Anda di halaman 1dari 33

PT.

Kereta Api Indonesia (Persero)


Safety and Security Directorate

Materi Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja

Diklat Angkutan KA

PT. Kereta Api Indonesia (Persero)


Bandung, 20 April 2015

Documen Classification: Restricted


Pengertian K3

Sasaran dan Tujuan K3

Kecelakaan Kerja

Langkah – langkah Penanggulangan Kecelakaan Kerja

Kondisi Kerja yang Aman dan Sehat

Peraturan K3 di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Occupational Health Safety and Environment


1/2

Pengertian K3
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik
Filosofi jasmani maupun rohani, hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan sejahtera

Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya


Keilmuan mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran,
penyakit, dll

Kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau dapat


mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
Umum termasuk kontraktor, tamu, dan orang lain yang ada di tempat
kerja
DIREKTORAT KESELAMATAN & KEAMANAN

Occupational Health Safety and Environment


2/2

Pengertian K3

Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident


Keselamatan loss), injury/ Penyakit Akibat Kerja, kerugian harta benda,
proses, kerusakan lingkungan )

Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree


Kesehatan of physiological and psychological well being of the individual)

Aman (selamat) adalah suatu kondisi dimana atau kapan


Aman/ munculnya sumber bahaya telah dapat dikendalikan ke tingkat
Selamat yang memadai, dan ini adalah lawan dari bahaya (danger).
DIREKTORAT KESELAMATAN & KEAMANAN

Occupational Health Safety and Environment


Sasaran K3

Peralatan
Lingkungan Produksi
Kerja Sumber
Daya
Manusia
(Pekerja)

Occupational Health Safety and Environment


Tujuan (Program) K3
Menurut Undang – Undang No.1 Tahun 1970,
Tujuan Program K3 adalah:
1. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan,
2. Menurut
Menjamin Undang – Undang
keselamatan No.1
setiap Tahun
orang lain1970, Tujuan
(tamu, Program
kontraktor, K3 adalah:
supplier, dll) yang
berada di tempat kerja,
3. Menjamin bahwa setiap sumber produksi dipakai dan dipergunakan secara aman
dan efisien.

Occupational Health Safety and Environment


Mengapa Harus Ada Budaya K3?

1. Adanya potensi bahaya di setiap aktivitas


maupun area kerja yang dapat menimbulkan
Risiko Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat
Kerja (PAK).

2. Risiko Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat


Kerja (PAK) harus dapat dikendalikan oleh semua
lini pegawai di perusahaan.

Occupational Health Safety and Environment


Mengapa Harus Ada Budaya K3?
POTENSI BAHAYA

Sumber, situasi atau perilaku yang berpotensi menimbulkan cedera


pada manusia atau penyakit akibat kerja atau kombinasi keduanya.
Potensi bahaya berasal dari manusia, bahan, alat dan proses.

Perilaku
Berdiri di pintu kereta yang terbuka
pada saat kereta berjalan

1. Terjatuh /terlempar dari kereta


2. Terjepit pintu kereta
3. Terjatuh jika sambungan kereta
terlepas
4. Tergencet 2 bodi kereta
Occupational Health Safety and Environment
Kondisi Kerja Yang Aman Dan Sehat
Kondisi kerja yang aman dan sehat adalah kondisi dimana lingkungan
kerja, proses kerja, keadaan psikologis maupun fisik pekerja memenuhi
syarat keselamatan dan kesehatan kerja sehingga pekerja dapat bekerja
dengan baik dan aman.
Lingkungan kerja yang diharapkan :
1. Tatagraha yang terkelola
2. Kondisi tempat kerja bersih dan tidak licin
3. Suhu nyaman
4. Pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat yang seimbang
5. Mesin dan alat-alat produksi yang digunakan ergonomi
6. Pencahayaan yang sesuai dengan aktivitas kerja maupun jam kerja
7. Bahan-bahan Berbahaya dan Beracun (B3)terkendali
8. Limbah terkelola dengan baik
9. Hubungan antar pegawai yang harmonis

Occupational Health Safety and Environment


Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang berhubungan dengan Hubungan Kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena Hubungan Kerja, demikian pula kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
kerja dan pulang ke rumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui.

( Permen 03 / Men / 1994 )

Penyebab Kecelakaan Kerja

Unsafe • perilaku tidak aman yang dilakukan ketika bekerja


Action

Unsafe • kondisi tidak aman yang terdapat di lingkungan


Condition kerja

Occupational Health Safety and Environment


Apa potensi bahaya dari kondisi dibawah ini?

Occupational Health Safety and Environment


UNSAFE CONDITIONS
(KONDISI YANG TIDAK AMAN)

 lantai kerja licin


 pintu kereta terbuka saat berjalan
 kabel terkelupas/ panel listrik yang terbuka
 lingkungan kerja yang sangat bising
 tangga yang curam
 penyimpanan barang / material yang tidak tertata dengan baik
 penyimpanan B3 yang tidak dikelompokkan sesuai dengan
karakteristiknya
 penerangan yang tidak cukup
 ventilasi yang tidak cukup
 dsb.

Occupational Health Safety and Environment


UNSAFE ACTION
(AKTIVITAS YANG TIDAK AMAN)

 Menggunakan peralatan yang sudah rusak


 Bercanda/ bersenda gurau saat bekerja
 Mengoperasikan alat tanpa ijin
 Bekerja tidak sesuai dengan prosedur
 Menggunakan alat yang tidak sesuai dengan peruntukannya
 Melepas/ merusak alat pengaman pada alat kerja (bagian yang
berputar)
 Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sudah disediakan
 Dalam pengaruh alkohol
 Berdiri di bordes
 dsb

Occupational Health Safety and Environment


Potensi Bahaya-nya Apa?
Occupational Health Safety and Environment
Potensi Bahaya-nya Apa?
Occupational Health Safety and Environment
Perbandingan Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Area
20
18
16
14
12
10
2013
8
2014
6
4 2015

2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2013 5 0 3 3 1 15 1 3 1 3 0 4 0
2014 8 6 5 6 2 8 3 12 0 3 0 2 5
2015 18 3 4 8 5 5 2 11 2 2 0 2 3

Klasifikasi area: • Area 7 : Daop 7 Mn


• Area 1 : Daop 1 Jak, BY Manggarai dan GP Manggarai • Area 8 : Daop 8 Sb, BY Surabayagubeng dan GP
• Area 2 : Daop 2 Bd, Kantor Pusat, GP Cikudapateuh, BY Surabayagubeng
Jembatan Kiaracondong, dan BY Sintelis & LAA • Area 9 : Daop 9 Jr
Cikudapateuh • Area 10 : Divre 1 SU
• Area 3 : Daop 3 Cn dan BY Cirebonprujakan • Area 11 : Divre 2 SB
• Area 4 : Daop 4 Sm dan BY Tegal • Area 12 : Divre 3 SS, Subdivre 3.1 Kpt, BY Lahat dan GP
• Area 5 : Daop 5 Pwt Lahat
• Area 6 : Daop 6 Yk, BY Yogyakarta dan GP Yogyakarta • Area 13 : Subdivre 3.2 Tnk
Occupational Health Safety and Environment
Perbandingan Korban Kecelakaan Kerja Berdasarkan Penyebab

2013 2014 2015


Keterangan
Jumlah FWI Jumlah FWI Jumlah FWI
Pelemparan Batu 2 0.105 5 0.215 6 0.125
Terjepit Wesel 5 0.5 3 0.205 2 0.2
Terkena Alat Kerja 16 0.555 19 0.475 17 1.46
Terjepit Rangkaian 2 0.2 2 0.105 1 0.005
Tertabrak Sarana
1 1 8 6.2 17 11.315
Perkeretaapian
Karena Alat Angkat Angkut 2 1.1 1 0.1 0 0
Terjatuh di Tempat Kerja 2 0.2 7 0.605 15 0.74
Kebakaran 1 0.1 3 0 0 0
Kontak dengan Listrik 0 0 1 1 2 2
Lain - lain 5 0.5 11 1.255 6 0.125
Jumlah 36 4.26 60 10.16 66 15.97

• 34 Luka Ringan
• 18 Luka Berat
• 14 Meninggal ~ 11 orang
Mitra Kerja PT KAI

Occupational Health Safety and Environment


Contoh Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Tahun 2013

Kebakaran Kereta K1 00238 Kebakaran Kereta Pembangkit Kebakaran Gerbong K3 1


KA Argo Muria di Sta Cn P07806 di Spoor Cuci Sta Cn 11.13 KRL KFW di Empls

Jari Pegawai Putus Akibat Pegawai Tertimpa Lemari di Kebakaran Kereta Bagasi B
Tertimpa Lifting Jack Dipo Lok Sdt 05401 di Empl Sta Sbi
Occupational Health Safety and Environment
Contoh Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Tahun 2014

Jrr Meninggal Karena Terjatuh dari


Wajah Sebelah Kiri dan Kepala Bagian Pegawai Dipo Terjatuh dan Terlindas
Lokomotif dan Tertabrak Lokomotif yang
Belakang Terkena Bajak Profil Balas Lokomotif di Emplasemen Dipo Dipandu

OTC Meninggal Dunia Karena Jari Terlindas Roda Gerbong Saat Pegawai Terjatuh dari Excavator dan
Tersengat Listrik Aliran Atas Memasang Ganjal Tertabrak

Occupational Health Safety and Environment


Contoh Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Tahun 2015

PPJ Tertemper KA Ciremai di


Kebakaran Kantor Cabang BRI Kebakaran KA 173 Gayabaru
Jembatan Cimeta Daop 2
Stasiun Pasarsenen Malam Selatan
Bandung

Occupational Health Safety and Environment


Contoh Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Tahun 2015

3 Pegawai JJ menemper KA KA 185 dilempar batu dari


PPJ menemper KA 48 di awal
432 saat melakukan opname arah kiri di antara Rwl – Stl
BH 188 Jalur Hulu antara Sta
lengkung di lintas Kuripan – mengenai kaca Lok CC 201 78
Kradenan – Sulur
Plabuan 03 depan sebelah kiri

Occupational Health Safety and Environment


Langkah – langkah Penanggulangan Kecelakaan Kerja

Peraturan Perundang - Undangan

 Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik &


teknologi
 Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
 Penyelenggaraan pengawasan & pemantauan pelaksanaan K3

Peraturan Perusahaan

 Penetapan Surat Keputusan/ Instruksi Direksi terkait dengan K3

Standarisasi

 Adanya standar K3 akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan K3

Occupational Health Safety and Environment


Langkah – langkah Penanggulangan Kecelakaan Kerja

Inspeksi/ Pemeriksaan

 Merupakan suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja


masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3

Riset Teknis, Medis, Psikologis & Statistik

 Riset/penelitian untuk menunjang kemajuan bidang K3 sesuai


perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi

Pendidikan dan Latihan

 Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & keterampilan K3 bagi Tenaga


Kerja

Occupational Health Safety and Environment


Langkah – langkah Penanggulangan Kecelakaan Kerja

Persuasi

 Cara penyuluhan & pendekatan di bidang K3, bukan melalui penerapan &
pemaksaan melalui sanksi-sanksi

Asuransi

 Insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan kerja dengan


pembayaran premi yang lebih rendah terhadap perusahaan yang memenuhi
syarat K3

Penerapan K3 di Tempat Kerja

 Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja (penerapan Sistem


Manajemen K3) dalam upaya memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja

Occupational Health Safety and Environment


PERATURAN K3
DI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

Occupational Health Safety and Environment


1
Kebijakan Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan No.KP.501/IV/6/KA-
2009 tanggal 27 April 2009

2
Komitmen Keselamatan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
No.KP.501/I/4/KA-2011 tanggal 12 Januari 2011

3
SK Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) No.KEP.U/LL.507/III/2/KA-
2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Kebijakan Keselamatan

4
Surat Keputusan dan Instruksi Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
tentang K3 (APD, APAR, P3K dan Warning Sign)

Occupational Health Safety and Environment


ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Instruksi Direksi No.7/Ll.507/Ka-2012 tentang Syarat – syarat


Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
di Lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
1. APAR adalah suatu alat pemadam kebakaran yang dapat dijinjing/ dibawa,
dioperasikan oleh satu orang, berdiri sendiri, mempunyai berat antara 0,5
kg -16 kg dan digunakan pada api awal
2. APAR harus ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada saat mulai terjadinya kebakaran
3. Penggolongan jenis kebakaran:
a. Bahan padat kecuali logam
b. Bahan cair atau gas
c. Instalasi listrik bertegangan
d. Logam

Occupational Health Safety and Environment


ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

4. Penggolongan jenis APAR:


a. Cairan

Water

Powder
Foam

CO2
b. Busa/ Foam
c. Tepung kering/ Dry Chemical
d. Gas
5. Pemasangan APAR
a. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan
TANDA PEMASANGAN APAR PADA
35 CM TIANG KOLOM

ALAT PEMADAM API 3 CM

MERAH 20 CM

MERAH

CATATAN :
1. Segitiga sama sisi dengan warna 125 CM
dasar merah 7,5 CM
2. Ukuran sisi 35 Cm
3.Tinggi huruf 3 Cm berwarna putih
4. Tinggi tanda panah 7,5 Cm warna putih

Occupational Health Safety and Environment


ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

b. Jarak pemasangan antar APAR maksimal 15 meter


c. APAR dipasang menggantung di dinding, dengan bagian paling atas
berada pada ketinggian 1,2 m (kecuali jenis CO2 dan Tepung Kering
dapat lebih rendah, min 15 cm dari lantai)
d. Alat Pemadam Api Ringan dapat ditempatkan dalam lemari atau peti
tetapi tidak boleh dikunci dan bagian depan harus diberi safety glass
tebal maks 2 mm, dengan ukuran kaca sesuai ukuran APAR
e. Penyimpanan harus diantara suhu -44°C dan 49°C
f. Jika disimpan di alam terbuka harus dilindungi tutup pengaman
6. Pemeriksaan APAR
a. APAR harus diperiksa 2 kali dalam setahun
 6 bulanan
 12 bulanan
b. Jika cacat harus diperbaiki atau diganti

Occupational Health Safety and Environment


ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Contoh Tabung APAR

Air Foam CO2 DCP Pressure DCP Cartridge


TATA CARA PENGGUNAAN APAR

1 3
Pegang leher tabung
dan tarik pin
pengaman (pada saat Dekati api dan
menarik biarkan arahkan corong ke
handle yang atas sumber api
bebas (jangan
ditekan))

2 4
Tekan handle dan
sapukan dari kiri ke
Lakukan tes pancur/ kanan atau dari kanan
tekanan dengan ke kiri (jangan
mengarahkan corong berhenti menekan
ke tempat yang aman sebelum apinya
padam atau isinya
habis)
TATA CARA PEMASANGAN DAN PERAWATAN APAR
Safety and Security Directorate
Occupational Health Safety and Environment

Anda mungkin juga menyukai