Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM HYGIENE INDUSTRI

IKLIM KERJA

Disusun oleh :

Nama Meyco Putra Herwanto


NRP 0521040055
Kelas K32B
Tanggal 23 April 2022

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kenyamanan pekerja ialah hal utama yang membuat mereka mampu
melakukan pekerjaan semaksimal mungkin. Ada berbagai bentuk
kenyamanan yang bisa diwujudkan, salah satunya ialah kenyamanan
lingkungan kerja. Keadaan lingkungan kerja yang nyaman merupakan hal
penting yang mempengaruhi produktivitas seseorang. Dengan keadaan yang
cukup dan nyaman, tak perlu diragukan lagi bahwa semangat kerja pekerja
akan meningkat.
Agar tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan baik maka
diperlukan kenyamanan lingkungan dan iklim kerja karena apabila
lingkungan fisik tidak nyaman terutama pada tekanan panas dapat
mempengaruhi keselamatan kerja. Ketidaknyamanan iklim kerja fisik dapat
menimbulkan dampak perubahan fungsional pada organ tubuh manusia.
Kondisi panas yang sangat melebihi dapat menyebabkan rasa letih, kantuk,
mengurangi kestabilan dan meningkatkan angka kesalahan kerja. Selain itu,
suhu panas juga dapat mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi
dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan otak,
mengganggu koordinasi saraf perasa dan motoris.
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran terhadap iklim
(temperatur) kerja. Tidak hanya dilakukan pengukuran namun juga perlu
membandingkan dengan batas NAB yang berlaku dan sudahkah kondisi
lingkungan tersebut memenuhi persyaratan K3. Sehingga setelah
membandingkan dengan standar, kita bisa melakukan tindakan selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan pengukuran iklim kerja dengan menggunakan alat
ukur Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument?
2. Bagaimana cara melakukan perhitungan Indeks Suhu Basah dan Bola
(ISBB) dan RH (Relative Humadity) atau Kelembaban Relatif
laboratorium/bengkel tempat pengambilan data?

1
3. Bagaimana pengendalian yang dilakukan apabila iklim kerja tidak aman?
1.3 Tujuan Praktikum
1.3.1 Mampu melakukan pengukuran iklim kerja dengan menggunakan alat ukur Wet Bulb
Globe Temperature (WBGT) Instrument.
1.3.2 Mengetahui cara melakukan perhitungan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) dan RH
(Relative Humadity) atau Kelembaban Relatif laboratorium/bengkel tempat pengambilan
data.
1.3.3 Memahami cara pengendalian yang dilakukan ketika iklim kerja tidak aman.

2
BAB II

DASAR TEORI
2.1. Iklim Kerja
Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembapan udara, kecepatan
gerakan, dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan
produksi panas oleh tubuh yang disebut tekanan panas (Putra, 2011). Menurut
Permenakertrans No. PER 13/MEN/X/2011 iklim kerja adalah hasil perpaduan
antara suhu, kelembapan, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat
pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannnya.

Temperatur pada tempat kerja dapat dipengaruhi baik oleh mesin maupun
keadaan lingkungan di tempat kerja. Selama tubuh beraktifitas maka secara
otomatis tubuh melakukan penyeimbangan panas antara panas lingkungan dengan
panas dalam tubuh. Terdapat tiga sumber panas pada lingkungan kerja yaitu
keadaan lingkungan sekitas, proses produksi atau mesin serta kerja tubuh pekerja.

Parameter untuk mengukur tingkat iklim kerja merupakan hasil perpaduan


perhitungan suhu kering, suhu basah dan suhu bola. Setelah mengetahui besar nilai
ketiga jenis suhu tersebut, dilanjutkan dengan mencari nilai kelembapan relatif
(RH) dan indeks suhu bola basah (ISBB).

Di Indonesia, parameter yang digunakan untuk menilai tingkat iklim kerja


adalah Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Hal ini telah ditentukan dengan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: No. PER 13/MEN/X/2011, Tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja. Dalam penerapannya di lapangan,
pengukuran indeks suhu basah dan bola dilaksanakan bersamaan dengan
perhitungan beban kerja yang di dibandingkan pada pembatasan waktu kerja
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.
51/MEN/1999.

Perhitungan ISBB merujuk pada SNI 16-7063-2004 mengenai peraturan


iklim kerja dengan parameter ISBB. Rumus perhitungan ISBB adalah sebagai
berikut.

A. Rumus Dasar ISBB

3
a. Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari,
yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung:
ISBB = 0.7 suhu basah + 0.2 suhu bola + 0.1 suhu kering
b. Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar matahari:
ISBB = 0.7 suhu basah + 0.3 suhu bola
B. Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerja
Dalam hal pemaparan ISBB yang berbeda-beda karena lokasi kerja yang
berpindah-pindah menurut waktu, maka berlaku ISBB rata-rata dengan rumus
sebagai berikut:

Dengan NAB iklim kerja adalah sebagai berikut:

Tabel Nilai Ambang Batas Iklim Lingkungan Kerja Industri

(*) tidak diperbolehkan karena alasan dampak fisiologis.

Nilai Ambang Batas (NAB) iklim lingkungan kerja merupakan batas


pajanan iklim lingkungan kerja atau pajanan panas (heat stress) yang tidak boleh
dilampaui selama 8 jam kerja perhari sebagaimana tercnatum pada tabel. NAB
Iklim Lingkungan kerja dinyatakan dalam derajat Celcius Indeks Suhu Basah dan
Bola (0C ISBB).

Pembagian beban kerja digolongkan berdasar jumlah kalori perjam yang


dikeluarkan pekerja, yang digolongkan sebagai berikut.

Kategori Jumlah Kalori


Ringan <200 kkal/jam

4
Sedang 200-350 kkal/jam
Berat 350-500 kkal/jam
Sangat Berat >500 kkal/jam

Rumus perhitungan beban kerja ialah sebagai berikut.

Jenis Pekerjaan:

5
Berikut adala tabel perhitungan kelembapan relatif (RH):

Terdapat beberapa cara melakukan pengendalian bahaya terhadap iklim kerja yang melebihi
standar SNI seperti mengurangi beban kerja, menurunkan suhu udara, menurunkan kelembapan udara,
menurunkan panas radiasi serta meningkatkan aliran udara.

6
BAB III

METODE PRATIKUM
3.1. Peralatan
1. Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument
2. Alat Tulis
3. Job Sheet

3.2. Perlengkapan
1. Safety Shoes
2. Wearpark

3.3. Prosedur Penggunaan Alat


1. Nyalakan WBGT Instrument, dengan cara membuka penutup pada bagian belakang
2. Tekan tombol I/O enter untuk menyalakan, maka akan muncul menu sebagai berikut

Tanda panah menunjukkan opsi menu yang dipilih


3. Tekan I/O enter untuk memilih opsi lain
4. Tekan I//O enter untuk melihat hasil opsi lain
5. Tekan I/O enter untuk melihat hasil pengukuran
6. Tekan tombol naik/turun untuk melihat hasil pengukuran sebelumnya/sesudahnya.
7. Untuk menampilkan Bahasa yang berbeda, maka diarahkan pada menu utama set up,
kemudian tekan tombol naik/turun untuk memilih Bahasa yang digunakan.
8. Untuk kembali pada menu utama, tekan tombol run/stop.

3.4. Prosedur Pengukuran


1. Meminta izin kepada bapak dosen atau teknisi yang ada untuk melakukan pengukuran
2. Menentukan titik pengukuran, dengan cara melihat pada titik mana yang melakukan
aktivitas kegiatan kerja
3. Mengukur pada titik 1, di daerah pertengahan meja kikir dengan alat Wet Bulb Globe
Temperature (WBGT) Instrument selama kurang lebih 2 menit
4. Mencatat data hasil pengukuran yang tertera pada layar tampilan (display)
5. Ulangi langkah 4 – 5, untuk titik ke-2 di daerah belakang meja kikir dan untuk titik ke-
3 di daerah mesin sekrup
6. Melakukan wawancara dengan mahasiswa / pekerja yang sedang senggang, agar tidak
menganggu kegiatan pekerjaan yang sedang dilakukan

7
7. Melakukan analisa pada setiap titik pengukuran yang telah diukur
8. Setelah melakukan pengukuran dan analisa serta wawancara, meminta izin kepada
dosen atau teknisi yang ada untuk meninggalkan bengkel

3.5. Flow Chart Pratikum

Mulai

Meminta izin kepada bapak dosen atau teknisi yang ada


untuk melakukan pengukuran

Menentukan titik pengukuran, dengan cara melihat pada


titik mana yang melakukan aktivitas kegiatan kerja

Mengukur pada titik 1, di daerah pertengahan meja kikir


untuk titik ke-2 di dengan alat Wet Bulb Globe Temperature (WBGT)
daerah belakang
meja kikir dan untuk
titik ke-3 di daerah
mesin sekrup Mencatat data hasil pengukuran yang tertera pada layar
tampilan (display)

Melakukan wawancara dengan mahasiswa / pekerja yang


sedang senggang, agar tidak menganggu kegiatan
pekerjaan yang sedang dilakukan

Melakukan analisa pada setiap titik pengukuran yang


telah diukur

Setelah melakukan pengukuran dan analisa serta


wawancara, meminta izin kepada dosen atau teknisi yang
ada untuk meninggalkan bengkel

Selesai

8
BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


4.1. Data Pengukuran
A. Gambaran Umum
Nama Ruangan : Bengkel Perkakas
Tanggal : 14 Maret 2022
Survey dilakukan pada : 11.00 a.m – 11.30 a.m
Team Pengukur : 1. Vicky Zulkarnain (0521040048)
2. Nurul Ramadhanti (0521040052)
3. Alvin Ardiansyah (0521040053)
4. Meyco Putra Herwanto (0521040055)
Alat yang dipakai : Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument

B. Karakteristik Kegiatan Kerja


Identifikasi Mahasiswa/Pekerja I Identifikasi Mahasiswa/Pekerja II
• Nama : Zidan Nabil • Nama : Ismi Hidayati
Hurairah Hasan
• Jenis Kelamin : Laki-laki • Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 19 tahun • Umur : 19 tahun
• Berat Badan : 51 kg • Berat Badan : 40 kg
Gambaran kegiatan kerja

Durasi Kerja per jam


No Kegiatan Kerja Perlatan yang digunakan
(menit)
Menyekrup benda kerja
1 Mesin Sekrup 55
posisi berdiri
Membubut benda kerja
2 Mesin Bubut kecil 50
posisi berdiri

C. Informasi Penting Lainnya


1. Apakah alat dalam keadaan baik/rusak? Baik
2. Apakah alat sudah terkalibrasi? Sudah terkalibrasi
3. Pengukuran dilakukan saat siang/sore hari? Siang hari
4. Durasi pekerjaan berapa lama? 55 menit dan 50 menit

D. Tabel Data Hasil Pengukuran

9
% Error
Suhu Suhu Suhu Rh (%) ISBB (℃)
Titik Alat
Basah Kering Bola
Pengukuran Tabel
(℃) (℃) (℃) Alat Indoor Rumus Rh ISBB
RH
1 27,2 31,1 31,5 83 73 27,8 28,49 12 2,5
2 27,7 31,2 31,5 81 79 28 28,84 2,4 3
3 27,5 31,3 31,5 78 73 28,1 28,7 6,4 2,1

4.2. Perhitungan
Setelah melakukan pengukuran pada tiga titik di bengkel perkakas PPNS, kemudian
didapatkan data pengukuran pada layar tampilan (display) yakni : Suhu basah, suhu kering,
suhu bola, dan %RH dimana pengukuran dilakukan sekali pada setiap titik. Berikut adalah
data hasil pengukurannya :

% Error
Suhu Suhu Suhu Rh (%) ISBB (℃)
Titik Alat
Basah Kering Bola
Pengukuran Tabel
(℃) (℃) (℃) Alat Indoor Rumus Rh ISBB
RH
1 27,2 31,1 31,5 83 73 27,8 28,49 12 2,5
2 27,7 31,2 31,5 81 79 28 28,84 2,4 3
3 27,5 31,3 31,5 78 73 28,1 28,7 6,4 2,1

4.2.1. Tabel RH
1. Titik Pengukuran 1
∆T = Suhu kering – suhu basah = 31,1 ℃ - 27,2 ℃ = 3,9 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 31,1 ℃ dan hasil
pengurangan suhu kering dan basah sebesar 3,9 ℃, maka %RH-nya adalah 73 %
2. Titik Pengukuran 2
∆T = Suhu kering – suhu basah = 31,2 ℃ - 27,7 ℃ = 3,5 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 31,2 ℃ dan hasil
pengurangan suhu kering dan basah sebesar 3,5 ℃, maka %RH-nya adalah 79 %
3. Titik Pengukuran 3
∆T = Suhu kering – suhu basah = 31,3 ℃ - 27,5 ℃ = 3,8 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 31,3 ℃ dan hasil
pengurangan suhu kering dan basah sebesar 3,8 ℃, maka %RH-nya adalah 73 %
Perbandingan nilai %RH dengan alat dan %RH dengan Tabel RH

Titik Tabel
Alat (%)
pengukuran RH (%)
1 83 73

10
2 81 79
3 78 73

4.2.2. ISBB
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
Keterangan = Kegiatan pekerjaan (Membubut benda kerja posisi berdiri, mengawasi
dengan posisi duduk, menyekrup benda kerja posisi berdiri dan)
1. Titik Pengukuran 1
Membubut benda, kerja posisi berdiri
Suhu basah = 27,2 ℃ Suhu bola = 31,5 ℃
Suhu kering = 31,1 ℃
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
= 0,7 (27,2) + 0,3 (31,5)
= 19,04 + 9,45
= 28,49 ℃
Maka nilai perhitungan (rumus) ISBB (indoor) pada pratikum ini sebesar
28,49 ℃, sedangkan hasil pengukuran menggunakan WBGT (penggunaan ISBB
Indoor) sebesar 27,8 ℃
2. Titik Pengukuran 2
Mengawasi dengan posisi duduk
Suhu basah = 27,7 ℃ Suhu bola = 31,5 ℃
Suhu kering = 31,2 ℃
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
= 0,7 (27,7) + 0,3 (31,5)
= 19,39 + 9,45
= 28,84 ℃
Maka nilai perhitungan (rumus) ISBB (indoor) pada pratikum ini sebesar
28,84 ℃, sedangkan hasil pengukuran menggunakan WBGT (penggunaan ISBB
Indoor) sebesar 28,0 ℃
3. Titik Pengukuran 3
Menyekrup benda kerja posisi berdiri
Suhu basah = 27,5 ℃ Suhu bola = 31,5 ℃
Suhu kering = 31,3 ℃
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola

11
= 0,7 (27,5) + 0,3 (31,5)
= 19,25 + 9,45
= 28,70 ℃
Maka nilai perhitungan (rumus ) ISBB (indoor) pada pratikum ini sebesar ,
sedangkan hasil pengukuran menggunakan WBGT sebesar (penggunaan ISBB
Indoor) 28,1 ℃
Perbandingan nilai ISSB dengan alat dan ISBB dengan rumus

Titik Alat Rumus


pengukuran (℃) (℃)
1 27,8 28,49
2 28,0 28,84
3 28,1 28,70

4.2.3. % Error Alat


RH (%)
1. Titik Pengukuran 1
Alat = 83% Tabel RH = 73%
RHtabel − RHalat
%error = | | x100%
RHalat
73% − 83%
%error = | | x100%
83%
−10%
%error = | | x100%
83%
%error = 12%
Maka nilai error alat pada pratikum sebesar 12%
2. Titik Pengukuran 2
Alat = 81% Tabel RH = 79%
RHtabel − RHalat
%error = | | x100%
RHalat
79% − 81%
%error = | | x100%
81%
−2%
%error = | | x100%
81%
%error = 2,4%
Maka nilai error alat pada pratikum sebesar 2,4%
3. Titik Pengukuran 3
Alat = 83%

12
Tabel RH = 73%
RHtabel − RHalat
%error = | | x100%
RHalat
73% − 78%
%error = | | x100%
78%
−5%
%error = | | x100%
78%
%error = 6,4%
Maka nilai error alat pada pratikum sebesar 6,4%

ISBB (INDOOR) (℃)


1. Titik Pengukuran 1
Alat = 27,8 ℃
Rumus = 28,49 ℃
ISBBrumus − ISBBalat
%error = | | x100%
RHalat
28,49 ℃ − 27,8 ℃
%error = | | x100%
27,8 ℃
0,69 ℃
%error = | | x100%
27,8 ℃
%error = 2,5%
Maka nilai error alat pada pratikum sebesar 2,5%
2. Titik Pengukuran 2
Alat = 28,0 ℃
Rumus = 28,84 ℃
ISBBrumus − ISBBalat
%error = | | x100%
RHalat
28,84 ℃ − 28,0 ℃
%error = | | x100%
28,0 ℃
0,84 ℃
%error = | | x100%
28,0 ℃
%error = 3%
Maka nilai error alat pada pratikum sebesar 3%
3. Titik Pengukuran 3
Alat = 28,1 ℃
Rumus = 28,70 ℃

13
ISBBrumus − ISBBalat
%error = | | x100%
RHalat
28,70 ℃ − 28,1 ℃
%error = | | x100%
28,0 ℃
0,6 ℃
%error = | | x100%
28,1 ℃
%error = 2,1%
Maka nilai error alat pada pratikum sebesar 2,1%
Perbandingan %Error Alat Rh dan ISBB

%Error
Titik Alat
Pengukuran
Rh ISBB
1 12 2,5
2 2,4 3
3 6,4 2,1

4.2.4. Perhitungan Beban Kerja


1. Mahasiswa/Pekerja I
Nama : Zidan Nabil Hurairah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 19 tahun
Berat Badan : 51 kg
Pekerjaan : Menyekrup posisi (berdiri)
Peralatan : Mesin sekrup
Durasi : 55 menit
Kondisi alat : Sudah terkalibrasi dan baik
Kondisi pekerja: Baik dan sehat
Berdasarkan pekerjaan mahasiswa atau pekerja I (Zidan) yakni
menyekrup dengan posisi berdiri. Sehingga berdasarkan tabel beban kerja SNI
pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan dengan dua lengan posisi berdiri yang
tertera pada tabel no.3 kategori I dengan nilai 1,85.
Perhitungan beban kerja
Suhu basah = 27,5 ℃ Suhu bola = 31,5 ℃
Suhu kering = 31,3 ℃ Berat bedan = 51 kg
Menyekrup posisi (berdiri)
• Perhitungan ISBB

14
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
= 0,7 (27,5) + 0,3 (31,5)
= 19,25 + 9,45
= 28,70 ℃
• Waktu Kerja
55
= 𝑥100%
60
= 91,66%
Jadi, iklim kerja tersebut sudah sesuai dengan standart Permenaker 5/2018
karena presentase waktu 91,66% dengan tingkat BK ringan memiliki nilai
ISBB 28,70 → 31℃
∆T = Suhu kering – suhu basah = 31,3 ℃ - 27,5 ℃ = 3,8 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 31,3 ℃ dan hasil
pengurangan suhu kering dan basah sebesar 3,8 ℃, maka %RH-nya adalah
73 %
• Rerata BK
1,85x55
= x60
55
= 111 kkal/jam
• MB
= 51x1 (laki − laki)
= 55 kkal/jam
• Total BK
= 111 + 55 = 166 kkal/jam
Maka pekerjaan menyekrup dengan posisi berdiri memiliki Beban Kerja Total
sebesar 166 kkal/jam dan waktu kerja sebesar 91,66%, berada pada rentang 75%
- 100% dan pekerjaan ini ringan yang memiliki batas ISBB sebesar 31℃
2. Mahasiswa/Pekerja II
Nama : Ismi Hidayati Hasan
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Berat Badan : 40 kg
Pekerjaan : Membubut posisi (berdiri)
Peralatan : Mesin bubut kecil
Durasi : 50 menit

15
Kondisi alat : Sudah terkalibrasi dan baik
Kondisi pekerja: Baik dan sehat
Berdasarkan pekerjaan mahasiswa atau pekerja II (Ismi) yakni membubut
dengan posisi berdiri. Sehingga berdasarkan tabel beban kerja SNI pekerjaan
yang dilakukan adalah pekerjaan dengan dua lengan posisi berdiri yang tertera
pada tabel no.3 kategori I dengan nilai 1,85.
Perhitungan beban kerja
Suhu basah = 27,2 ℃ Suhu bola = 31,5 ℃
Suhu kering = 31,1 ℃ Berat bedan = 40 kg
Menyekrup posisi (berdiri)
• Perhitungan ISBB
ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
= 0,7 (27,2) + 0,3 (31,5)
= 19,04 + 9,45
= 28,49 ℃
• Waktu Kerja
50
= 𝑥100%
60
= 83,33%
Jadi, iklim kerja tersebut sudah sesuai dengan standart Permenaker 5/2018
karena presentase waktu 91,66% dengan tingkat BK ringan memiliki nilai
ISBB 28,49 → 31
∆T = Suhu kering – suhu basah = 31,1 ℃ - 27,2 ℃ = 3,9 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 31,3 ℃ dan hasil
pengurangan suhu kering dan basah sebesar 3,8 ℃, maka %RH-nya adalah
73 %
• Rerata BK
1,85x50
= x60
50
= 111 kkal/jam
• MB
= 40x0,9 (wanita)
= 36 kkal/jam
• Total BK
= 111 + 36 = 147 kkal/jam

16
Maka pekerjaan menyekrup dengan posisi berdiri memiliki Beban Kerja Total
sebesar 147 kkal/jam dan waktu kerja sebesar 83,33%, berada pada rentang 75%
- 100% dan pekerjaan ini ringan yang memiliki batas ISBB sebesar 31℃

4.3. Analisa
Berdasarkan perhitungan %RH dan ISBB (indoor) dibandingkan dengan hasil yang didapat
dari hasil pengukuran alat, memiliki selisih yang dimana nilainya lebih dari 1. Dari selisih
tersebut, dapat dicari berapa persen error alat tersebut menggunakan rumus selisih hasil
perhitungan dengan hasil pengukuran dibagi hasil pengukuran dikali 100%. Didapatkan
hasil pada tabel berikut.
Tabel RH Tabel ISBB

Titik Tabel Titik Alat Rumus


Alat (%)
pengukuran RH (%) pengukuran (℃) (℃)
1 83 73 1 27,8 28,49
2 28,0 28,84
2 81 79 3 28,1 28,70
3 78 73

Tabel %Error Alat

%Error
Titik Alat
Pengukuran
Rh ISBB
1 12 2,5
2 2,4 3
3 6,4 2,1

Pada saat melakukan pengukuran di bengkel perkakas PPNS, didapatkan data


pengukuran yang tertera pada layar tampilan (display) yakni : Suhu basah, suhu kering,
suhu bola, dan %RH. Akan tetapi, terdapat perbedaan pada hasil pengukuran dan
perhitungan. Perbedaan ini disebabkan karena kesalahan dan kekurangan pengukuran yang
dilakukan.

Pekerja pertama dengan pekerjaan menyekrup posisi berdiri, memiliki beban kerja
sebesar 166 kkal/jam dan beban kerja ini termasuk pada pekerjaan ringan. Waktu kerja
pekerja tiap jam sebesar 91,66% berada pada rentang 75% - 100% sehingga memiliki batas
maksimal ISBB sebesar 31,0°C. Didapat pada hasil perhitungan bahwa ISBB (indoor) dari

17
pekerjaan ini sebesar 28,70°C sehingga dengan pekerjaan dan waktu yang dilaksanakan
masih berada dalam batas aman.

Pekerja kedua dengan pekerjaan membubut posisi berdiri, memiliki beban kerja sebesar
147 kkal/jam dan beban kerja ini termasuk pada pekerjaan ringan. Waktu kerja pekerja tiap
jam sebesar 83,33% berada pada rentang 75% - 100% sehingga memiliki batas maksimal
ISBB sebesar 31,0°C. Didapat pada hasil perhitungan bahwa ISBB (indoor) dari pekerjaan
ini sebesar 28,49°C sehingga dengan pekerjaan dan waktu yang dilaksanakan masih berada
dalam batas aman.

Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan, kondisi tersebut
masih dalam keadaan aman. Akan tetapi, jika kondisi tersebut tidak aman. Maka akan
dilakukan rekomendasi dengan hirarki pengendalian bahaya. Dalam pengendalian nilai
beban kerja di bengkel perkakas kita dapat menggunakan metode menurut konsep Hygiene
Industri memuat AREP :

1) Antisipasi : Melakukan penganalisisan pada kondisi bengkel ketika 8 jam kerja dengan
melihat adanya potensi bahaya yang bisa ditimbulkan yaitu ada kenaikan suhu pada
bengkel las tersebut akibat kegiatan pekerja
2) Rekognisi : Setelah dilakukan pengukuran dan perhitungan iklim kerja dengan
menggunakan alat Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument di bengkel
perkakas mulai dari pukul 11.00 – 11.30 WIB dengan setiap titik kurang lebih selama
dua menit. Kita dapat mengetahui nilai perhitungan iklim kerja pada bengkel perkakas,
apakah sesuai dengan peraturan yang terdapat dalam Permenaker No. PER.05/2018.
3) Evaluasi
Dalam perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, didapatkan nilai perhitungan
iklim kerja pada bengkel perkakas yang dimana sudah tidak sesuai dengan peraturan
dalam Permenaker No. PER.05/2018. Maka dari itu, perlu adanya tindakan mekanisme
pengendalian bahaya.
4) Pengendalian
a. Eliminasi
Tidak dapat menghilangkan atau mengurangi alat dan bahan mesin yang sudah
tersedia
b. Substitusi
Mengganti sumber panas yang ada dalam ruangan, namun tahap ini juga tidak dapat
dilakukan karena produksi dalam ruang ini harus terus berjalan dengan kegiatan
penyekrupan dan pembubutan untuk melancarkan kegiatan pembelajaran.
18
c. Rekayasa Teknik
Menambahkan saluran udara atau kipas agar ruangan tersebut lebih sejuk dan
nyaman digunakan.
d. Manajemen Administrasi
Pengendalian administrasi dapat mengurangi jam kerja sedangkan jam kerja telah
ditetapkan sehingga akan berkemungkinan tidak dapat dilaksanakan.
e. Manajemen APD
Tempat kerja wajib menggunakan APD minimal baju bengkel, masker, sarung
tangan, kacamata, dan helm.

4.4. Pembahasan
Praktikum pengukuran iklim kerja pada suatu lingkungan ini dilaksanakan di bengkel
perkakas PPNS. Praktikum ini dilaksanakan di dalam ruangan dengan durasi waktu 30
menit. Praktikum ini mengambil subjek yang memilik kegiatan berbeda diantaranya
menyenkrup dan membubut.
Hasil dari pengukuran ISBB pada pengukuran iklim keja ini kemudian dibagi menjadi
2 yakni nilai maksimum dari hasil pengukuran indicator suhu kering, suhu basah, dan suhu
bola menggunakan alat Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument dan perhitungan
nilai ISBB berdasarkan rumus. Hasil perhitungan keduanya menunjukkan error sebesar
2,5% pada pengukuran titik pertama, 3% pada pengukuran titik kedua, dan menunjukkan
error sebesar 2,1% pada titik ketiga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat Wet Bulb
Globe Temperature (WBGT) Instrument yang digunakan hampir secara akurat
menunjukkan indicator parameter suhu untuk perhitungan ISBB.
Berdasarkan analisa data yang telah dilaksanakan diketahui bahwa mahasiswa/pekerja
I (Zidan) melakukan penyekrupan dalam durasi waktu 55 menit setiap jam. Perhitungan
beban kerja meunjukkan bahwa, pekerjaan yang dilakukan Zidan termasuk dalam kategori
ringan yaitu sebesar 166 kkal/jam masuk dalam rentan nilai 100-200 kkal/jam dan pada
suhu ISBB 28,70°C. Dengan demikian pengaturan waktu kerjanya adalah 75%-100%,
sehingga masih aman dilakukan dalam rentan waktu kerja 3 jam.
Berdasarkan analisa data yang telah dilaksanakan diketahui bahwa mahasiswa/pekerja
II (Ismi) melakukan pembubutan dalam durasi waktu 50 menit setiap jam. Perhitungan
beban kerja meunjukkan bahwa, pekerjaan yang dilakukan Ismi termasuk dalam kategori
ringan yaitu sebesar 147 kkal/jam masuk dalam rentan nilai 100-200 kkal/jam dan pada
suhu ISBB 28,49°C. Dengan demikian pengaturan waktu kerjanya adalah 75%-100%,
sehingga masih aman dilakukan dalam rentan waktu kerja 3 jam.

19
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan hasil analisa data yang telah dilakukan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Pengukuran lingkungan kerja dimana merupakan pengukuran iklim kerja dilakukan di
dalam ruangan (bengkel perkakas PPNS) dengan mahasiswa/pekerja pengukuran yakni
Zidan yang melakukan penyekrupan dan Ismi yang melakukan pembubutan. Dengan
lama pekerjaan 55 menit/jam (Zidan) dan 50 menit/jam (Ismi), kemudian dilakukan
pengukuran berkaitan dengan beban kerja yang dialami oleh masing-masing
mahasiswa/pekerja.
2) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan mahasiswa/pekerja I (Zidan) dan
mahasiswa/pekerja II (Ismi) melakukan pekerjaan dalam beban dan kondisi lingkungan
yang aman menurut Nilai Ambang Batas, berdasarkan Nilai Ambang Batas
(permenaker, 2018).
3) Iklim kerja sangat perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi kondisi ruangan.
Semakin panas ruangan tersebut yang diakibatkan kegiatan bengkel, harus selalu
diperhatikan dan perlu pengawasan khusus. Dalam menghitung suhu ruangan, dapat
menggunakan alat Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument yang dapat
mengukur suhu basah, kering, dan bola. Hasil pengukuran inilah yang digunakan untuk
melakukan perhitungan RH, ISBB, beban kerja, dan jam kerja pada pekerja yang harus
sesuai standar dan tidak boleh melebihi NAB.

5.2. Saran
1) Dalam pelaksanaan praktikum iklim kerja diharapkan dapat memperhatikan kondisi alat
dan prosedur pelaksanaan praktikum yang baik. Sehingga nantinya data hasil praktikum
pada pekerja terbaca secara akurat dan pelaksanaan analisa serta pemberian
rekomendasi yang tepat dapat dilakukan.
2) Pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan pada kondisi yang aman dan nyaman serta
tidak mengganggu aktivitas pekerja lain. Pengukuran bisa dilakukan pada waktu dan
kondisilingkungan yang berbeda sehingga bisa mengetahui jika ada perbedaan hasil dari
pengukuran tersebut.
3) Pada tempat kerja diperlukan untuk melakukan controlling sebagai upaya mencegah
adanya hasil pengukuran iklim kerja melebihi NAB.

20
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Nasional, B.S., 2004. SNI 16-7061-2004 Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter
indeks suhu basah dan bola.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

Quest., 2018., Heat Stress Monitor Model 32 User Manual. USA

Santiasih, I., Handoko, L. 2012. Modul Praktikum Pengukuran Lingkungan Kerja. Surabaya:
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Santiasih, Indri, Wibowo Arninputranto, dan Aulia Nadia Rachmat., 2019.Modul Praktikum
Pengukuran Lingkungan Kerja. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Sari, M.P., 2017. Iklim Kerja Panas dan Konsumsi Air Minum Saat Kerja Terhadap Dehidrasi.
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 1(2), pp.108-118.

SNI 16-7063-2004 tentang Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, Getaran Tangan-Lengan dan
Radiasi Ultra Ungu di Tempat Kerja

21
LAMPIRAN
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan efek dari iklim kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas manusia, dari segi
kesehatan!
Apabila seorang pekerja terpapar iklim kerja yang melebihi standar atau tidak sesuai dengan
kapasitas manusia tentu akan berdampak pada kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa
PAK yang dapat terjadi akibat dari iklim kerja yang tidak sesuai
• Heat Cramps : Penyakit yang disebabkan oleh adanya peningkatan panas tubuh. Pada
umumnya terjadi pada individu yang mengalami dehidrasi 4%. Gejala : kram, otot
menjadi tegang, nyeri, suhu tubuh diatas normal (37-40 ℃)
• Heat Syncope : Rangkaian heat illness sesudah heat cramps. Pada tahap ini individu
yang mengalami heat syncope dapat mengalami kehilangan kesadaran. Gejala : Denyut
nadi menuru, pucat
• Heat Exhausted (Kelelahan Akibat Panas) : Kondisi yang terjadi akibat terkena/terpapar
panas selama berjam-jam. Gejala : kelelahan, kecemasan, tekanan darah menurun,
denyut nadi melambat, suhu tubuh diatas normal (37-40 ℃), mual dan muntah
• Heat Stroke : Fase paling akut / parah dari heat illness. Heat stroke terjadi akibat
hyponatremis. Berpotensi terjadi pada saat seseorang yang bekerja dengan intensitas
yang tinggi dalam waktu lama di suhu 26elative tinggi. Gejala : kejang-kejang, koma,
sakit kepala, kulit kering hingga basah, suhu tubuh >40 ℃

2. Apabila diketahui suhu basah = 28 ℃ , dan suhu kering = 29 ℃ tentukan Kelembapan


relative
Diketahui :
Suhu basah = 28 ℃ Suhu kering = 29 ℃
Ditanya :
Kelembapan relative
Jawab :
Kelembapan relative = Suhu kering – suhu basah = 29 ℃ - 28 ℃ = 1 ℃

22
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 29 ℃ dan hasil pengurangan suhu
kering dan basah sebesar 1 ℃, maka %RH-nya adalah 93 %
3. Hasil pengukuran lingkungan kerja sebagai berikut :

Titik Suhu Basah Suhu Suhu WBGT Rh


Keterangan
Pengukuran (℃) Kering (℃) Bola (℃) (ISBB) (℃) (%)
1 34 36 39 35,20 87 outdoor
2 30 35 38 32,10 69 outdoor
3 32 33 37 33,10 93 outdoor
4 22 25 26 23,20 77 indoor

• Titik Pengukuran 1
Diketahui :
Suhu basah = 34 ℃ Suhu bola = 39 ℃
Suhu kering = 36 ℃
Ditanya :
ISSB (outdoor) = ? Rh (%) = ?
Jawab :
1) ISBB (outdoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu
= 0,7 (34) + 0,2 (39) + 0,1 (36)
= 23,8 + 11,7 + 3,6
= 35,2 ℃
2) ∆T = Suhu kering – suhu basah = 36℃ - 34 ℃ = 2 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 36 ℃ dan hasil pengurangan
suhu kering dan basah sebesar 2 ℃, maka %RH-nya adalah 87 %

23
• Titik Pengukuran 2
Diketahui :
Suhu basah = 30 ℃ Suhu bola = 38 ℃
Suhu kering = 35 ℃
Ditanya :
ISSB (outdoor) = ? Rh (%) = ?
Jawab :
1) ISBB (outdoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu
= 0,7 (30) + 0,2 (38) + 0,1 (35)
= 21 + 7,6 + 3,5
= 32,10 ℃
2) ∆T = Suhu kering – suhu basah = 35℃ - 30 ℃ = 5 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 35 ℃ dan hasil pengurangan
suhu kering dan basah sebesar 5 ℃, maka %RH-nya adalah 69 %
• Titik Pengukuran 3
Diketahui :
Suhu basah = 32 ℃ Suhu bola = 37 ℃
Suhu kering = 33 ℃
Ditanya :
ISSB (outdoor) = ? Rh (%) = ?
Jawab :
1) ISBB (outdoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu
= 0,7 (32) + 0,2 (37) + 0,1 (33)
= 22,4 + 7,4 + 3,3
= 33,1 ℃
2) ∆T = Suhu kering – suhu basah = 33℃ - 32 ℃ = 1 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 33 ℃ dan hasil pengurangan
suhu kering dan basah sebesar 1 ℃, maka %RH-nya adalah 93 %
• Titik Pengukuran 4
Diketahui :
Suhu basah = 22 ℃ Suhu bola = 26 ℃
Suhu kering = 25 ℃
Ditanya :
ISSB (outdoor) = ? Rh (%) = ?
Jawab :
24
1) ISBB (indoor) = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
= 0,7 (22) + 0,3 (26)
= 15,4 + 7,8
= 23,2 ℃
2) ∆T = Suhu kering – suhu basah = 25 ℃ - 22 ℃ = 3 ℃
Berdasarkan tabel perhitungan RH dengan suhu kering 25 ℃ dan hasil pengurangan
suhu kering dan basah sebesar 3 ℃, maka %RH-nya adalah 77 %

Beban kerja pekerja tercantum dalam tabel dibawah ini :

Beban Kerja Kategori


Berjalan Sedang
Berdiri Ringan
Berjalan Mendaki Berat
Kerja dengan 2 lengan Ringan

Tentukan
a. Kebutuhan kalori/jam
b. Pengaturan waktu kerja
c. Rekomendasi yang harus dilakukan

Jawab

Diasumsikan berdasarkan soal = Pekerja laki-laki, umur 40 tahun dengan berat badan 60 kg

a. Kebutuhan kalori/jam pada setiap pekerjaan


• Pekerjaan pertama (asumsi → checking barang keadaan berjalan)
Kalori/jam = beban kerja/jam x waktu kerja x 60 kkal/jam/waktu)
= 3,9 x 60 = 234 kkal/jam
Metabolisme basal (laki-laki) = berat badan (kg) x 1 kkal/jam/kgBB
= 60 x 1 = 60 kkal/jam
Total kalori = kalori/jam + metabolisme basal
= 234 kkal/jam + 60 kkal/jam
= 294 kkal/jam (Beban kerja sedang, > 200 - 350 Kkal/jam)
• Pekerjaan kedua (asumsi → packing barang posisi berdiri)
Kalori/jam = beban kerja/jam x waktu kerja x 60 kkal/jam/waktu)
= 1,85 x 60 = 111 kkal/jam

25
Metabolisme basal (laki-laki) = berat badan (kg) x 1 kkal/jam/kgBB
= 60 x 1 = 60 kkal/jam
Total kalori = kalori/jam + metabolisme basal
= 111 kkal/jam + 60 kkal/jam
= 171 kkal/jam (Beban kerja ringan, 100 - 200 Kkal/jam)
• Pekerjaan ketiga (asumsi) → support barang dengan berjalan mendaki)
Kalori/jam = beban kerja/jam x waktu kerja x 60 kkal/jam/waktu)
= 7,05 x 60 = 423 kkal/jam
Metabolisme basal (laki-laki) = berat badan (kg) x 1 kkal/jam/kgBB
= 60 x 1 = 60 kkal/jam
Total kalori = kalori/jam + metabolisme basal
= 423 kkal/jam + 60 kkal/jam
= 483 kkal/jam (Beban kerja berat, > 350 - 500 Kkal/jam)
• Pekerjaan keempat (asumsi → muat barang ke dalam truk posisi berdiri)
Kalori/jam = beban kerja/jam x waktu kerja x 60 kkal/jam/waktu)
= 1,85 x 60 = 111 kkal/jam
Metabolisme basal (laki-laki) = berat badan (kg) x 1 kkal/jam/kgBB
= 60 x 1 = 60 kkal/jam
Total kalori = kalori/jam + metabolisme basal
= 111 kkal/jam + 60 kkal/jam
= 171 kkal/jam (Beban kerja ringan, 100 - 200 Kkal/jam)

b. Pengaturan waktu kerja


• Pekerjaan pertama
Berdasarkan nilai ISBB (outdoor) yang telah dihitung sebesar 35,20 ℃, dengan beban
pekerjaan sedang. Maka perbandingan dengan NAB iklim kerja, suhu lingkungan kerja
yang tidak direkomendasikan. Pengaturan waktu kerja tidak bisa dilakukan.
• Pekerjaan kedua
Berdasarkan nilai ISBB (outdoor) yang telah dihitung sebesar 32,10℃, dengan beban
pekerjaan berat. Maka perbandingan dengan NAB iklim kerja, pengaturan waktu kerja
adalah 0% - 25%
• Pekerjaan ketiga
Berdasarkan nilai ISBB (outdoor) yang telah dihitung sebesar 33,10 ℃, dengan beban
pekerjaan berat. Maka perbandingan dengan NAB iklim kerja, suhu lingkungan kerja
yang tidak direkomendasikan. Pengaturan waktu kerja tidak bisa dilakukan.
26
• Pekerjaan keempat
Berdasarkan nilai ISBB (indoor) yang telah dihitung sebesar 23,2 ℃, dengan beban
pekerjaan ringan. Maka perbandingan dengan NAB iklim kerja, pengaturan waktu kerja
adalah 75% - 100%

c. Rekomendasi yang harus dilakukan


• Pekerjaan pertama
Pada pekerjaan pertama yakni checking barang keadaan berjalan harus mengupayakan
penutup ruangan sehingga suhu terhindar dari paparan suhu panas secara langsung.
Ruangan dengan penyejuk udara (AC) disediakan untuk memberikan efek pendinginan
pada para tenaga kerja waktu tersebut dan penyediaan air minum yang cukup
• Pekerjaan kedua
Pada pekerjaan kedua yakni packing barang posisi berdiri, telah memenuhi nilai ambang
batas sesuai dengan standar dengan pengaturan waktu kerja adalah 0% - 25%
• Pekerjaan ketiga
Pada pekerjaan ketiga yakni support barang dengan berjalan mendaki, kondisi iklim
kerja sangat tidak dianjurkan karena pekerja terpapar suhu tinggi dalam keadaan
ruangan terbuka. Mengurangi penyebaran panas radiasi dari permukaan benda-benda
yang panas, dengan cara memberikan isolasi / penyekat dan perisai. Selain itu,
penggunaan fan/kipas dan penyejuk udara (AC) sangat dianjurkan untuk menyejukkan
kondisi lingkungan. Otomatisasi dan mekanisasi beban tugas akan meminimalisasi
kebutuhan kerja fisik para tenaga kerja
• Pekerjaan keempat
Pada pekerjaan keempat yakni muat barang ke dalam truk posisi berdiri, telah
memenuhi nilai ambang batas sesuai dengan standar dengan pengaturan waktu kerja
adalah 75% - 100%

Layout Ruangan

27
16 m

21 m
1 2

Gerinda Freis

Drill Sekrup

Bubut kecil Bubut besar

Meja kikir Drill

Titik pengukuran 1 Titik pengukuran 2


1 2

Titik pengukuran 3
3

28
Dokumentasi

Mengukur titik 1 Mengukur titik 2

Mengukur titik 3 Wawancara 1

Wawancara 2

29
Laporan Sementara
A. Gambaran Umum
Nama Ruangan : Bengkel Perkakas
Tanggal : 14 Maret 2022
Survey dilakukan pada : 11.00 a.m – 11.30 a.m
Team Pengukur : 1. Vicky Zulkarnain (0521040048)
2. Nurul Ramadhanti (0521040052)
3. Alvin Ardiansyah (0521040053)
4. Meyco Putra Herwanto (0521040055)
Alat yang dipakai : Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) Instrument
Nama pekerja/mahasiswa yang diukur (beserta kegiatan/ alat yang digunakan) :
1. Zidan Nabil Hurairah (Memakai mesin sekrup)
2. Ismi Hidayati Hasan (Memakai mesin bubut kecil)

B. Karakteristik Kegiatan Kerja


Identifikasi Mahasiswa/Pekerja I Identifikasi Mahasiswa/Pekerja II
• Nama : Zidan Nabil • Nama : Ismi Hidayati
Hurairah Hasan
• Jenis Kelamin : Laki-laki • Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 19 tahun • Umur : 19 tahun
• Berat Badan : 51 kg • Berat Badan : 40 kg
Gambaran kegiatan kerja

Durasi Kerja per jam


No Kegiatan Kerja Perlatan yang digunakan
(menit)
Menyekrup benda kerja
1 Sekrup 55
posisi berdiri
Membubut benda kerja
2 Bubut kecil 50
posisi berdiri

C. Informasi Penting Lainnya


1. Apakah alat dalam keadaan baik/rusak? Baik
2. Apakah alat sudah terkalibrasi? Sudah terkalibrasi
3. Pengukuran dilakukan saat siang/sore hari? Siang hari
4. Durasi pekerjaan berapa lama? 55 menit dan 50 menit

D. Tabel Data Hasil Pengukuran

30
% Error
Suhu Suhu Suhu Rh (%) ISBB (℃)
Titik Alat
Basah Kering Bola
Pengukuran Tabel
(℃) (℃) (℃) Alat Indoor Rumus Rh ISBB
RH
1 27,2 31,1 31,5 83 73 27,8 28,49 12 2,5
2 27,7 31,2 31,5 81 79 28 28,84 2,4 3
3 27,5 31,3 31,5 78 73 28,1 28,7 6,4 2,1

E. Gambar Layout Ruangan


16 m

1 2
21m

Gerinda Freis

Drill Sekrup

Bubut kecil Bubut besar

31
Meja kikir Drill

Titik pengukuran 1 Titik pengukuran 2


1 2

Titik pengukuran 3
3

32

Anda mungkin juga menyukai