Anda di halaman 1dari 185

PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA

OLEH :
HONRIS S. LUMBAN GAOL, S.Psi.,M.K.K.K.
• Diklat Pengawas Ketenagakerjaan, Kementerian
• INSTANSI: DINAS TENAGA KERJA Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
DAN TRANSMIGRASI PROVINSI Indonesia, Bogor (2013)
SULAWESI SELATAN • Sarjana Psikologi • Professional Occupational Safety and Health

• KONTAK: (Universitas Indonesia, Certificate Program (Program Professional


Keselamatan dan Kesehatan Kerja),
• hp : 082393119484 2008) OSHAcademy based on Oregon,USA (2013)
• Training on Trainer KADER NORMA
• Email: gaolhonris@gmail.com; • Master Keselamatan dan KETENAGAKERJAAN , Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
honris.suhartono@alumni.ui.ac.id Kesehatan Kerja Jakarta (2014)
• Diklat Penyidik PNS, Pudikreskrim POLRI (2019)
(Universitas Indonesia,
HONRIS SUHARTONO 2017)
LUMBAN GAOL
DIKLAT
PENDIDIKAN
KEAHLIAN
UNSUR K3

KESELAMATAN
KERJA

HIGIENE/
LINGKUNGAN
KERJA
Dasar
Hukum

Undang-undang No. 1/1970 tentang keselamatan kerja;


Undang-undang No. 3/1969 tentang persetujuan Konvensi ILO. No. 120 mengenai hygiene dalam
perniagaan dan kantor-kantor pasal 7;

Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran, penyimpanan
dan penggunaan pestisida;
Peraturan Pemerintah No. 11/1975 tentang keselamatan kerja terhadap
radiasi;
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I, No. 5 tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja;

Permenaker No. 3/Men/1985 tantang keselamatan dan kesehatan kerja pemakaian asbes;

Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 2/M/BW/BK/1984, tentang pengesahan alat pelindung diri;

Permenakertrans No. Per. 08/MEN/II/2010 alat pelindung


diri.
PENGAWASAN LINGKUNGAN
KERJA

▶ Pengawasan lingkungan kerja adalah


serangkaian kegiatan pengawasan dari
semua tindakan yang dilakukan oleh
pegawai pengawas ketenagakerjaan atas
pemenuhan peraturan perundang-
undangan atas obyek pengawasan
LINGKUNGAN KERJA

Lingkungan kerja adalah istilah yang


mencakup identifikasi dan evaluasi
faktor-faktor lingkungan yang
memberikan dampak pada
kesehatan tenaga kerja
OBYEK PENGAWASAN

▶ Faktor-Faktor Bahaya Lingkungan


Kerja
▶ Higiene Perusahaan
▶ Pengendalian Bahaya Besar
▶ Bahan kimia Berbahaya
▶ Sanitasi lingkungan
▶ Alat Pelindung Diri
▶ Limbah Industri
RUANG LINGKUP PENGAWASAN
LINGKUNGAN KERJA

▶ Penanganan Bahan Kimia Berbahaya


▶ Lingkungan kerja
▶ Penggunaan Pestisida
▶ Limbah Industri Ditempat Kerja
▶ Higiene Industri
▶ Alat Pelindung Diri
HIGIENE PERUSAHAAN

▶ Higiene Perusahaan adalah: Ilmu dan seni yang


memberikan pengertianupaya preventif atau
usaha mengurangi risiko terjadinya masalah K3
di perusahaan, dengan pendekatan antisipasi ,
pengenalan, evaluasi dan pengendalian bahaya
potensi yang diakibatkan oleh faktor
lingkungan kerja yang timbul di industri.
▶ Lingkungan kerja adalah: Area atau ruangan
yang dipergunakan untuk kegiatan pekerjaan,
antara lain berupa ruangan /tempat kerja, tempat
penyimpanan bahan baku, ruangan/tempat proses,
hasil produksi dan benda –benda di
sekitarnya(Mesin/Peralatan Kerja)
KESEHATAN KERJA

SECARA KHUSUS MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP TENAGA


KERJA MELALUI UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN,
PENCEGAHAN GANGGUAN KESEHATAN ATAU PENYAKIT
YANG MUNGKIN DIALAMI OLEH TENAGA KERJA AKIBAT
PEKERJAAN/TEMPAT KERJA.

9
KESELAMATAN KERJA

KESELAMATAN YANG BERKAITAN DENGAN MESIN, ALAT,


BAHAN, DAN PROSES KERJA GUNA MENJAMIN KESELAMATAN
TENAGA KERJA DAN SELURUH ASET PRODUKSI AGAR
TERHINDAR DARI KECELAKAAN KERJA ATAU KERUGIAN
LAINNYA.

10
Faktor lingkungan kerja adalah potensi-potensi bahaya yang
kemungkinan terjadi di lingkungan kerja
akibat adanya suatu proses kerja
FAKTOR FISIK
LINGKUNGAN KERJA
▶ Tekanan Panas
▶ Kebisingan
▶ Pencahayaan
▶ Getaran
▶ Radiasi
 Tekanan
IKLIM KERJA

Merupakan interaksi dari berbagai


variabel :
-suhu udara
-Kelembaban udara
-Kecepatan gerakan udara
-Suhu radiasi

14
CONTOH TEMPAT KERJA DENGAN IKLIM
KERJA PANAS :

 Proses produksi yang menggunakan panas, mis.


Peleburan, pengeringan, pemanasan

 Yang terkena langsung matahari, mis.


Pekerjaan
jalan raya, bongkar muat, nelayan, petani

 Tempat kerja dengan ventilasi udara kurang

15
CONTOH TEMPAT KERJA
DENGAN IKLIM KERJA DINGIN:

▶ Di pabrik es
▶ Di kamar pendingin
▶ Di laboratorium
▶ Di ruang komputer
▶ Dan lain-lain

16
Alat Ukur Kecepatan Gerakan
Udara

Anemometer
August psycrometer
Alat untuk mengukur
QUESTEMP 10 Non-Datalogging Area
Monitor

▶ Wet Bulb, Dry Bulb &


Globe Temps
▶ Indoor & Outdoor WBGT
Indices
▶ Celcius and Farenheit
Scales
▶ 9V Alkaline or AC
(Optional
Adapter)
AREA HEAT STRESS MONITOR ( QT-34)
TATA CARA PENGUKURAN

▶ SNI-16-7061-2004 “ Pengukuran Iklim Kerja


(panas) dengan parameter indeks suhu
basah dan bola
▶ Dalam SNI ini contoh alat yang
dipergunakan : SEDERHANA
▶ Tidak dilengkapi parameter
RH dan HI

20
CARA PENGUKURAN

1. Prinsip
Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan
waktu yang ditentukan, suhu basah alami, suhu
kering, dan suhu bola dibaca pada alat ukur, dan
indeks suhu basah dan bola diperhitungkan dengan
rumus

2. Peralatan
Alat-alat yang dipakai harus telah dikalibrasi oleh
laboratorium yang terakreditasi untuk melakukan
kalibrasi, minimal 1 tahun sekali.
ALAT-ALAT DIGUNAKAN MINIMAL MELIPUTI:

▶ Termometer suhu basah alami yang mempunyai kisaran -5 oC


sampai dengan 50 oC dan bergraduasi maksimal 0,5 oC

▶ Termometer suhu kering yang mempunyai kisaran -5 oC


sampai dengan 50 oC dan bergraduasi maksimal 0,5 oC

▶ Termometer suhu bola yang mempunyai kisaran -5 oC sampai


dengan 100 oC dan bergraduasi maksimal 0,5 oC
Prosedur Kerja

▶ Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran


dengan lambung termometer setinggi 1 – 1,25 meter dari
lantai.

▶ Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami


dengan air suling. Jarak antara dasar lambung termometer dan
permukaan tempat air 1 inci. Rangkaikan alat pada statif dan
paparkan selama 30 menit – 60 menit

▶ Rangkaikan termometer suhu kering pada statif dan paparkan


selama 30 – 60 menit

▶ Pasangkan termometer suhu bola pada bola tembaga warna


hitam (diameter 15 cm, kecuali alat yang sudah dirakit dalam
satu unit), lambung termometer tepat pada titik pusat bola
tembaga. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 20 –
30 menit.
RUMUS ISBB :

INDOOR / Out door with no solar Load (ACGIH):


ISBB in = 0,7 x WB + 0,3 GT

OUTDOOR with solar Load:


ISBB out = 0,7 x WB + 0,2 GT + 0,1 DB

Dimana :
WB : Suhu basah alami (oC), yaitu suhu yang diukur dengan
termometer yang dibasahi dan ditiupkan udara
GT : Suhu bola atau suhu radiasi (oC), yaitu suhu yang diukur
dengan termometer bola (globe thermometer)
DB : Suhu kering (oC), yaitu suhu udara yang diukur dengan
termometer
CONTOH PERHITUNGAAN ISBB :

Hasil Ukur di ruang tertutup pada bagian welding


diperoleh data:
Suhu kering 30 oC
Suhu Basah 26 oC
Suhu radiasi 33 oC
Berapa tekanan
panas pada bagian
tersebut?

ISBB indoor = 0,7 x


WB + 0,3 GT
=

(0.7 x
26)
Menghitung RHih scr
MANUAL

▶ Tentukan berapa nilai suhu kering ( td)


▶ Tentukan berapa nilai suhu basah ( tw)
▶ Hitung perbedaan suhu kering-basah sebagai
delta t (Δ t)
▶ Konsultasikan dengan tabel RH
▶ Mendapatkan nilai RH
Contoh Hitungan

▶ Suhu kering pada bagian welding


terukur 31 o C
▶ Suhu basah menunjukkan 28 oC
▶ Suhu radiasi sebesar 33 o C
▶ Berapa kelembaban nisbi pada bagian
tersebut…?

27
Mencari Relative Humadity (RH)

t 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0


Tw
32 91 88 84 80 77 73 70

31 91 87 83 80 76 73 70
30 91 87 83 80 76 73 70
29 91 87 83 79 76 72 69
28 91 87 83 79 76 72 69
27 91 87 83 79 75 72 68

26 91 86 82 78 75 71 68
25 90 86 82 78 74 71 67
24 90 86 82 78 74 70 67
23 90 86 81 77 74 70 66
22 90 85 81 77 73 69 66

Contoh tabel RH (August Psycrometer) 28


Psycrometrik chart (Asman )
Iklim Kerja- Pengukuran TWA

Rata-rata ISBB:

WBGT1 x t1 + WBGT2 xt2 +….+ WBGTnx t n


t1 + t2 +…+tn

Pendekatan rumus ini digunakan jika


area tempat kerja berbeda dengan
tempat istirahat
FORMULIR HASIL PENGUKURAN ISBB

Nama Perusahaan
: Alamat :
Jenis Perusahaan
:
Tanggal
No. Pelaksan
Pengukuran
Bagian/Lokasi jam ; : (SBA
C) (o
SB
(o C)
SK
(o C)
ISBB
(o C)
Sumber
Panas
Keterangan

a
Alat yang digunakan

Cuaca : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kelembaban : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gerakan udara
Keseimbangan Panas

 Tubuh manusia mempunyai mekanisme


pertahanan tubuh yang relatif konstan pada
37oC sebagai akibat keseimbangan antara panas
yang dihasilkan dalam tubuh karena
metabolisme dan pertukaran panas antara
tubuh dengan lingkungan.

 Panas tubuh yang berlebihan akan dikeluarkan


oleh tubuh melalui sirkulasi darah dalam tubuh
yang berfungsi sebagai pendingin; dan
penguapan dengan cara pengeluaran keringat.
Pertukaran panas antara tubuh dengan
lingkungan terjadi melalui :

 Konduksi (melalui kontak tubuh dengan


benda sekitar),
 Konveksi (tubuh dengan udara sekitar),
 Radiasi(pancaran panas tubuh dengan pancaran
panas lingkungan).
 Sedangkan panas metabolisme tergantung pada
aktivitas tubuh dan keadaan suhu sekitar.
Rumus keseimbangan panas

M ± Kond ± Konv ± R – E = 0
M : Panas metabolisme
Kond : Pertukaran panas secara konduksi
Konv : Pertukaran panas secara konveksi
R : Panas radiasi
E : Panas oleh evaporasi.
Keluhan Panas Berdasarkan
Tingkat ISBB dalam oC

▶ Tanpa keluhan panas : 27.65 oC


▶ Ada rasa panas : 28.85 – 29.76 oC
▶ Tak tertahankan : 30.2 oC
NAB IKLIM KERJA
Permenaker N0. 5. Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan
kerja

NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA INDEKS SUHU BASAH


DAN BOLA (ISBB) YAN DIPERKENANKAN

PENGATURAN ISBB
WAKTU KERJA BEBAN KERJA
SETIAP JAM
RINGAN SEDANG BERAT S. BERAT
75%-100% 31,0 28,0 - -
50%-75% 31,0 29,0 27,5 -
25%-50% 32,0 30,0 29,0 28,0
0 - 25% 32,5 31,1 30,5 30,0
Penggolongan Kegiatan
Kerja Menurut WHO
 Kerja ringan:
Laki-laki : kerja kantor, dokter, guru, juru rawat, ahli
hukum, kerja di toko, pengangguran,
Wanita : kerja kantor, pekerjaan rumah tangga (dengan
menggunakan mesin), guru, juru rawat, dokter.
 Kerja sedang
Laki-laki : Industri ringan , mahasiswa, buruh bangunan ,
petani (dengan menggunakan mesin), nelayan
Wanita : industri ringan , pekerja rumah tangga (tanpa
mesin), mahasiswi, kerja di toko
 Kerja berat
Laki-laki : petani (tanpa mesin), kuli, pekerja tambang,
tukang kayu( tanpa mesin), tukang besi
Wanita : petani (tanpa mesin), penari, atlit.
 Kerja berat sekali
Laki-laki : tukang kayu (tanpa mesin), tukang besi
Wanita : buruh bangunan
Stadar Iklim Kerja Dingin (Cold.Stress)
Suhu Temperatur Aktual (0C)
Kecepatan Angin 10,0 4,4 -1,1 -6,7 -12,2 -17,8 -23,2 -28,9 -34,4 -40,0 -45,6 -51,1
(MPH)
Ekuivalen Ternperatur Dingin
Tenang 10,0 4,4 -1,1 -6,7 -12,2 -17,8 -23,2 -28,9 -34,4 -40,0 -45,6 -51,1

5 8,9 2,8 -2,8 -8,8 -14,4 -20,6 -26,1 -32,2 -37,8 -43,9 -49,4 -55,6

10 4,4 -2,2 -8,9 -15,6 -22,8 -31,1 -36,1 -43,3 -50,0 -56,7 -63,9 -70,6

15 2,2 -5,6 -12,8 -20,6 -27,8 -35,6 -42,8 -50,0 -57,8 -65,0 -72,8 -80,0

20 0,0 -7,8 -25,6 -23,3 -31,7 -39,4 -47,2 -55,0 -63,3 -71,1 -78,9 -85,0

25 -1,1 -8,9 -17.8 -26.1 -33.9 -42.2 -50.6 -58.9 -66.7 -75.6 -83.3 -91.7

30 -2,2 -10,6 -18.9 -27.8 -36.1 -44.4 -52.8 -61.7 -70.0 -78.3 -87.2 -95.6

35 -2,8 -11,7 -20.0 -28.9 -37.2 -46.1 -55.0 -63.3 -72.2 -80.6 -89.4 -98.3

40 -3,3 -12,2 -21.1 -29.4 -38.3 -47.2 -56.1 -65.0 -73.3 -82.2 -91.1 -100.0

Kecepatan angin SEDIKIT BERBAHAYA BERBAHAYA MENINGKAT SANGAT BERBAHAYA


yang lebih besar Berpotensi menyebabkan Tubuh dapat membeku dalam
dari 40 mph pembekuan pada bagian waktu 30 detik.
memiliki tubuh yang tcrpajan dalam
bebcrapa dampak waktu 1 menit.
tambahan

Trenchfoot dapat terjadi diseluruh titik


Efek Pemaparan Iklim Kerja Adalah :

▶ Gangguan pada Pekerjaan, tidak


nyaman
▶ Panas  T.K. mengeluarkan
banyak keringat ( Loss
NaCl) Dehidrasi
▶ Gangguan Kesehatan
▶ Kepala pusing
▶ Perut mual
▶ Cepat lelah
▶ Mata kunang-kunang
Lanjuta
n

Efek Iklim Kerja Panas Terhadap


Kesehatan
 Heat Rash

Gejala :
Ruam-ruam pada kulit terjadi akibat
pengeluaran keringat yang terhambat, heat
rash biasanya dianggap tidak terlalu serius
tetapi dapat menimbulkan masalah bila
terjadi infeksi.

Penanggulangan :
Menjaga kulit tetap kering dan mengobati
infeksi dengan salep antibiotik.

41
Heat Syncope :
Gejala :
keadaan pingsan atau hampir pingsan yang disebabkan oleh
berdiri terlalu lama pada posisi tetap dibawah sinar matahari
langsung atau dapat juga di lingkungan panas. Berdiri tetap
menyebabkan aliran darah terpusat pada tubuh bagian bawah.

Penanggulangan :
Seseorang yang mengalami heat syncope harus
dibaringkan pada tempat yang teduh dan diberi minum air.

42
HEAT STROKE ( SUN STROKE)
Pengaruh panas kepada pusat pengatur panas di otak

GEJALA
▶ Kulit panas, kering, merah
▶ Demam tinggi
▶ Pingsan
KEMUNGKINAN PENYEBAB
▶ Belum
beraklimatisasi,
▶ Bekerja terlalu berat
( > performa kerja )
PENANGGULANGAN
Menurunkan suhu badan dengan kompres atau
dibungkus dengan selimut dingin
HEAT CRAMPS
▶ Kerja berat dalam waktu lama dan
terpapar panas yang tinggi
▶ Banyak kehilangan keringat (NaCL)
▶ Kejang otot dan perut terasa sakit
▶ Pingsan , lemah , enek dan muntah2

Penanggulangannya :
- Memindahkan Tenaga kerja dari
lingkungan panas
- Banyak diberi minum.
Heat exhaustion

▶ Terjadi karena cuaca yang sangat panas dan belum


beraklimatisasi
▶ Banyak keluar keringat
▶ Suhu badan normal dan subnormal
▶ Tekanan darah menurun dan nadi lebih cepat
▶ Lemah dan pingsan

PENANGGULANGAN
Pakaian dilonggarkan bila suhu rendah korban harus pakai selimut.
Istirahat dan beri minum dan makan yang cukup untuk
penyembuhan
MILIARIA

▶ Kelainan kulit sebagai akibat keluarnya keringat yang


berlebihan

Penanggulangan
dilakukan dengan pendinginan
Pengendalian Suhu Panas
ADMINISTRASI

1. Membatasi waktu pemaparan di tempat


kerja panas;
2.Penerapan siklus waktu istirahat (work
rest cycle)
3. Penyediaan air minum pada tempat
yang
sesuai.
4.Penyediaan tempat istirahat dengan
temperatur nyaman
5. Melakukan aklimatisasi terhadap
panas

APD
Penggunaan Pelindung Diri, yaitu meng-
gunakan topi, pakaian, sarung tangan yang
mampu melindungi terhadap panas dan
nyaman untuk melakukan pekerjaan
PENGENDALIAN SCR UMUM
▶ Training
▶ Pemantauan tempat kerja
▶ Medical surveilance
▶ Spesific control, sesuai hirarki
JADWAL KERJA DAN PEMANASAN UNTUK
SHIFT KERJA 4 JAM
Temperatur Kec. angin tidak Kec. Angin 5 MPH Kec. Angin 10 Kec. Angin 15 MPH Kec. Angin 20
Udara terbaca MPH MPH
0C
Periode Jumlah Periode Jumlah Periode Jumlah Periode Jumlah Periode Jumlah
Kerja Istirahat Kerja Maks Istirahat Kerja Istirahat Kerja Istirahat Kerja Istiraha
t
Maks. Maks Maks Maks
-26 s.d. -28 (Istirahat Normal) 1 (Istirahat Normal) 1 75 menit 2 55 menit 3 40 menit 4

-28 s.d. -31 (Istirahat Normal) 1 75 menit 2 55menit 3 40 menit 4 30 menit 5

-32 s.d. -34 75 menit 2 55 mrnit 3 40 menit 4 30 menit 5 Pekerjaan yg tdk


darurat sebaiknya
dihentikan
-35 s.d. -37 55 menit 3 40 memit 4 30 menit 5 Pekerjaan yg tdk
darurat sebaiknya
dihentikan
-38 s.d. -39 40 menit 4 30 menit 5 Pekerjaan yg tdk
darurat sebaiknya
dihentikan
-40 s.d. -42 30 menit 5 Pekerjaan yg tdk
darurat sebaiknya
dihentikan
-43 & Pekerjaan yg tdk
dibawahnya darurat sebaiknya
dihentikan
AKIBAT IKLIM KERJA DINGIN:
Chilbains
Bagian tubuh yang terkena, membengkak,
merah, panas dan gatal.
Trench foot
Kaki pucat, nadi tidak teraba.
Frostbite
Adalah akibat suhu yang sangat rendah di
bawah titik beku. Dapat menyebabkan cacat
menetap.
-> Pada Chilbains dan trench foot dapat
menyebabkan cacat sementara.

50
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
SAKIT AKIBAT SUHU TINGGI:

Aklimatisasi
Pada minggu pertama harus
dihindari pekerjaan fisik yang
berat
Tersedia cukup air minum yang telah diberi
garam 0,2 % gram /
L Ventilasi yang
tepat
Pemasangankerja dan waktu istirahat yang
Pengaturan
sesuai
shielding/ penyekat
Pemakaian pakaian kerja yang sesuai.
Pemeriksaan kesehatan secara periodik

51
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
SAKIT AKIBAT SUHU RENDAH:

Seleksi pekerja
Alat pelindung diri (APD)
Pemeriksaan kesehatan dilakukan
secara periodik

52
PENCEGAHAN IKLIM KERJA PANAS

▶ Memperbaiki aliran udara/ventilasi


▶ Mengisolasi sumber panas
▶ Pemeliharaan kesegaran jasmani
▶ Penyediaan air minum yang cukup untuk
keseimbangan cairan tubuh
▶ Penyesuaian berat ringannya pekerjaan
▶ Aklimatisasi
APD LINGUNGAN PANAS

▶ Pakaian kerja atau baju dapat


menyerap keringat
▶ Pakaian kerja dapat mereduksi
panas
▶ Pakaian kerja tahan terhadap
suhu tinggi
▶ Dll.
NOISE (KEBISINGAN)

Kebisingan didefinisikan sebagai suatu rangsangan


pada telinga, dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak
dikehendaki maka dinyatakan sebagai suatu
kebisingan.
SUMBER BISING

• Tranportasi

• Mesin Produksi
• Peralatan Militer misal meriam
• Dll.
JENIS BISING BERDASARKAN SIFAT
& SPEKTRUM FREKUENSI BUNYI:

1. Bising berkelanjutan dengan spektrum luas


(mesin, kipas angin, dapur pijar, dll)
2. Bising berkelanjutan dengan spektrum
sempit (gergaji)
3. Bising terputus-putus/intermitten (LL,
Kapal
terbang)
4. Bising impulsif (tembakan, ledakan,
pukulan)
5. Bising impulsif berulang (mesin tempa)
56
PENGARUH KEBISINGAN

▶ Pengaruh Terhadap Alat Pendengaran


▶Tuli sementara atau Temporary Threshold
Shift
▶ ( TTS)
▶ Tuli tetap atau Permanent Threshold Shift (PTS)
▶ Efek Kebisingan Kepada Daya Kerja
▶ Komunikasi dalam pembicaraan
▶ Efek pada pekerja
▶ Reaksi masyarakat
GANGGUAN KEBISINGAN DI
TEMPAT KERJA

 Gangguan fisiologis
Instruksi/ pembicaraan tidak dapat didengar
secara jelas kecelakaan kerja.
 Gangguan psikologis
Stress, gangguan jiwa, sulit konsentrasi dan berpikir.
 Gangguan patologis organis
Ketulian yang bersifat sementara,
permanen, berdengung, trauma akustik.
ALAT UKUR
• Sound Level Meter( Lingkungan
kerja)
• Noise Dosimeter (Personal)
• OctaveBand Analyzer (Mengukur
kebisingan dan Frequensi)
ALAT UKUR LINGKUNGAN
KERJA
PENGUKURAN KEBISINGAN

Alat ukur

▶Sound Level Meter


▶Octave Band Analyzer
▶Noise Dose Meter

Alat Pemeriksaan telinga


▶Audiometer

61
NILAI AMBANG BATAS KEBISINGAN
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5
Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
Intensitas (dB) waktu pemaparan per hari

85 8 jam
88 4 jam
91 2 jam
94 1 jam
97 0,5 jam
100 15 menit
103 7,5 menit
106 3,75 menit
109 1,88 menit
112 0,94 menit
115 28,12 detik
118 14,06 detik
121 7,03 detik
124 3,52 detik
127 1,76 detik
130 0,88 detik
133 0,44 detik
136 0,22 detik
139 0,11 detik
PENGENDALIAN BISING

1. Secara Teknis 3. Secara Medis


• Memilih alat yang
tidak bising • Pemeriksaan audiometri
(pada awal, periodik, khusus
• Lubrikasi mesin dan akhir)
• Substitusi mesin
• Modifikasi mesin/ 4. Penggunaan APD
proses
• Ear Plug
• Pondasi mesin
• Pemeliharaan
• Ear Muff

2. Secara 5. Pendidikan/Penyuluhan
Administrasi
• Pengadaan ruang
kontrol
• Pengaturan jam kerja

63
EAR PLUG

Filtered Earplug (sumbat telinga


berfilter) dengan Noise Reduction
Rating (NRR) = 20 dB
E-A-R soft Fx, Foamplug (sumbat
telinga) dengan Noise
Reduction Rating (NRR) = 33 dB
E-A-R Express Pod Plugs, Foamplug
(sumbat telinga) dengan Noise
Reduction Rating (NRR) = 25 dB

E-A-R Classic, Foamplug (sumbat


telinga) dengan Noise
Reduction Rating (NRR) = 29 dB
Alat Pelindung Telinga
Macam –macam Ear
Plug (Sumbat telinga)
EAR MUFF

PELTOR® SWAT-TAC Earmuffs , dengan


Noise Reduction Rating (NRR) = 20 dB

E·A·R® Model 3000 Ear Muff, dengan


Noise Reduction Rating (NRR) = 20
dB

E·A·R® Model 3000 Ear Muff, dengan


Noise Reduction Rating (NRR) =
25 dB
E·A·R® Model 9000 Ear Muff, dengan
Noise Reduction Rating (NRR) = 16
dB
Alat Pelindung Telinga
Macam –macam Ear
Muffler (Penutup telinga)

Dapat mengurangi intensitas


suara 20 s/d 30 dB
GETARAN (VIBRATION)

Getaran dapat diartikan sebagai


gerakan dari suatu sistem
bolak- balik.
JENIS PEMAPARAN GETARAN :
▶ Whole body vibration (Getaran seluruh badan)
▶operator mesin produksi
▶Alat transportasi/alat berat
▶Terutama pada posisi kerja berdiri
▶ Hand and arm vibration (getaran lengan dan
tangan)
▶Jack hammer
▶Gurinda

▶Drill dan Bor


▶Chain saw
ALAT UKUR GETARAN
PENGARUH GETARAN TERHADAP
PEKERJA

Secara Umum
▶ Mengurangi kenikmatan bekerja
▶ Menambah terjadinya kelelahan
▶ Mengakibatkan gangguan kesehatan
Pada Tangan/Lengan:
▶ Sakit persendian & otot lengan
▶ Jari-jari & Telapak tangan
berkurang fungsinya
▶ Noda putih pada punggung jari & telapak tangan (White Finger
Syndrom) Pada Seluruh Tubuh:
▶ Gemetaran
▶ Sakit Kepala
▶ Penglihatan Kabur
▶ Kerusakan Organ dalam

71
NAB GETARAN

▶ Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 Tahun 2018


tentang K3 Lingkungan Kerja

Jumlah waktu pajanan Resultan percepatan di


Per hari kertja (jam) Sb.X, Sb.Y dan Sb.z

Meter per detik kuadrat


(m/dt2)
6 jam sampai dengan 8 jam 5

4 jam dan kurang dari 6 jam 6


2 jam dan kurang dari 4 jam 7
1 jam dan kurang dari 2 jam 10
0.5 jam dan kurang dari 1 jam 14
Kurang dari 0,5 jam 20
73
NAB GETARAN

▶ Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 Tahun 2018 tentang K3


Lingkungan Kerja

Jumlah waktu pajanan Per Nilai Ambang Batas


hari kertja (jam) Paparan Seluruh Tubuh.
Meter per detik
kuadrat
(m/dt2)
0.5 3.4644

1 3.4497
2 1.7322
4 1.2249
8 0.8661

74
PENGUKURAN GETARAN.
HAND ARM
WHOLE
BODY

Vibrations
WHOLE
BODY

Driving Industrial
Trucks and Heavy
equipment generates
Vibration Health
effects.
WHOLE
BODY
4 to 7 % of all workers in
Europe and the U.S.A are
expose to whole body
Vibration during their
activities and are dangerous
work
to
Health.
DAMPAK NEGATIF GETARAN :

▶ Gangguan kenyamanan kerja.


▶ Mempercepat terjadinya kelelahan.
▶ Gangguan kesehatan

▶ Kelainan peredaran darah


dan syaraf
▶ Sistem cardiovascular
▶ Kerusakan pada persendian
dan
tulang
TIGA BAGIAN KERJA

▶ Cold
▶ Vibrating objects
▶ Nicotine
Severe Cases

▶ Gangrene
▶ Amputation
Health
Effects Vascular
Disorders

Muscle

Normal Damage
Artery
Artery
Normal
flow
Flow
Restriction
Typical HAV Sources

▶ Fastening Tools
▶ Cutting Tools
▶ Finishing Tools
▶ Gardening Tools
▶ Compaction Tools
▶ Drilling/Boring Tools
PENGENDALIAN GETARAN
Secara teknis:
▶ Menggunakan alat yang rendah getaran
▶ Menambah damping
▶ Perawatan peralatan
▶ Remote Control

Secara administrasi:
▶ Rotasi Pekerjaan
ABC ABC ABC
▶ Mengurangi jam
kerja

Alat Pelindung Diri:


▶ Sarung tangan
83
PENCAHAYAAN

▶ Pencahayaan sangat diperlukan dalam


rangka peningkatan produktivitas.
▶ Penerangan yang bagus memungkinkan
kerja cepat ,cermat dan tanpa upaya yang
tidak perlu
▶ Pencahayaan yang jelek akan menurunkan
produktivitas, merusak organ penglihatan
dan bisa terjadi kecelakaan kerja.
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENCAHAYAAN

▶ Brightness
▶ Contras
▶ Background
▶ Glare
SUMBER CAHAYA

▶ Alami (Sinar Matahari)


▶ Buatan (artificial)
▶ Lampu TL (tube
Lamp)
▶ Lampu pijar
PENERANGAN/ PENCAHAYAAN

UNTUK
▶ Melihat obyek
▶ Menghindari kecelakaan
▶ Meningkatkan kesan menyegarkan

PENERANGAN DITEMPAT KERJA:


▶ Penerangan Umum
 Penerangan Lokal

88
PENERANGAN BURUK

▶ Kelelahan pada mata dengan akibat berkurang


efisiensi kerja.
▶ Kerusakan indra mata.
▶ Meningkatnya kecelakaan.
▶ Keluhan pegal-pegal di daerah mata dan
sakit kepala di sekitar mata.

89
FAKTOR-FAKTOR YANG
MENENTUKAN PENERANGAN

▶ Ukuran Objek
▶ Derajat Kontras
▶ Luminensi (=Bringthness)
▶ Lamanya melihat

90
Alat ukur

▶ Luxmeter
▶ Satuannya lux

91
Nilai Ambang Batas
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI N0.5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja

Tingkat Penerangan
Area Kegiatan Minimal (Lux)

Penerangan darurat 5 lux


Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan 20 lux
Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti: 50 lux
1. Mengerjakan bahan-bahan kasar
2. Mengerjakan arang atau abu
3. Mengerjakan barang-barang yang besar
4. Mengerjakan bahan tanah atau batu
5. Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu dipakai
6. Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar

Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas, seperti: 100 lux
1. Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah selesai
2. Pemasangan yang kasar
3. Penggilingan padi
4. Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas
5. Mengerjakan bahan-bahan pertanian
6. Kamar mesin dan uap
7. Alat pengangkut orang dan barang
8. Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal
9. Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil 91
10. Kakus, tempat mandi dan tempat kencing
Tingkat
Peneranga
Area Kegiatan
n
Minimal
(Lux)

Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil agak teliti, seperti: 200 lux


1. Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak kasar)
2. Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar
3. Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang
4. Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda
5. Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam kaleng
6. Pembungkusan daging
7. Mengerjakan kayu
8. Melapis perabot

Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang kecil, seperti: 300 lux
1. Pekerjaan mesin yang teliti
2. Pemeriksaan yang teliti
3. Percobaan-percobaan yang teliti dan halus
4. Pembuatan tepung
5. Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atau wol berwarna muda
6. Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat

92
Tingkat
Area Kegiatan Penerangan
Minimal (Lux)
Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan kontras sedang dan dalam waktu yang lama, 500-1000 lux
seperti:
1. Pemasangan yang halus
2. Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus
3. Pemeriksaan yang halus
4. Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca
5. Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)
6. Penjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua
7. Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik atau pekerjaan kantor yang lama dan teliti

Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang Paling sedikit 1000
untuk waktu yang lama, seperti: lux
1. Pemasangan ekstra halus (arloji, dll)
2. Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat)
3. Percobaan alat-alat yang ekstra halus
4. Tukang mas dan intan
5. Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakan
6. Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam percetakan
7. Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua
93
PENGENDALIAN PENERANGAN

SECARA TEKNIK:

▶ Memperbesar ukuran objek

▶ Menambah intensitas penerangan

▶ Mencegah kesilauan:

▶ Kekontrasan antara objek dengan latar belakang

▶ Melapisi/ mengecat permukaan mesin-mesin


yang mengkilat dengan bahan yang tidak
mengkilat

▶ Meletakan posisi lampu disebelah belakang kiri dan


lebih tinggi dari kepala pekerja

▶ Penataan warna dinding dan langit-langit dengan


warna yang cerah
95
SECARA ADMINISTRATIF

▶ Memperkerjakan pekerja berusia muda


untuk jenis pekerjaan teliti atau malam
hari.
▶ Perawatan dinding, langit-langit serta
lampu dan perangkatnya.
▶ Minimal 2 X dalam 1 tahun
▶ Kebersihan lampu dapat mempengaruhi
intensitas hingga kira-kira 35%

96
PENCEGAHAN KESILAUAN

▶ Pemilihan lampu secara tepat


▶ Penempatan sumber cahaya terhadap meja dan
mesin, diperhitungkan letak jendela
▶ Penggunaan alat pelapis yang tidak mengkilat.
▶ Penyaringan sinar matahari langsung.
RADIASI

▶ Radiasi pengion
▶ Radiasi non pengion
TERMINOLOGI/ISTILAH

▶ ION adalah suatu atom


atau molekul yg
bermuatan listrik
positif atau negatif
▶ RADIASI PENGION adalah
partikel atau
elektromagnetik yang
dapat menghasilkan ion
secara langsung/tidak
ketika interaksi dengan
suatu zat
TIPE RADIASI

▶ Radiasi Pengion
▶ Partikel  , , , sinar x
▶ Radioaktif
▶ Radiasi Non Pengion
▶ Gelombang mikro/Gelombang radio
▶ Medan magnet
▶ Sinar infra merah
▶ Radiasi sinar ultraviolet
SINAR INFRA MERAH

 Sinar Matahari
 Pengelasan
 Dapur atau Tanur
ULTRA VIOLET

▶ Sinar Ultra Violet diketahui merupakan salah satu sinar dengan daya
radiasi yang dapat bersifat letal bagi mikroorganisme.
▶ Sinar UV mempunyai panjang gelombang mulai 290 nm hingga 400 nm
dengan efisiensi tertinggi untuk pengendalian mikroorganisme adalah
pada 365 nm
SUMBER RADIASI ULTRA VIOLET

▶ Sinar Matahari
▶ Benda Berpijar
▶ Lampu Mercury
▶ Lampu Germanium
▶ Lampu Natrium
PENGGUNAAN UV

▶ Laboratorium
▶ Ruang Operasi Rumah Sakit
▶ Industri Makanan & Minuman
▶ Farmasi
▶ Peternakan
▶ dll
Keuntungan bagi kehidupan.

▶ Proses Photosintesa bagi tumbuhan


▶ Pembentukan Vitamin D dari Pro-Vitamin D
▶ Membunuh Kuman (antiseptic)
DAMPAK

▶ Kanker kulit
▶ Radang pada jaringan retina mata
▶ Penebalan jaringan sikatriks mata
▶ Katarak
▶ Malignant melanoma (Tumor)
JENIS SINAR UV

1. Ultraviolet A (UVA), λ = 320 – 400 nm


2. Ultraviolet B (UVB), λ = 290 – 320 nm
3. Ultraviolet C (UVC), λ = 290 nm

Jenis yang menimbulkan dampak kanker kulit adalah UV A-B


NAB. SINAR UV.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 Tahun 2018 tentang K3
Lingkungan Kerja
Iradiasi Efektif (IEF)
Masa pemaparan per hari mW/cm2
8 jam 0.0001
4 jam 0.0002
2 jam 0.0004
1 Jam 0.0008
30 menit 0.0017
15 menit 0.0033
10 menit 0.005
5 menit 0.01
1 menit 0.05
30 detik 0.1
10 detik 0.3
1 detik 3
0,5 detik 6
0,1 detik 30
PENGENDALIAN UV

▶ Menggunakan Sun Glases


▶ Menggunakan baju pelindung
▶ Mengurangi tingkat pemaparan
FAKTOR KIMIA

▶ Penanganan bahan kimia perlu mendapat


perhatian agar dapat memberikan
perlindungan bagi tenaga kerja dan
masyarakat umum, sejak dari pengadaan,
penyimpanan, pemakaian sampai
pengolahan sisa-sisa produksi yg
dihasilkan. Penanganan yang salah atau
tidak benar akan mengakibatkan kerugian
bagi tenaga kerja dan perusahaan.
PENGELOMPOKAN BAHAN KIMIA
BERDASARKAN SIFAT FISIKA DAN KIMIA

▶ Mudah terbakar spt benzena, aseton, eter, hexsan


▶ Mudah meledak spt amonium nitrat, nitro gliserine
▶ Bahan kimia beracun dan korosif seperti asam chlorida
▶ Bahan kimia reaktif terhadap air seperti
natriun hidroksida,karbit
▶ Bahan kimia yang besifat asam kuat
▶ Bahan kimia yang harus disimpan dlm tekanan
tinggi
seperti nitrogen dioksida hidrogen chlorida dalm
selinder
▶ Bahan kimia bersifat radioaktif
FAKTOR KIMIA

MENGENAL

MENILAI

MENGENDALIKA
N
FAKTOR BAHAYA KIMIA
Hampir semua jenis industri menggunakan bahan
kimia, yang dapat berasal karena adanya proses
kerja :

▶ Bahan baku
▶ Bahan tambahan/sampingan
▶ Bahan setengah jadi
▶ Bahan jadi/hasil produksi
▶ Sisa hasil produksi

Bahaya yang ditimbulkan bahan kimia


tergantung
pada sifat fisik, kimia dan racun setiap bahan
kimia, sehingga perlindungan tenaga kerja
dan
pengendalian bahan kimia di tempat kerja
perlu
diketahui dan dipahami dalam seluruh kegiatan
produksi.
PENGELOMPOKKAN BAHAN KIMIA
1. Kimia Partikel ( 0,02 – 500 μm )

▶ Debu >I μm - 50 μm ( silika, kapas )


suspensi
partikel benda padat di udara
▶ Fume ( uap logam ) 0, I μm - 1 μm ( fume ZnO,
PbO ) partikel padat yang terbentuk sbg hsl
kondensasi dari bentuk uap ( penguapan logam cair )
▶ Asap ( smoke ) < 0,5 μm ( pembakaran batubara
) partikel karbon bercampur dgn senyawa
hidrokarbon (pembakaran tidak sempurna )
▶ Kabut ( mist ) ( penyemprotan cat ) partikel cair diudara hsl
kondensasi bntk uap/gas
▶ Smog > 0,05 μm ( pekerjaan suspensi
pembuihan ) antara asap dan kabut
( pembuihan )
2. BAHAN KIMIA NON PARTIKEL (GAS)
▶ Sulfur dioksida (SO2 )
Tidak berwarna, terdiri dari SO2 dan SO3 yang
keduanya disebut SOx sulfur dioksida, berbau
tajam
Sumber :
▶ Kegiatan manusia (pembakaran BBM, arang,
kayu)
▶ Proses industri (pemurnian petrolium,
industri asam sulfat dan industri peleburan
baja.
▶ Sumber alam : gunung meletus.
Dampak terhadap kesehatan menyebabkan
iritasi sistem pernapasan (5 ppm atau lebih)
▶ KARBONMONOKSIDA
(CO)
Senyawa tidak berbau, tidak berasa dan tidak
berwarna, bersifat racun karena mampu
membentuk iakagtan kuat dengan darah
yaitu
hemoglobin

▶ Kendaraan
Sumber : bermotor (bensin), sebagai hasil
pembakaran tidak sempurna, tetapi jika sempurna
menghasilkan CO2.
▶ Pembakaran batubara, minyak dan sampah domestik.

Dampak
▶ Terganggunya metabolisme otot dan fungsi enzim,
▶ keracunan CO dapat memperparah gangguanotot
jantung
▶ NOx (Oksida Nitrogen)
Terdiri dari nitrogen monoksida NO yang tidak
berwarna dan tidak berbau dan Nitrogen
Dioksida (NO2) berwarna coklat kemerahan
dan berbau tajam , paling banyak diketahui
sebagai bahan pencemar udara.

Sumber :
▶ Pembakaran arang, minyak, gas dan bensin
dan pembuangan sampah

Dampak :
▶ dalam dosis tinggi dapat menyebabkan
gejala
kelumpuhan siste syaraf dan kekejangan.
POLUSI
UDARA
AKIBAT POLUSI UDARA
3. BAHAN KIMIA MENURUT REAKTIVITAS

▶ Mudah meledak
▶ Mudah terbakar
▶ Korosif
▶ Beracun
▶ Oksidator
▶ Reaktif terhadap air
▶ Reaktif terhadap asam
▶ Gas bertekanan
▶ Radio aktif
a. Bahan Kimia Mudah Meledak
(TNT, Nitrat dll)
reaksi ( gesekan, pukulan , jatuh ) berubah menjadi
gas disertai tenaga perusakan yang besar, pelepasan
tekanan yang besar disertai suara yang keras.
b. Bahan Kimia Mudah Terbakar
(Benzene, Heksan )
rekasi oksidasi pada kondisi tertentu menghasilkan api/
menimbulkan kebakaran.
c. Korosif: (Asam kuat, Basa kuat)
kerusakan pada logam.
d. Bahan Kimia Beracun (Karbon Disulfida, as sianida )

Dalam konsentrasi tertentu relative


mempengaruhi kesehatan manusia
e. Bahan kimia oksidator
(Potasium Perchlorat )dapat menghasilkan
oksigen dan sangat reaktif, menyebabkan
kebakaran
f. Bahan Kimia Reaktif terhadap air
( Aluminium tribromida )mudah bereaksi
dengan air dan mengeluarkan panas serta gas
yang mudah terbakar.
g. B a h a n
( K a li u mKPiemrikaloRreaat,kKtiaf
t emudah
r ha bereaksi
d a p adengan
s a masam dan mengeluarkan
l i panas
um P e r gas
serta m yang
a n gmudah
anatterbakar
) gas yang
beracun atau korosif
h. Gas Bertekanan (Asetilen, Hidrogen,
Nitrogen )
gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang
ditekan, maupun gas cair atau gas yang dilarutkan
dalam pelarut dibawah tekanan.
i. Bahan Radio aktif (Uranium Plutonium )
mempunyai kemampuan untuk memancarkan bahan
sinar radio aktif .
TITIK SAMLING EMISI
PENENTUAN TITIK SAMPLING
Pengambilan Sampel emisi

Pollutant emissions
from a source are
sampled isokinetically
using a Method 5
sampling train. The
collected sample is
analyzed to determine
the pollutant
concentrations.

Isokinetic Sampling
PEMERIKSAAN PARTIKEL (DEBU)

▶ PDS (Personal Dust Sampler)


▶ LVS (low Volum Dust Sampler)
▶ HVS (Hight Volum Dust Sampler)
PERSONAL DUST SAMPLER
PERHITUNGAN
(W2 – W1 ) 1000 ( T + 273) ( 760 )
Kadar Debu = --------------------------- x ----------------- X ----------
mg/m3
V Udara 298
P

Keterangan
W2: Berat filter debu sesudah sampling
W1: Berat filter debu sebelum sampling
V udara : Lama sampling x kec. pompa
PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DENGAN
PENYERAPAN BAHAN KIMIA

▶ Midget impinger diisi larutan Abs.


▶ Atur flow pompa sesuai dgn gas yang akan diambil
▶ Lama sampling 0.5 - 2 jam
▶ Dilanjutkan dgn analisa lab.
PENGAMBILAN KUALITAS UDARA

G a m b a r : Ta b u n g d a n p eral at an i m p i n g e r

G a m b a r : H VA S
Perhitungan Gas

V1 gram Sampel (T + (760)


Kadar Gas = 273) X ------
---- X ------------------ X ---------- mg/m3 P
V2 V udara 298

Ket:
V1 : Total Sampel
: Volume sampel yang dianalisa.
V2 : gram Sampel dalam grafik standar.
g : lama samling x kecepatan pompa.
ra
m
Sa
m
pe
NAB FAKTOR KIMIA
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 Tahun 2018 tentang K3
Lingkungan Kerja

▶ DEBU TOTAL : 10 mg/m3


▶ KARBON MONOKSIDA : 29 mg/m3
▶ SULFUR DIOKSIDA : 0.25 mg/m3
▶ NITROGEN DIOKSIDA : 5 ppm
▶ ASAM SULFIDA : 5 ppm
▶ ASAM KLORIDA : 2 ppm
▶ FORMALDEHID : 0.3 mg/m3
▶ AMMONIA : 17 mg/m3
▶ OZON : 0.2 mg/m3
▶ BENZEN : 0.5 ppm
▶ NIKEL : 1 mg/m3
▶ TIMAH HITAM : 0.05 mg/m3
▶ MERKURI : 0.025mg/m3
PENGENDALIAN

SUBSTITUSI

ISOLASI

VENTILASI

APD
1. ELECTROSTATIC PRECIPITATO
(EP) R
2. SIKLON
3. SCRUBBERS
4. CARTRIDGE COLLECTOR
5.BAGHOUSES
6. VENTILASI
7. PEMAKAIAN APD

▶ MASKER
▶ SARUNG TANGAN
▶ PAKAIAN KERJA
▶ RESPIRATOR
PELINDUNG PERNAPASAN
BREATHING
APPARATUS
Breathing Apparatus adalah alat bantu
pernapasan yang sumber udara yang
dikompres ke dalam tabung –
dibutuhkan saat atmosphere pada
ambang yang berbahaya
SAR Supplied Air Respirators
Component

Demand Full Face Mask


Valve

Pressure Harness
Gauge

Cylinder

Pressure Reducer Back Plate


FAKTOR BIOLOGI

Biological hazard adalah semua bentuk


kehidupan atau mahluk hidup dan
produknya dapat menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan
FAKTOR BIOLOGI

Faktor biologi dilakukan pengukuran, dan


pengendalian harus dilakukan pada tempat
kerja yang memiliki potensi bahaya faktor
biologi.
POTENSI BAHAYA FAKTOR BIOLOGICAL

▶ Microorganisme dan atau toksinnya


▶ Arthopoda dan /atau toksinnya
▶ Hewan invertebrate dan/atau toksinnya
▶ Alergen dan toksin dari tumbuhan lain
▶ Binatang berbisa
▶ Binatang buas dan
▶ Produk binatang dan tumbuhan
yang berbahaya lainnya.
SEKTOR PEKERJAAN

▶ Pertanian dan produk pertanian


▶ Perawatan kesehatan
▶ Lab. Klinis & lab. Risearch
▶ Perawatan gedung
▶ Fasilitas pembuangan dan sistem
pembuangan industri
FAK. BIOLOGI MASUK KEDALAM
TUBUH
▶ Inhalasi
▶ Pencernaan (kontaminasi makanan, terbawa
dari tangan ke mulut)
▶ Kulit (kulit luka atau tergores)
▶ Infeksi yang dibawa dari tangan ke mata
PEMERIKSAAN KOLONI KUMAN

Jumlah koloni kuman

koloni kuman
KK/m3 : ----------------------- X 1000
V
KK Udara
:Jumlah koloni kuman yang terbentuk
V udara : lama sampling x kec. pompa
PENGENDALIAN BAHAYA FAKTOR
BIOLOGI
▶ Menghilangkan sumber bahaya faktor
biologi dari tempat kerja
▶ Mengganti bahan dan proses kerja yang
menimbulkan sumber baya faktor biologi
▶ Mengisolasi atau membatasi pajanan
sumber bahaya faktor biologi
▶ Menyediakan sistem ventilasi
▶ Mengatur atau membatasi waktu pajanan
terhadap sumber bahaya faktor biologi
▶ Menggunakan baju kerja yang sesuai
▶ Menggunakan alat pelindung yang sesuai
LANJUTAN PENGENDALIAN
▶ Memasang rambu2 rambu yang sesuai
▶ Memberikan vaksinasi apabila
memungkinkan
▶ Meningkatkan higiene perorangan
▶ Memberikan disinfektan
▶ Penyediaan fasilitas sanitasi berupa air
mengalir dan anti septik, dan/atau
▶ Pengendalian yang sesuai dengan tingkat
resiko
FAKTOR FISIOLOGI/ERGONOMI

Fisiologi adalah ilmu tentang faal yaitu hasil


kerjasama koordinasi dari indera ,otak dan
susunan syaraf-syaraf, otot-otot dan alat-alat
lainnya.

Ergonomi Ilmu tentang keserasian antara


▶ Tenaga kerja
▶ Lingkungan kerja
▶ Alat kerja
FAKTOR ERGONOMI

Pengukuran faktor ergonomi dan


pengendalia faktor ergonomi harus
dilakukan pada tempat kerja yang memiliki
potensi bahaya faktor ergonomi:
POTENSI BAHAYA
FAKTOR ERGONOMI
▶ Cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh
yang tidak sesuai saat melakukan pekerjaan
▶ Desain alat kerja dan tempat kerja yang tidak
sesusuai dengan antropometri tenaga kerja
dan
▶ Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas
kerja.
PENGENDALIAN FAKTOR ERGONOMI
▶ Menghindari posisi kerja yang janggal
▶ Memperbaiki cara kerja dan posisi kerja
▶ Mendesain kembali atau mengganti tempat
kerja, obyek kerja, bahan, desain tempat
kerja, dan peralatan kerja
▶ Memodifikasi tempat kerja, obyek kerja,
bahan, desain tempat kerja, dan peralatan
kerja
▶ Mengatur waktu kerja dan waktu istirahat
▶ Melakukan pekerjaan dengan sikap tubuh
dalam keadaan posisi netral atau baik,
dan/atau
▶ Menggunakan alat bantu.
FAKTOR PSIKOLOGI

Ilmu yg mempelajari tingkah laku manusia yg


meliputi tingkah laku nyata /secara fisik dan
tingkah laku yg tidak nampak seperti
berpikir.
Bagaimana hubungan antara tenaga kerja
dengan pimpinan dan hubungan antara tenaga
kerja?
FAKTOR PSIKOLOGI

Pengukuran dan pengendalian factor psikologi


harus dilaksanakan pada tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya faktor psikologi
POTENSI BAHAYA FAKTOR
PSIKOLOGI
▶ Ketidakjelasan/ketaksaan peran
▶ Konflik peran
▶ Beban kerja berlebih secara kualitatif
▶ Beban kerja berlebih secra kuantitatif
▶ Pengembangan karir dan/atau
▶ Tanggung jawab terhadap orang lain
PENGENDALIAN FAKTOR
PSIKOLOGI
▶ Melakukan pemilihan , penempatan dan penempatan dan
pendidikan pelatihan bagi tenaga kerja
▶ Mengadakan program kebugaran bagi tenaga kerja
▶ Mengadakan program konseling
▶ Mengadakan komunikasi organisasional secara
memadai
▶ Memberikan kebebasan bagi tenaga kerja untuk
memberikan masukan dalam proses pengambilan keputusan
▶ Mengubah struktur organisasi fungsi dan/atau dengan
merancang kembali pekerjaan yang ada
▶ Menggunakan system pemberian imbalan tertentu dan/atau
▶ Pengendalian lainnya sesuai dengan kebutuhan.
HIGIENE DAN SANITASI

BANGUNAN TEMPAT KERJA


 Higiene dan sanitasi harus diterpkan pada
setiap
bangunan
 Penerapan hygiene dan sanitasi meliputi
 Halaman
 Gedung
 Bangunan bawah tanah
HALAMAN
▶ Halaman harus:
 Bersih ,rapi, tertata rapi, rata, dan tidak becek
dan
 Cukup luas untuk lalu lintas orang dan barang
 Gedung
 Penerapan hygiene dan sanitasi pada gedung
meliputi:
 Dinding dan langit –langit
 Atap
 Lantai
PENERAPAN HIGIENE DAN SANITASI
DILAKUKAN UNTU MEMASTIKAN GEDUNG
DALAM KONDISI:
▶ Terpelihara dan bersih
▶ Kuat dan kokoh strukturnya dan
▶ Cukup luas sehingga memberikan ruang
gerak paling sedikit 2(dua) meter persegi per
orang
DINDING DAN LANGIT-LANGIT

▶ Kering atau tidak lembab


▶ Dicat dan /atau mudah dibersihkan
▶ Dilakukan pengecatan ulang paling sedikit 5
(Lima) tahun sekali dan
▶ Dibersihkan paling sedikit 1(satu) kali setahun
LANTA
I
▶ Lantai sebagimana harus
▶ Terbuat dari bahan yang keras, tahan air, dan
tahan dari bahan kimia yang merusak
▶ Datar tidak licin, dan mudah dibersihkan
dan
▶ Dibersihkan secara teratur
▶ Atap sebagaimana harus
▶ Mampu memberikan perlindungan dari panas
matahari dan hujan
▶ Tidak bocor, tidak berlubang dan tidak
berjamur
BANGUNAN BAWAH TANAH
▶ Penerapan higiene dan sanitasi pada bangunan bawah tanah
dilakukan untuk:
 Mempunyai struktur yg kuat
 Mempunyai system ventilasi udara
 Mempunyai sumber pencahayaan
 Mempunyai saluran pembuangan air yang mengalir dengan baik
dan
 Bersih dan terawat dengan baik
 Dalam hal bangunan bawah tanah merupakan ruang
terbatas, penerapan hygiene dan sanitasi dilakukan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan .
FASILITAS KEBERSIHAN

Fasilitas kebersihan harus disiapkan pada setiap tempat kerja:


 Toilet dan kelengkapannya
 Loker dan ruang ganti pakaian
 Tempat sampah
 Peralatan kebersihan
Toilet:
 Bersih dan tidak menimbulkan bau
 Tidak ada lalat, nyamuk, atau serangga yang lain
 Tersedia saluran pembuangan air yang mengalir
LANJUTAN TOILET
▶ Tersedia air bersih
▶ Dilengkapi dengan pintu
▶ Memiliki sirkulasi udara yang baik
▶ Dibersihkan setiap hari secara periodic, dan
▶ Dapat digunakan selama jam kerja.
KELENGKAPAN JAMBAN

▶ Jamban
▶ Air bersih yang cukup
▶ Alat pembilas
▶ Tempat sampah
▶ Tempat cuci tangan dan
▶ Sabun
PENEMPATAN TOILET
▶ Penempatan toilet harus dipisahkan laki-laki ,
perempuan dan penyandang cacat serta berikan
tanda yang jelas
▶ Dalam hal perusahaan menyediakan tempat mandi ,
persyaratan tempat mandi, harus memenuhi
ketentuan
▶ Untuk menjamin Kecukupan atas kebutuhan jamban
dengan jumlah tenaga kerja dalam suatu waktu kerja
harus memenuhi ketentuan.
KETENTUAN JAMBAN
▶ Untuk 1 (satu) sampai 15 (lima belas) orang = 1 (satu) jamban
▶ Untuk 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) orang = 2 (dua)
jamban
▶ Untuk 31 (tiga puluh satu) sampai 45 (empat puluh lima) orang = 3
(tiga) jamban
▶ Untuk 46 (empat puluh enam) sampai 60 (enam puluh) orang =
4 (empat) jamban
▶ Untuk 61 (enam puluh satu) sampai 80 (delapan puluh) orang = 5
(lima) jamban
▶ Untuk 81 (delapan puluh satu) sampai 100 (seratus) orang = 6
(enam) janban
▶ Setiap penambahan 40 (empat puluh) orang ditambah 1 (satu)
jamban
Area Konstruksi Atau
Tempat Kerja Sementara
▶ Untuk 1(satu) sampai 19 (Sembilan belas) orang = 1 (satu) jamban
▶ Untuk 20 (dua puluh) sampai 199 (seratus sebilan puluh
Sembilan) orang = 1 (satu) jamban dan 1 (satu) peturasan untuk
setiap 40 (empat puluh) orang.
▶ Untuk 200 (dua ratus orang) atau lebih = 1 (satu) jamban dan 1 (satu)
peturasan untuk setiap 50 (lima puluh) orang
PESTISIDA

Pestisida adalah semua Zat kimia dan bahan


lain serta jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk memberantas hama dan
penyakit tanaman, memberantas rerumputan,
mematikan daun dan mencegah pertumbuhan
yang tidak diinginkan, mengatur dan
merangsang pertumbuhan tanaman,
memberantas atau mencegah binatang-
binatang atau jasad renik .
PENANGANAN PENGGUNAAN

▶ Residu pestisida adalah zat tertentu yang


terkandung dalam hasil pertanian,
bahan pangan dan pakan ternak
▶ Pedoman penggunaan pestisida adalah
penggunaan resmi yang dianjurkan atau
diharuskan pelaksanaannya tahap:
produksi,penyimpanan, transportasi,distribusi.
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN
KERJA YANG HARUS DIPENUHI:

▶ Tenaga kerja telah berumur 18


tahun keatas
▶ Telah mengalami pemeriksaan
kesehatan
▶ Telah mendapat penjelasan serta
latihan
▶ Mengerti cara pengelolaan
pestisida
KETENTUAN-KETENTUAN YANG HARUS
DIPENUHI OLEH TENAGA KERJA

▶ Tidak boleh mengalami pemaparan lebih dari 5


jam sehari dan 30 jam seminggu
▶ Memakai APD
▶ Menjaga kebersihan badan, pakaian kerja,
APD
▶ Dalam penyemprotan tidak boleh menggunakan
pestisida dalam bentuk debu
ALAT PELINDUNG DIRI

▶ Alat pelindung kepala


▶ Alat pelindung telinga
▶ Alat pelindung muka dan mata
▶ Alat pelidung pernapasan
▶ Pakaian kerja
▶ Sarung tangan
▶ Tali sabuk pengaman
▶ Pelindung kaki
SYARAT-SYARAT APD

▶ Enak dipakai
▶ Tidak menggangu
▶ Memberikan perlindungan yang efektif sesuai
dengan jenis bahaya ditempat kerja
LIMBAH INDUSRI

▶ Limbah gas
▶ Limbah cair
▶ Limbah padat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai