DOSEN PEMBIMBING :
Winarko, SKM, M.Kes
Demes Nurmayanti, ST, M.Kes
DISUSUN OLEH :
Ilmi Mufidah
D4-3A
P27833321028
a. Pastikan baterai alat lux meter memiliki daya yang cukup untuk melakukan pengukuran.
b. Pastikan lux meter berfungsi dengan baik.
c. Pastikan lux meter terkalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi.
d. Siapkan alat bantu ukur dimensi ruangan (meteran), formulir pengukuran dan denah tempat
kerja yang akan diukur.
Langkah – langkah pengukuran SNI 16-7062-2019
Pengukuran intensitas pencahayaan dilakukan sebagai berikut:
a) Hidupkan lux meter
b) Pastikan rentang skala pada lux meter sesuai dengan intensitas pencahayaan yang diukur
c) Buka penutup sensor
d) Lakukan pengecekan antara, pastikan pembacaan yang muncul di layar menunjukkan
angka nol saat ditutup rapat
e) Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik untuk pengukuran
intensitas pencahayaan umum atau pencahayaan setempat
f) Lakukan pengukuran dengan ketinggian sensor alat 0.8 m dari lantai untuk pengukuran
intensitas pencahayaan umum
g) Baca hasil pengukuran pada layar setelah menunggu beberapa saat sehingga di dapat nilai
angka yang stabil
h) Lakukan pengukuran pada titik yang sama sebanyak 3 kali
i) Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas pencahayaan umum
seperti pada lampiran C, dan untuk intensitas pencahayaan setempat seperti pada lampiran
D
j) Matikan lux meter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas pencahayaan
Sikap pengambilan sample SNI 16-7062-2019
Sensor diletakkan sejajar dengan permukaan yang akan diukur
Petugas memposisikan diri sedemikian rupa agar tidak menghalangi cahaya yang jatuh ke
sensor lux meter
Petugas tidak menggunakan pakaian yang dapat memantulkan cahaya yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran.
Penentuan Titik Pengukuran pencahayaan Umum SNI 16-7062-2019
Luas ruangan kurang dari 50 m2
Jumlah titik pengukuran dihitung dengan mempertimbangkan bahwa satu titik
pengukuran mewakili area maksimal 3 m2. Titik pengukuran merupakan titik temu
antara dua garis diagonal panjang dan lebar ruangan.
Panjang x lebar ruangan = max 3 m2 (se “persegi” mungkin, as square as possible)
maksimal = 1,732m
Pencahayaan Umum SNI 16-7062-2019
2 Luas ruangan antara 50 m2 sampai 100 m2
Jumlah titik pengukuran minimal 25 titik, titik pengukuran merupakan titik temu antara
dua garis diagonal panjang dan lebar ruangan.
3 Luas ruangan lebih dari 100 m2
Jumlah titik pengukuran minimal 36 titik, titik pengukuran merupakan titik temu antara
dua garis diagonal panjang dan lebar ruangan.
Penerangan Umum SNI 16-7062-2004
Ruang ukuran < 10 m2 perpotongan diagonal per 1 m2
Ruang ukuran 10 - 100 m2 perpotongan diagonal per 3 m2
Ruang ukuran > 100 m2 perpotongan diagonal per 6 m2
GETARAN (SNI 7186:2021)
Getaran : gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan
keseimbangannya
Percepatan : Laju perubahan
Whole Body Vibration (WBV) : Getaran yang mengenai seluruh tubuh, seperti pada pengemudi
alat berat, orang yang bekerja pada lantai yang bergetar (platform), dll
PENGUKURAN
ALAT UKUR :
1 Persiapan : Pilih alat, Cek kelengkapan Kalibrasi, SOP, SNI, Form sampling
2 Sampling : Penetapan titik ukur, Pengukuran,
3 Pengolahan Data : Evaluasi, Rekomendasi
(SNI 7186:2021) Pengukuran dan Evaluasi Paparan Getaran Pada Seluruh Tubuh Pekerja
Prinsip Kerja Pengukuran Whole body Vibration
Percepatan getaran diukur dengan alat vibration meter pada posisi kerja duduk selama
rentang waktu tertentu.
Getaran diterima oleh transduser dan diubah menjadi sinyal listrik yang dikuatkan
oleh amplifier diteruskan pada layar.
Getaran diukur berdasarkan arah sistem koordinat pada titik dimana getaran merambat
ke tubuh
Persyaratan pengukuran
a) Vibrasimeter dalam kondisi baik dan harus terkalibrasi oleh laboratorium kalibrasi
yang terakreditasi.
b) Pengukuran disesuaikan dengan posisi kerja pekerja yang terpapar getaran seluruh tubuh
yang terdiri dari posisi kerja duduk, berdiri atau berbaring.
c) Pengukuran dilakukan pada semua posisi kerja dan jenis pekerjaan yang memiliki
paparan getaran.
d) Penyesuaian arah sumbu x, y dan z untuk setiap posisi kerja yang diukur
Metode Pengukuran
• Alat ukur (peralatan)
Peralatan yang digunakan untuk mengukur pemaparan getaran seluruh tubuh adalah
vibrasimeter yang terdiri dari:
o Unit utama vibrasimeter (a)
o Kabel penghubung akselerometer dengan unit utama. (b)
o Akselerometer tergabung dengan adaptor berbentuk piringan (c)
Pelaksanaan pengukuran
a) Posisi subjek saat pengukuran
o Menduduki bantalan rangkaian akselerometer bila posisi kerja duduk,
o Menginjak bantalan rangkaian akselerometer bila
o posisi kerja berdiri
o Menindih rangkaian akselerometer dengan punggung bila posisi kerja berbaring.
Akselerometer juga dapat diempatkan di bawah pelvis (bokong)
atau di bawah kepala
b) Letakan vibrasimeter sedemikian rupa pada posisi yang aman dan tidak mengganggu
aktivitas pekerja. Apabila memungkinkan operator dapat mengoperasikan langsung alat
vibrasimeter tersebut selama pengukuran.
c) Aktifkan vibrasimeter dan lakukan pengukuran sesuai dengan durasi pengukuran.
Lama pengukuran untuk getaran dengan sinyal acak stasioner adalah minimal 108
detik - Pengukuran dilakukan minimal 2 kali untuk getaran yang konstan.
Untuk getaran kejut, periode pengukuran paling sedikit 4 kali sesuai dengan siklus
fluktuasi getaran.
d) Pastikan vibrasimeter sudah berhenti mengukur, lalu ambil akselerometer dari posisi
pengukuran, setelah pengukuran selesai
e) Baca hasil pengukuran pada monitor unit utama atau unggah data ke komputer.
f) Catat hasil pengukuran dalam formulir (lampiran B). Untuk alat yang dapat menyimpan
dan mencetak data hasil pengukuran, maka hasil cetakan data dapat digunakan sebagai
pelengkap formulir.
Standar & Regulasi
• Permenaker 05 Tahun 2018 (Efek kesehatan)
berdasarkan pada persepsi pekerja, sehingga terjadi rentang standar (kisaran nilai)
kenyamanan yang bervariasi
• Persepsi
Untuk persepsi nilai getaran rata rata pada nilai getaran 0,015 m/detik2, tetapi pada
umumnya berada pada rentang 0,01 - 0,02 m/detik2
• Motion Sickness
Motion sickness dosis vibration dengan nilai getaran 1,5 m/detik1,5
Interpretasi
Paparan dalam waktu 8 jam :
o aw Adalah besarnya getaran (m/detik²) pada sumbu yang diukur tertinggi, Termasuk
faktor pembobotan, k=1.4, untuk sumbu x dan y
o T waktu paparan aktual dalam jam getaran sebesar aw
o T0 Adalah referensi (standar) paparan durasi delapan jam.
Pengukuran Iklim Kerja & Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
Metode pengukuran iklim kerja SNI 7061:2019
Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja SNI 7231:2009
Iklim kerja
Lingkup pengukuran
Tujuan pengukuran
Tujuan pengukuran iklim kerja (lingkungan kerja) meliputi:
1. Mengetahui temperatur/suhu lingkungan kerja
2. Mengetahui potensi risiko kesehatan pada pekerja akibat kondisi iklim kerja (pekerja
berisiko)
3. Mengetahui tingkat pemenuhan regulasi atau NAB
4. Evaluasi program pengendalian yang telah dilakukan
5. Masukan untuk pengembangan program perbaikan
Ruang Lingkup SNI 7061:2019
Metode pengukuran dan evaluasi iklim kerja panas dengan parameter indeks suhu basah dan
bola (ISBB)
Metode pengukuran dan evaluasi iklim kerja dingin dengan parameter temperatur ekuivalen
Pengukuran Iklim Kerja (SNI 7061:2019)
Prinsip
Pengukuran iklim kerja dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang dapat
menghasilkan indikator pengukuran yang mencakup suhu basah alami, suhu kering,
suhu bola, kelembapan dan kecepatan aliran udara.
Hasil pengukuran suhu lingkungan kerja dinyatakan dalam ISBB untuk iklim kerja
panas dan ekuivalen suhu dingin untuk iklim kerja dingin.
Peralatan
Alat-alat yang dipakai harus terkalibrasi oleh laboratorium yang terakreditasi.
Peralatan pengukuran iklim kerja terdiri atas alat ukur dan perlengkapan
pengukuran
Alat Ukur
a) Alat Konvensional
alat ukur iklim kerja yang terdiri atas termometer suhu kering, suhu basah alami dan suhu
bola, yang pembacaannya dilakukan secara terpisah dan perhitungan iklim kerja ISBB
dilakukan dengan rumus yang terdapat pada dokumen ini.
b) Alat Digital
alat ukur yang memperagakan suatu pengukuran dalam bentuk angka sebagai pengganti
jarum penunjuk pada skala kontinyu dalam alat ukur analog
Prosedur
1. Penentuan titik pengukuran
Titik pengukuran iklim kerja ditentukan dengan memperhatikan:
a) Terdapat sumber panas atau dingin seperti mesin, proses, dan lain-lain.
b) Merupakan area yang terpajan panas seperti terpajan oleh matahari
c) Terdapat aktivitas kerja atau ada orang yang bekerja.
2. Persiapan
a) Persiapan formulir dan denah
• Operator/teknisi menyiapkan denah area kerja yang akan diukur
guna menentukan titik pengukuran yang tepat (contoh lampiran D)
• Menyiapkan formular pencatatan yang diperlukan (contoh lampiran
E dan F)
b) Persiapan alat ukur
• Operator/teknisi memastikan peralatan yang akan digunakan
(konvensional/digital) lengkap dan berfungsi dengan baik, dan
sesuaikan pengaturan menu (setting) pengukuran pada alat (digital)
• Pastikan sertifikat kalibrasi alat masih berlaku
• Mempersipakan alat ukur kecepatan angin
• Mempersiapkan perlengkapan pengukuran lainnya (tripod, baterai,
dll)
3. Pengukuran
a) Persyaratan
Pengukuran dilaksanakan pada kondisi kerja normal.
Kondisi lingkungan yang diukur tidak membahayakan bagi
operator/teknisi maupun alat seperti hujan, angin kencang, ombak,
proses produksi dan kondisi lingkungan yang berisiko lainnya.
Pengukuran tidak boleh mengganggu aktivitas pekerjaan.
b) Langkah-langkah Pengukuran iklim kerja panas menggunakan alat
digital :
1) Letakkan alat pengukur iklim kerja pada titik pengukuran dengan
mengatur ketinggian sensor alat sesuai posisi kerja mayoritas pekerja
(posisi berdiri sekitar 1,00 m dan posisi duduk sekitar 0,60 m).
2) Aktifkan alat ukur dengan menekan tombol on dan biarkan selama
minimal 10 menit untuk penyesuaian terhadap suhu lingkungan kerja.
3) Mulai pengukuran iklim kerja dengan mengaktifkan perekaman selama
30 menit.
4) Untuk alat yang tidak dapat merekam maka pembacaan hasil pengukuran
dilakukan setiap 5 menit selama 30 menit.
5) Untuk lingkungan kerja yang dipengaruhi oleh matahari langsung maka
pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali (pagi, siang, sore) atau pengukuran
dilakukan pada kondisi iklim kerja yang paling dirasa panasoleh pekerja.
6) Nonaktifkan fungsi perekaman.
7) Apabila akan dilakukan pengukuran pada titik berikutnya, maka ulangi
mulai dari langkah kedua.
8) Lakukan unggah data apabila pengukuran telah selesai.
c) Langkah-langkah Pengukuran IKLIM KERJA DINGIN
1. Letakkan termometer suhu kering pada titik pengukuran dengan mengatur
ketinggian termometer sesuai posisi kerja mayoritas pekerja (posisi berdiri
sekitar 1,00 m dan posisi duduk sekitar 0,60 m).
2. Tempatkan alat ukur di titik pengukuran selama 20 menit untuk
penyesuaian terhadap suhu lingkungan kerja.
3. Lakukan pembacaan hasil pengukuran setiap 5 menit sebanyak 6 kali
pembacaan dan catat dalam formulir yang disediakan (lampiran F).
4. Apabila akan dilakukan pengukuran pada titik selanjutnya, maka ulangi
mulai dari langkah (1).
5. Lakukan pengukuran kecepatan angin atau aliran udara.
4. Pembacaan dan Perhitungan Hasil
Pembacaan dan Perhitungan Hasil Pengukuran
a. Iklim Kerja Panas (Alat Digital)
Penilaian F-KIMIA
Secara sederhana adalah kegiatan penilaian dengan cara membandingkan nilai-nilai / kadar yg
diperoleh dari hasil sampling dengan standar yang berlaku.
Pengendalian:
1. Teknis / Operasional
1) Eliminasi
2) Substitusi
3) Otomatisasi
4) Isolasi
5) Ventilasi
Dilution ventilation
Local exhaust ventilation
2. Administratif/ Organisasi
1) Identifikasi,
2) Pelabelan, MSDS
3) Kerapian & Kebersihan
4) SOP
5) Monitoring
6) Pemeriksaan Kesehatan
7) Pengumpulan Catatan
8) Training
3. Alat Pelindung Diri (APD)
1) Alat pelindung mata
2) Alat pelindung tangan
3) Alat pelindung pernafasan
4) Alat pelindung kaki
5) Pakaian pelindung
Kendala Yang Dihadapi:
1. Ketidaknyamanan APD pada awalnya.
2. Tidak Terbiasa.
3. Kurang Tegaknya Disiplin
4. OHS Officer kurang Tegas
5. Rendahnya Pemahaman T.K.
6. Cenderung tadak dipakai
7. Perlindungan semu (pekerja terpapar bahaya bila tidak cocok, tidak dipakai dengan benar)
PENGUJIAN LINGKUNGAN KERJA FAKTOR KIMIA
TUGAS DAN KEWENANGAN AHLI K3 LINGKUNGAN KERJA
Mematuhi peraturan perundang-undangan dan standar yang telah ditetapkan;
Melaporkan pada atasan langsung mengenai kondisi pelaksanaan pengukuran,pengendalian
lingkungan kerja, dan penerapan Higiene Sanitasi;
Bertanggungjawab atas hasil pelaksanaan pengukuran, pengendalian
lingkungan kerja, dan penerapan Higiene Sanitasi di Tempat Kerja;
membantu Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Lingkungan Kerja dalam melaksanakan
pemeriksaaan dan Pengujian K3 Lingkungan Kerja; dan
melaksanakan kode etik profesi.
Setiap Tempat Kerja yang memiliki potensi bahaya Lingkungan Kerja wajib dilakukan
Pemeriksaan dan/atau Pengujian.
• Pemeriksaan merupakan kegiatan mengamati, menganalisis, membandingkan, dan
mengevaluasi kondisi Lingkungan Kerja untuk memastikan terpenuhinya persyaratan
• Pengujian merupakan kegiatan pengetesan dan pengukuran kondisi Lingkungan Kerja
yang bersumber dari alat, bahan, dan proses kerja untuk mengetahui tingkat konsentrasi
dan pajanan terhadap Tenaga Kerja untuk memastikan terpenuhinya persyaratan
Analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan berat adalah suatu proses pengisolasian
dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam kondisi semurni mungkin.
1. Dust Personal
2. Debu Total di Tempat Kerja
3. Direct Reading
SUMARRY SAMPLING
Tujuan .
Membuat audiogram hasil pemeriksaan audiometri tenaga kerja dengan memberikan nada
murni pada hantaran udara
Standar Acuan .
ANSI 3.6-1969 , R 1973 tentang spesifikasi audiometer .
Manfaat pemeriksaan audiometri monitoring
1. Sebagai bagian dari program pemeriksaan awal perusahaan mempunyai data awal tingkat
ambang dengar haker dasar evaluasi pemeriksaan. Berkala
2. Menentukan efektivitas program konservasi pendengaran
Prosedur Pemeriksaan .
Hindari paparan bising ( termasuk musik ) selama 16 jam sebelum dilakukan
pemeriksaan
Lakukan pemeriksaan telinga luar apakah ada sumbatan ( contoh.serumen ) konsultasi dr
. THT
Ruang pemeriksaan kedap suara maksimal 40 dB SPL
Alat audiometer terkalibraasi
Pemeriksa / operator mengerti cara penggunaan sabar dan telaten
Tahapan Pemeriksaan
1. Berikan instruksi dengan jelas - jika mendengar nada / bunyi dari earphone respon
dengan cara menekan tombol respon atau angkat tangan
2. Letakkan earphone sesuai lubang telinga ( merah kanan , biru / hitam kiri )
3. Periksa telinga yang lebih baik pendengarannya ( telinga kanan ) -tekan tombol nada
4. Mulai pemeriksaan pada frekwensi 1000 Hz
5. Tekan tombol nada mulai 0 dB dan tingkatkan intensitas secara bertahap , lepaskan nada
bila terdapat respon
6. Turunkan intensitas 10 dB lebih rendah dan berikan nada pendek ( selama 1 detik )
7. Jika ada respon , ulangi prosedur diatas sampai orang yang diperiksa tidak merespon
8. Tingkatkan intensitas 5 dB lebih tinggi dan berikan nada pendek 3 ( tiga ) kali
9. Jika terdapat 1 respon , ulangi prosedur diatas sehingga orang yang diperiksa
memberikan 2 respon dari 3 nada pendek yang diberikan
10. Turunkan intensitas 5 dB lebih rendah dan berikan nada pendek 3 ( tiga ) kali
11. Tingkat intensitas terendah yang memberikan 2 respon dari 3 nada pendek yang diberikan
diambil sebagai tingkat ambang pendengaran
12. Catat tingkat ambang dengar pada audiogram ( tanda lingkaran merah u / telinga kanan ,
tanda silang biru u / telinga kiri )
13. Selanjutnya periksa pada frekwensi 2000 Hz . 3000 Hz , 4000 Hz , dan 6000 Hz dengan
prosedur yang sama , kemudian ulangi pada frekwensi 1000 Hz ( jika hasil tidak sama
ulangi pemeriksaan )
14. Kemudian periksa pada frekwensi 500 Hz dengan prosedur yang sama is
15. Periksa telinga satunya dengan prosedur yang sama
16. Lepaskan earphone , catat tingkat ambang dengar rata - rata di audiogram , Jika
ditemukan kelainan pendengaran harus diperiksa ulang ( lebih lanjut )
Pelaporan
1. Identifikasi meliputi identifikasi perusahaan . tenaga kerja , petugas , peralatan , kondisi
dan waktu pelaksanaan
2. Hasil Pengujian , berupa audiogram yang menunjukkan tingkat ambang dengar tenaga
kerja .
3. Interpretasi . Bila terdapat penurunan rerata daya dengar > 10 dB pada frekwensi tinggi
atau > 15 dB pada salah satu frekwensi dibandingkan dengan data awal , maka hal
tersebut menunjukkan adanya gangguan pendengaran akibat paparan bising
Alat Pemeriksa Waktu Reaksl adalah alat untuk mengetahui waktu yang diperlukan antara
pemberian rangsang dan respons yang ditimbulkan oleh rangsang balk yang berupa rangsang suara
maupun rangsang cahaya yang ditampilkan secara digital..
Waktu reaksi
Waktu reaksi merupakan indikator untuk mengukur kelelahan kerja. Dengan waktu respon
terhadap rangsang cahaya atau suara dari tenaga kerja setelah bekerja minimal 4 jam
Tujuan Pengukuran
Tujuan pengukuran waktu reaksi adalah untuk menentukan waktu yang diperlukan antara
pemberian rangsang sampai timbulnya respon terhadap rangsang tersebut,yang dalam hal ini
berupa rangsang suara, rangsang cahaya.
Prosedur pengukuran
• Subyek yang akan diukur duduk dengan tenang
• Subyek menekan tombol respon jika mendengar atau melihat rangsang cahaya dari alat
• Ulangi pengukuran sampai 20 kali.
• Subyek yang akan diperiksa diminta siap menekan TOMBOL TEKAN SUBYEK/
MOUSE.
• Pemeriksa menekan TOMBOL MULAI
• Setelah subyek menekan TOMBOL TEKAN SUBYEK / MOUSE pada penampil,
langsung tertera angka waktu reaksi dengan satuan milidentik.
Penilaian
Setelah diperoleh angka waktu reaksi 20 kal (angka I sampal XX), angka ke I sampal ke V dan
XVI sampal XX diabaikan. Angka ke VI sampel dengan XVI dijumlah dan dirata-rata untuk
memperoleh angka / nilal waktu reaksi saat itu. ANGKA NORMAL - 150.0-240.0 milidetik
Cara penggunaan alat
Hidupkan alat dengan menekan tombol tombot ON/OFF pada ON.
Reset angka sehingga menunjukkan 000,0 dengan menekan TOMBOL NOL
Pilih rangsang suara atau cahaya yang menekan TOMBOL SUARA atau TOMBOL
PEMERIKSAAN FAAL PARU SPIROMETRI
Spirometri
Suatu metode untuk mengukur volume dan kapasitas paru paru dengan cara merekam secara grafis
dan digital . Alat yang digunakan untuk pemeriksaan spirometri disebut dengan SPIROMETER
Tujuan pemeriksaan spirometri
Menilai status faal paru ( normal , restriksi , obstruksi , campuran)
Penelitian dalam populasi / Lingkungan kerja yg mempunyai risiko PAK
Menilai manfaat pengobatan Memantau perjalanan penyakit
Persiapan alat
Spirometer : terkalibrasi
Alat pengukur TB , BB
Penjepit Hidung ( nose clip )
Mouth Piece
Cara pemeriksaan
Subjek berdiri / duduk
Melakukan manuver setelah keadaan steady state
Pemeriksaan dilakukan sampai didapat 3 hasil yang dapat diterima dan dua diantaranya
reproduksibel
Hasil yang dapat diterima
Permulaan uji harus baik inspirasi penuh dan ekspirasi dg usaha maksimal dan tidak ragu
- ragu )
Tidak batuk selama detik pertama
Pemeriksaan selesai Waktu ekspirasi minimal 3 detik
Grafik flow - volume mempunyai puncak
BACK DRAFT
Masuknya oksigen secara tiba-tiba pada suatu ruangan tertutup pada tahap kebakaran
mulai surut dengan kondisi material bahan bakar masih cukup banyak dan oksigen
kurang, sehingga mengakibatkan ledakan dari arah sumber masuknya oksigen tersebut
Tanda-Tanda Back Draft
• Panas Pintu dan pegangannya
• Asap dari bukaan
• Asap masuk kembali melalui bukaan
• Suara mendesis atau raungan
Metoda pemadaman kebakaran
• Cooling
• Smothering
• Starvation
• Breaking Chain Reaction