Dosen Pengajar:
Winarko, SKM, M.Kes
Demes Nurmayanti, ST, M.Kes
Disusun Oleh:
Nur Fadhilla Aprili Yulianti (P27833321049)
Faktor Fisika
Faktor Fisika adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja yang bersifat
fisika, disebabkan oleh penggunaan mesin, peralatan, bahan dan kondisi lingkungan di sekitar
Tempat Kerja yang dapat menyebabkan gangguan dan penyakit akibat kerja pada Tenaga
Kerja, meliputi Iklim Kerja, Kebisingan, Getaran, radiasi gelombang mikro, Radiasi Ultra
Ungu (Ultra Violet), radiasi Medan Magnet Statis, tekanan udara dan Pencahayaan.
ALAT UKUR :
1 Persiapan
2 Sampling
3 Pengolahan Data
: Pilih alat, Cek kelengkapan Kalibrasi, SOP, SNI, Form sampling : Penetapan titik ukur,
Pengukuran,
: Evaluasi, Rekomendasi
(SNI 7186:2021) Pengukuran dan Evaluasi Paparan Getaran Pada Seluruh Tubuh Pekerja
Prinsip Kerja Pengukuran Whole body Vibration
• Percepatan getaran diukur dengan alat vibration meter pada posisi kerja duduk selama rentang
waktu tertentu.
• Getaran diterima oleh transduser dan diubah menjadi sinyal listrik yang dikuatkan oleh
amplifier diteruskan pada layar.
• Getaran diukur berdasarkan arah sistem koordinat pada titik dimana getaran merambat ke
tubuh
Persyaratan pengukuran
a) Vibrasimeter dalam kondisi baik dan harus terkalibrasi oleh laboratorium kalibrasi
yang terakreditasi.
b) Pengukuran disesuaikan dengan posisi kerja pekerja yang terpapar getaran seluruh tubuh
yang terdiri dari posisi kerja duduk, berdiri atau berbaring.
c) Pengukuran dilakukan pada semua posisi kerja dan jenis pekerjaan yang memiliki paparan
getaran.
d) Penyesuaian arah sumbu x, y dan z untuk setiap posisi kerja yang diukur
Metode Pengukuran
• Alat ukur (peralatan)
Peralatan yang digunakan untuk mengukur pemaparan getaran seluruh tubuh adalah
vibrasimeter yang terdiri dari:
o Unit utama vibrasimeter (a)
o Kabel penghubung akselerometer dengan unit utama. (b)
o Akselerometer tergabung dengan adaptor berbentuk piringan (c)
Pelaksanaan pengukuran
Lingkup pengukuran
1. Mengukur suhu lingkungan kerja
a. Iklim kerja panas
Pengukuran dan evaluasi iklim kerja panas dengan parameter indeks suhu basah dan bola
(ISBB) à SNI 7061:2019
b. Iklim kerja dingin
Pengukuran dan evaluasi iklim kerja dingin dengan parameter temperatur ekuivalen
2. Parameter yang diukur meliputi:
a. Suhu udara
1) Suhu kering
2) Suhu basah
3) Suhu radian
b. Kelembapan
c. Kecepatan aliran udara (angin)
3. Kategori lingkungan kerja meliputi:
a. Lingkungan kerja indoor
Lingkungan kerja yang karena karakteristik bangunan atau lokasinya sehingga
tidak terpajan secara langsung oleh cahaya matahari
b. Lingkungan kerja outdoor
Lingkungan kerja yang karena karakteristik bangunan atau lokasinya sehingga terpajan secara
langsung oleh cahaya matahari
Tujuan pengukuran
Tujuan pengukuran iklim kerja (lingkungan kerja) meliputi:
1. Mengetahui temperatur/suhu lingkungan kerja
2. Mengetahui potensi risiko kesehatan pada pekerja akibat kondisi iklim kerja (pekerja
berisiko)
3. Mengetahui tingkat pemenuhan regulasi atau NAB
4. Evaluasi program pengendalian yang telah dilakukan
5. Masukan untuk pengembangan program perbaikan
Alat Ukur
a) Alat Konvensional
alat ukur iklim kerja yang terdiri atas termometer suhu kering, suhu basah alami dan suhu bola,
yang pembacaannya dilakukan secara terpisah dan perhitungan iklim kerja ISBB dilakukan
dengan rumus yang terdapat pada dokumen ini.
b) Alat Digital
alat ukur yang memperagakan suatu pengukuran dalam bentuk angka sebagai pengganti jarum
penunjuk pada skala kontinyu dalam alat ukur analog
Prosedur
1. Penentuan titik pengukuran
Titik pengukuran iklim kerja ditentukan dengan memperhatikan:
a) Terdapat sumber panas atau dingin seperti mesin, proses, dan lain-lain.
b) Merupakan area yang terpajan panas seperti terpajan oleh matahari
c) Terdapat aktivitas kerja atau ada orang yang bekerja.
2. Persiapan
a) Persiapan formulir dan denah
• Operator/teknisi menyiapkan denah area kerja yang akan diukur guna menentukan titik
pengukuran yang tepat (contoh lampiran D)
• Menyiapkan formular pencatatan yang diperlukan (contoh lampiran
E dan F)
b) Persiapan alat ukur
• Operator/teknisi memastikan peralatan yang akan digunakan (konvensional/digital) lengkap
dan berfungsi dengan baik, dan sesuaikan pengaturan menu (setting) pengukuran pada alat
(digital)
• Pastikan sertifikat kalibrasi alat masih berlaku
• Mempersipakan alat ukur kecepatan angin
• Mempersiapkan perlengkapan pengukuran lainnya (tripod, baterai,
dll) 3. Pengukuran
a) Persyaratan
• Pengukuran dilaksanakan pada kondisi kerja normal.
• Kondisi lingkungan yang diukur tidak membahayakan bagi
operator/teknisi maupun alat seperti hujan, angin kencang, ombak,
proses produksi dan kondisi lingkungan yang berisiko lainnya.
• Pengukuran tidak boleh mengganggu aktivitas pekerjaan.
b) Langkah-langkah Pengukuran iklim kerja panas menggunakan alat digital
:
1) Letakkan alat pengukur iklim kerja pada titik pengukuran dengan mengatur ketinggian
sensor alat sesuai posisi kerja mayoritas pekerja (posisi berdiri sekitar 1,00 m dan posisi duduk
sekitar 0,60 m).
2) Aktifkan alat ukur dengan menekan tombol on dan biarkan selama minimal 10 menit untuk
penyesuaian terhadap suhu lingkungan kerja.
3) Mulai pengukuran iklim kerja dengan mengaktifkan perekaman selama
30 menit.
4) Untuk alat yang tidak dapat merekam maka pembacaan hasil pengukuran
dilakukan setiap 5 menit selama 30 menit.
5) Untuk lingkungan kerja yang dipengaruhi oleh matahari langsung maka
pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali (pagi, siang, sore) atau pengukuran dilakukan pada
kondisi iklim kerja yang paling dirasa panas oleh pekerja.
6) Nonaktifkan fungsi perekaman.
7) Apabila akan dilakukan pengukuran pada titik berikutnya, maka ulangi
mulai dari langkah kedua.
8) Lakukan unggah data apabila pengukuran telah selesai.
2. Tempatkan alat ukur di titik pengukuran selama 20 menit untuk penyesuaian terhadap suhu
lingkungan kerja.
3. Lakukan pembacaan hasil pengukuran setiap 5 menit sebanyak 6 kali pembacaan dan catat
dalam formulir yang disediakan (lampiran F).
4. Apabila akan dilakukan pengukuran pada titik selanjutnya, maka ulangi mulai dari langkah
(1).
2. Informasi beban kerja. Beban kerja ditentukan berdasarkan laju metabolik dengan merujuk
pedoman teknis penerapan K3 lingkungan kerja peraturan perundang- undangan yang berlaku.
3. Pola kerja/pola pajanan, Pola kerja/pola pajanan merupakan pengaturan waktu kerja di
lingkungan kerja panas dengan waktu istirahat dalam setiap jamnya. Pola kerja/pola pajanan
dikategorikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Terdapat pekerja yang beraktivitas pada area atau lokasi tersebut 2. Waktu dan durasi
pengukuran (Lingkungan kerja)
• Waktu pengukuran disesuaikan dengan waktu kerja
• Durasi pengukuran
1. Sesuai dengan tujuan pengukuran :
1. Mapping / kontur à mengukur SPL setiap titik selama minimal 3 menit
2. Membandingkan tingkat kebisingan lingkungan dengan NAB:
1. Kebisingan bersifat kontinyu dan steady
2. Waktu paparan diketahui
3. Pengukuran dilakukan selama 15 menit
4. Menggunakan parameter LEQ, LAVG, atau TWA
3. Pengaturan alat (setting) yang digunakan umumnya adalah: (Untuk kebisingan yang
umumnya terdapat di industri)
Analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan berat adalah suatu proses
pengisolasian dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam kondisi semurni
mungkin.
Acuan Standar Metode Pengukuran 1. SNI
2. ISO (Internasional Organization for Standardization)
3. OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
1. Elimination
Menghilangkan faktor bahaya di tempat kerja atau area kerja. Menghentikan proses pekerjaan
yang menimbulkan bahaya
2. Substitution / Reduction
Menurunkan tingkat bahaya di area kerja. Mengganti peralatan, metode kerja
3. Engineering Control / Rekayasa
Melakukan rekayasa atau modifikasi, untuk mengurangi paparan bahaya dari sumbernya.
Modifikasi Alat, Peralatan, menambahkan Exhaust / Ventilasi, memberikan sekat atau
pengaman, Fume Hood.
4. Administrative Control
Pengendalian Administrasi tidak menghilangkan bahaya, hanya mencegah personal terpapar
bahaya
Pembuatan SOP, Training Pekerja, Shift kerja, Pembuatan Tanda Bahaya
5. PPE (Personal Protective Equipment) / APD (Alat Pelindung Diri) Penggunaan alat
pelindung diri.
Menggunakan masker, respirator, earplug, coverall.
Saran Memilih Instrument
1. Instrument yang digunakan sudah sesuai standar ISO / OSHA / NIOSH / IEC / SNI
2. Mempunyai fitur yang memudahkan penggunaan pengukuran
3. Mempunyai logger yang dapat digunakan sebagai Analisa data.
4. Alat dapat di kalibrasi satu tahun sekali baik secara lokal maupun manufaktur sesuai standar
acuan ISO 17025.
5. Vendorpenjualmemberikan after sales service berupa garansi, training alat maupun refresh
training.
6. Vendorpenjualmemberikan jaminan ketersediaan spare part selama 5 tahun kedepan.
7. Vendor penjual mempunyai teknisi terlatih dan tersertifikasi dari manufaktur
Lingkup pengukuran
Strategi pengukuran
1. Jumlah dan letak/lokasi titik pengukuran
• Jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan kerja
• Titik pengukuran meliputi sumber dan area kerja yang terpapar
• Kriteria/pertimbangan penentuan titik pengukuran
• Terdapat sumber/proses yang mengeluarkan panas
• Terpapar oleh panas yang berasal dari sumber/proses lain
• Terdapat pekerja yang beraktivitas pada area atau lokasi tersebut
3. Pengaturan alat (setting) yang digunakan, terutama logging rate pada alat digital
(mempunyai fungsi penyimpanan data)
• Pengaturan logging rate akan mempengaruhi jumlah data yang diperoleh
• Semakin banyak jumlah data yang diperoleh à semakin mampu memperlihatkan fluktuasi
atau perubahan iklim kerja dan semua parameter pengukuran selama periode pengukuran
• Logging rate umumnya adalah : 1 mnt, 2 mnt, 5 mnt, 10 mnt, 15 mnt, 30 mnt, dan 60 mnt.
Alat ukur iklim kerja harus mampu mengukur semua parameter yang dibutuhkan dalam
melakukan evaluasi iklim kerja, yaitu
a. Suhu udara : Alat ukur harus mempunyai 3 termometer untuk mengukur: • Suhu kering à
Termometer suhu kering (Ta)
• Suhu basah à Termometer suhu basah (Tnwb)
• Suhu radian à Termometer suhu radian (Tg)
b. Kelembapan à (hygrometer)
c.Kecepatan aliran udara (angin) à Anemometer
Langkah pengukuran
Secara umum langkah pengukuran terdiri atas:
1. Persiapan
a) Mempersiapkan titik pengukuran (sumber dan area kerja)
b) Mempersiapkan alat (kelengkapan, fungsi, kalibrasi, pengaturan, dll)
c) Mempersiapkan sarana pendukung (triport, meteran, form pencatatan, dll)
2. Pelaksanaan
a) Penempatan alat ukur pada titik pengukuran yang tepat, tidak mengganggu aktivitas kerja
dan alat
a) Melakukan pengukuran semua parameter
b) Melaksanakan pengukuran sesuai metode standar (ketinggian sensor, dll)
c) Mencatat informasi penting seperti kondisi selama pengukuran, gambaran aktivitas kerja,
jumlah pekerja, dll
3. Perhitungan data
a) Menghitung hasil pengukuran iklim kerja sesuai dengan tipe lingkungan kerja (indoor atau
outdoor)
b) Data penting yang umumnya diperhatikan meliputi: rata-rata, nilai minimal, nilai maksimal,
dan waktu terjadinya nilai maksimal.
4. Analisis
a) Melakukan analisis terhadap iklim kerja dan membandingkan dengan NAB
Standar dan Regulasi
• SNI 7061:2019 tentang Pengukuran dan evaluasi iklim kerja
• Nilai ambang batas : Permenaker 05 tahun 2018
• Iklim kerja panas
• Iklim kerja dingin Lingkup Pengukuran Kebisingan
Strategi pengukuran
1. Jumlah dan letak/lokasi titik pengukuran
• Jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan kerja
• Titik pengukuran meliputi sumber dan area kerja yang terpapar
• Kriteria/pertimbangan penentuan titik pengukuran
• Terdapat sumber/proses yang mengeluarkan bising
• Area kerja yang terpapar oleh bising yang berasal dari sumber/proses lain
• Terdapat pekerja yang beraktivitas pada area atau lokasi tersebut
2. Waktu dan durasi pengukuran (Lingkungan kerja)
• Waktu pengukuran disesuaikan dengan waktu kerja
• Durasi pengukuran
• Sesuai dengan tujuan pengukuran
• Mapping / kontur à mengukur SPL setiap titik selama minimal 3
menit
• Membandingkan tingkat kebisingan lingkungan dengan NAB: