Pengukuran intensitas pencahayaan ini memakai alat Luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi listrik
dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakan jarum skala. Untuk alat digital, energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.
45 Votes
Setelah mengetahui pengertian kebisingan serta jenis dan penyebab bising maka, untuk
mengukur kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sound
Level Meter. Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi kerja.
1. Pengukuran dengan titik sampling
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas hanya pada satu
atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk mengevalusai
kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan sederhana, misalnya Kompresor/generator.
Jarak pengukuran dari sumber harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 meter.
Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang digunakan.
I. Pelaksanaan
II. Tujuan
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Dimana semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis suhu menunjukkan
energy yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-
masing bergerak baik dalam bentuk perpindahan maupun gerakkan di tempat
berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi
suhu benda tersebut (Santoso, 2007).
a. Thermohigrometer
b. Psicrometer
c. Alat tulis
d. Stopwatch
V. Cara Kerja
a. Thermohigrometer
b. Psicrometer
4) Menambahkan suhu basah dan kering kemudian dibagi 2, sebagai suhu ruang
Waktu : 10.00-selesai
Thermohygrometer digital
Lokasi atau titik
No
pengukuran
Kelembaban (%) Suhu(0C)
1 Di tengah ruang
66,3 31,3
kelas Higiene 1
3 Di pojok ruang
kelas Higiene 1
antara arah utara 68,5 31,4
dan timur (timur
laut)
4
Di pojok ruang
kelas Higiene 1
antara arah timur 68,5 31,4
dan selatan
(tenggara)
5
Di pojok ruang
kelas Higiene 1
antara arah 72,1 31,6
kelembaban 2 = 70,4 %
kelembaban 3 = 68,5 %
kelembaban 4 = 68,5%
kelembaban 5 =72,1 %
= 69,16 %
Suhu 2 = 31,30C
Suhu 3 = 31,40C
Suhu 4 = 31,40C
Suhu 5 = 31,60C
= 31,40C
60,6
Rata-rata 25,5 31,5 77,9 88,7 126,33 73,93
7
VII. Pembahasan
Kelembaban dan suhu tersebut melebihi standar yang ada dimana standar
yang ada Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor:1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang pedomanan penyehatan udara dalam ruangan kerja Nilai Ambang Batas
(NAB) atau standar untuk temperature ruangan adalah 18 0C-300C, kelembaban
udara dalam ruangan kerja yaitu berkisar antara 40%-60%.
a. Kesimpulan
1. Alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran suhu dan kelembaban udara
dengan hygrometer dan slingpsicrometer
5. Kelembaban yang tinggi pada ruangan ini dapat diatasi dengan menghidupkan AC
dan kapur serap air yang akan menyerap uap air yang ada di udara. Tingkat
kelembaban di ruangan dapat disebabkan oleh ketinggian tempat, kerapatan udara,
radiasi matahari, angin dan suhu (Anonymous,2008).
b. SARAN
Sebaiknya suhu dalam ruangan diatur agar kelembaban udara tidak melebihi standar yang
ada dan memiliki ventilasi dalam ruangan.
Untuk menurunkan suhu dan kelembaban ruangan kelas higiene 1 yang tinggi, fasilitas
berupa ventilasi, jendela atau air conditioner (AC) untuk diperbanyak.