Anda di halaman 1dari 12

UJIAN AKHIR SEMESTER

UTILITAS II

OLEH

NAMA : MARIO A. T. TEFA

NIM :1906090050

SEMESTER : IV (EMPAT)

KELAS :B

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

JURUSAN

ARSITEKTUR

2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gedung atau rumah adalah bangunan yang dimanfaatkan oleh manusia untuk tempat
melakukan kegiatan, kegiatan keluarga maupun kegiatan kerja. Oleh karena itu agar
bangunan gedung yang di dibangun dapat digunakan / dimanfaatkan, dihuni, dan
dinikmati oleh pengguna. Maka perlu dilengkapi dengan fasilitas lain yang disebut
prasarana bangunan atau utilitas bangunan.
Utilitas adalah suatu kelengkapan pada bagian bangunan yang berfungsi untuk
menunjang bagian kenyamanan, kesehatan, mobilitas, serta keamanan pada penghuni
bangunan itu sendiri
Utilitas bangunan adalah salah satu kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar
bangunan gedung tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, sesuai dengan tujuan
pembangunannya. Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, aman, dan sehat.

B. Rumusan Masalah
1. Mereview kembali dan memberikan penjelasan mengenai materi-materi Utilitas
II dengan menyimpulkan hal-hal pokok yang menjadi dasar dari setiap pokok
materi.
2. Memberikan evaluasi berkaitan dengan pengembangan pembelajaran utilitas
kedepannya.

C. Tujuan
1. Memahami kembali materi-materi semester ini berupa kesimpulan.
2. Mengetahui evaluasi berkaitan dengan pengembangan pembelajaran utilitas
kedepan.
BAB II
ISI

A. Review Dan Penjelasan :


1. Alat Pendeteksi Kebakaran
 Pengertian :
Alat pendeksi kebakaran merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi
kebakaran didalam sebuah bangunan agar mencegah terjadinya kebakaran
yang lebih besar, manfaat pendeteksi ini agar meminimalisir kerugian serta
upaya untuk memadamkan api lebih cepat.
 Cara kerja alat pendeteksi kebakaran :
Jadi, cara kerja dari alat pendeteksi ini mendeteksi kebakaran melalui adanya
asap, suhu udara yang panas, serta dari nyala api yang muncul. Jadi ketika
terjadinya kebakaran maka sinyal kebakaran akan terdeteksi,dan pada alarm
penanda kebakaran juga akan ikut berbunyi. Alarm ini juga dapat
menunjukkan dimanakah lokasi kebakaran terjadi sehingga dapat ditangani
lebih cepat.
- Cara Kerja Alarm Kebakaran Konvensional :
Sistem konvensional ini merupakan sistem alarm kebakaran paling
sederhana. Alarm kebakaran dan cara kerjanya menggunakan kabel isi dua
yang menghubungkan detektor dengan panel kontrol utama. Sistem ini
bersifat pararel, artinya detektor yang dipasang harus memiliki titik awal dan
titik akhir. Kesatuan sistem dari titik awah hingga akhir ini disebut zone.
Sebuah zone umumnya terdiri dari beberapa detektor kebakaran. Apabila
detektor mendeteksi tanda-tanda kebakaran, ia akan mengirimkan signal
berupa nyala lampu pada zone lokasi kebakarandan membunyikan alarm.
- Cara Kerja Alarm Kebakaran Addressable :
Sistem addressable ini merupakan sistem yang memasang ID (address) pada
detektor kebakarannya. Alarm kebakaran dan cara kerjanya lebih mudah
dibandingkan dengan sistem konvensional. Pada sistem ini, detektor yang dipasang
terhubung langsung dengan kontrol utama. Dengan teknologi pemberian alamat
pada setiap detektor, maka, saat terjadi kebakaran, ia akan langsungmengirimkan
alarm dan signal lampu detektor mana yang mengirimkan.

- Sistem semi-addressable :
Sistem ini adalah gabungan dari sistem konvensional dan sistem addresable.
Alarm kebakaran dan cara kerjanya mirip sekali dengan sistem konvensional.
Hanya saja pada sistem semi addressable disematkan teknologi control
module yang tersambung dengan detektor pada masing-masing loop.
 Mekanisme alat pendeteksi kebakaran :
Mekanisme alat pendeteksi kebakaran ini yang pertama MCFA (Main
Control Fire Alarm) menjadi pengendali fire alarm yang akan menerima
input signal (sinyal masukan) dari semua detektor kebakaran. Dan ketika
Saat terjadi kebakaran atau adanya automatic fire extinguisher, hydrant, dan
sprinkler yang bekerja, detektor tersebut akan mendeteksinya dan
mengirimkan sinyal ke kontrol panel MCFA yang akan dijadikan input data
(data masukan). Setelah menerima input data, kontrol panel MCFA akan
melakukan pengolahan, penyeleksian, dan pengevaluasian data yang akan
menghasilkan output data (data keluaran) berisi tentang informasi dan lokasi
kebakaran. Output data tersebut akan ditampilkan dalam announciator dan
akan mengaktifkan fire alarm secara otomatis. Sehingga pada saat
terdeteksinya kebakaran langsung dapat diketahui.

 Jenis-jenis Alat Pendeteksi Kebakaran terdapat beberapa, yaitu :

1. Pendeteksi Asap atau Smoke Detector

Pendeteksi kebakaran ini fungsinya mendeteksi adanya asap di dalam


ruangan. Asap tentunya akan muncul apabila ada api yang menyala di dalam
gedung. Begitu alat ini mendeteksi kemunculan asap, maka alarm pun akan
berbunyi dan memberitahu penghunigedung.

2. Pendeteksi Panas atau Heat Detector

Alat pendeteksi Heat Detector ini merupakan alat pendeteksi kebakaran


melalui suhu panas. alat ini berfungsi jika mendeteksi peningkatan suhu secara
drastis pada suatu ruangan. Biasanya jika suhu ruangan sudah mencapai 50
derajathingga 60 derajat celcius.
3. Pendeteksi Kobaran Api atau Flame Detector

Pendeteksi kobaran api ini akan langsung bereaksi apabila adanya api yang
muncul atau sesuai dengan namanya. alat ini mendeteksi adanya kobaran api
menggunakan metode optic untuk mengetahui ada tidaknya api. Alat ini
menggunakan system pendeteksi berupa sinar ultra violet.

4. Pendeteksi Kebocoran Gas atau Gas Detector

Jika pada sebuah gedung dilengkapi dengan saluran gas yang terkoneksi
langsung antara satu dengan yang lain, maka harus memiliki alat deteksi
kebocoran gas. Alat deteksi ini berfungsi untuk mendeteksi adanya
kebakaran atau tidak pada sebuah bangunan. Alat ini dapat mendeteksi
adanya kebocoran gas yang mana akan menyebabkan kebakaran. Gas yang
bisa dideteksi berupa LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan LNG (Liquefied
Natural Gas).

2. Air Conditioner (AC)

 Pengertian :

Air conditioner (AC) adalah mesin yang digunakan untuk mendinginkan atau
memanaskan sebuah ruang sesuai kebutuhan penghuni dalam ruangan. Alat ini
dibuat khusus untuk menstabilkan suhu dan kelembapan udara dalam suatu
ruangan. AC berfungsi untuk mengondisikan udara di sebuah ruangan agar
terasa sejuk, nyaman, dan sehat. Dalam menggunakan AC terdapat beberapa
cara untuk mengatur AC pada saat digunakan, yaitu :

1. Mengatur Suhu Udara


Fungsi utama AC adalah mengatur suhu di dalam ruangan. Suhu yang
diinginkan dapat Anda atur melalui angka yang tertera pada remote control.
Pada umumnya, suhu terendah AC adalah 180 Celsius dan suhu tertingginya 300
Celsius.

2. Mengatur Kelembapan Udara


Suhu dan kelembapan udara saling berkaitan sehingga secara tidak langsung,
AC juga berfungsi mengatur kelembapan. Suhu AC sebaiknya diatur pada suhu
ideal, yaitu 24–26 derajat Celsius karena udara yang terlalu dingin memiliki
kelembapan tinggi sehingga menyebabkan kulit menjadi cepat kering.

3. Membersihkan Udara
Mesin AC dilengkapi dengan filter untuk menyaring debu dan kotoran yang
terdapat di dalam udara sehingga menjadi bersih dan sehat. Oleh karena itu,
filter AC harus dibersihkan secara rutin untuk membuang kotoran yang tersaring
sehingga udara bisa terjaga kesejukan dan kebersihannya.

 Penerapan AC :

- Pada penerapan Pemasangan AC perlu memperhatikan arus angin atau arah


angin dari blower AC. Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat
membuat udara yang dikeluarkan lebih merata atau tidak hanya berkumpul
di satu titik saja.

- Selain itu, agar arus angin tidak mengenai pengguna secara langsung
sehingga diusahakan mengarahkan swing ke bagian atas kepala karena udara
yang dikeluarkan AC mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara.

- Penempatan kompresor harus diletakkan di tempat dengan sirkulasi udara


yang cukup, atau harus ada tempat untuk udara masuk dan udara keluar, dan
juga terlindung dari hujan.

- Hindari peletakkan kompresor secara berhadapan dengan kompresor lain


yang diletakkan sejajar sehingga sirkulasi udara tidak terganggu.

 Cara kerja AC pada bangunan Gedung :

- Penerapan AC pada Gedung Besar berbeda dengan AC yang berada di rumah


pribadi.

- Cara kerja AC di bangunan besar yaitu dengan menggunakan chilled-water


system. Pada sistem ini seluruh AC diletakkan di atap ataupun di luar
bangunan (tempat yang terpisah dengan bangunan).
- AC dengan sistem ini pertama-tama akan bekerja dengan cara mendingirkan
air hingga 4,4-7,2oC. Air yang telah didinginkan ini kemudian dialirkan ke
seluruh bangunan dan dihubungkan melalui penyalur udara.

- Dengan sistem ini maka udara dingin dapat dialirkan secara sempurna
walaupun harus menempuh jarak yang jauh yang harus memiliki isolator
yang baik.

- Sistem ini memiliki kelemahan utama, yaitu biaya yang amat tinggi terkait
listrik dan perawatan sistem ini, terutama selama musim panas bagi negeri
yang memiliki 4 musim.

Pada AC cara kerjanya terdapat Refrigeran atau Zat pendingin yang menyerap
panas dari ruangan menuju evaporator yang diteruskan ke kompresor dan
berakhir di kondesor yang berfungsi untuk membuang panas dan
menghasilkan udara dingin untuk diteruskan kedalam ruangan.

 Klasifikasi pada AC :

 AC Window atau AC bentukan pertama yang mempunyai bentuk fisik


kotak dan tanpa menggunakan remote control karena tombol pengatur
sudah tergabung pada tampilan AC. Kotak AC ini mempunyai berbagai
komponen seperti pendingin, penguap, kompresor, cooling coil, dan
expansion valve. AC ini biasanya terletak pada sebuah slot kosong
bawah jendela atau slot yang ada pada tembok ruangan.

 AC Split atau AC yang terpisah yaitu satu unit indoor dan satu unit
outdoor yang berfungsi sebagai compressor, expansion valve, dan
condenser.
 AC Central atau AC yang biasa digunakan untuk tempat tempat yang
lebih besar dengan area yang lebih besar seperti mall atau hotel. AC jenis
ini menggunakan kompresor besar dan satu bagian yang berfungsi
sebagai condensing unit diletakkan di luar gedung dan satu satu bagian
yang berfungsi sebagai internal evaporative unit diletakkan di dalam
gedung. Di dalam condensing unit terdapat condensing fan, compressor,
dan condensor coil sedangkan internal evaporative unit terdapat
evaporator coil dan expansion valve. Kedua bagian ini bekerja sama
untuk mendinginkan suhu udara dalam ruangan.

 AC Standing Floor

AC Standing Floor adalah AC yang unit Indoonya berdiri dan mudah


dipindahkan. Karena kepraktisannya ini, AC ini sering digunakan dalam acara-
acara seperti acara ulang tahun, perkawinan, hajatan dan acara lainnya. AC ini
bisa dioperasikan dengan remote control. AC ini mempunyai bagian Indoor
dan bagian Outdoor. Kapasitas AC ini mulai dari 2pk – 5pk.

 AC Cassette
Jenis AC Cassette ini, indoornya menempel di plafon. jenis AC Cassette dengan
berbagai ukuran mulai dari 1.5pk sampai dengan 6pk.Cara pemasangan ac ini
memerlukan keahlian khusus dan tenaga extra, tidak seperti memasang ac rumah atau
ac split, yang bisa dipasang sendirian.

 AC Split Duct

AC Split Duct merupakan AC yang pendistribusian hawa dinginnya


menggunakan Sistem Ducting. Ini artinya, AC Split Duct tidak memiliki
pengatur suhu sendiri-sendiri melainkan dikontrol pada satu titik. Tipe AC ini
biasanya digunakan di Mall atau gedung-gedung yang memiliki ruangan
luas.AC Split Duct tidak pernah terlepas dari sistem Ducting yang merupakan
bagian penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar udara yang telah
dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas ke ruang yang akan
dikondisikan. Perkembangan desain ducting untuk AC hingga saat ini sangat
dipengaruhi oleh tuntutan efisiensi, terutama efisiensi energi, material,
pemakaian ruang, dan perawatan.

3. Artificial Lighting

 Pengertian :

Pencahayan Buatan adalah cahaya yang sumbernya berasal dari upaya manusia
untuk mendapatkan penerangan. Sumber cahaya buatan pertama kali ditemukan oleh
Thomas Alpha Edison berupa Lampu LED yang sampai sekarang terus berkembang.
Dalam arsitektur, makna pencahayaan buatan bukan sekedar untuk menyediakan
lampu dan terangya, tapi juga untuk membentuk suasana baik di dalam atau di luar
ruang.

 Jenis-jenis lampu, kelebihan dan kekurangannya :


Pencahayaan buatan dapat berfungsi baik siang maupun malam menjadikannya ideal
untuk penerangan utama di rumah. Cahaya buatan yang dihasilkan lampu dari arus
listrik adalah sesuatu yang berbayar. Kebanyakan lampu tidak membunuh kuman
seperti cahaya alami..
 Teknik Pencahayaan Buatan :

Berdasarkan penempatan sistem pencahayaan buatan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu


sistem pencahayaan langsung dan sistem pencahayaan tidak langsung.

1. Sistem pencahayaan langsung

Sistem pencahayaan langsung adalah penempatan lampu yang langsung menyinari


bidang atau bagian ruang yang diinginkan. Sistem ini biasanya digunakan pada
aktivitas yang memerlukan cahaya tinggi seperti meja baca tulis, ruang kerja, untuk
mesin jahit dan lain sebagainya.

2. Sistem pencahayaan tidak langsung

Sistem pencahayaan tidak langsung adalah penempatan lampu selain pada bidang atau
bagian ruang yang ingin disinari. Misalnya menempatkan lampu di bawah meja, di
belakang lemari lampu yang menyorot dinding dan lain-lain. Tujuannya agar mata
tidak terlalu silau, ini digunakan pada ruangan dengan aktivitas santai seperti lampu
ruang keluarga, lampu tidur, dan lain-lain.

 Jenis Pencahayaan :

1. Ambient Lighting
Ambient light adalah pencahayaan yang dimaksudkan untuk secara merata menerangi
ruangan secara umum. Ambient light juga biasa disebut dengan general lighting.
Pencahayaan ambient light memberikan pencahayaan keseluruhan dan dimaksudkan
untuk menciptakan tingkat pencahayaan umum dan seragam pada ruangan.

Jenis pencahayaan ambient light:

- Lampu terpasang di langit-langit atau tersembunyi yang mengarahkan cahaya


ke bawah
- Lampu dinding dan lampu lantai, yang menyinari dinding atau langit-langit
dengan cahaya utama
- Pencahayaan Cove, lampu lantai, dan lampu gantung yang memantulkan cahaya
dari langit-langit dan dinding

2. Task Light

Task light disebut juga lampu tugas atau pencahayaan langsung yang dimaksudkan
untuk memberi penerangan pada tugas atau kegiatan tertentu.
Lampu berfokus pada area tertentu di mana tugas dilakukan dan lebih terang daripada
pencahayaan sekitarnya atau ambient light. Pencahayaan tugas yang efektif adalah
lampu yang bebas silau dan cukup kuat untuk mencegah kelelahan mata.
Jenis pencahayaan ini meliputi:
- Lampu tersembunyi dan lacak
- Liontin/Pendants light
- Pencahayaan di bawah kabinet
- Lampu lantai, meja, dan meja
- Lampu meja rias kamar mandi

3. Accent Light

Accent Light adalah lampu aksen yang dimaksudkan untuk menyorot objek tertentu
meski tak ada kegiatan yang terbantu di sana.

Lampu aksen biasanya tiga kali lebih terang dari cahaya sekitar. Pencahayaan aksen
menarik perhatian pada beragam elemen atau fitur dalam ruangan, seperti karya seni,
perabotan, atau detail arsitektur, mengubahnya menjadi titik fokus. Fitting yang
fleksibel lebih disukai untuk
jenis pencahayaan ini, karena memungkinkan mengubah posisi fokus pada area atau
objek kecil.

Jenis pencahayaan lampu aksen secara umum meliputi:

- Lampu dinding

- Pencahayaan spot tersembunyi

- Track lighting

- Lampu sorot yang dipasang di dinding

B. Evaluasi :
Penjelasan mengenai materi Utilitas semester ini sangatlah baik, detail, dan mudah
dipahami oleh mahasiswa. Hanya saja waktu yang bertabrakan sehingga waktu mengajar
sering tidak diisi dan banyak waktu mahasiswa yang terlewatkan pada jam mata kuliah ini.
Penggunaan E-Learning pada mata kuliah ini juga baik karena membantu mahasiswa
dalam melakukan kuliah online, tapi terdapat kekurangan menurut saya mengenai absensi
yang beberapa kali terlewatkan karena tidak langsung mendapat pemberitahuan dari E-
Learning. Mohon maaf dan Sekian.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Dalam Perancangan sebuah Gedung harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas
utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur,
perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.
Dari materi yang didapat, dalam merancang sebuah Gedung perencanaan utilitas sangat penting
sebelum membangun.
- Alat pencegah kebakaran : Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu
bangunan, diperlukan suatu cara atau sistem pencegahan kebakaran karena bahaya
kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda,
terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya
masyarakat.
- Air Conditioner (AC) : Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup
dalam rumah tinggal atau bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan
kelembaban udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara
segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan pengudaraan
atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepat untuk
ruangan serta pengontrolannya.
- Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar bangunan
tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada siang hari maupun
pada malam hari. Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem pengaturan
pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu
estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam perawatan.

Anda mungkin juga menyukai