Mata Kuliah
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Materi Praktek
PENGUKURAN IKLIM KERJA (ISBB)
Dosen
YULIANTO, BE., S.Pd., M.Kes.
Nama Mahasiswa
...........................................................
NIM
..............................................
A. ACARA
Pengukuran iklim kerja terhadap tekanan panas dengan parameter ISBB (Indeks
Suhu Basah dan Bola).
B. TUJUAN
C. DASAR TEORI
Manuaba (1992) mengatakan bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat
dibutuhkan oleh setiap pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif,
untuk itu sangat perlu penanganan dan perencanaan lingkungan kerja dengan baik
agar terwujud kondisi yang kondusif terhadap pekerja untuk bias melaksanakan
kegiatan dalam suasanan yang aman, nyaman dan sehat (Djamaludin Ramlan, 2006,
h.59).
Suhu tubuh manusia yang dapat kita raba atau rasakan tidak hanya didapat
dari metabolisme tetapi juga dipengaruhi semakin besar pula lingkungan. Semakin
tinggi panas lingkungan semakin besar pula pengaruhnya terhadap suhu tubuh.
Tekanan panas yang berlabihan akan menjadi beban tambahan bagi pekerja
yang perlu untuk diperhatikan, sebab beban tambahan seperti panas dilingkungan
kerja dapat menyebabkan timbulnya beban fisiologi misalnya kerja jantung
bertambah.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh panas lingkungan pada tubuh, maka
para ahli berusaha mencari metode pengukuran sederhana yang dapat mencakup
pengaruh dari faktor suhu udara, kelembaban dan gerakan atau aliran udara, yang
dinyatakan dalam bentuk skala atau indeks.
Iklim kerja (panas) merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya cukup
dominan terhadap kinerja sumber daya manusia bahkan pengaruhnya tidak terbatas
pada kinerja saja melainkan dapat lebih jauh lagi, yaitu pada kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja. Untuk itu diperlukan standar mengenai pengukuran iklim
kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola. Indeks Suhu Basah dan
Bola (wet bulb globe temperature index) parameter untuk menilai tingkat iklim kerja
yang merupakan hasil perhitungan antara suhu kering, suhu basah alami dan suhu
bola Standar pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan
bola mencakup prinsip pengukuran, peralatan, prosedur kerja, penentuan titik
pengukuran dan perhitungan. Teknisi yang menggunakan metoda ini harus seorang
yang berkompetensi dalam melakukan pengukuran iklim kerja (panas). Iklim kerja
(panas) hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan
panas radiasi. Suhu basah alami (natural wet bulb temperature) adalah suhu
penguapan air yang pada suhu yang sama menyebabkan terjadinya keseimbangan uap
air di udara, suhu ini diukur dengan termometer basah alami dan suhu tersebut lebih
rendah dari suhu kering. Suhu kering (dry bulb temperature) adalah suhu udara yang
diukur dengan termometer suhu kering. Suhu bola (globe temperature) adalah suhu
yang diukur dengan menggunakan termometer suhu bola yang sensornya dimasukkan
dalam bola tembaga yang dicat hitam, sebagai indikator tingkat radiasi.
Standar pengukuran ini merupakan cara pemantauan tempat kerja yang
mempunyai potensi bahaya bagi tenaga kerja yang bersumber dari iklim kerja (panas).
Dalam penerapannya di lapangan, pengukuran indeks suhu basah dan bola
dilaksanakan bersamaan dengan perhitungan beban kerja yang di dibandingkan pada
pembatasan waktu kerja sebagaimana diatur Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Industri.
D. ALAT
Alat-alat yang dipakai harus telah dikalibrasi oleh laboratorium yang
terakreditasi untuk melakukan kalibrasi, minimal 1 tahun sekali.
Alat-alat yang digunakan terdiri dari:
1. Termometer suhu basah alami mempunyai kisaran – 5O C sampai dengan 50O C
dan bergraduasi maksimal 0,5O C.
2. Termometer suhu kering yang mempunyai kisaran – 5O C sampai dengan 50O C
dan bergraduasi maksimal 0,5O C.
3. Termometer suhu bola yang mempunyai kisaran – 5O C sampai dengan 100O C dan
bergraduasi maksimal 0,5O C.
E. BAHAN
2. Air
3. Kapas / kain
F. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan tiga buah termometer yang masih berfungsi dengan baik sebagai
termometer kering, termometer basah, dan termometer bola.
2. Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan air suling,
jarak antara dasar lambung termometer dan permukaan tempat air 1 inci.
3. Pasangkan termometer pada bola tembaga warna hitam (diameter 15 cm, kecuali
alat yang sudah dirakit dalam satu unit), lambung termometer tepat pada titik
pusat bola tembaga.
4. Rangkaikan termometer suhu kering, termometer suhu basah, dan termometer
bola pada statif dan paparkan selama 20 menit - 30 menit..
5. Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran dengan lambung
termometer setinggi 1 meter – 1,25 meter dari lantai. Letak titik pengukuran
ditentukan pada lokasi tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan. Jumlah titik
pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari kegiatan yang
dilakukan.
6. Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal shift kerja,
pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja.
7. Hitung dengan rumus:
a. Di luar ruangan
ISBB = (0,7 S. Basah) + (0,2 S. Bola) + (0,1 S. Kering)
b. Di dalam ruangan / diluar ruang tanpa panas radiasi :
ISBB = (0,7 S. Basah) + (0,3 S. Bola)
8. Bandingkan hasil pengukuran dengan NAB Iklim kerja
2. Melakukan koreksi hasil pengukuran iklim lingkungan kerja dengan pakaian kerja
Hasil pengukuran iklim lingkungan kerja dikoreksi dengan nilai koreksi pakaian
kerja sebagaimana tercantum pada Tabel 3.
4. Menentukan alokasi waktu kerja dan istirahat dalam satu siklus kerja (work-rest
regimen) Penentuan kategori alokasi waktu kerja dan istirahat dalam satu
sikluskerja dilakukan dengan menghitung proporsi antara waktu kerja yang
terpajan panas dengan waktu istirahat dalam satu siklus kerja, yang dinyatakan
dalam persen.
I. HASIL PENGUKURAN
O
Cuaca : C Kelembaban : %
Mengetahui, Pelaksana,
.............................................. ..............................................
J. INTERPRETASI
K. KESIMPULAN
Purwokerto, ……………,20......
Pembimbing Praktikum Praktikan,
…………………………. ……….…………………….
NIP.: NIM.: