Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM INDIVIDU MANAJEMEN PENANGGULANGAN

KEBAKARAN

PERENCANAAN INSTALASI SPRINKLER PADA RUANG


LABORATORIUM GEDUNG E FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Jasmine Dwi Anggreany


V8122078

PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 1
D. Manfaat .............................................................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 3
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................................... 3
B. Perundang–undangan....................................................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................................... 12
A. Luas Ruang ...................................................................................................................... 12
B. Klasifikasi Kelas Kebakaran ........................................................................................... 12
C. Klasifikasi Sistem Sprinkle Kebakaran ........................................................................... 12
D. Kode Warna Bulb Sprinkler ............................................................................................ 12
E. Jumlah Sprinkler .............................................................................................................. 12
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sprinkler kebakaran atau fire sprinkler merupakan komponen dari sistem sprinkler
kebakaran yang berfungsi menyemburkan air ketika potensi kebakaran telah terdeteksi, dimana
potensi kebakaran yang umum dideteksi adalah kenaikan suhu yang ditentukan telah
terlampaui (Rahesa, 2017). Pemadaman kebakaran menggunakan sprinkler merupakan salah
satu metode yang selama ini digunakan dan juga efektif dalam memadamkan api di kapal Roro
atau ferry. Fire sprinkler ini biasanya terdapat pada cabin kapal maupun car deck di kapal Roro.
Sprinkler sendiri dapat diartikan sebagai suatu ukuran dari sebuah molekul.
Prinsip kerja fire sprinkler sangatlah kompleks jika diperhatikan dan dilihat lebih
seksama. Untuk menjalankan fire sprinkler system ini tidak terlepas dari tandon air yang
menyediakan pasokan air ketika terjadi bencana kebakaran. Sistem Fire Sprinkler dirancang
dengan teliti oleh ahli dengan menyatukan fungsi alarm peringatan dan tindakan pemadam
kebakaran secara otomatis yang akan membuat anggota kru kapal merasa nyaman
(Prasetiawan, 2017). Sistem ini hanya dapat aktif apabila mendeteksi suhu tinggi tertentu.
Sistem sprinkler otomatis adalah kombinasi dari deteksi panas dan pemadaman, ia bekerja
secara otomatis penuh tanpa bantuan orang atau sistem lain. Sehingga system ini merupakan
sistem penanggulangan/ pemadaman kebakaran yang paling efektif dibandingkan dengan
sistem hidran dan lainnya.

B. Rumusan Masalah
Menurut latar belakang yang telah diuraikan dan observasi yang telah dilakukan,
praktikan merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana perencanaan pemasangan sistem springkler yang baik dan benar sesuai dengan
regulasi yang berlaku pada lab gedung E Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret?

C. Tujuan
Tujuan dari laporan praktikum ini adalah membuat perencanaan instalasi springkler
pada lab gedung E Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang nantinya dapat
menghasilkan saran kepada pihak instansi dalam melakukan pemasangan sistem springkler
yang baik dan benar sesuai dengan regulasi yang berlaku.

1
D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Praktikan
Sebagai media pengetahuan dan pembelajaran mengenai manajemen
penanggulangan kebakaran terkait perencanaan pemasangan system springkler yang
nantinya harus tersedia di setiap industri pekerjaan baik nasional maupun internasional
sehingga dapat diaplikasikan saat bekerja sebagai seorang Ahli K3.
2. Manfaat Bagi Program D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laporan ini dapat menjadi sebuah pembelajaran yang dapat dikaji ulang oleh
Program D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang nantinya bisa menjadi sumber daya
ataupun referensi pengetahuan bagi mahasiswa lainnya.
3. Manfaat Bagi Pihak Instansi
Laporan ini diharapkan menghasilkan saran kepada pihak instansi dalam
melakukan perencanaan pemasangan sistem springkler yang baik dan benar sesuai
dengan regulasi yang berlaku.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Sprinkler
Sprinkler adalah suatu sistem otomatis penyiraman air melalui kepala yang melekat
pada sistem perpipaan yang mengandung air dan terhubung ke suplai air, sehingga debit air
keluar dengan segera dikarenakan dari sensor sensitif berupa air raksa yang pecah dan
terkoneksi oleh suhu panas yang ditimbulkan dari sesuatu yang terbakar. Setiap sprinkler
diaktifkan secara individual bila dipanaskan sampai suhu tertentu. Kebanyakan penyiram
air debit sekitar 20-25 galon per menit (gpm), tergantung pada desain sistem. Sprinklers
untuk aplikasi khusus dirancang untuk debit hingga 100 gpm.
2. Jenis Sistem Sprinkler
A. Sistem basah (wet pipe system)
Sistem sprinkler basah bekerja secara otomatis terhubung dengan sistem pipa
yang berisi air. Peralatan yang digunakan pada sistem sprinkler jenis ini terdiri dari
sumber air, bak penampungan, kepala sprinkler, tangki tekanan dan pipa air dimana
dalam keadaan keadaan normal, seluruh jalur pipa penuh dengan air. Sistem ini paling
terkenal dan paling sedikit menimbulkan masalah. Dipasang pada umum nya di daerah
yang suhu nya diatas 4oC. Terisi air bertekanan dalam jaringan pipa. Hasil penelitian
NFPA, system ini sangat efisien dan cocok karena hampir 99% kebakaran dalam
bangunan dipadamkan oleh aktif nya sprinkle kurang dari 10 sprinkle saja
B. Sistem Kering (dry pipe system)
Sistem sprinkler kering merupakan suatu instalasi sistem sprinkler otomatis
yang disambungkan dengan sistem perpipaannya yang mengandung udara atau
nitrogen bertekanan. Pelepasan udara tersebut akibat adanya panas yang
mengakibatkan api bertekanan membuka dry pipe valve.
Dipasang didaerah yang suhu nya dibawah 4oC. Tidak ada air dalam jaringan pipa,
Pipa terisi Udara bertekanan atau nitrogen.
→ Ketika sprinkler aktif maka yang akan keluar awal adalah udara atau Nitrogen,
kemudian air masuk ke jalur pipa sprinkler. Tekanan udara biasanya 20psi.
→ Air harus segera terisi dengan cepat ke jaringan pipa 500 gallon / 1.892 Litter
dengan pemasangan alat “ Quick Opening Device”.
C. Sistem Curah (deluge system)
3
Sistem deluge adalah sistem proteksi sprinkle kering atau jaringan pipa kosong
serta pada tekanan atmosfir normal. Sistem curah biasanya untuk proteksi kebakaran
pada trafo-trafo pembangkit tenaga listrik atau gudang-gudang bahan kimia tertentu.
Sistem ini menyediakan air secara cepat untuk seluruh area dengan memakai
kepala sprinkler terbuka yang dihubungkan ke supplai air melalui
suatu valve. Valve ini dibuka dengan cara mengoperasikan sistem deteksi yang
dipasang di area yang sama dengan sprinkler. Ketika valve dibuka, air akan mengalir
ke dalam sistem perpipaan dan dikeluarkan dari seluruh sprinkler yang ada. Ketika
sistem mendeteksi panas dan atau api, katup deluge akan melepaskan media pemadam
bertekanan seperti :
- Air, bahan kimia kering, gas inert, atau busa.
- Jenis agen yang digunakan tergantung pada jenis sistem untuk bahaya dan lokasi
yang dilindungi.
- Pipa sistem kemudian akan diisi dengan air atau agen lain dan itu akan dipancarkan
oleh semua Sprinkler head secara bersamaan untuk mengendalikan / memadamkan
kebakaran.
- Semua sprinkler nya dalam posisi terbuka atau disebut open head sprinkler.
- Deluge valve akan mengontrol aliran air dalam system ini.
Sistem deluge umumnya digunakan ketika seluruh area perlu segera dilindungi tidak
berdasarkan zona atau lokasi sumber panas atau api. Sistem ini digunakan paling
umum untuk:
- Hanggar Bandara
- Pabrik Kimia
- Transformer Listrik
- Unit Penyimpanan Data, dll.
Sistem penyiram deluge bekerja dengan baik dalam melindungi area bahaya tinggi
kemampuannya untuk dengan cepat menyiram suatu daerah untuk mencegah api
meluas.
D. Sistem Pra Aksi (preaction system)
Komponen sistem pra aksi memiliki alat deteksi dan kutub kendali tertutup,
instalasi perpipaan kosong berisi udara biasa (tidak bertekanan) dan seluruh
kepala sprinkler tertutup. Valve untuk persediaan air dibuka oleh suatu sistem operasi
detektor otomatis yang dengan segera mengalirkan air dalam pipa. Penggerak sistem
deteksi membuka katup yang membuat air dapat mengalir ke sistem
4
pipa sprinkler dan air akan dikeluarkan melalui beberapa sprinkler yang terbuka.
Kepekaan alat deteksi pada sistem pra aksi ini diatur berbeda dan akan lebih peka,
maka dari itu disebut sistem pra aksi karena ada aksi pendahuluan sebelum
kepala sprinkler pecah.
Sistem ini biasanya ditemukan di lingkungan yang sensitif terhadap air. Sistem pra-
tindakan umumnya digunakan dalam:
1. Museum
2. Galeri Seni
3. Pusat Data
4. Perpustakaan
E. Sistem Kombinasi (combined system)
Sistem sprinkler kombinasi bekerja secara otomatis dan terhubung dengan
sistem yang mengandung air di bawah tekanan yang dilengkapi dengan sistem deteksi
yang terhubung pada satu area dengan sprinkler. Sistem operasi deteksi menemukan
sesuatu yang janggal yang dapat membuka pipa kering secara simultan dan tanpa
adanya kekurangan tekanan air di dalam sistem tersebut.
F. Special Extinguishing System
Menggunakan bahan atau agent selain air, yaitu :
- Wet Chemical
- Dry Chemical
- Clean Agent
- Carbon Dioxide
- Foam
- Water Mist
G. Residential System
System ini di design untuk mencegah Flashover dalam ruangan dan
meningkatkan kesempatan untuk penghuni menyelamatkan diri. Adapun ciri-ciri dari
system ini adalah :
- Sumber air biasa nya dari PDAM
- Mempunyai tangki air sendiri yang bertekanan
- Tangki air penampung dengan pompa otomatis
- Minimal flow air 18gpm / 68LPM.
- Head sprinkler menggunakan fusible link yang active pada suhu sekitar 74oC
3. Klasifikasi Sistem Sprinkler Kebakaran
5
A. Sistem Bahaya Kebakaran Ringan
→ Kepadatan pancaran 2.25mm/menit
→ Daerah kerja maximum yang diperkirakan : 84 m2
→ Biasanya terdapat di kantor, rumah, sekolah, hotel, rumah sakit, dll
B. Sistem Bahaya Kebakaran Sedang
→ Kepadatan Pancaran 5mm/menit
→ Daerah kerja maximum yang diperkirakan : 72-360 m2
→ Biasanya terdapat di industri Ringan, pabrik susu, tekstil, rokok, keramik,
bengkel, mobil, dll.
C. Sistem Bahaya Kebakaran Berat
→ Kepadatan Pancaran 7,5 sampai 12,5mm/menit
→ Daerah kerja maximum yang diperkirakan : 260 - 300 m2
→ Untuk bahaya gudang timbun tinggi kepadatan 7,5-30mm/menit
→ Biasanya terdapat di pabrik kimia, korek Api, bahan peledak, karet busa,kilang
minyak, dll.
4. Komponen utama Fire Sprinkler
A. Pipa Pada Sprinkler
Dengan jumlah hasil perhitungan bagi pipa pembagi, maka perhitungan harus
dimulai dari pipa cabang yang terdekat pada katup kendali. Jika pipa cabang atau
kepala springkler tunggal disambung pada pipa pembagi dengan pipa tegak, maka
pipa tegak dianggap sebagai pipa pembagi. Titik desain adalah tempat dimana dimulai
perhitungan pipa pembagi dan pipa cabang. Dalam perhitungan ukuran pipa pada
sistem springkler, ukuran pipa hanya boleh mengecil sejalan dengan arah pengaliran
air.
B. Kepala Sprinkler
Sifat-sifat aliran kepala springkler harus berupa penggunaan sebagai kepala
springkler pancaran atas, atau penggunaan sebagai kepala springkler pancaran bawah,
atau penggunaan sebagai kepala springkler dinding. Kepala sprinkler mempunyai 3
komponen utama yaitu orifice, deflektor dan elemen sensitif panas.
- Orifice
Orifice adalah lubang di kepala sprinkler tempat untuk air keluar. Ukuran lubang
bervariasi tergantung pada tipe kepala sprinkler tersebut. Orifice menentukan
koefisien debit (discharge coefficient) dari sprinkler. Suatu sprinkler dapat memiliki
koefisien debit 2.8 (40), 5.6 (80), 8.0 (115), 11.2 (160), 14.0 (200), 16.8 (235), 22.4
6
(315) dan 25.2 (360) gal./min./psi1/2 (L/min./bar1/2). Debit air (Q) dari kepala
sprinkler didapatkan dari hasil perkalian koefisien debit (K) dengan akar pangkat dua
dari tekanan air (P) di kepala sprinkler. Q=K ×√P
- Deflektor
Dengan instalasi standard, maka air yang akan keluar dari kepala sprinkler akan
membentur deflektor untuk membentuk pola pancaran sprinkler yang seragam
berbentuk payung. Desain dari deflektor ini yang akan menentukan bentuk dan
karakteristik pola pancaran air dari kepala sprinkler.
- Elemen Sensitif Panas
Yang menjadi trigger untuk pengoperasian sprinkler adalah elemen sensitif
panas yang ada di kepala sprinkler. Elemen sensitif panas ini mempunyai dua tipe
yaitu, elemen fusible (atau elemen solder) dan bohlam kaca (glass bulb). Ketika
elemen fusible ini mencapai suhu desain operasional, maka elemen ini akan meleleh
dan membuka jalur air bertekanan untuk keluar melalui orifice yang kemudian air ini
akan menabrak deflektornya dan berpencar ke bawah dalam bentuk pola pancaran
seperti payung dan mengarah ke lokasi kebakaran tepat di bawahnya. Tipe elemen
bohlam kaca (glass bulb) terdiri dari bohlam kaca yang berisi cairan. Cairan ini mulai
mengembang sehingga tekanan di dalam bohlam kaca meningkat akibat dari pengaruh
panas dari luar, tekanan ini akan terus naik hingga bohlam kaca ini pecah yang
kemudian membukan jalur air terbuka.
C. Sistem Penyediaan Air
Setiap sistem springkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya
satu jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan
berkapasitas cukup serta dapat diandalkan setiap saat. Air yang digunakan tidak boleh
mengandung serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya springkler,
sambungan pada sistem jaringan kota dapat diterima apabila kapasitas dan tekanannya
mencukupi serta tangki yang diletakkan pada ketinggian tertentu dan direncanakan
dengan baik dapat diterima sebagai sistem penyediaan air. Untuk bahaya kebakaran
kapal, penyediaan air harus mampu mengalirkan air dengan kapasitas 225 liter/menit dan
bertekanan 2,2 kg/cm2 ditambah tekanan air yang ekivalen dengan perbedaan tinggi
antara katup kendali dengan springkler tertinggi. Pompa kebakaran harus ditempatkan
sedemikian rupa, sehingga mudah dicapai diatas kapal. Pompa kebakaran tidak boleh
digunakan untuk keperluan lain diluar keperluan kebakaran, untuk bahaya kebakaran
bangunan perkantoran ukuran minimum pipa hisap adalah 65 mm. Pompa harus
7
dijalankan oleh motor listrik atau motor diesel dan pompa jokey dijalankan oleh motor
listrik dimana kapasitas tangki bahan bakar untuk motor diesel untuk bahaya kebakaran
bangunan perkantoran adalah 3 jam (mengacu pada SNI 03-3989-2000).
5. Peralatan Pada Fire Sprinkler
A. Stop Valve
Stop valve biasanya terkunci dalam posisi terbuka dan dicat dengan warna
merah cerah sehingga dapat dengan mudah menemukannya. Stop valve digunakan
untuk menghentikan aliran air kota yang masuk ke sistem sprinkler kebakaran jika
kebakaran telah padam. Tempat pemberhentian valve dipasang dengan monitor katup,
yang digunakan untuk memantau apakah stop valve terbuka atau tertutup.
B. Alarm Valve
Alarm valve mengontrol aliran air ke dalam sistem sprinkler kebakaran. Ini
adalah salah satu cara katup yang hanya akan terbuka bila tekanan di sisi sprinkler
katup kurang dari tekanan pasokan air (yaitu ketika kepala sprinkler api terbuka).
Ketika kepala sprinkler api terbuka, katup akan terbuka dan air akan mengalir melalui
seluruh sistem sprinkler kebakaran.
C. Sprinkler Head
Sprinkler head merupakan satu-satunya bagian dari sistem sprinkler kebakaran
yang dapat dilihat setiap hari. Kepala sprinkler pada dasarnya merupakan katup yang
terbuka bila mendeteksi temperatur dengan suhu tinggi. Sistem sprinkler hanya akan
memadamkan api dengan posisi di bawah atau di sekitar sprinkle head, ini artinya
sistem sprinkler tidak dapat memadamkan api di seluruh gedung kecuali jika seluruh
ruangan memasang sistem ini.
D. Pressure Switch
Pressure switch memonitor sistem alarm kebakaran untuk penurunan tekanan
air setelah melewati alarm valve. Hal ini memungkinkan sistem sprinkler kebakaran
untuk mengaktifkan pantauan pada panel alarm kebakaran yang kemudian
memberitahu pemadam kebakaran bahwa sistem sprinkler kebakaran telah aktif
E. Flow Switch
Flow switch memantau aliran air melalui beberapa bagian yang berbeda dari
pipa dalam sistem sprinkler kebakaran secara otomatis dan menentukan kapan harus
mengaktifkan alarm. Mereka biasanya yang menjadi penyebab fluktuasi kecil dalam
tekanan air sehingga tidak akan memicu alarm.
F. Pressure Gauge
8
Pressure gauge, mengukur tekanan dalam sistem sprinkler kebakaran
merupakan hal yang sangat penting karena air tidak akan keluar melalui nozzle tanpa
adanya tekanan. Biasanya ada dua alat pengukur dipasang pada sistem sprinkler
kebakaran – salah satu yang menunjukkan tekanan pasokan air dan yang lain
menunjukkan tekanan instalasi.
G. Alarm Test Valve
Valve ini memungkinkan Anda untuk menguji sistem sprinkler kebakaran
tanpa meng-off kan pengaturan seluruh sistem.
H. Pompa Sprinkler
Pomp pada sistem sprinkler terdiri dari Electric Pump, Centrifugal Pump &
Jockey Pump. Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey
pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika tekanan terus
menurun maka pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa jockey
berhenti.Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian
pompa cadangan Diesel secara otomatis akan bekerja.
I. Kompresor Udara
Kompresor udara yang dipakai pada sistem sprinkler berfungsi untuk
menyuplai udara bertekanan 2,2 kg/cm2 untuk memberikan tekanan udara pada saat
sprinkler sudah menyala otomatis.
5. Jenis Head Pada Sprinkler
A. Kepala Sprinkler Pendant
Digunakan di mana tidak praktis untuk dipasang upright seperti dibawah plafon
gantung. Deflector ini mengeluarkan air curahan umumnya kecil dalam bentuk
lingkaran dan langsung ke bawah. Dipasang di ruangan seperti kantor atau ruangan
dengan plafon terpasang lengkap.
B. Kepala Sprinkler Upright
Sistem ini menggunakan pola semprotan air arah ke atas. Dengan deflektor yang
cekung maka air yang keluar akan membentuk sebuah kubah. Kepala sprinkler
Upright ini biasanya digunakan untuk sistem pipa kering (Dry-pipe System).
C. Kepala Sprinkler Side Walk
Kepala sprinkler ini biasanya dipasang untuk ruangan yang kecil, seperti toilet.
Mengapa di pasang di tembok biasanya karena keterbatasan tidak ada atap plafon,
atau sebagai alasan estetika.
D. Kepala Sprinkler Conceals
9
Kepala sprinkler jenis ini biasanya dipasang untuk tempat tinggal. berbeda
dengan tipe pendant yang muncul di luar plafon. Tipe ini biasanya ada di dalam plafon
dengan dilapisi penutup yang dekoratif.

B. Perundang–undangan
Adapun regulasi yang digunakan sebagai acuan untuk perencanaan dan
pemasangan system springkler yang diperlukan sebagai pencegahan bahaya kebakaran
pada bangunan gedung. Berikut beberapa regulasi yang terkait, yaitu :
1. SNI 03-3989- 2000
Berisikan tentang Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem
springkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 26/PRT/M/2008
Berisikan tentang persyaratan teknis system proteksi kebakaran pada
bangunan gedung dan lingkungan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : PER.02/MEN/1983
Berisikan tentang instalasi alarm kebakaran automatik.
4. National Fire Protection Association (NFPA) 13
Sebagai pembanding yang berisikan tentang standar untuk pemasangan
system sprinkler secara internasional

10
BAB III
HASIL

L = 7,87 m
P = 9,18 m

LAB 3 LAB 2

LAB 4 LAB 1
P = 8,75 m

L = 5,5 m

= Pipa Utama
= Reservoir

= Sprinkler = Pipa Distributor


Reservoir

11
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Luas Ruang
1) Laboratorium 1 memiliki luas sekitar 49m2 , dengan panjang 8,75m dan lebar 5,5m
2) Laboratorium 2 memiliki luas sekitar 72m2 , dengan panjang 9,2m dan lebar 7,9m
3) Laboratorium 3 memiliki luas sekitar 72m2 , dengan panjang 9,2m dan lebar 7,9m
4) Laboratorium 4 memiliki luas sekitar 49m2 , dengan panjang 8,75m dan lebar 5,5m

B. Klasifikasi Kelas Kebakaran


Menurut SNI 03-1745 mengenai kategori hunian, ruang laboratorium pada gedung E
Fakultas Kedokteran UNS dikategorikan sebagai kelas kebakaran ringan. Kategori kelas
kebakaran ringan (Light Hazard Ocupancie) yaitu bangunan yang memiliki keterbakaran isi
gedung rendah dan kecepatan pelepasan panas dari api yang rendah sehingga penjalaran api
lambat.

C. Klasifikasi Sistem Sprinkle Kebakaran


Menurut SNI 03-3989-2000, ruang laboratorium pada gedung E Fakultas Kedokteran
UNS masuk ke dalam sistem bahaya kebakaran ringan dimana sprinkler mempunyai
kepadatan pancaran 2.25mm/menit dengan daerah kerja maksimal diperkiran 84 m2.

D. Kode Warna Bulb Sprinkler


Warna bulb sprinkler yang digunakan untuk ruang laboratorium pada gedung E
Fakultas Kedokteran UNS adalah bulb sprinkler merah. Yang mana sprinkler akan pecah
dan memancarkan air jika suhu ruangan mencapai titik 68oC dan suhu maksimal untuk
langit-langitnya adalah 38 oC.

E. Jumlah Sprinkler
Sesuai dengan SNI untuk kategori bahaya kebakaran ringan satu sprinkler mampu
mencakup area maksimum sebesar 4,6m. Direncanakan antar sprinkler terjadi overlapping
sebesar ¼ area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang tidak terkena pancaran air.
Maka area jangkauan sprinkler dapat dihitung sebagai berikut
X = 4,6m – (1/4 x 4,6m)
= 3,45m
12
Maka,
L = 3,45m x 3,45m
= 11,9m2
Dari perhitungan di atas diatas dapat dihasilkan bahwa sprinkler yang dibutuhkan untuk
setiap ruang laboratorium adalah sebagai berikut :
1) Jumlah sprinkler untuk ruang laboratorium 1 dan 4
48.125 (𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑏)
= 4 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
11,9

2) Jumlah sprinkler untuk ruang laboratorium 2 dan 3


72.2466 (𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑏)
= 6 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
11,9

Menggunakan jenis kepala sprinkler pendant yang arah pancarannya ke bawah karena
kepala sprinkler di letakkan pada atap ruangan.

13
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan karakteristik bangunan yang telah di dapatkan, yaitu :
- Laboratorium 1 dan 4 memiliki luas sekitar 49m2 , dengan panjang 8,75m dan lebar
5,5m
- Laboratorium 2 dan 3 memiliki luas sekitar 72m2 , dengan panjang 9,2m dan lebar
7,9m
- Ruang laboratorium pada gedung E Fakultas Kedokteran UNS dikategorikan sebagai
kelas kebakaran ringan
- Ruang laboratorium pada gedung E Fakultas Kedokteran UNS masuk ke dalam sistem
bahaya kebakaran ringan dimana sprinkler mempunyai kepadatan pancaran
25mm/menit dengan daerah kerja maksimal diperkiran 84 m.
- Warna bulb sprinkler yang digunakan untuk ruang laboratorium pada gedung E
Fakultas Kedokteran UNS adalah bulb sprinkler merah. Yang mana sprinkler akan
pecah dan memancarkan air jika suhu ruangan mencapai titik 68oC dan suhu
maksimal untuk langit-langitnya adalah 38 oC.
Maka didapatkan perencanaan instalasi sprinkler sebagai berikut :
- Jumlah sprinkler untuk ruang laboratorium 1 dan 4
48.125 (𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑏)
= 4 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
11,9

- Jumlah sprinkler untuk ruang laboratorium 2 dan 3


72.2466 (𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑏)
= 6 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
11,9

Menggunakan jenis kepala sprinkler pendant yang arah pancarannya ke bawah karena
kepala sprinkler di letakkan pada atap ruangan.

B. Saran
Semoga laporan ini bisa menjadi sebuah saran maupun bahan evaluasi kepada Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret untuk bisa mengadakan instalasi sprinkler sesuai
dengan regulasi dan persyaratan yang berlaku dalam proses pemadaman kebakaran
seandainya terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan serta agar keselamatan warga yang
menggunakan gedung lebih terjamin untuk kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Viking Fire Sprinklers - Indobara Bahana. (2012, June 11). Indobara Bahana - Distribution,
Engineering Company for Pumps, Rotating Equipment, Fire Protection, Safety,
Security and Environmental Solution. Ebara.
GudangSafetyCom. (2019, March 17). Sistem Sprinkler (Sprinkler System, Definisi dan
Jenisnya. GudangSafetyCom.
Tipe-tipe Head Sprinkler Dan Perbedaannya | Fatiha Alam Semesta. (2019, May 9). Fatiha
Alam Semesta.
Standard for the Installation of Sprinkler Systems NFPA ® Telegram EDUFIRE_IR
EDUFIRE.IR. (n.d.). Retrieved November 24, 2022.
Sales. (2018, December 9). Jenis-jenis Detector Fire Alarm (Smoke, Heat, Gas, Flame) -
ENDLESSAFE. ENDLESSAFE.
Djafar, A., Gunawan, G., Suanggana, D., & Aprilia, H. (2022). PERANCANGAN SISTEM
SPRINKLER PADA GEDUNG PERKULIAHAN E,F,G. G-Tech: Jurnal Teknologi
Terapan, 6(1), 59–67.

15

Anda mungkin juga menyukai