Anda di halaman 1dari 138

TUGAS & TANGGUNG JAWAB SERTIFIKASI

REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN KELAS “C”

Pasal 8 (1)
Regu penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b mempunyai tugas:
1. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan bahaya
kebakaran;
2. Mengarahkan evakuasi orang dan barang;
3. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait
4. Mengamankan seluruh lokasi tempat kerja;
5. Melakukan koordinasi seluruh petugas peran kebakaran.
6. Memadamkan kebakaran;
7. Melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran;
8. Memberikan penyuluhan tentang penanggulangan kebakaran pada tahap awal;
9. Membantu menyusun baku rencana tanggap darurat penanggulangan kebakaran;
10. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan;
TUGAS & TANGGUNG JAWAB SERTIFIKASI
REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN KELAS “C”

Pasal 8 (2)
(2) Untuk dapat ditunjuk sebagai anggota regu penanggulangan kebakaran harus memenuhi syarat:
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun;
c. Pendidikan minimal SLTA;
d. Telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I dan tingkat dasar II.
FIRE PROTECTION SYTEM
BAHASAN MATERI:

A. SISTEM ALARM KEBAKARAN


B. FIRE ALARM KOMPONEN
C. TIPE FIRE ALARM SIGNAL SISTEM
D. AUTHOMATIC FIRE SPRINKLE SISTEM
E. KLASIFIKIKASI SISTEM SPRINKLE KEBAKARAN
F. SISTEM KOMPONEN SPRINKLE KEBAKARAN
G. SISTEM HIDRAN KEBAKARAN
H. PEMASANGAN & INSTALASI HIDRAN
I. KOMPONEN HIDRAN
J. SISTEM JARINGAN PIPA TEGAK KEBAKARAN
K. SISTEM PENGENDALIAN ASAP KEBAKARAN
A. STANDAR SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

❖ Standar system proteksi kebakaran adalah system proteksi yang terencana dan sistimatis sesuai
peraturan yang berlaku, guna mencegah terjadi nya kebakaran dan menangani kejadian
kebakaran agar bisa di tangani dengan segera secara manual dan otomatis

❖ Sehingga bisa ditangani dengan aman dan cepat serta mengurangi dampak kerugian pada
manusia, lingkungan , harta benda dan produksi

Terdapat dua Sistem Proteksi yaitu.

1. Sistem Proteksi Kebakaran Aktif


2. Sistem Proteksi Kebakaran Pasif.
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF

Definisi Sistem Proteksi Kebakaran Aktif


➢ Penerapan suatu design sistem atau instalasi deteksi,alarm dan pemadam kebakaran pada
suatu bangunan tempat kerja yang sesuai dan handal hingga pada bangunan tempat kerja
tersebut mandiri dalam hal sarana untuk menghadapi bahaya kebakaran.

➢ Alat ataupun instalasi yang disiapkan untuk mendeteksi dan atau memadamkan
kebakaran. Di antara sarana proteksi kebakaran aktif antara lain :

• Sistem Alarm kebakaran otomatis & manual.


• Detektor Asap, Api ,Panas & Gas
• Alat Pemadam Api Ringan ( APAR)
• Instalasi Hidran / Pipa Tegak( Stand Pipe )
• Instalasi Sistem Fire Sprinkle
• Fire Suppression Sistem ( Busa, Clean Agent, Gas Co,dll.)
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF

Definisi Sistem Proteksi Kebakaran Pasif


➢ Suatu tekhnik desain tempat kerja untuk membatasi dan menghambat penyebaran
api,panas,asap dan gas baik secara vertical ataupun horizontal dengan mengatur jarak
antara bangunan,memasang dinding pembatas yang tahan api,menutup semua bukaan
dengan media tahan api atau dengan mekanisme tertentu.

➢ Alat, sarana atau metode/cara mengendalikan asap, panas maupun gas berbahaya apabila
terjadi kebakaran.
• Sistem Kompartementasi (Pemisahan Bangunan Resiko Kebakaran Tinggi).
• Sarana dan Sistem Pengendali Asap dan Api (Fire Damper, Smoke Damper, Fire Stopping,
dst).
• Sarana Evakuasi dan Alat Bantu Evakuasi ( Jalur Evakuasi, Pintu Darurat, Assesmbly Point,dll)
B. SISTEM ALARM KEBAKARAN

➢ Permenaker No.2 Tahun 1983 Tentang Instalai alarm kebakaran Otomatis


➢ SNI 03-3985-2000 “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm
Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan gedung Rumah dan Gedung”.
➢ NFPA # 72 National Fire Alarm and Signaling Code

Fire Alarm Sistem adalah suatu rangkaian sistem yang terpasang pada bangunan untuk mendeteksi
dan menginfomasikan ke penghuni bangunan tentang ada nya produk kebakaran pada bangunan
tersebut berupa Panas, Asap,Nyala,dan gas.

Sistem komponen nya terpasang dengan jaringan sambungan kabel pada umum nya dan terdapat
juga menggunakan sistem frekuensi radio. Komponen nya bisa aktif secara Manual & Otomatis

Fire Alarm Sistem memberikan informasi pada seluruh penghuni bangunan / pekerja tentang
kondisi darurat dengan cepat melalui ALAT NOTIFIKASI .

Sistim nya bisa di buat secara Simple atau complex. Sistem alarm juga disyaratkan untuk di test
secara regular.
FIRE ALARM KOMPONEN

Terdapat beberapa komponen dari system Alarm .Antara lain;


1. Fire Alarm Control Panel ( FACP).
2. Power Supplies
3. Initiating Device / Alat Inisiasi
4. Notification Appliances / Alat Notifikasi
5. Fire Command Centre

EVERYONE GET NOTIFY FOR EARLY ACTION & EVACUATE


1. FIRE ALARM CONTROL PANEL ( FACP)

1. Berisi sistem electronic yang mengontrol dan monitor sistem alarm.


2. Menjadi saraf utama untuk memonitor fungsi dari semua sistem alarm proteksi kebakaran
3. Menerima & Memproses Signal yg dikirim oleh Fire Alarm Initiating Devices ( Manual Pull
Station, Detectors )
4. Memproduksi / memberikan output informasi untuk Fire Alarm Notification Devices ( Sirine,
Lampu Strobo, dll ).
PERMENAKER NO.2 TAHUN 1983.
Pasal 30
(1) Panil indikator harus diberi tanda secara permanen dan jelas tentang pabrik pembuatnya dan
disertai tipe dari panil dan nomor pengesahan sistem alarmnya.

(2) Apabila lemari panil indikator ditempatkan disebuah ruangan khusus, maka bagian depan pintu
ruangan tersebut harus diberi tulisan “PANIL INDIKATOR KEBAKARAN” dengan warna yang kontras
terhadap warna disekitarnya.

(3) Pintu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak boleh memiliki tanda lain selain tulisan “PANIL
INDIKATOR KEBAKARAN” dengan tinggi huruf tidak kurang dari 50 (lima puluh) mm.
2. POWER SUPPLIES FIRE ALARM SYSTEM
1. Fire alarm sistem menyediakan primary dan secondary power supply/ daya listrik
2. Primary Power supply sumber nya dari Listrik pada bangunan utama dan Secondry Power
Supplies bisa berupa baterai charger atau auxiliary generator .
3. Standard NFPA #72 secondry baterai bisa mensupport selama minimal 5-15 menit atau bisa
sampai 2 jam, tergantung tingkat kesulitan evakuasi bangunan tersebut.
PERMENAKER NO.2 TAHUN 1983.
Pasal # 36
Sumber tenaga listrik untuk sistem alarm kebakaran harus dengan tegangan tidak kurang
dari 6 ( enam) Volt.

Pasal #39
Baterai akimulator sistem alarm kebakaran harus mampu bertahan selama sekurang-
kurangnya 4 (empat) hari penuh untuk memberikan isyarat secara normal tanpa adanya
bantuan dari pemberi arus utama.
3. INITIATING DIVICE
ALAT INISIASI
Fire Alarm Initiating Device adalah peralatan yang beroperasi secara Manual & Otomatis.
Terpasang di dalam bangunan untuk mendeteksi produk kebakaran atau gas berbahaya lain nya .
Setelah mendeteksi , peralatan tersebut akan mengirimkan signal ke Fire Alarm Kontrol Panel (
FACP).

Tipe dari peralatan yang digunakan tergantung dari tipe bangunan dan penghuni nya.

Peralatan tersebut sbb:

➢ Inisiator Manual : Pull Station ( Ditarik secara manual oleh pengguna saat melihat kejadian
darurat kebakaran ).

➢ Inisiator Otomatis: Alat Detector ( Panas , Nyala , Asap, Gas ,).


1. MANUAL PULL STATION
Peralatan ini bisa dioperasikan secara manual oleh penghuni bangunan jika melihat
terjadi keadaan darurat kebakaran .

Terdapat beberapa jenis dan ukuran namun disyaratkan berwarna merah dan tulisan
putih.
2. HEAT DETECTOR
➢ Aktif jika temperature didaerah yang menjadi jangkauan monitor nya melebihi temperature
yang telah di tentukan.
➢ Terdapat banyak tipe heat detector namun semua nya dioperasikan dalam dua prinsip yang
berbeda yaitu

A. FIXED TEMPERATURE
B. RATE OF RISE .
A. FIXED TEMPERATURE HEAT DETECTOR
➢ Aktif Ketika panas melebihi suhu yang telah ditentukan atau di setting .

➢ Komponen di dalam nya terdiri dari BI-Metal terpisah. Yang akan bersetuhan Ketika
terkena suhu panas tertentu dan akan men-trigger alarm.

➢ Umumnya dipasang di plafon dan suhu nya disetting sedikit lebih tinggi dari suhu
normal plafon.

➢ Pada umum nya suhu heat detector rate pada ruangan biasa sekitar 74OC .

➢ Detector ini adalah yang paling lambat mendeteksi diantara semua detector.

➢ Sedikit kemungkinan untuk terjadi alarm Palsu dengan Fixed Temperatur Heat
Detector
Kelebihan nya:
• Lebih murah dari smoke detector.
• Tidak terpengaruh oleh debu . Cocok untuk dipasang di ruangan berdebu ( bangunan
dekat crusher )
• Pemeliharaan yang mudah.
Kekurangan nya:
• Respond lebih lambat dari smoke detector
• Tidak akan mendeteksi product kebakaran
MEKANISME KERJA FIXED HEAT
DETECTOR
B. RATE OF RISE HEAT DETECTOR

Beroperasi pada asumsi bahwa SUHU di dalam ruangan akan meningkat lebih cepat dari
API daripada panas normal atmosfir .
• Typical nya di design untuk menginisiasi signal ketika meningkatnya suhu melebihi
7OC-8OC dalam 1 menit.
• Sebagian besar Rate of Rise Heat Detector dapat diandalkan dan tidak mengarah ke
Alarm Palsu.
• Sebagian besar detector ini akurat berbunyi karena suhu panas. Bisa terjadi alarm
palsu karena posisi pemasangan yang salah.
• Bisa reset secera otomatis jika tidak rusak.
PERATURAN PEMASANGAN HEAT DETECTOR
Peraturan Mentri Tenaga Kerja No.02 Tahun 1983.

#Pasal 61.
a) Untuk setiap 46 m2 luas lantai dengan ketinggian plafon dalam keadaan rata tidak lebih dari 3 m
harus dipasang sekurang-kurang nya 1 buah detector panas.

b) Jarak antara detector dalam ruangan biasa semua jurusan tidak lebih dari 7m dan tidak lebih dari
10m dalam koridor.

c) Jarak dengan dinding pembatas paling jauh 3m pada ruang biasa dan 6m dalam koridor serta paling
dekat 30cm.

Detail untuk pemasangan Heat Detector ada di BAB # 3 pasal 61 sampai 66.
3. SMOKE DETECTOR / SMOKE ALARM.
Smoke Detector dan Smoke Alarm mendeteksi asap atau product lain dari kebakaran.
• Smoke Detector hanya mampu mendeteksi dan mengirim Signal ke FACP untuk
membunyikan alat notifikasi fire Alarm.

• Smoke Alarm mempunyai kemampuan mendeteksi dan mengeluarkan ALARM secara


individu. Umum nya terpasang di perumahan/ rumah tangga.

• Smoke Alarm & Smoke detector Lebih cepat mendeteksi kebakaran daripada HEAT
DETECTOR

• Terdapat 2 type Smoke Detector : Photo Electric & Ionization Smoke Detector
1. Photoelectric Smoke Detector (Detektor Asap Fotolistrik)

• Photoelectric Smoke Detector atau Detektor Asap Fotolistrik adalah jenis Smoke Detector yang
menggunakan cahaya untuk mendeteksi adanya gumpalan asap.
• Sinar Cahaya yang berbentuk denyutan dari lampu LED dengan optiknya akan dipancarkan
secara garis lurus ke bagian tertentu pada chamber atau ruang hitam yang terdapat di
perangkat detektor.

• Sebuah sensor foto (PHOTOCELL) yang juga dilengkapi lensa optik diletakan di posisi bagian
bawah dasar vertikal.

• Sensor Foto ini akan menghasilkan arus apabila terkena cahaya. Pada saat tidak ada asap, sinar
cahaya LED akan menembak secara garis lurus dan tidak akan menyinari sensor foto yang
terletak di bawah sinar tersebut.

• Apabila terjadi kebakaran dan asapnya memasuki ruang atau chamber detektor maka
cahayanya akan berbelok dan diarahkan ke sensor foto (Photocell) sehingga mengaktifkan sinyal
alarm.
2. Ionization Smoke Alarm Detector.
• Didalam smoke detector terdapat dua plat metal tipis yang disebut ELECTRODE yang
tesambung ke Baterai lalu dinamakan CIRCUIT.
• Terdapat Zat Americium 241 ( Zat Radioactive ) . Zat ini mencoversi molecul udara menjadi
ION positive dan negative.
• ION bergerak dari Positive ke Negative & sebalik nya sehingga membentuk circuit listrik.
• Apabila terdapat sejumlah partikel akibat kebakaran yang memasuki chamber, partikel-
partikel tersebut akan mengganggu gerakan ion normal ,sehingga arus turun menjadi lebih
rendah maka sinyal alarm akan segera diaktifkan.
PHOTO ELECTRIC SMOKE DETECTOR IONIZATION SMOKE ALARM DETECTOR
V
Melihat ASAP E Merasakan ASAP
Merespond lebih cepat pada Api R Merespond lebih cepat pada Api Terbuka
Membara ( Smoldering Fire) S ( Open Fire )
Bisa active karena udara berdebu. U Bisa active karena uap memasak ,
Sehingga bisa terjadi Alarm Palsu Sehingga bisa terjadi Alarm Palsu
S
PERATURAN PEMASANGAN SMOKE DETECTOR
Peraturan Mentri Tenaga Kerja No.02 Tahun 1983.

#Pasal 69.
a. Untuk setiap 92 m2 luas lantai harus dipasang sekurang-kurangnya satu detector asap atau satu alat
penangkap asap.
b. Jarak antara detector asap dalam ruangan biasa tidak boleh melebihi 12m dan tidak lebih dari 18m
dalam koridor.
c. Jarak dengan dinding pembatas paling jauh 6m pada ruang biasa dan 6m dalam koridor serta paling
dekat 12m.

Detail untuk pemasangan Smoke Detector ada di BAB # 4 pasal 67 sampai 76.
3. SMOKE ALARM / ALARM ASAP
• Peralatan ini bisa dipasang secara individual dengan menggunakan kekuatan fasilitas
sebuah baterai.
• Tidak tersambung dengan system kabel alarm.
• Cocok dan murah untuk pemasangan diperumahan atau bangunan kecil.
• Ketika terkena asap atau produk kebakaran maka alat deteksi ini akan mengeluarkan
suara alarm local dalam satu paket alat tersebut.
• Low batt dan inspeksi baterai harus diperhatikan.
4. FLAME DETECTOR ( Deteksi Nyala).
Terdapat tiga type dasar Flame Detector yang kadang-kadang disebut Light Detector yang
digunakan untuk mendeteksi hal-hal berikut ini.
• Light in the Ultraviolet Wave Spectrum ( UV Detector )
• Light in Infrared Wave Spectrum ( IR Detector )
• Light in Both Ultraviolet and Infrared Wave Spectrums.
Type detector ini adalah type detector yang tercepat untuk merespond kebakaran, kondisi
Non Fire seperti Pengelasan, Cahaya matahari, dan sumber lain dengan cahaya cerah yang
bisa menginisiasi ALARM PALSU.

• Deteksi ini umumnya dipasang di daerah-daerah sedikit cahaya .


PERATURAN PEMASANGAN FLAME DETECTOR
Peraturan Mentri Tenaga Kerja No.02 Tahun 1983.

#Pasal 78. Permen No.02 Tahun 1983


Suatu kelompok alarm kebakaran harus dibatasi sampai dengan 20 detector nyala api untuk
melindungi secara baik ruangan maksimum 2000 m2 luas lantai kecuali terhadap ruangan
yang luas tanpa sekat ,maka atas persetujuan Direktur atau pejabat yang ditunjuknya dapat
diperluas lebih dari 2000 m2 luas lantai.

Detail untuk pemasangan Flame Detector ada di BAB #5 pasal 77 sampai 80.
5. FIRE GAS DETECTOR ( Deteksi Gas Api).
Ketika terjadi kebakaran di ruang terbatas , komposisi atmospir akan berubah dalam ruangan tersebut
, tergantung dari bahan bakar dan gas yang dikeluarkan oleh proses kebakaran tersebut antara lain.

• Water Vapor ( H2O)


• Carbon Dioxide ( CO2)
• Carbon Monoxide ( CO)
• Hydrogen Chloride ( HCI)
• Hydrogen Cyanide ( HCN)
• Hydrogen Fluoride ( HF)
• Hydrogen Sulfide (H2S)
• Hanya Water Vapor, Carbon Dioxide, Carbon Monoxide yang keluar pada semua jenis kebakaran.
Gas yang lain keluar bervariasi dengan spesifik chemical bercampur bahan bakar
• Oleh karena itu , hanya praktis mendeteksi level C0 dan CO2 untuk semua deteksi kebakaran.
• Fire Gas Detection akan menginisiasi alarm signal lebih cepat daripada HEAT Detector tapi tidak
secepat SMOKE Detector.
PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN ALARM KEBAKARAN OTOMATIS
Permenaker No.2 Tahun 1983
Pasal # 57
(1) Terhadap instalasi alarm kebakaran automatik harus dilakukan pemeliharaan dan pengujian
berkala secara mingguan, bulanan dan tahunan.

(2) Pemeliharaan dan pengujian tahunan dapat dilakukan oleh konsultan kebakaran atau
organisasi yang telah diakui oleh Direktur atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal # 58
Pemeliharaan dan pengujian mingguan lain meliputi : membunyikan alarm secara simulasi,
memeriksa kerja lonceng, memeriksa tegangan dan keadaan baterai, memeriksa seluruh sistem
alarm dan mencatat hasil pemeliharaan serta pengujian buku catatan.
PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN ALARM KEBAKARAN OTOMATIS
Permenaker No.2 Tahun 1983
Pasal # 59
Pemeliharaan dan pengujian bulanan antara lain meliputi : menciptakan kebakaran simulasi,
memeriksa lampu-lampu indikator, memeriksa fasilitas penyediaan sumber tenaga darurat,
mencoba dengan kondisi gangguan terhadap sistem, memeriksa kondisi dan kebersihan panel
indikator dan mencatat hasil pemeliharaan dan pengujian dalam buku catatan.

Pasal # 60
Pemeliharaan dan pengujian tahunan antara lain meliputi : memeriksa tegangan instalasi,
memeriksa kondisi dan keberhasilan seluruh detektor serta menguji sekurang-kurangnya 20
(dua puluh) % detektor dari setiap kelompok instalasi sehingga selambat-lambatnya dalam
waktu 5 (lima) tahun, seluruh detektor sudah teruji.
4. PERALATAN NOTIFIKASI ( Notification Appliances )

Peralatan Notifikasi adalah alat yang memberikan OUTPUT produk terakhir dari seluruh rangkaian
Sistem Alarm Kebakaran.

Produk tersebut antara lain : Lampu Strobe , Bell,Sirine, rekaman suara,pengeras suara,Buzzer
/Lonceng Listrik.

➢ Alat Notifikasi ini tidak bisa berbunyi sendiri . Ketika initiating device mengirim signal ke FACP
,kemudian control unit memproses signal dan aktif local dan meremote Notification Appliances.
JENIS –JENIS PERALATAN NOTIFIKASI ALARM KEBAKARAN

1. AUDIBLE : Suara sirine , bell, speaker yang mengindikasikan ada nya kebakaran atau
kondisi darurat lainnya.
2. VISUAL : Lampu Strobe
3. TEXTUAL : Text visual atau symbol indikasi darurat
4. TACTICAL : Indikasi Kebakaran & Darurat lain nya menggunakan sensor sentuh atau
vibrasi
5. FIRE COMMAND CENTRE.
Lokasi central untuk memudahkan control berbagai macam sistem proteksi kebakaran
antara lain :
• Fire Alarm Control Panel (FACP)
• Smoke Control system
• Fire Pump status indicator
• Emergency Elevator Control
• Emergency Communication system
• Spare Sprinkle and fuses
• Building plan and system diagram.

Pada bangunan besar saat ini sebagian besar


sudah menggunakan Fire Command Centre .
Sistem ini untuk mengkonsolidasikan semua
system proteksi kebakaran pada satu Gedung.
C. TYPE FIRE ALARM SIGNAL SISTEM

Ketika Fire Alarm sistem menerima indikasi suatu situasi darurat ,Alarm akan memberikan
signal yang sesuai.

➢ Sistem metode SEDERHANA ( Simple) hanya berbunyi untuk local fire alarm saja.
➢ Sistem metode COMPLEX akan mengaktifkan alarm local, beberapa bangunan lain, dan
bahkan tersambung ke team Damkar Lokal.

Type Alarm Signal system ini terdiri dari;


A. Protected Premises (Local ) / Proteksi Lokal
B. Supervising Station Alarm System / Sistem Pengawasan Station
A. ALARM LOKAL (PROTECTED PREMISES )

Protected Premises System atau Sistem Alarm Lokal di design untuk memberikan notifikasi hanya
pada penghuni suatu bangunan lokal setempat.
Terdapat 3 ( Tiga ) Tipe Dasar Fire Alarm Lokal Sistem

1. NON CODE Fire Alarm System


2. CONVENTIONAL/ ZONED (Zonasi ) Fire Alarm System
3. ADDRESSABLE Fire Alarm System / dialamatkan atau INTELLIGENT Fire Alarm System
4. WIRELESS FIRE ALARM SYSTEM
1. NON CODE FIRE ALARM SYSTEM
Tipe yang tersederhana pada sistem alarm lokal.

• Ketika alarm initiating device seperti smoke detector mengirim signal ke FACP ,semua peralatan
signal alarm akan beroperasi secara serentak. Peralatan signal akan beroperasi secara terus
menerus sampai FACP di Reset.

• FACP tidak mampu mengidentifikasi INITIATING DEVICE mana yang men trigger alarm.

• Artinya team Fire Fighter harus keliling memeriksa secara visual satu persatu-satu Initiating
device.

• Sistem ini hanya cocok pada bangunan kecil dan ruangan sedikit serta intiating device nya sedikit.
2. ZONED / CONVENTIONAL FIRE ALARM SISTEM :
• Sistem yang memungkinkan untuk team management kebakaran atau team Fire
Fighter mengidentifikasi lokasi alarm yang berbunyi secara umum.
• Sistem ini akan terlihat di layar monitor FACP : Indicator bangunan, lantai, zona, atau
daerah lain yang bertepatan dengan alarm Initiating device.

• Beberapa alarm Initiating device diatur dalam bentuk circuit atau zona. Masing-
masing zona mempunyai lampu indicator sendiri yang display di FACP.
• Lebih Murah sistem nya tapi lebih mahal saat instalasi cable alarm nya karena masing-
masing Zona mempunyai jaringan kabel tersendiri.

Sistem ini akan sangat membantu team management kebakaran atau team Fire Fighter
untuk menentukan Zona/lokasi fire alarm initiating device yang mentrigger Fire Alarm
berbunyi.
ZONE / CONVENTIONAL DIAGRAM
3. ADDRESSABLE FIRE ALARM SYSTEM

Terlihat pada FACP ( Fire Alarm Control Panel ) masing-masing lokasi dari Alarm Initiating
Device yang mentrigger alarm.

• Team Management Kebakaran atau Fire Fighter bisa secara spesifik mengetahui titik
Initiating device mana yang active.

• Satu jaringan cable loop bisa tersambung melebihi 250 alat/ initiating device.

Sistem ini mempercepat waktu respond dari team Fire Fighter saat keadaan darurat dan bisa
dengan segera mengetahui Initiating device mana yang menyebabkan Alarm Berbunyi.
4. INTELLIGENT FIRE ALARM SYSTEM :
Di design lebih flexible yang bisa di program dengan masing-masing aplikasi yang specific .
• Mampu untuk mensupport Signal Line Circuit ( SLC ) , yang mana masing-masing alat pada SLC
di atur untuk memiliki identification unique call dan alamat. Masing-masing SLC bisa
menangani satu sampai ratusan detector/ device.
• Bisa untuk mendeteksi apakah alarm asli,palsu atau perbaikan/pembersihan.
• FACP bisa mendisplay dengan tepat alat deteksi / perangkat mana yang butuh di service.
• Panel terbaru Intelligent bisa menyiapkan detail Notifikasi secara online.
B. SUPERVISING STATION ALARM SYSTEM
Supervising station alarm system memonitor secara terus-menerus lokasi remote untuk
tujuan pelaporan pengawasan, gangguan,atau alarm signal ke pihak berwenang.

Supervising station alarm system ini adalah yang utama digunakan di Amerika.

Terdapat beberapa type Supervising Station Alarm System.

• Auxiliary Alarm Systems


• Proprietary System
• Central Station System
• Remote Receiving System.
SUPERVISING STATION ALARM SYSTEM

Auxiliary Alarm System /Sistem Alarm Bantuan: Tersambung ke system alarm kebakaran kota.
Alarm terkirim dalam system ini ke jaringan pusat Komunikasi alarm umum dimana terdapat
agency yang khsusus ditentukan dan mengirim alarm.

Terdapat dua jenis Auxiliary Alarm System.

Local Energy System : Mempunyai sumber listrik tersendiri tidak tergantung pada sumber listrik
yang memberi pasokan listrik system alarm kebakaran kota.
• Pada system ini initiating device akan tetap aktif walaupun listrik padam pada system alarm
kebakaran kota namun hanya berlaku lokal saja dan tidak tersambung ke Team Fire Fighter
Kota.
• Kemampuan untuk mengirim signal alarm dalam situasi listrik mati tergantung pada design
system alarm kebakaran kota.

Shunt Systems adalah system alarm sirkuit kota diperluas ke property yang dilindungi . Ketika
manual atau otomatis alarm di inisiasi di local , alarm secara instan dikirim kepusat alarm
melalui system alarm kota.
SUPERVISING STATION ALARM SYSTEM

Properietary Alarm System digunakan untuk memproteksi bangunan komersial dan bangunan
industry , Gedung bertingkat, sekolah, bangunan Kawasan industry yang single atau kompleks .

• Masing-masing bangunan atau area mempunyai jaringan kabel alarm tersendiri ke titik
command penerimaan sendiri yang dimilik dan di operasikan oleh pemilik sendiri.
• Tempat command penerimaan berada pada lokasi terpisah dari bangunan utama
SUPERVISING STATION ALARM SYSTEM

Central Station System dipantau oleh kontrak pelayanan pada titik penerimaan yang disebut “ Central Station”.

• Ketika alarm aktif pada salah satu lokasi dari client nya .
• Petugas central station menerima informasi dan menghubungi layanan tanggap darurat dan perwakilan dari
bangunan.

Remote Receiving System tidak tersambung dengan layanan communication centre ke team Fire Brigade.
Biasa nya di lakukan melalui telp line atau radio yang telah mendapat ijin khusus.
AUTOMATIC FIRE
SPRINKLE
SNI 03-3989-2000
D. AUTHOMATIC FIRE SPRINKLE SYSTEM

Sistem Sprinkler Otomatis adalah system terintegrasi antara Sumber Air, Pompa, Kontrol Valve ,Pipa
& Sprinkler head.

• Valve di setting active secara otomatis saat kebakaran dengan mengeluarkan air atau agent
pemadam untuk memadamkan kebakaran atau menghindari penyebaran air sampai team Fire
Fighter tiba.

• Sistem nya terdiri dari beberapa macam sprinkler yang diatur secara otomatis sehingga system bisa
mendistribusi air yang cukup atau agent lain untuk melindungi area tersebut.

• Sprinkler bisa dikeluarkan dari pipa yang terbuka atau menonjol dari plafon atau dinding dari pipa
tersembunyi.

• Terdapat dua type umum sprinkler yaitu perlindungan LENGKAP dan perlindungan PARTIAL . Yang
lengkap akan melindungi sepenuh nya bangunan dan yang partial akan melindungi area-area high
risk tertentu.
1. FIRE SPRINKLER VS FIRE SUPPRESSION SYSTEM

fire sprinkler dan suppression systems mempunyai cara yang berbeda dalam memadamkan
kebakaran , control kebakaran dan aplikasi nya. Bahkan terdapat beberapa jenis Sprinkle dan
Suppression.
• Fire Sprinkle menggunakan Media pemadam air . Paling banyak di gunakan.
• Fire Suppression menggunakan beberapa agent pemadam. Seperti media gas, clean agent dan
busa.
FIRE SUPPRESSION SYSTEM

Berikut beberapa Fire Suppression yang umum digunakan.


FM 200 Fire Suppression
• Tidak perlu dibersihkan setelah pemadaman karena tidak ada residu.
• Cocok untuk ruang computer,server,museum,ruang arsif sejarah,dll.
• Tidak langsung berdampak fatal pada manusia.

Carbon Dioxide
• Bekerja lebih cepat , efisien , namun gas nya berbahaya untuk manusia.
• Cocok untuk mesin cetak,gudang bahan bakar cair, tangka celup, dll.

Wet Chemical Fire Suppression


• Berbentuk / membentuk Uap Busa . Efektif untuk menghentikan penyalaan Kembali ( Re-ignation )
• Cocok digunakan di dapur umum / besar.

Dry Chemical Suppression


• Bekerja cepat memadamkan api yang disebabkan cairan mudah terbakar.
• Cocok dipasang di ruang mekanikal , furnace,gudang penyimpanan bahan bakar cair.
2. TYPE FIRE SPRINKLER SYSTEM

Terdapat beberapa Type Sprinkler System yaitu :


1. WET PIPE
2. DRY PIPE
3. DELUGE
4. PREACTION
5. SPECIAL EXTINGUISHING SYSTEMS
6. RESIDENTIAL

Note : Fire Fighter harus memahami Standard Minimal dari system pengoperasiannya.

1. WET PIPE ( Dipasang pada umum nya di daerah yang suhu nya diatas 4oC). Terisi air bertekanan
dalam jaringan pipa. Hasil penelitian NFPA, system ini sangat efisien dan cocok karena hampir
99% kebakaran dalam bangunan dipadamkan oleh aktif nya sprinkle kurang dari 10 sprinkle
saja.
2. DRY PIPE
Dipasang didaerah yang suhu nya dibawah 4OC) tidak ada air dalam jaringan pipa, Pipa terisi
Udara bertekanan atau nitrogen.
➢ Ketika sprinkler aktif maka yang akan keluar awal adalah udara atau Nitrogen, kemudian air
masuk ke jalur pipa sprinkler. Tekanan udara biasanya 20psi.
➢ Air harus segera terisi dengan cepat ke jaringan pipa 500 gallon / 1.892 Litter ) dengan
pemasangan alat “ Quick Opening Device”.
3. DELUGE SYSTEM
Sistem deluge adalah sistem proteksi sprinkle kering atau jaringan pipa kosong serta pada tekanan
atmosfir normal.

Alat deteksi Panas dan api dipasang di area yang di lindungi oleh system deluge sprinkler.

Ketika sistem mendeteksi panas dan atau api, katup deluge akan melepaskan media pemadam
bertekanan seperti :
➢ Air, bahan kimia kering, gas inert, atau busa.
➢ Jenis agen yang digunakan tergantung pada jenis sistem untuk bahaya dan lokasi yang dilindungi.
➢ Pipa sistem kemudian akan diisi dengan air atau agen lain dan itu akan dipancarkan oleh semua
Sprinkler head secara bersamaan untuk mengendalikan / memadamkan kebakaran.
➢ Semua sprinkler nya dalam posisi terbuka atau disebut open head sprinkler.
➢ Deluge valve akan mengontrol aliran air dalam system ini.
Sistem deluge umumnya digunakan ketika seluruh area perlu segera dilindungi tidak berdasarkan
zona atau lokasi sumber panas atau api. Sistem ini digunakan paling umum untuk:

➢ Hanggar Bandara
➢ Pabrik Kimia
➢ Transformer Listrik
➢ Unit Penyimpanan Data, dll.

Sistem penyiram deluge bekerja dengan baik dalam melindungi area bahaya tinggi kemampuannya
untuk dengan cepat menyiram suatu daerah untuk mencegah api meluas.
4. PREACTION SYSTEM
Dry system sprinkle , jaringan pipa terisi udara bertekanan dan semua Sprinkler head nya TERTUTUP
dan air tertahan dalam pipa oleh katup Preaction system

Dengan cara ini sistem dianggap sebagai sistem kering ,sampai diaktifkan nya menjadi sistem
basah.

Agar sistem pra-tindakan mengeluarkan media pemadam , dua langkah harus terjadi:

1. Ketika sistem mendeteksi panas dan atau api, katup pra-tindakan terbuka, dan pipa dialiri air,
bahan kimia kering, gas inert, atau busa.

2. Sprinkle Head tertentu mendeteksi panas atau api, Sprinkler Head tersebut akan terbuka dan
sistem akan bekerja untuk memadamkan api di daerah terdekat itu.
PREACTION SYSTEM
Sistem Pra-Tindakan untuk Area Sensitif Air, Sistem pra-tindakan juga digunakan ketika
pelepasan alat pemadam yang tidak disengaja dapat merugikan.

Sistem ini biasanya ditemukan di lingkungan yang sensitif terhadap air. Sistem pra-tindakan
umumnya digunakan dalam:

1. Museum
2. Galeri Seni
3. Pusat Data
4. Perpustakaan
5. SPECIAL EXTINGUISHING SYSTEM ini menggunakan bahan atau agent selain air.
➢ Wet Chemical
➢ Dry Chemical
➢ Clean Agent
➢ Carbon Dioxide
➢ Foam
➢ Water Mist.
6. RESIDENTIAL SYSTEM ini di design untuk mencegah Flashover dalam ruangan dan
meningkatkan kesempatan untuk penghuni menyelamatkan diri.
➢ Sumber air biasa nya dari PDAM
➢ Mempunyai tangki air sendiri yang bertekanan
➢ Tangki air penampung dengan pompa otomatis .
➢ Minimal flow air 18gpm / 68LPM.
➢ Head sprinkler menggunakan fusible link yang active pada suhu sekitar 74oC
E.KLASIFIKASI SISTEM SPRINKLE KEBAKARAN
SNI 03-3989-2000

1. Sistem Bahaya Kebakaran Ringan.


• Kepadatan pancaran 2.25mm/menit, dengan daerah kerja max diperkirakan :84 m2.
• Kantor,Rumah, sekolah,hotel, rumah sakit,dll.

2. Sistem Bahaya Kebakaran Sedang .


• Kepadatan Pancaran 5mm/menit. Daerah kerja Max diperkirakan 72-360m2.
• Industri Ringan, Pabrik susu,tekstil, rokok,keramik,bengkel mobil, dll.

3. Sistem Bahaya Kebakaran Berat:


• Kepadatan Pancaran 7,5 sampai 12,5mm/menit. Daerah kerja max diperkirakan 260 m2. Untuk
bahaya gudang timbun tinggi kepadatan 7,5-30mm/menit. Daerah kerja max perkiraan 260-300
m2.
• Pabrik kimia, Korek Api,bahan peledak,karet busa,kilang minyak,dll.

NFPA 13D standard Industry for resident sprinkle system, recommended system flow is 13
GPM/Menit / 49,21 liter.
FIRE SPRINKLER NFPA STANDARD

1. NFPA 13 Standard for the Installation of Sprinkler System.( Character dan Sumber Air,
Sprinklers,Fitting,Pipa, Valves, All material termasuk instalasi untuk private fire service)

2. NFPA 13D Standard for the Installation of Sprinkler System in one and two family dwelling and
manufactured home.

3. NFPA 13R Standard for the Installation of Sprinkler System in residential Occupancies Up To
and Including Four Stories in Height.

4. Standard tersebut mempunyai persyaratan persyaratan jarak sprinkler dalam bangunan,ukuran


pipa yang digunakan, metode menggantung pipa, semua detail yang lain yang berhubungan
dengan system sprinkler.
EFEK SISTEM SPRINKLE PADA KESELAMATAN JIWA.

Keberadaan Sprinkle meningkatkan keselamatan penghuni bangunan karena system sprinkler


akar mengeluarkan air pada tahap api yang relatif kecil , material yang terbakar juga masih
terbatas. Karena kebakaran bisa dipadamkan dengan cepat maka akan mengurangi /
menghentikan produk kebakaran yang berbahaya.

Sprinkler tidak akan effektif dalam situasi berikut ini:


• Kebakaran nya terlalu kecil untuk mengaktifkan Sprinkler
• Asap sampai pada penghuni bangunan sebelum system sprinkler aktif
• Penghuni bangunan tertidur ,cacat atau gangguan lainya.
3. KONDISI-KONDISI PENYEBAB KEGAGALAN
FIRE SPRINKLER SISTEM

Sangat JARANG ditemukan Sprinkler GAGAL beroperasi saat terjadi kebakaran.

Berikut penyebab Sprinkler tidak beroperasi dengan sempurna:


• Katup Utama Tertutup penuh atau sebagian.
• Terganggunya supply Air
• Rusak atau Sprinkler di Cat
• Membeku atau pipa nya rusak
• Terdapat kotoran atau sediment dalam pipa.
• Gagal nya sumber supply air pendukung yang kedua.
• Dirusak .
• Sprinkler terhalang oleh object yang terlalu dekat.
F.SISTEM KOMPONEN SPRINKLE KEBAKARAN

Terdapat beberapa Sistem Komponen Sprinkler mulai dari Sumber Utama Air ke Katup Kontrol Pipa.
• Riser : Jaringan pipa Vertikal yang terdiri dari Spriknler valve,One Way Check Valve, FDC ( Fire
Department Connection ), Alarm Valve, Drain Utama, dan komponen lainnya.
• Feed Main : Pipa yang menghubungkan Riser ke Cross Main ( Lintasan Utama ). Cross Main
langsung melayani sejumlah saluran pipa dimana Sprinkler di pasang. Saluran Lintas utama
meluas melewati saluran cabang terakhir dan di tutup untuk memudahkan Flushing.
• Sistem ukuran pipa berkurang dari riser kearah luar. Seluruh system di tahan oleh gantungan dan
clamp.
Berikut daftar komponen Sprinkler:
1. Control Valves ( PIV, WVIP,PIVA)
2. Operating Valves
3. Water Flow Alarms.
4. Sprinkler
5. Sprinkler Deflectors
6. Sprinkler Storage
1. CONTROL VALVE
Semua sprinkler Sistem di lengkapi dengan Kontrol Katup Kran Utama. Digunakan untuk
menghentikan aliran air ketika head sprinkle diganti , Maintenance.

Sebagian besar main control valve di operasikan secara manual. Nampak indikasi dari main
valve harus Fire Fighter pahami sekilas apakah terbuka atau tertutup.
• Outside Stem and Yoke ( OS & Y ) Valve: Memiliki Yoke dibagian luar dengan Stem berulir
yang terbuka. Ulir akan terlihat di luar YOKE jika sprinkle terbuka dan ulir tidak terlihat
ketika valve tertutup.

CLOSED
OPEN
• Post Indicator Valve ( PIV) : Pilar metal berongga yang menaungi batang
katup. Didalam katup stem terdapat plate yang bergerak dengan tulisan
OPEN atau SHUT yang terlihat dari jendela kaca kecil . Saat tidak digunakan
operating handle terkunci pada rumah valve.
Funsgsi nya
• Untuk mengontrol aliran air untuk system Sprinkler atau hydrant .
• Untuk menghentikan aliran air ke sistem sprinkle dan hidran karena alasan
kondisi darurat atau ada perbaikan
• Wall Post Indicator Valve ( WPIV) : Sama fungsinya dengan PIV beda nya dipasang
secara Horizontal dalam dinding bangunan dengan target Nut Operation Valve nya di
luar bangunan.
• Post Indicator Valve Assembly ( PIVA) : Tidak menggunakan indicator OPEN ATAU SHUT .
PIVA menggunakan sirkular Disc didalam pelat datar diatas Rumah Valve. Ketika Katup
terbuka , disk tegak lurus dengan pelat sekitar nya , sebalik nya jika tertutup disc akan
sejajar dengan pelat sekitarnya .
2. OPERATING VALVE
Sprinkler Sistem mempunyai berbagai macam VALVE, antara lain;
1. Alarm Test Valve.
➢ Lokasi nya berada di pipa yang menghubungkan sisi supply pada alarm check valve ke arah
RETARD CHAMBER ( Ruang yang menangkap dan memperlambat kelebihan air yang mungkin
dikirim melalui katub alarm dari system sprinkler otomatis saat terjadi lonjakan tekanan air
sesaat. )
➢ Bisa digunakan untuk mensimulasi aktuasi dari system.
➢ Untuk mengalirkan air ke RETARD CHAMBER dan Aliran Air komponen alarm.
2. Inspector Test Valve
➢ Berada di bagian tersembunyi dari system sprinkler .
➢ Dilengkapi dengan lubang ukuran sama dengan satu sprinkler untuk digunakan simulasi
aktuasi dari system sprinkle tersebut
➢ Air yang keluar dari Inpector test valve biasa dialirkan keluar dari ruang pompa.

3. Main Drain Valve


➢ Semua system Sprinkle Riser mempunyai Main Drain Valve .
➢ Fungsi utama nya untuk dibuka oleh team maintenance saat pemeliharaan dan juga
untuk memastikan system aliran air sprinkle normal.
3. WATER FLOW ALARM
➢ Authomatic Sprinkler sistem selalu di lengkapi
dengan ALARM ALIRAN AIR , guna nya untuk
menginisiasi ALARM agar berbunyi saat system
Sprinkler Aktif .

➢ Alarm akan berbunyi secara local saja yang biasa di


pasang di dalam Pump House.
4. FIRE SPRINKLER

Sprinklers adalah spray nozzles yang fixed yang terbuka secara individu ketika element
Fusible link nya active , Cap terbuka dan mengeluarkan air . Terdapat banyak type & design
sprinkle.

Terdapat tiga jenis sprinkle yang umum digunakan saat ini adalah:
1. Fusible Link aktif ketika solder fusing link nya meleleh pada temperature yg specific.
2. Frangible Bulb aktif ketika tabung bulb yang terisi alcohol sensitive panas atau cairan
glycerol pecah pada temperature tertentu.
3. Chemical Pellet aktif ketika pellet nya meleleh pada temperature specific.
FRANGIBLE BULB SPRINKLE
COLOR CODE
5. SPRINKLER DEFLECTOR

SPRINKLER DEFLECTORS
1. Deflector terpasang dirangka sprinkler dan Discharge Pattern dari AIR ( Bentuk semburan air ).
Bentuk deflector di sesuaikan dengan resiko kebakaran pada bangunan tersebut.

2. Modern Sprinkler umum nya sudah dalam bentuk keluar air yang seragam yang mengarah
langsung kebawah, lebih cepat mengontrol api dan melindungi element pada bangunan lebih
effective.
3. Orientasi sprinkler juga terdapat beberapa:
PENDANT SPRINKLER DEFLECTOR

• Pendant ( Liontin ) : Digunakan di mana tidak praktis untuk dipasang Upright . seperti
dibawah Plafon Gantung .Deflector ini mengeluarkan air curahan umumnya kecil dalam
bentuk lingkaran dan langsung ke bawah.
• Dipasang di ruangan seperti kantor tau ruangan dengan plafon terpasang lengkap.
• Concealed : Sprinkler deflector ini sama seperti Pendant . Ditutup oleh penutup
decorative yang terlepas saat terkena suhu panas tertentu dan bentuk
semburan air nya sama seperti Pendant.
SIDEWALL SPRINKLER DEFLECTOR

Sidewall : Digunakan dalam kondisi dimana mungkin diinginkan atau diperlukan


untuk memasang sprinkler pada bagian sisi kamar atau ruangan, Koridor, dll.
UPRIGHT SPRINKLER DEFLECTOR

• Upright ( Penyiraman Tegak ) : Dirancang untuk menangkis semprotan air kebawah dalam pola
hemisferis ( Setengah Bulat ).Tidak dapat dibalik digunakan untuk posisi menggantung karena
semprotan nya akan membelok ke Plafon.
• Dipasang di daerah resiko kebakaran tinggi dan biasa nya diruang yang tidak ada plafon. (
Gudang, Basement,Ruang mesin,dll)
• Flush : Dipasang di Plafon satu paket termasuk pegangan yg berulir diatas bidang plafon.
• Recessed : Terpasang di perumahan tersembunyi di Plafon compartment atau ruangan
• In-Rack : Tipe ini digunakan di fasilitas Gudang . Didalam rack sprinkler termasuk disk
pelindung yang melindungi elemen penginderaan panas dari air yang dikeluarkan dari
percikan diatas.
G. FIRE HYDRANT SISTEM
A. DEFINISI HYDRANT KEBAKARAN

➢ Jaringan pipa air bertekanan yang berada didalam atau permukaan tanah untuk mensupply
kebutuhan air yang dibutuhkan oleh team Fire Fighter untuk memadamkan peristiwa kebakaran
➢ Digunakan untuk mensupply air pada jaringan fire suppression dalam bangunan berupa sistem
supply PIPA TEGAK ( Stand Pipe) dan Jarigan air sistem Sprinkle Kebakaran.
➢ Memiliki Sumber Air dari Fasilitas jaringan air minum umum atau sumber air pribadi yang berasal
dari tangki / tandon private.
➢ Memiliki Coupling SIAMESE Connection untuk mengisi pasokan air dari team fire department ke
jaringan Hidran jika supply air dari Reservoir/tandom habis atau bermasalah
H. PEMASANGAN INSTALASI HIDRAN:
Pembangunan instalasi Hidran ditentukan berdasarkan hasil dari Fire Risk Asessment / Penilaian
resiko kebakaran .Point- point penting yang harus di kalkulasi adalah ;
▪ Kontruksi bangunan ( Luas,bahan,bentuk).
▪ Fungsi bangunan & Klasifikasi kebakaran bangunan ( Kantor, Pabrik, Gudang, fasilitas umum, dll).
▪ Jumlah Jiwa ( Penghuni/ Pekerja).
▪ Sumber AIR ( Lokasi ,Volume, Storage).
▪ Ukuran & jenis Pompa ( Pompa Utama, Pompa cadangan, Jockey Pump, Kekuatan pompa)
▪ Jaringan Pipa ( Ukuran, Jarak, Vertikal / Horisontal)
▪ Jaringan Siamese ( Secondary water Input Supply)
▪ Hydrant pilar / Hydrant Box ( Selang, Hose Coupling, Kunci Hidran, Nozzel).
▪ Pemeliharaan, inspeksi dan test berkala.
I. KOMPONEN FIRE HIDRAN

Untuk bisa digunakan / dioperasikan sesuai fungsinya, hidran memiliki beberapa komponen UTAMA
dalam sistem jaringan HIDRAN antara lain.
1. Reservoir /Sumber Air & Jumlah nya.
2. Pompa Hidran / Fire Pump ( Pompa Utama, Cadangan , Jocky ).
3. Jaringan Pipa ( Utama, destribusi/supply ).
4. Hidran Pilar ( Hidran Coupling ).
5. Siamese Coupling ( Coupling inlet )
Komponen Pendukung:
1. Kunci Hidran
2. Selang Pemadam
3. Nozzle Pemadam.
KOMPONEN UTAMA HIDRAN KEBAKARAN
1. RESERVOIR / SUMBER AIR
▪ Fire hydrant membutuhkan media air bertekanan untuk memadamkan
kebakaran. Reservoir atau ground tank-lah yang menjadi sumber media air.
▪ Sumber Air tandon reservoir tersendiri yang mencukupi sesuai dengan kebutuhan area yang
menjadi jangkauan nya berdasarkan data kalkulasi fire engineering
▪ Reservoir merupakan tangki/tandon air yang dapat mensuply air untuk pemadaman api
minimal selama 45 menit.
▪ Ketika air pada reservoir habis, maka air harus disuppy ke jaringan Hidran melalui jaringan
coupling input air dari water truck yang di supply melalui sambungan coupling SIAMESE
connection.
REFERENSI STANDAR NASIONAL & INTERNATIONAL

1. NFPA 291
• Rekomendasi Practice untuk Fire Flow & Marking Hydran

2. NFPA-14
•Standar untuk Instalasi Selang dan Pipa tegak ( Stand Pipe )

3. NFPA-20-2019 Edition
•Standar untuk Instalasi Pompa Centrifugal.Pompa yang tekananan nya di kembangkan
terutama oleh aksi gaya sentrifugal (End Suction, Horizontal split case, vertical inline , dll)

4. SNI 03-1735-2000
•Tentang tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

5. SNI 03-1745-2000
•Tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan selang untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan atau gedung
PUMP HOUSE ( Rumah Pompa )
➢ Bangunan / ruang ini didesign khusus untuk menempatkan semua komponen dan jenis pompa
penggerak untuk instalasi pemadaman kebakaran
➢ Instalasi pompa kebakaran dalam bangunan lain yang diproteksi oleh pompa kebakaran harus
ditempatkan minimal 15,3 m (50 ft) dari bangunan yang diproteksi. ( Standard SNI 03-6570-2001 ).
➢ Pompa kebakaran, penggerak, dan alat kontrolnya, harus diproteksi terhadap kemungkinan
gangguan pelayanan terhadap kerusakan yang disebabkan ledakan, kebakaran, banjir, gempa bumi,
serangga, angin ribut, kekerasan, dan kondisi lain yang merugikan.
➢ Pemasangan di luar bangunan juga harus dipersyaratkan untuk disediakan proteksi terhadap
kemungkinan gangguan . Unit pompa pemadam kebakaran di dalam bangunan harus dipisahkan dari
semua daerah bangunan dengan konstruksi yang mempunyai Tingkat Ketahanan Api (TKA) 2 jam
2. FIRE PUMP ( POMPA KEBAKARAN)
➢ Pompa Kebakaran adalah pompa / mesin yang digunakan untuk menghisap air dari sumber nya ( Sumur,
Tangki,Bak Penampung, dll)

➢ Mendorong aliran air ke jaringan pipa kebakaran yang bisa digunakan untuk supply jaringan pipa proteksi
kebakaran pada bangunan dan hidran pilar .

➢ Aliran air nya digunakan oleh fire fighter untuk supply air ke Fire Truck atau digunakan secara langsung dengan
menyambung coupling hidran pilar ke selang pemadam kebakaran.

➢ Pompa tersebut terdiri dari 3 jenis ( Pompa Utama, Pompa Cadangan dan Jockey Pump).

Instruksi Menaker No.11 Tahun 1997


Pompa hydran harus mempunyai karakteristik tekanan minimal 4,5 kg/cm2 dan laju aliran minimal 500
US GPM.
1 Gallon = 3,7854 (3,78 Litter ) : 500 X 3,78 =1.895 Litter
Peraturan Mentri P.U No: 26/PRT/M/2008 . Tentang Persyaratan Teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan
Gedung & lingkungan
2.3.5.4.Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 38 liter/detik ( 2.280Lpm ) pada tekanan 3,5
bar, serta mampu mengalirkan air minimmal selama 30 menit
A. JOCKEY PUMP / POMPA STABILISASI
➢ Berfungsi sebagai penjaga tekanan statis pada jaringan hydrant.
➢ Pengontrol tekanan jika terjadi kebocoran pada instalasi Hydrant.
➢ Bekerja secara otomatis jika katup release nya terbuka dan tertutup otomoatis pada saat
katup release tertutup ( ON / OFF secara Otomotatis).
➢ Umum nya menggunakan listrik PLN atau sumber utama listrik pada bagunan tersebut.

Catatan
SNI 03-6570-2001
Pengoperasian pompa kebakaran
B. ELECTRIC PUMP / POMPA UTAMA
➢ Berfungsi sebagai Pompa Utama yang akan bekerja jika kapasitas pompa jockey pump terlampaui.
➢ Hidup secara OTOMATIS dan akan mati dengan cara MANUAL melalui panel control pompa atau
bisa juga diatur otomatis mati pada tekanan tertentu.
➢ Umum nya menggunakan listrik PLN atau sumber utama listrik pada bagunan tersebut.
C. DIESEL PUMP / POMPA CADANGAN
➢ Berfungsi ketika pompa electric sudah melampaui batas tekanan yang diatur atau ketika
pompa listrik tidak memiliki daya karena supply power listrik mati.

➢ Hidup secara OTOMATIS dan akan mati dengan cara MANUAL melalui panel control pompa
atau bisa juga diatur otomatis mati pada tekanan tertentu.

➢ Bekerja dengan daya listrik independent atau diesel.


POMPA CENTRIFUGAL

Pompa Dinamis
Pompa dinamis diklasifikasikan ke dalam berbagai jenis tetapi beberapa di antaranya
dibahas di bawah ini seperti sentrifugal, sentrifugal vertikal, sentrifugal horizontal,
submersible, dan sistem hidran api.

1) POMPA CENTRIFUGAL
Jenis pompa ini paling sering digunakan di seluruh dunia. Pompa ini kuat, efisien dan
cukup murah untuk dibuat.

Setiap kali pompa beraksi, maka tekanan cairan akan meningkat dari inlet pompa ke
outletnya. Perubahan tekanan akan mendorong cairan di seluruh sistem.

Pompa jenis ini menghasilkan peningkatan kekuatan dengan mentransmisikan daya


mekanik dari motor listrik ke cairan di seluruh impeller bergulir. Aliran cairan akan
memasuki pusat impeller dan keluar bersama dengan bilahnya.
2). POMPA CENTRIFUGAL VERTIKAL
Pompa sentrifugal vertikal juga disebut sebagai pompa kantilever. Pompa ini menggunakan
poros eksklusif &mempertahankan desain yang memungkinkan volume jatuh dalam lubang
karena bantalan berada di luar lubang. Mode pompa ini tidak menggunakan wadah pengisian
untuk menutupi poros namun di tempatnya menggunakan bushing throttle. Mesin cuci bagian
adalah aplikasi umum dari pompa jenis ini.
POMPA CENTRIFUGAL

3). POMPA CENTRIFUGAL HORIZONTAL


Jenis pompa ini mencakup minimal dua impeller yang lebih banyak. Pompa ini digunakan dalam
layanan pemompaan. Setiap tahap pada dasarnya adalah pompa pemisah.

Semua fase berada di tempat penampungan yang sama &dipasang pada poros yang sama. Pada poros
horizontal solo, minimal delapan tahap tambahan dapat dipasang.

Pompa multi-tahap ,juga bisa tunggal jika tidak hisap ganda pada impeller pertama. Semua jenis
pompa telah menyediakan serta melayani jenis pompa sentrifugal ini.
LANGKAH PENGUJIAN POMPA KEBAKARAN
Instruksi Mentri No.11 Tahun 1997

PENGUJIAN FIRE PUMP ( POMPA KEBAKARAN)


Lakukan test kerja pompa dengan membuka kerangan uji yang disediakan dalam ruang pompa
dan amati tekanan pompa.
Langkah-langkah pengujian pompa sebagai berikut:
1) Catat tekanan stand by;
2) Catat tekanan pompa pacu jalan;
3) Tutup kembali kerangan uji dan catat tekanan pompa pacu stop;
4) Buka kembali kerangan uji sampai pompa utama jalan dan catat tekanannya;
5) Amati beberapa saat tekanan operasi pompa utama dan catat;
6) Tutup kembali kerangan uji dan pompa utama biarkan tetap jalan. Catat tekanannya dan
amati safety valve bekerja atau tidak;
7) Test pompa cadangan. Catat tekanan start dan tekanan operasionalnya seperti langkah
pengujian pompa utama.

Evaluasi Uji Pompa.


Pompa hydran harus mempunyai karakteristik tekanan minimal 4,5 kg/cm2 dan laju aliran
minimal 500 US GPM/ 1.895 LPM
Persyaratan Sirkuit Listrik pengendalian Pompa
Kebakaran.

1. Suplai daya listrik harus ditarik dari sisi suplai dari panel utama dengan menggunakan
saklar sendiri;
2. Kabel penghantar yang dipakai harus jenis kabel tahan api atau dapat diizinkan
menggunakan kabel lain dengan syarat harus dipasang dalam pipa berulir;
3. Pada sirkit instalasi pemadam kebakaran tidak diizinkan adanya pembebanan lain yang
tidak berhubungan dengan keperluan pelayanan pompa;
4. Alat pengaman sirkit pompa harus mempunyai karakteristik mampu dialiri arus 125%
beban penuh secara terus menerus dan pada 600% beban penuh membuka tidak kurang
dari 20 detik tetapi tidak lebih dari 50 detik;
3. JARINGAN PIPA FIRE HIDRAN

➢ Jaringan instalasi pipa pemadam kebakaran ini adalah jaringan pipa yang bisa dipasang
diatas permukaan tanah atau underground .

➢ Jaringan pipa tersebut berfungsi untuk mensupply air pemadam kebakaran pada sistem
proteksi kebakaran pada bangunan tersebut antara lain Hidran, Pipa Tegak / Stand Pipe,
Sprinkle sistem

➢ Ukuran pipa bervariasi dari ukuran besar hingga kecil sesuai dengan kebutuhan nya
berdasarkan data Fire Engineering.

➢ Jaringan Pipa pemadam kebakaran sangat mudah dikenali oleh semua orang dengan
indentik berwarna MERAH.
4. HIDRAN PILLAR
➢ Hydrant pillar merupakan jaringan output hydrant tempat keluarnya media air yang dihasilkan
dari sistem jaringan hidran pemadam kebakaran.
➢ Coupling oulate Hidran memiliki beberapa jenis/ bentuk yang berbeda tergantung dari
keputusan pemilik nya .
➢ Coupling outlate Hidran harus di sesuaikan dengan bentuk Coupling dari Fire Hose yang di
sediakan.
➢ Pillar inilah yang nantinya akan mengalirkan media air yang dilengkapi dengan beberapa
komponen dan peralatan untuk bisa dioperasikan.

Komponen / peralatan antara lain:


1. Hidran Coupling
2. Hidran valve / Gate Valve
3. Hidran Spanner Wrench/ Kunci hidran
4. Rubber Mallet / Palu Karet.
5. Hidran Box
HIDRAN BOX & AKSESORIS
➢ Hidran box ini merupakan tempat penyimpanan peralatan yang dibutuhkan oleh Fire
Fighter untuk pemadaman kebakaran atau pengujian hidran.
➢ Untuk Hidran Box di dekat Hidran Pillar halaman biasa nya di lengkapi dengan standard
minimal berisi.
➢ Hidrant box selalu ditempatkan di dekat hydrant pillar. Tujuannya penyimpanan aksesori
dalam hydrant box adalah agar aksesoris dapat terjaga kualitasnya dan selalu siap
digunakan saat terjadi kebakaran.
PERALATAN HIDRAN BOX & ACCESORIES
Standar Minimal
1. Kunci Hidran
2. Fire Hose ukuran 2,5 inch 1 set.
3. Fire Nozzle ukuran 2,5 inch 1 set ( Smoothbore atau Spray Nozzle )
Standard Professional.
1. Kunci Hidran
2. Rubber Mallet / Palu Karet
3. Fire Hose ukuran 2,5 inch 1 set.
4. Fire Attack Hose ukuran 1,5 inch 2 set
5. Gate Way Valve 1 set
6. Fire Nozzle Smoothbore ukuran 2,5 inch 1 set.
7. Fire Nozzle Spray Nozzle ukuran 1,5 inch 2 set.
5. COUPLING SIAMESE
➢ Mempunyai sambungan ‘SIAMESE “ untuk mensupply air dari Water Truck ke jaringan hidran,
pipa tegak / stand pipe bangunan tersebut jika supply air dari penampungan berkurang atau
gagal.
➢ Jenis Coupling Siamese terdapat banyak jenis. Untuk bisa tersambung dengan coupling
pengisian air jadi harus di pastikan memiliki coupling yang jenis nya sama.
D. JENIS & KLASIFIKASI FIRE HIDRAN

Fire Hidran mempunyai jenis dan klasifikasi yang beragam menurut kondisi geografis , Situasi &
Jenis bangunan yang di lindungi .Terdapat 2 ( dua jenis ) yang umum digunakan saat ini adalah.

1. Wet Barrel : Terisi air bertekanan di seluruh jaringan pipa secara permanent . Dipasang
untuk daerah tropis. Ketika valve Hidran di buka maka air akan tersedia secara langsung.

2. Dry Barrel : Dalam jaringan pipa hanya terisi udara bertekanan tanpa AIR .
• Aliran air akan di atur dengan sistem Valve yang bisa terisi kejaringan pipa saat hidran
tersebut digunakan.
• Sistem ini di pasang di daerah suhu dingin yang extrem yang bisa membuat air membeku
karena suhu dingin jika berada dalam jaringan pipa hidran.
JENIS & KLASIFIKASI FIRE HIDRAN
KLASIFIKASI HUNIAN
Tingkat resiko bahaya kebakaran

Luas 1000-2000 M2
Resiko Ringan 2 titik hydran, tambahan 1 titik
Tiap 1000M2

Luas 800-1600 M2
Resiko Sedang 2 titik hydran, tambahan 1 titik
Tiap 800M2

Luas 600-1200 M2
Resiko Berat 2 titik hydran, tambahan 1 titik
Tiap 600M2
KLASIFIKASI & MARKING MUNICIPAL FIRE HYDRANTS
Base on information given in NFPA# 291 Recommended Practice for Fire Flow
Testing and Marking Hydrants 2007.

Classificatio Barrel Color Top & Nozzle


Water Flow Pressure
n Cap Color
Class AA 1,500 gpm (5.680 L/min) or Greater Chrome Yellow Light Blue 20psi
(1,4 Bar)
Class A 1,000-1,499gpm (3.785-5.675L/min) Chrome Yellow Green 20psi
(1,4 Bar)
Class B 500-999 gpm (1.900-3.780 L/min) Chrome Yellow Orange 20psi
(1,4 Bar)
Class C 500gpm (1.900 L/min) or less Chrome Yellow Red 20psi
(1,4 Bar)
E. FIRE HYDRANT LOCATION

➢ Jarak antara hydrant tidak boleh melebihi 100 meter untuk kota-kota yang terdapat
pemukiman padat.
➢ Penempatan Hydrant sebaik nya di persimpangan blok pemukiman atau bangunan.
➢ Hydrant pilar yang umum kita ketahui adalah Dead End-Hydrant dan Circulating
Hydrant.
HIDRAN HALAMAN .
SNI 03-1735- 2000
➢ Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan harus dalam jarak bebas
hambatan 50 m dari hidran kota.

➢ Bila hidran kota yang memenuhi persyaratan tersebut tidak tersedia, maka harus
disediakan hidran halaman.

➢ Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman, maka hidran -hidran
tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam sedemikian hingga tiap
bagian dari jalur tersebut berada dalam jarak radius 50 m dari hidran.

➢ Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 2400 liter/menit pada
tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.

➢ Jumlah pasokan air untuk hidran halaman yang dibutuhkan ditunjukkan pada
F. FIRE HYDRANT OPERATION & INSPECTION

Untuk memastikan Hydrant yang menjadi tanggung jawab anda siap digunakan. Harus
di inspeksi atau di operasikan minimal 2x setahun
Anda harus paham bagaimana mengoperasikan hydrant agar:

1. Bisa mensupply air melalui selang untuk mendukung fire suppression.


2. Aliran air keluar saat di buka dan flushing sediment
3. Melakukan Inspeksi secara periodic.
4. Memastikan cara kerja yang benar saat membuka cap / valve
5. Bisa membantu saat flow test.
CARA MENGOPERASIKAN HYDRANT WET BARREL.

1. Pastikan hidran yang akan digunakan bebas dari hambatan yang bisa membahayakan dan
menghalangi pemasangan selang kebakaran .
2. Pastikan hydrant valve tertutup dengan menggunakan kunci hydrant diputar searah jarum
jam.
3. Kencangkan hydrant Cap yang tidak akan digunakan dan sebaliknya buka cap hydrant yang
akan di sambungkan ke Selang kebakaran.
4. Lakukan Flushing sebelum Selang Kebakaran di pasang pada coupling hidran. Pastikan
kotoran / sedimen keluar atau terbuang .
5. Pasang atau sambungkan Coupling selang pada outlet discharge yang akan di buka.
Lakukan pemasangan dan pengecekan yang baik untuk memastikan selang tersambung
dengan aman.
6. Berdiri pada daerah berlawanan dari posisi outlet discharge yg akan dibuka.
7. Buka valve hydrant dengan pelan-pelan berlawanan dengan arah jarum jam sambil
memastikan posisi hose tidak ada yg terlipat. Komunikasi Pumpy , Hoseman, Nozzle man
harus dilakukan dengan jelas.
8. Kata-kata umum Komunikasi yang digunakan adalah Buka,Naikan atau Turunkan tekanan,
Tutup. Bisa disampaikan dengan bahasa isyarat / bunyi peluit.
FIRE HYDRANT INSPECTION

Pada umum nya di kota besar tugas perbaikan & inspeksi hydrant ini di lakukan oleh
department lain dan begitu juga di perusahaan tambang/ industry lainnya. Walaupun demikian
sangatlah bermanfaat jika inspeksi hydrant ini di lakukan oleh Fire Fighter sehingga mereka
terbisa untuk mengoperasikan dalam kondisi nyata dan memahami lokasi hydrant tersebut.

Potensi-potensi yang perlu di perhatikan saat inspeksi.


1. Segala jenis hambatan seperti semak,rumput, tiang, pagar yang menghalangi hydrant.
2. Kondisi Outlet discharge berkarat .
3. Outlet cap berkarat tidak bisa dibuka/ atau bahkan hilang.
4. Lakukan flushing untuk membuang kotoran / sedimen air.
5. Kondisi CAT yang memudar.
PENGUJIAN OPERASIONAL HYDRAN
( Instruksi Mentri Tenaga Kerja No.11 Tahun 1997).

1. Buka titik Hidran yang terdekat dengan pompa.Ukur tekanan pada mulut pancar dengan
pipa pitot dan catat tekanan pada manometer diruang pompa.
2. Buka Titik Hidran kedua yaitu titik hidran terjauh dan titik pengujian pertama tetap terbuka .
Ukur tekanan pada mulut pancar dan tekanan manometer diruang pompa.
3. Buka titik Hidran ketiga yaitu titik hidran pertengahan dan titik hidran dan pertama dan
kedua tetap terbuka.ukur tekanan pada mulut pancar dan tekanan manometer diruang
pompa

Evaluasi Pengujian Operasional:


Ins.11 Tahun 1997
• Syarat yang diminta adalah tekanan terberat tidak lebih dari 7 kg/cm2 dan tekanan pada titik
terjauh tidak kurang dari 4,5 kg/cm2
• Hydrant harus mempunyai karakteristik tekanan minimal dan laju aliran minimal 500 GPM.
STANDARD NFPA #14 & SNI 03-1745-2000

PIPA TEGAK
KEBAKARAN
JARINGAN PIPA TEGAK KEBAKARAN
( STAND PIPE )

➢ Jaringan PIPA TEGAK (Standpipe) didefinisikan sebagai suatu susunan dari pemipaan,
Coupling, sambungan selang, dan kesatuan peralatan dalam bangunan, dengan
sambungan slang.
➢ Dipasangkan sesuai kajian dari fire engineering sehingga air dapat dipancarkan atau
disemprotkan melalui selang dan nozzle, untuk memadamkan kebakaran secara
langsung oleh penghuni bangunan atau mendukung aliran air untuk alat proteksi
kebakaran aktif seperti sistem sprinkle .
➢ Sistem pompa pendorong dan pasokan air nya persis sama dan bahkan umum nya
digabung dengan sistem jaringan Hidran kebakaran.
➢ Standard dan regulasi untuk perencanaan dan instalasi sistem pipa tegak diatur dalam
regulasi SNI 03-1745-2000 tentang Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa
tegak dan selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan
gedung.
STAND PIPE DAN FIRE HOSE SISTEM
Jaringan Pipa Tegak ( Stand Pipe ) adalah sistem yang didesign untuk tersedia sumber
air & selang pemadam yang bisa di gelar segera dan mengeluarkan aliran air untuk
pemadaman yang mana lokasi nya jauh dari jangkauan kendaraan Fire Truck .
KOMPONEN UTAMA HIDRAN KEBAKARAN /
PIPA TEGAK
Hidran box dalam bangunan yang terpasang didekat jaringan Pipa Tegak atau Stand Pipa isi nya
sedikit berbeda.
• Untuk membuka Valve nya disediakan Valve Kran yang tidak membutuhkan kunci hidran untuk
membuka
• Tersedia Fire Hose Rack untuk penyimpanan selang umum nya berbentuk Rack Sisir.
• Tersedia Fire Hose ukuran 2,5 Inch dan 1,5 inch tergantung dari klasifikasi nya.
• Umum nya Hose sudah tersambung ke coupling dan Nozzle nya.
PEMBAGIAN KELAS PIPA TEGAK ( STAND PIPE )

Menurut NFPA 14 Standard for installation of standpipes and hose system, dibagi dalam
3 kelas.
1. Kelas 1 : Disediakan untuk digunakan oleh petugas Fire Fighter yang sudah terlatih
dalam menggunakan HOSE Fire line dan tersedia air yang cukup untuk menangani
kebakaran yang mungkin naik ketingkat lebih besar.
➢ Kelas 1 ini disediakan dengan Hose ukuran 2,5 Inch ( 65mm) dan juga REDUCER serta
hose coupling ukuran 1,5inch ( 38mm).
PEMBAGIAN KELAS PIPA TEGAK ( STAND PIPE )
2. Kelas 2: Disediakan untuk digunakan oleh pekerja yang ada di bangunan tersebut yang
telah dilatih oleh team fire department.
➢ Kelas 2 ini disediakan dengan hose ukuran1,5inch ( 38mm) dan nozzle yang tersimpan di
Box Hidran pipa tegak . Biasa nya menggunakan tipe selang single jaket dan noozle nya
sudah tersambung langsung dengan hose.

Kelas 3: Adalah penggabungan dari kelas 1 dan kelas 2.


Dari tiga kelas diatas terdapat beberapa type standpipe.
PIPA TEGAK STANDARD SNI 03-1745-2000
Standar rencana dan pemasangan pipa tegak dan selang pada bangunan rumah dan Gedung
dibagi dalam 3 kelas:

Note : Panjang Selang Pemadam tidak kurang dari 30 Meter

Kelas 1.
Sistem harus menyediakan sambungan selang api ukuran 2 ½ Inci pasokan air yang digunakan
oleh petugas team pemadam kebakaran dan mereka yang sudah terlatih.

Kelas II.
Sistem harus menyediakan sambungan selang api ukuran 1 ½ Inci pasokan air yang digunakan
oleh penghuni bangunan atau oleh petugas pemadam kebakaran selama tindakan awal.

Kelas III.
Sistem harus menyediakan kotak selang api ukuran 1 ½ inci untuk memasok air yang digunakan
oleh penghuni bangunan dan sambungan selang ukuran 2 ½ inci untuk memasok air dengan
volume lebih besar untuk digunakan petugas pemadam kebakaran atau mereka yang terlatih.
LAJU ALIRAN AIR ( WATER FLOW ) JARINGAN PIPA TEGAK

➢ Laju airan air minimum dari pipa hidroalik terjauh harus sebesar 550gpm / 2.081 LPM

➢ Laju aliran pipa tegak tambahan harus sebesar 250gpm / 946 LPM untuk setiap pipa
tegak,yang jumlah nya tidak melampaui 1250gpm.

➢ Untuk system kombinasi pada bangunan yang dilengkapi sprinkle otomatis secara parsial,
laju air 150gpm / 567 LPM untuk hunian bahaya ringan dan 500gpm / 1.892 LPM untuk
hunian bahaya sedang.
KLASIFIKASI & KOMPONEN
PIPA TEGAK ( STAND PIPE )

Terdapat beberapa pembagian Klasifikasi & Komponen Pipa tegak yang mana pembagian
tersebut berdasarkan kondisi dan kebutuhan operasional proteksi kebakaran suatu
bangunan .

• Hose station
• Water supply
• Water Flow Control Valve
• Risers
• Pressure Regulating Device
• Fire Department Connection ( FDC).
TIPE / JENIS
PIPA TEGAK ( STAND PIPE )

1. Automatic Wet: Terisi air selama nya. Supply air diatur secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan. Sistem ini tidak bisa untuk daerah dingin.

2. Automatic Dry : Sistem ini terisi udara bertekanan untuk mempertahankan integritas
pipa. Air akan mengalir ke system melalui kran dry-pipe setelah kran selang dibuka .
Sistem ini memiliki penyimpanan supply air yg permanent.

3. Semiautomatic dry : system pipa nya tersambung langsung ke supply air yang mampu
mensupply permintaan system selama nya. Terisi udara bertekaan ,Dibutuhkan
mengaktifkan alat control untuk tersedia nya air pada sambungan hose.
4. Manual Dry: Tidak mempunyai supply air yang permanent. Air akan tersedia jika system
nya di supply melalui FDC ( Fire Department Connection )

5. Manual Wet : Terisi air penuh tapi tidak ada supply air .Team fire department harus
mensupply air ke system ini. Kebocoran pipa harus selalu di pantau.
SISTEM MANAJEMEN
PENGENDALIAN ASAP & API.
SMOKE MANAGEMENT SYSTEM

➢ Smoke Management System berguna untuk memindahkan atau mengontrol pergerakan


ASAP kebakaran pada bangunan.
➢ Sistem ini akan mengurangi cidera dan kematian korban serta mengurangi kerusakan
bangunan .
➢ Sistem ini didesign untuk menjauhkan pergerakan ASAP masuk kejalur-jalur penyelamatan
atau evakuasi.
➢ Smoke manajemen juga termasuk pembatas asap, exhaust fans, ventilasi.
TYPE SMOKE CONTROL SYSTEM & METHODS.

Terdapat beberapa Type dari Smoke Control System and Methods yang di pilih sesuai
dengan fungsi bangunan.

PASSIVE SYSTEM . Pembatas ASAP yang sesuai dengan kekuatan api untuk membuat
pencegahan melawan penyebaran kebakaran. Dinding, partisi, lantai, pintu, dan penahan
lain nya yang membuat beberapa tingkat pengendalian asap yang jauh dari sumber asli
kebakaran.
▪ Contohnya : Fire Stop barrier, Door gasket, drop seals, smoke damper di HVAC ( Heating
Ventilation Air Conditioning )

PRESSURIZATION SYSTEM: Menggunakan mekanikal Fan atau Ventilasi untuk membuat


tekanan udara yang berbeda dalam ruangan.

ZONED SMOKE CONTROL : Design untuk membatasi perpindahan asap dari satu ruangan ke
ruangan lain.
DILUTION .Sistem penguraian kontaminasi asap biasa nya di pasang di atrium, terowongan
untuk membuat uadar menjadi segar dan sesuai dengan batas aman yg dihirup manusia.

EXHAUST METHODS: Menggunakan mekanikal Ventilasi untuk mengumpulkan asap pada


titik tertinggi di dalam ruangan besar. Di design untuk mempertahankan posisi asap sekitar
2-3 meter dalam ruang yang terisi asap.

OPPOSED AIR FLOW METHOD : Menggunakan ruangan besar dimana asap migrasi dari
Zone terbakar dibatasi oleh opposed air flow. Tekanan udara tinggi di arahkan ke arah titik
kebakaran ( BUKAN KE API) untuk menghindari ASAP migrasi ke ruangan yang belum
terdampak asap.
SMOKE & FIRE DAMPER

Smoke & Fire Damper adalah : alat untuk menutup atau memblokir lubang ventilasi pada
pendingin atau pemanas ruangan, sehingga jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran, Fire
Damper bisa digunakan sebagai penutup untuk menghentikan penyebaran kebakaran
keseluruh ruangan.

Anda mungkin juga menyukai