam + 60 kkal/jam
= 171 kkal/jam (Beban kerja ringan, 100 - 200 Kkal/jam)
Layout Ruangan
27
16 m
21 m
1 2
Gerinda Freis
Drill Sekrup
Titik pengukuran 3
3
28
Dokumentasi
Wawancara 2
29
Laporan Sementara
A. Gambaran Umum
Nama Ruangan : Bengkel Perkakas
Tanggal : 14 Maret 2022
Survey dilakukan pada : 11.00 a.m – 11.30 a.m
Team Pengukur : 1. Vicky Zulkarnain (0521040048)
2. Nurul Ramadhanti (0521040052)
3. Alvin Ardiansyah (0521040053)
4. Meyco Putra Herwanto (0521040055)
Alat yang dipakai : Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument
Nama pekerja/mahasiswa yang diukur (beserta kegiatan/ alat yang digunakan) :
1. Zidan Nabil Hurairah (Memakai mesin sekrup)
2. Ismi Hidayati Hasan (Memakai mesin bubut kecil)
30
% Error
Suhu Suhu Suhu Rh (%) ISBB (℃)
Titik Alat
Basah Kering Bola
Pengukuran Tabel
(℃) (℃) (℃) Alat Indoor Rumus Rh ISBB
RH
1 27,2 31,1 31,5 83 73 27,8 28,49 12 2,5
2 27,7 31,2 31,5 81 79 28 28,84 2,4 3
3 27,5 31,3 31,5 78 73 28,1 28,7 6,4 2,1
1 2
21m
Gerinda Freis
Drill Sekrup
31
Meja kikir Drill
Titik pengukuran 3
3
32