Anda di halaman 1dari 17

Universitas Indonesia

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Mata Kuliah Praktikum Higiene Industri
Dosen Pengampu : Doni Hikmat Ramdhan, S. KM, M. KKK. Ph.
D
Nama : Achmad Abdillah Pasha
NPM : 2006473011

UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKTIKUM HIGIENE INDUSTRI

1.
a) Apa nama dan kegunaan alat tersebut?
Alat tersebut adalah Lux Meter. Lux Meter berfungsi untuk mengukur intensitas
pencahayaan pada suatu ruangan atau area kerja dimana terdapat aktivitas kerja yang
sedang terjadi
b) Sebutkan bagian-bagian dari alat tersebut!

a. Sensor input → Merupakan pusat sensor dari cahaya yang telah dikumpulkan
dan tersambung dengan light sensor menggunakan kabel daan terhubung dengan
unit instrumen utama
b. LCD display → Merupakan layar yang menampilkan hasil pengukuran
pencahayaan

1
c. Keypad → Merupakan bagian yang berisi tombol pengaturan
untuk pengukuran pencahayaan, seperti tombol on/off,
d. Light sensor → Merupakan bagian yang berfungsi untuk
menangkap cahaya yang kemudian akan diteruskan pada sensor
input. Light sensor memiliki tutup yang harus dibuka saat ingin
mengukur pencahayaan

c) Bagaimana cara melakukan pengukuran menggunakan alat tersebut?

- Pasang baterai 9 volt pada unit instrumen


- Hubungkan rangkaian sensor input dengan unit instrumen
- Nyalakan alat dengan menekan tombol on/off pada keypad dan tutup
rapat untuk melakukan pengecekan antara dan pastikan pembacaan yang
muncul di layar menunjukkan angka nol
- Pastikan rentang pengukuran lux meter sesuai dengan intensitas
pencahayaan yang diukur
- Lakukan pengukuran dengan ketinggian sensor alat 0,8 meter dari lantai
untuk mengurangi intensitas pencahayaan umum
- Buka penutup light sensor dan letakkan sensor pada titik pengukuran
- Baca dan catat hasil pengukuran pada layar setelah menunggu beberapa
saat sehingga didapat nilai angka yang stabil
- Lakukan pengukuran pada titik yang sama sebanyak 3 kali
- Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas
pencahayaan umum seperti pada Lampiran C, dan untuk intensitas
pencahayaan setempat seperti pada Lampiran D SNI 7062;2019
- Setelah selesai mematikan alat, kemudian lepaskan sensor input dan
simpan alat dengan baik.

d) Apa saja ketentuan untuk menentukan titik pengukuran menggunakan alat


tersebut?

2
Pengukuran menggunakan lux meter merupakan pengukuran
pencahayaan pada area kerja. Dalam pelaksanaannya, pengukuran
pencahayaan di area kerja memiliki ketentuan sebagai berikut:

- Pencahayaan Umum
1. Jika luas ruangan kurang dari 50 meter persegi, jumlah titik pengukuran
dihitung dengan mempertimbangkan bahwa satu titik pengukuran
mewakili area maksimal 3 meter persegi, dimana titik pengukuran
merupakan titik temu antara dua garis diagonal panjang dan lebar
ruangan

2. Jika luas ruangan berkisar antara 50-200 meter persegi, jumlah titik
pengukuran minimal 25 titik, dimana titik pengukuran merupakan titik
temu antara dua garis diagonal panjang dan lebar ruangan
3. Jika luas ruangan di atas 200 meter persegi, jumlah titik pengukuran
minimal 36 titik, dimana titik pengukuran merupakan titik temu antara
dua garis diagonal panjang dan lebar ruangan
- Pencahayaan Setempat
1. Penempatan sensor sejajar permukaan objek
2. Penempatan pada bidang vertikal
3. Penempatan pada bidang horizontal
4. Penempatan pada stasiun meja komputer

3
e) Suatu ruangan laboratorium kimia memiliki Panjang 15 m
dan Lebar 10 m. jenis lampu pada ruangan tersebut adalah
lampu Flourescent. Hasil rata-rata dari pengukuran
menggunakan lux meter sebesar 425 lux (hasil pembacaan alat
belum terkonversi jenis lampu). Berapakah nilai pencahayaan dan minimum
jumlah titik pengukuran pencahayaan pada ruangan tersebut? Rekomendasi apa
yang dapat diberikan terkait hasil pengukuran ruangan laboratorium tersebut?
(persyaratan pencahayaan laboratorium berdasarkan Permenkes RI No 70 Tahun
2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
adalah 500 lux)

Dari peristiwa di atas, dapat disimpulkan bahwa ruangan tersebut memiliki luas
sebesar 150 meter persegi sebagai hasil perkalian panjang dan lebar ruangan. Maka dari
itu, jumlah titik pengukuran minimal yang harus dibuat adalah 25 titik, dimana titik
pengukuran merupakan titik temu antara dua garis diagonal panjang dan lebar ruangan.
Dengan informasi bahwa lampu yang digunakan adalah lampu fluorescent, maka hasil
pengukuran lux meter harus dikali dengan faktor koreksinya, yakni sebesar 0,98. Maka
dari itu nilai pencahayaan laboratorium ini sebesar 416,5 lux. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pencahayaan di laboratorium ini belum melebihi ambang batas, namun
harus diperhatikan bahwa penempatan pekerja dan durasi pekerja berada di bawah
pencahayaan tersebut menjadi hal yang penting dan senantiasa diperhatikan. Aspek
pencahayaan tambahan, seperti dari layar atau monitor juga harus dipertimbangkan
dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium agar tidak melebihi ambang batas yakni 500
lux.

4
2.

a) Apa nama dan kegunaan alat tersebut?


1. Personal Noise Dosimeter merupakan alat pengukur pajanan bising personal
yang diletakkan di sekitar hearing zone. Alat ini juga berfungsi untuk
menentukan dosis bising yang dapat diterima pekerja dan dapat digunakan
dengan diklip ke saku/kerah baju pekerja. Bagian-bagian alat ini terdiri atas:
a. Windscreen
b. Sensor
c. LCD display
d. Keypad
2. Sound Level Meter merupakan alat pengukur pajanan bising lingkungan yang
diletakkan di sekitar area kerja atau di dekat sumber bising dan dapat dipasang
menggunakan tripod. Bagian-bagian alat ini terdiri atas:
a. Windscreen
b. LCD display

5
c. Keypad

b) Bagaimana tahap melakukan kalibrasi menggunakan alat tersebut?


1. Personal Noise Dosimeter
- Di awal, tekan tombol enter selama 3 detik untuk menyalakan alat
- Untuk kalibrasi, pijit tombol profile dan enter secara bersamaan
- Nyalakan kalibrator dan sambungkan dengan bagian atas yang berbentuk
tabung. Umumnya alat akan terkalibrasi secara manual
- Pada layar, akan tertera dua faktor, jika keduanya masih berada di bawah
2 dB, maka hasil dapat diterima dan dapat digunakan. Jika tidak, maka
kalibrasi harus diulangi kembali
- Pasang windscreen
- Menekan tombol back setelah kalibrasi
2. Sound Level Meter
- Di awal, tekan tombol enter selama 3 detik untuk menyalakan alat
- Untuk kalibrasi, pijit tombol profile atau tombol paling atas kedua
sebelah kiri
- Nyalakan kalibrator dan sambungkan dengan bagian atas yang berbentuk
tabung. Umumnya alat akan terkalibrasi secara manual
- Enter data kalibrasi sebesar 114 desibel (maksimal)
- Nilai koreksi kalibrasi memiliki rentang +- 0,5 dB, jika sudah memenuhi
maka kalibrasi selesai dan siap digunakan. Jika tidak, dilakukan
pengukuran ulang
- Lepas alat dari kalibrator
- Hindari menyimpan peralatan pengukuran kebisingan di mana suhunya
bisa lebih rendah dari -13°F (-25°C) atau lebih tinggi dari 158°F (70°C).

6
- Hindari membawa peralatan dingin ke lingkungan
yang sangat lembab, yang dapat memungkinkan kelembaban
mengembun pada instrumen.

Kalibrasi sound level meter juga dapat dibagi atas dua jenis, yakni:
1. Kalibrasi internal, yakni kalibrasi yang dilakukan dengan memakai
referensi tegangan pada rangkaian-rangkaian listrik dari meteran tingkat
kebisingan serta amplitude yang disesuaikan. Penyesuaian dilakukan
dengan membandingkan nilai yang ditampilkan oleh fitur kalibrasi
internal pada nilai tertayang dari meteran tingkat kebisingan.
2. Kalibrasi akustik merupakan kalibrasi yang dilakukan dengan cara
menyisipkan generator suara atau pistonphon ke dalam mikrofon dari
meteran tingkat kebisingan dan memakai tekanan suara referensi
(berbeda menurut alatnya, contoh 94 dB pada 1 kHz, 124 dB pada 250
Hz, dll.). Skala penuh (FS) dari meteran tingkat kebisingan yang dipakai
oleh masukan sinyal kalibrasi disetel 6 dB lebih tinggi dari pada tingkat
tekanan suara dari sinyal kalibrasi normal. Contoh, bila suara sinyal
kalibrasi ialah 124 dB, maka disetel 130dB, atau bila suara sinyal
kalibrasi adalah 94 dB, maka distel 100 dB pada alat

c) Sebutkan bagian-bagian dari alat tersebut!


1. Personal Noise Dosimeter. Bagian-bagian alat ini terdiri atas:
a. Windscreen
b. Sensor
c. LCD display
d. Keypad
2. Sound Level Meter. Bagian-bagian alat ini terdiri atas:
a. Windscreen
b. LCD display

7
c. Keypad

d) Bagaimana cara melakukan pengukuran menggunakan alat tersebut?


1. Personal Noise Dosimeter
- Tentukan sampel (pekerja berisiko) yang akan diukur
- Lakukan pengaturan alat dengan ketentuan sebagai berikut
a. Weighting : A
b. Response : Slow
c. Exchange Rate : 3 dB
d. Criterion level : 85 dBA
e. Threshold Limit/Ambang Batas : 70 dB
- Pasang alat ukur sedemikian rupa sehingga mikrofon berada pada
hearing zone dan perangkat lainnya tidak mengganggu aktivitas kerja.
Pasang windscreen dan pencet profile dan scroll bersamaan untuk record
data
- Lakukan pengukuran sesuai dengan durasi kerja atau jam paparan
- Apabila pengukuran tidak mencapai 8 jam, maka aktifkan menu
“projected dose”
- Pembacaan hasil pengukuran dengan scroll data dan lihat nilai
maksimum, minimum, dan ekuivalennya

2. Sound Level Meter


- Hidupkan alat ukur intensitas kebisingan.
- Periksa kondisi baterai, pastikan bahwa keadaan power dalam kondisi baik.
- Pastikan skala pembobotan dengan menggunakan Filter A

8
- Sesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan
karakteristik sumber bunyi yang diukur (S untuk sumber bunyi
relatif konstan atau F untuk sumber bunyi kejut).
- Posisikan mikrofon alat ukur setinggi posisi telinga manusia
yang ada di tempat kerja.
- Hindari terjadinya refleksi bunyi dari tubuh atau penghalang sumber bunyi.

e) Jelaskan perbedaan kebisingan personal dan kebisingan area!

Kebisingan personal merupakan bising yang dirasakan oleh pekerja di sekitar area
hearing zone atau seringkali disebut dengan dosis bising yang masih mampu diterima
pekerja untuk bekerja selama satu shift kerja dengan nilai ambang batas tertentu.
Sedangkan kebisingan area adalah kebisingan relatif dari suatu area/tempat kerja
dimana terdapat sumber bising dan aktivitas kerja yang terjadi

3.
a) Apa nama dan kegunaan alat tersebut?
Alat tersebut adalah sensor environmental thermal monitoring atau pengukuran WBGT
(wet bulb globe temperature) atau ISBB (indeks suhu bola dan basah). Alat ini
berfungsi untuk mengukur iklim kerja panas di tempat kerja yang dipengaruhi oleh suhu
bola, suhu basah alami, suhu kering, dan kelembaban relatif
b) Sebutkan prinsip penggunaan alat tersebut!
Alat ini menggunakan prinsip pengukuran iklim kerja panas yang didasarkan pada
beberapa aspek, diantaranya adalah:
1. Suhu bola → suhu yang mengindikasikan tingkat panas radiasi

9
2. Suhu kering → Suhu udara lingkungan sekitar atau suhu
ambien
3. Suhu basah alami → Suhu penguapan air pada suhu yang
sama menyebabkan keseimbangan uap air dipengaruhi oleh
kelembaban dan kecepatan angin
4. Kelembaban relatif → Relativitas kelembaban udara pada iklim kerja
c) Apa saja ketentuan untuk menentukan titik pengukuran menggunakan alat
tersebut?
Titik pengukuran iklim kerja menggunakan WBGT/ISBB dapat ditentukan
dengan memperhatikan beberapa aspek di bawah ini:
● Terdapat sumber panas atau dingin seperti mesin, proses kerja dan
sebagainya
● Merupakan area yang terpajan panas seperti terpajan oleh matahari atau
panas mesin
● Terdapat aktivitas kerja atau orang yang bekerja.
● Catatan : Jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan jumlah sumber
atau luas area terpajan panas.

d) Ketika melakukan perhitungan iklim kerja di ruang terbuka didapatkan suhu


bola sebesar 40,8 0C, suhu basah alami sebesar 28,80C, dan suhu kering sebesar
35,60C. Berapakah index suhu bola basah di tempat tersebut?

Pada kasus di atas, ditemukan bahwa pekerjaan dilangsungkan pada kegiatan outdoor
atau di luar ruangan, maka dari itu kondisi pekerjaan sangat dipengaruhi oleh radiasi
sinar matahari secara langsung, sehingga rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:
ISBB: Indeks Suhu Basah dan Bola
SBA; Suhu Basah Alami
SBL Suhu Bola

10
SK: Suhu Kering

Perhitungan:
ISBB: 0,7 (28,8) + 0,2 (40,8) + 0,1 (35,6)
ISBB: 20,16 + 8,16 + 3,56
ISBB: 31,88 derajat celcius

4. Jelaskan perbedaan cara melakukan pengukuran getaran pada tangan dan


seluruh tubuh menggunakan alat vibrasi meter! Sebutkan prinsip penggunaan alat
tersebut

- Getaran Tangan dan Lengan (GLT)/Hand Arm Vibration (HAV)


A. Persiapan Alat
1. Pastikan bahwa alat berfungsi dan dalam kondisi baik dan menggunakan
baterai yang cukup daya untuk pengukuran.
2. Pastikan alat telah terkalibrasi
3. Menentukan posisi pengukuran (duduk, berdiri atau berbaring)
4. Melakukan pengaturan alat
5. Pilih transducer/sensor sesuai dengan jenis pekerjaan yang dapat
mewakili besar paparan getaran pada lengan dan tangan pekerja. Jika
pekerjaan mayoritas merambatkan getaran menuju telapak tangan,
gunakan transducer telapak tangan dengan biodynamic untuk telapak
tangan dan bacicentric untuk pegangan alat
6. Lakukan set-up untuk mengatur beberapa indikator pengukuran dan
siapkan formulir pencatatan yang diperlukan

B. Pengukuran

11
1. Hubungkan rangkaian transducer/sensor Hand Arm dengan unit Vibration Meter,
pastikan slot transducer/sensor Hand Arm sudah terpasang dengan benar
2. Menyalakan alat dengan tekan bersamaan (Alt&Start)
3. Pilih mode "Current Setup", kemudian tekan (Enter) (Alat
akan warming up selama 60 detik)
4. Tekan (Shift) kemudian (Menu) untuk masuk ke dalam mode menu Pilih
"Function" → "Measurement Function" → pilih opsi 1/3 Octave. Tekan (Esc)
untuk kembali menu awal.
5. Lakukan set-up untuk mengatur beberapa indikator pengukuran
6. Menyetel alat sesuai ketentuan standar pada tombol measurement
7. Pasang transduser/sensor hand arm pada telapak tangan orang yang akan diukur,
yang bersinggungan langsung dengan sumber getaran. Pilih pengikat yang sesuai
dengan lekukan alat yang digunakan.
8. Pastikan telapak tangan orang yang akan diukur menyentuh alat sumber getaran
dengan sempurna dan tidak mengganggu pekerjaan
9. Tekan tombol (Start), pengukuran mulai berjalan minimal 1 menit atau
disesuaikan dengan paparan getaran.
10. Setelah selesai pengukuran. Tekan bersamaan (Alt & Save), ganti nama
penyimpanan dan tekan (Enter/Save)
11. Setelah selesai catat hasil pengukuran, tekan bersamaan (Alt & Start/Stop) untuk
mematikan alat, kemudian lepaskan sensor. Rapikan dan simpan alat dengan

12
baik.
12. Gunakan formulir pengukuran GLT
13. Tulis data hasil pengukuran

- Getaran Seluruh Tubuh(GST)/Whole Body Vibration (WBV)

A. Persiapan Alat
- Pastikan bahwa alat berfungsi dan dalam kondisi baik dan menggunakan baterai
yang cukup daya untuk pengukuran.
- Pastikan alat telah terkalibrasi
- Lakukan set up untuk mengatur beberapa indikator pengukuran dan atur
pembobotan frekuensi pada sub-bab H mengenai Prinsip Pengukuran
- Pastikan posisi subjek sesuai dengan alat
- Menduduki bantalan rangkaian akselerometer/tranduser bila dilakukan pada
posisi duduk
- Menginjak bantalan rangkaian akselerometer/tranduser bila posisi kerja berdiri
- Menindih rangkaian akselerometer/tranduser bila posisi kerja berbaring
(Akselerometer juga dapat ditempatkan di bawah pelvis (bokong)/di bawah
kepala)

b. Pelaksanaan Pengukuran Getaran Seluruh Tubuh

- Hubungkan rangkaian transducer/sensor whole body dengan unit vibration meter


- Hidupkan alat vibration meter dan lakukan pengukuran sesuai dengan durasi
pengukuran
- Lama pengukuran untuk getaran dengan sinyal acak stasioner adalah minimal
108 detik
- Pengukuran dilakukan minimal 2 kali untuk getaran yang konstan.
- Untuk getaran kejut, periode pengukuran paling sedikit 4 kali sesuai dengan
siklus fluktuasi getaran

13
- Letakkan transduser/sensor whole body pada area tubuh
sesuai prinsip diatas
- Lakukan pengukuran minimal 1 menit dengan (repetition
cycle) 3 kali dan masing-masing selama (integration period) 20
detik. Untuk pengukuran getaran konstan diukur minimal 2 kali dan
pengukuran getaran kejut diukur hingga 4 kali.
- Lakukan unduh data dari data logging pengukuran
- Isi formulir hasil pengukuran
- Tulis hasil data yang didapatkan

Perbedaan prinsip pengukuran GLT dan GST terletak pada penempatan


akselerometer, dimana pada pengukuran GLT, akselerometer diletakkan pada
pegangan alat atau tangan pekerja dengan sumbu x, y, dan z dan bergantung pada
metode basisentrik (pegangan alat) atau biodinamik (tangan). Sedangkan pada GST,
akselerometer dapat diletakkan pada punggung, bokong/pelvis, kaki penopang, dan
area lain dengan sumbu x, y, dan z yang dapat menyesuaikan kondisi pekerjaan. GST
juga memasukkan jenis getaran kejut yang juga dapat diukur menggunakan
vibrasimeter.

5. Jelaskan penyakit akibat kerja yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan


getaran seluruh tubuh maupun getaran lengan dan tangan!

1. Getaran Seluruh Tubuh/GST/WBV


GST/WBV berdampak pada peningkatan risiko low back pain, sakit
leher dan punggung, serta degenerasi dini tulang belakang untuk pajanan jangka
panjang. Pajanan WBV juga mengganggu stabilitas metabolisme dan fungsi
organ vital tubuh, seperti penyakit kardiovaskuler, neurologi, endokrin,
perubahan metabolisme, dan masalah pencernaan.
WBV juga berdampak pada kinerja, gerakan tubuh menjadi lambat,
motion sickness (mabuk perjalanan), pusing, sakit kepala, mual-mual, kerusakan

14
tulang belakang, varikosa pembuluh darah, pandangan kabur,
kerusakan paru- paru, pendarahan berkenaan dengan dubur,
haematuria, penurunan berat beban, dan kegagalan hati.

2. Getaran Lengan Tangan/GLT/HAV


- White fingers syndrome → Merupakan kondisi dimana di mana getaran
menghambat aliran darah dalam pembuluh aliran darah tidak mengalir
sehingga sarafnya terganggu dan sensitivitasnya rendah. Hal ini
seringkali mengakibatkan pekerja menggenggam alat terlalu kuat karena
tidak merasakan genggaman atau nyeri
- Hand arm vibration syndrome → Merupakan penyakit kerja akibat
getaran mekanis yang menyerang tangan dan lengan pekerja. Penyakit
ini dapat menimbulkan gejala vaskuler, neurologi, dan muskuloskeletal
pada jari, tangan, dan lengan yang disebabkan penggunaan alat yang
bergetar secara terus-menerus, seperti penggunaan bor, gerinda, bor
listrik, gergaji, dan alat penghancur beton.
- Raynaud syndrome → Penyakit ini merupakan kelanjutan dari HAVS
dimana HAVS menyebabkan rusaknya sirkulasi saraf perifer sehingga
kulit pada jari memucat atau timbul bercak merah dan biru. Jari
memutih, terasa dingin, kebiruan, dan terjadi vasodilatasi pembuluh
darah
- Carpal tunnel syndrome → Merupakan penyakit yang disebabkan oleh
kerusakan saraf yang terjadi disebabkan oleh peningkatan tekanan di
bagian tulang tunnel carpal. Hal ini biasanya terjadi pada jari telunjuk
jari tengah dan bagian radial dari jari manis.

15
6. Suatu pengambilan contoh debu respirable dilakukan selama 8 jam dengan
flowrate 1.7 L/menit. Data penimbangan filter diperoleh sebagai berikut: Data
penimbangan awal = 0.00041 g Data penimbangan akhir = 0.00046 g Data
penimbangan blanko = 0 g (data awal dan akhir sama)
Hitung Volume sampel, berat debu dan hasil akhir dari pengukuran debu
respirable tersebut!

Menggunakan rumus sebagai berikut:

W1: 0,00041 gram → 0.041 miligram


W2: 0.00046 gram → 0,046 miligram
W2-W1: 0,005 miligram (berat debu)
Flowrate: 1,7 liter per menit → 1,7 x 60 x 8 jam = 816 liter = 0,816 m3 (volume dibagi
1000 untuk diubah ke m3) (volume sampel)

Konsentrasi debu: 0,046-0,041 mg / 0,816 m3


Konsentrasi debu: 0,005 mg /0,816 m3
Konsentrasi debu: 0,00408 mg/m3

16
17

Anda mungkin juga menyukai