Anda di halaman 1dari 52

SPRINKLER

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebakaran merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan bagi
setiap manusia karena merupakan kecelakaan yang fatal. Kebakaran ini
dapat menimbulkan kerugian yang besar baik secara materiil maupun non
materiil. Contohnya kehilangan nyawa, harta benda, dan terhentinya
aktifitas.
Instalasi pemadam kebakaran sistem tetap seperti sprinkler harus
dipasang di setiap tempat kerja baik di gedung maupun di kapal untuk
melindungi bahaya kebakaran. Pada pemasangan instalasi sistem tetap ini
harus dilakukan dengan pertimbangan khusus, misalnya banyaknya
peralatan dan bahan yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan kebakaran.
Sprinkler system merupakan sistem yang bekerja secara otomatis dengan
memancarkan air yang bertekanan kesegala arah untuk memadamkan
kebakaran atau setidak-tidaknya mencegah meluasnya kebakaran.
(Training Material Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Penanggulangan Kebakaran).
Kapal barang atau kapal kargo adalah segala jenis kapal yang
membawa barang-barang dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Pada
umumnya kapal kargo didesain khusus untuk melakukan aktifitasnya, yang
dilengkapi dengan mekanisme bongkar muat serta dibuat dalam beberapa
ukuran. Pada kapal kargo, tidak menutup kemungkinan terjadinya
kebakaran. Kebakaran bisa terjadi apabila ada oksigen, panas, dan bahan
bakar. Kebakaran bisa juga terjadi akibat penumpukan barang yang tidak
sesuai dengan standar, ventilasi yang kurang sehingga suhu menjadi tinggi
dan instalasi sistem pemadam yang kurang. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa sering terjadi kebakaran pada kapal. Dengan instalasi sistem
pemadam tetap yang kurang maka kebakaran sulit untuk dipadamkan.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 1 of 52


SPRINKLER
Oleh karena itu sangat dibutuhkan instalasi sistem pemadam tetap otomatis
yaitu sprinkler system guna mencegah meluasnya area yang terbakar.
Pada tugas perancangan sistem pencegahan dan penanggulangan
kebakaran ini akan membahas tentang perancangan instalasi sistem
sprinkler pada kapal kargo, agar apabila terjadi kebakaran pada kapal
kargo bisa diminimalisasi dengan adanya instalasi sprinkler ini. Serta
tentang peletakan sprinkler yang sesuai dengan standar yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas. Rumusan masalah adalah:
1. Bagaimana cara untuk merancang suatu instalasi sprinkler pada kapal
kargo?
2. Bagaimana menentukan tipe kepala spinkler yang digunakan dalam
perancangan?
3. Bagaimana menentukan jumlah sprinkler pada kapal kargo?
4. Bagaimana cara untuk menentukan peletakan kepala sprinkler pada
kapal kargo?

1.3 Tujuan Perancangan


Berdasarkan rumusan masalah di atas. Tujuan dari perancangan ini
adalah:
1. Mahasiswa mampu merancang suatu instalasi sprinkler di kapal.
2. Mahasiswa mampu menentukan tipe kepala sprinkler yang akan
digunakan.
3. Mahasiswa mampu menentukan jumlah sprinkler pada kapal kargo.
4. Mahasiswa mampu untuk menentukan peletakan kepala sprinkler di
kapal.

1.4 Manfaat Perancangan


Manfaat dari perancangan ini adalah:
1. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk merancang suatu
instalasi sprinkler di kapal.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 2 of 52


SPRINKLER
2. Menambah pengetahuan mahasiswa untuk menganalisa hasil
rancangan yang telah dibuat.
3. Memberikan saran kepada perusahaan kapal.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari perancangan ini adalah:
1. Perancangan sprinkler ini dilakukan pada kapal kargo yang
mengangkut kopi.
2. Dalam perancangan ini menggunakan SNI 03-3989-2000, NFPA 2002
dan SOLAS.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 3 of 52


SPRINKLER
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sistem Sprinkler
Berdasarkan buku training K3 bidang pencegahan dan
penanggulangan kebakaran, sistem sprinkler merupakan suatu sistem
instalasi pemadam kebakaran secara tetap atau permanen yang bekerja
secara otomatis memadamkan kebakaran serta mencegah meluasnya
kebakaran dengan memancarkan air bertekanan kesegala arah pada tempat
mula terjadinya suatu kebakaran.
Sistem tersebut terdiri dari :
a. Penyediaan air yang cukup
b. Jaringan pipa yang cukup
c. Perlengkapan sprinkler
Berdasarkan SNI 03-3989-2000, kepadatan pancaran adalah jumlah
debit air yang dikeluarkan oleh empat kepala sprinkler yang berdekatan
dan terletak di empat bujur sangkar, persegi panjang atau jajaran genjang
(kepala sprinkler dipasang selang-seling) dibagi 4x luas bujur sangkar,
persegi panjang atau jajaran genjang tersebut diatas. Kepadatan pancaran
tersebut dalam sistem bahaya kebakaran berarti tidak boleh kurang dari
ketentuan dengan catatan bahwa semua kepala sprinkler terbuka serentak
termasuk empat kepala sprinkler yang bersangkutan.
Sistem sprinkler harus dipasang terpisah dari sistem perpipaan dan
pemompaan lainnya, serta memiliki penyediaan air tersendiri. Beberapa
definisi mengenai komponen sistem di antaranya:
- Branch (cabang) adalah pipa di mana sprinkler dipasang, baik secara
langsung atau melalui riser
- Cross main (pipa pembagi) adalah pipa yang mensuplai pipa cabang,
baik secara langsung atau melalui riser
- Feed main (pipa pembagi utama) adalah pipa yang mensuplai pipa
pembagi, baik secara langsung atau melalui riser

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 4 of 52


SPRINKLER
2.2 Jenis Sistem Sprinkler
Sistem sprinkler secara otomatis akan bekerja bila segelnya pecah
akibat adanya panas dari api kebakaran. Sistem Sprinkler dapat dibagi atas
beberapa jenis, yaitu:
 Dry Pipe System
Adalah suatu sistem yang menggunakan sprinkler otomatis yang
disambungkan dengan sistem perpipaannya yang mengandung udara
atau nitrogen bertekanan. Pelepasan udara tersebut akibat adanya panas
mengakibatkan api bertekanan membuka dry pipe valve. Dengan
demikian air akan mengalir ke dalam sistem perpipaan dan keluar dari
kepala sprinkler yang terbuka.
 Wet Pipe System
Adalah suatu sistem yang menggunakan sprinkler otomatis yang
disambungkan ke suplai air (water supply). Dengan demikian air akan
segera keluar melalui sprinkler yang telah terbuka akibat adanya panas
dari api.
 Deluge System
Adalah sistem yang menggunakan kepala sprinkler yang terbuka
disambungkan pada sistem perpipaan yang dihubungkan ke suplai air
melalui suatu valve. Valve ini dibuka dengan cara mengoperasikan
sistem deteksi yang dipasang pada area yang sama dengan sprinkler.
Ketika valve dibuka, air akan mengalir ke dalam sistem perpipaan dan
dikeluarkan dari seluruh sprinkler yang ada.
 Preaction System
Adalah suatu sistem yang menggunakan sprikler otomatis yang
disambungkan pada suatu sistem perpipaan yang mengandung udara,
baik yang bertekanan atau tidak, melalui suatu sistem deteksi tambahan
yang dipasang pada area yang sama dengan sprinkler. Pengaktifan
sistem deteksi akan membuka suatu valve yang mengakibatkan air akan
mengalir ke dalam sistem perpipaan sprinkler dan dikeluarkan melalui
sprinkler yang terbuka.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 5 of 52


SPRINKLER
 Combined Dry Pipe-Preaction
Adalah sistem pipa berisi udara bertekanan. Jika terjadi kebakaran,
peralatan deteksi akan membuka katup kontrol air dan udara dikeluarkan
pada akhir pipa suplai, sehingga sistem akan terisi air dan bekerja seperti
sistem wet pipe. Jika peralatan deteksi rusak, sistem akan bekerja seperti
sistem dry pipe.
Sprinkler dapat pula dibagi menjadi dua kategori berdasarkan mode
aktivasi pengiriman air.
 Dalam versi “fusible element”, panas mencairkan stopper metal yang
menyumbat lubang pengiriman air.
 Dalam versi “bulb”, temperatur tinggi memanaskan cairan dalam bohlam
kaca(glass bulb), sampai bulb pecah.

Gambar 2.1 fusible element type dan bulb type


(Sumber : http://w24.indonetwork.co.id)

2.3 Klasifikasi sprinkler


Berdasarkan SNI 03-3989-2000 pasal 7.15. klasifikasi kepala
sprinkler dibagi menjadi berikut :
a. Arah pancaran dibedakan menjadi :
1. Pancaran keatas
2. Pancaran kebawah
3. Pancaran arah dinding
b. Tingkat suhu kepala sprinkler otomatis dibagi menjadi sebagai berikut
1. Tingkat suhu untuk jenis sambungan lebur, warna segel :
a. Warna putih pada temperatur 93 oC

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 6 of 52


SPRINKLER
b. Warna biru pada temperatur 141 oC
c. Warna kuning pada temperatur 182 0C
d. Warna merah pada temperatur 227 0C
e. Tidak berwarna pada temperatur 68 0C/74 0C
2. Warna cairan dalam tabung gelas :
a. Warna jingga pada temperatur 53 0C
b. Warna merah pada temperatur 68 0C
c. Warna kuning pada temperatur 79 0C
d. Warna hijau pada temperatur 93 0C
e. Warna biru pada temperatur 141 0C
f. Warna ungu pada temperatur 182 0C
g. Warna hitam pada temperatur 201 0C/260 0C
0
Pemilihan tingkat suhu kepala sprinkler tidak boleh kurang dari 30 C
di atas suhu ruangan.
c. Kepala sprinkler dalam ruangan tersembunyi atau pada ruang peragaan
0 0
tanpa dilengkapi ventilasi harus dari tingkat suhu antara 79 C ~ 100 C.
d. Kepala sprinkler yang digunakan untuk melindungi peralatan masak jenis
komersial, tutup mesin pembuat kertas atau yang dipasang dalam dapur
pengering harus dari tingkat suhu tinggi,
e. Apabila ada langit-langit atau atap yang dipasang di atas oven, maka pada
langit-langit atau atap tersebut sampai radius 3 m harus dipasang kepala
0
sprinkler dengan tingkat suhu yang sama dengan 141 C.
2.3.1 Jumlah maksimum kepala sprinkler.
Berdasarkan SNI 03-3989- 2000 bahwa Jumlah maksimum
kepala sprinkler yang dapat dipasang pada satu katup kendali
adalah :
Tabel 2.1 klasifikasi bahaya kebakaran

(Sumber: BSNI, 2000)

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 7 of 52


SPRINKLER
2.3.2 Persediaan kepala sprinkler cadangan.
Berdasarkan SNI 03-3989-2000, Persediaan kepala sprinkler
cadangan dan kunci kepala sprinkler harus disimpan dalam satu
kotak khusus yang ditempatkan dalam ruangan yang setiap
0
suhunya tidak lebih dari 38 C.
Persediaan kepala sprinkler cadangan tersebut paling sedikit
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Persediaan kepala sprinkler

(Sumber: BSNI, 2000)

Catatan :

1). Persediaan kepala sprinkler cadangan harus meliputi semua jenis dan
tingkat suhu dari kepala sprinkler yang terpasang.

2). Apabila terdapat lebih dari 2 sistem, maka jumlah persediaan sprinkler
cadangan harus ditambah 50% dari ketentuan tersebut di atas.
2.4 Perencanaan Konsep
Untuk merencanakan instalasi sistem pencegahan kebakaran harus
diperhatikan beberapa faktor yang menentukan antara lain:
a. Klasifikasi gedung menurut tinggi dan jumlah lantai :
Tabel 2.3 Klasifikasi gedung menurut tinggi dan jumlah lantai

Klasifikasi Bangunan Ketinggian dan Jumlah Lantai


A Ketinggian sampai dengan 8
Tidak Bertingkat meter atau (satu) lantai (lapis)
B Ketinggian lebih dari 8 meter
Tidak Bertingkat atau 2 (dua) lantai (lapis)

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 8 of 52


SPRINKLER
(Sumber : “Panduan Sistem Hidran untuk Pencegah Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung”, Departemen
Pekerjaan Umum, 1987).
Lanjutan tabel 2.3 Klasifikasi gedung menurut tinggi dan jumlah
lantai
Klasifikasi Bangunan Ketinggian dan Jumlah
Lantai
C Ketinggian sampai dengan
Bertingkat Rendah 14 meter atau 4 (empat)
D lantai (lapis)
Bertingkat Tinggi Ketinggian sampai dengan
E 40 meter atau 8 (delapan)
Bertingkat Tinggi lantai (lapis)
Ketinggian lebih dari 40
meter atau diats 8 (delapan)
lantai (lapis)
(Sumber : “Panduan Sistem Hidran untuk Pencegah Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung”, Departemen
Pekerjaan Umum, 1987).

b. Klasifikasi sifat hunian


Klasifikasi sifat hunian ditentukan berdasarkan jenis kegiatan,
bahan-bahan yang digunakan konstruksi bangunan dan jumlah serta
sifat hunian. Berdasarkan SNI 03-3989-2000 pasal 4.2 klasifikasi sifat
hunian dibagi menjadi lima kategori.
1. Bahaya kebakaran ringan
Bahaya kebakaran ringan adalah hunian yang mempunyai
nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas rendah, menjalarnya api lambat.
Yang dimaksud bahan kebakaran ringan adalah hunian:

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 9 of 52


SPRINKLER
a. Ibadat
b. Pendidikan
c. Perawatan
d. Lembaga
e. Perpustakaan
f. Museum
g. Perkantoran
h. Perumahan
i. Rumah makan
j. Perhotelan
k. Rumah sakit
l. Penjara
2. Bahaya Kebakaran Sedang
a. Bahaya kebakaran sedang kelompok I
Adalah jenis hunian yang mempunyai jumalah dan
kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah
terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5m, dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sedang sehingga menjalar api
sedang.
Bahaya kebakaran sedang kelompok I adalah hunian:
1. Parker mobil
2. Pabrik minuman
3. Pabrik roti
4. Pengalengan
5. Binatu
6. Pabrik susu
7. Pabrik elektronik
8. Pabrik barang gelas
9. Pabrik permata

b. Bahaya kebakaran sedang kelompok II

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 10 of 52


SPRINKLER
Adalah jenis hunian yang mempunyai jumalah dan
kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah
terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 m, dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sedang sehingga menjalar api
sedang.
Bahaya kebakaran sedang kelompok II adalah hunian:
1. Penggilingan padi
2. pabrik kimia
3. perdagangan
4. gudang pendinginan
5. gudang perpustakaan
6. gudang tembajau
7. penyulingan
8. pabrik barang kulit
9. bengkel mesin
10. pabrik bahan bangunan
11. perakitan barang kayu
12. pengolahan logam
13. pabrik tekstil
14. percetakan dan penerbitan
15. perakitan kendaraan bermotor
c. Bahaya kebakaran sedang kelompok III
Adalah jenis hunian yangmempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.
Bahaya hunian kelompok III adalah:
1. Pameran
2. Pabrik ban
3. Bengkel mobil
4. Studio dan pemancar
5. Pergudangan

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 11 of 52


SPRINKLER
6. Pabrik pesawat terbang
7. Pabrik minyak nabati
8. Pabrik pakaian
9. Pabrik plastik
10. Pabrik sabun
11. Pabrik tepung terigu

d. Bahaya Kebakaran Berat


Adalah jenis hunian yang mempunyai jumlahdan
kemudahan kebakaran tinggi, dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas tinggi. Penyimpanan cairan yang mudah
terbakar, serat atau bahan lain yang apabila terbakar apinya
akanmenjadi cepat besar dengan melepaskan panas tinggi
sehingga menjalarnya api cepat.
Bahaya hunian ini adalah :
1. Pabrik kimia dengan kemudahan terbakar tinggi
2. Pabrik kembang api
3. Pabrik korek api
4. Pabrik bahan peledak
5. Hanggar
6. Penyulingan minyak bumi
7. Pabrik karet busa
8. Studio film dan TV
9. Pabrik cat
10. Pemintalan benang dan kain.
2.5 Sistem Penyediaan Air
Penyediaan air dari sistem sprinkler dapat diperoleh dari:
 Sistem air PAM, jika tekanan dan kapasitas memenuhi sistem yang
direncanakan
 Pompa kebakaran otomatis yang dilengkapi dengan sumber air yang
memenuhi keperluan disain hidrolis

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 12 of 52


SPRINKLER
 Bejana tekan
 Tangki gravitasi

Jumlah air minimum untuk keperluan kebakaran bagi hunian bahaya


kebakaran ringan adalah 500-750 gpm, untuk waktu pengoperasian selama
30-60 menit.
Pompa yang digunakan harus yang bekerja otomatis jika terjadi
kebakaran. Selain itu digunakan juga Jockey Pump untuk mengatasi
kekurangan tekanan dan flow jika kurang dari jumlah yang seharusnya agar
tetap konstan.
Apabila cadangan air untuk pencegahan kebakaran dalam reservoir
habis atau pompa yang disediakan tidak bekerja maka air disuplai dari ruas
pemadam kebakaran dengan menghubungkan selang pemadam kebakaran
pada fire department connection.
Setiap sistem sprinkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-
kurangnya satu jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis,
bertekanan dan berkapasitas cukup serta dapat diandalkan setiap saat. Selain
itu air yang digunakan tidak boleh mengandung serat atau bahan lain yang
dapat mengganggu bekerjanya sprinkler.
2.5.1 Perhitungan hidrolik
Berdasarkan SNI 03-3989-2000 pasal 4.1.2 perhitungan
hidrolik tiap sistem harus direncanakan berdasarkan kepadatan
pancaran pada daerah kerja maksimum yang diperkirakan
(banyaknya kepala sprinkler yang dianggap bekerja) dibagian
hidrolik tertinggi dan terjauh dari gedung yang dilindungi.
2.5.2 Kepadatan pancaran.
Berdasarkan SNI 03-3989-2000 pasal 4.1.3 Kepadatan
pancaran yang direncanakaan dan daerah kerja maksimum yang
diperkirakan untuk ketiga klasifikasi tersebut diatas tercantum
dibawah ini :
a). Sistem bahaya kebakaran ringan.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 13 of 52


SPRINKLER
Kepadatan pancaran yang direncanakan 2,25 mm/menit.
2
Daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 84 m .

Catatan :

Tambahan kepadatan sebesar 5 mm/menit diberikan untuk daerah


tertentu pada hunian bahaya kebakaran ringan, seperti : ruang atap,
ruang besmen, ruang ketel uap, dapur, ruang binatu, ruang
penyimpanan, ruang kerja bengkel dan lain-lain dengan penentuan
jarak kepala springkler yang lebih dekat.

b). Sistem bahaya kebakaran sedang.


Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit.
2
Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 72 ~ 360 m .

Catatan :

Sistem bahaya kebakaran sedang terdiri dari 3 (tiga) kelompok


berdasarkan daerah kerja maksimum yang diperkirakan, yaitu
2
kelompok I, (bahaya kebakaran sedang ringan) 72 m ,
2
kelompok II,144 m (bahaya kebakaran sedang-sedang) 144 m ,
2
kelompok III, (bahaya kebakaran sedang berat) 216 m .
Apabila kemungkinan terjadi penyalaan serentak, misalnya yang
mungkin terjadi pada proses persiapan di pabrik tekstil, maka luas
2
maksimumnya 360 m .

c). Sistem bahaya kebakaran berat

1). Bahaya proses


Kepadatan pancaran yang direncanakan 7,5 ~ 12,5 mm/men.
2
Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 m .

2). Bahaya pada gudang penimbunan tinggi.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 14 of 52


SPRINKLER
Kepadatan pancaran yang direncanakan 7,5 ~ 30,0 mm/men.
2
Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 ~ 300 m .
Kepadatan pancaran yang direncanakan untuk bahaya pada
gudang penimbunan tinggi tergantung pada sifat bahaya barang
yang disimpan dan tinggi penimbunan.
2.5.3 Persyaratan kapasitas aliran

Berdasarkan SNI 03-3989-2000 pasal 5.2 Persyaratan


kapasitas aliran dan tekanan pada persediaan air untuk sistem
sprinkler , jumlah kapasitasnya disarankan sebagai berikut :
a. bahaya kebakaran ringan
penyediaan air harus mampu mengalirkan air dengan
kapasitas 225 liter/menit dan bertekanan 2,2kg/cm2 ditambah
tekanan air yang ekivalen dengan perbedaan tinggi antara katup
kendali dengan sprinkler tinggi.
b. Bahaya kebakaran sedang
1) Bahaya kebakaran sedang kelompok I
Penyediaan air harus mampu mengalirkan air
dengan kapasitas 375 liter/menit dan bertekanan 1,0 kg/cm2
atau kapasitas 540 liter/menit dan bertekanan 0,7 kg/cm2
ditambah tekanan air yang ekivalen dengan perbedaan
tinggi antara katup kendali dengan sprinkler tertinggi.
2) Bahaya kebakaran sedang kelompok II
Penyediaan air harus mampu mengalirkan air
dengan kapasitas 725 liter/menit dan bertekanan 1,4 kg/cm2
atau kapasitas 1000 liter/menit dan bertekanan 1,0 kg/cm2
ditambah tekanan air yang ekivalen dengan perbedaan
tinggi antara katup kendali dengan sprinkler tertinggi.
3) Bahaya kebakaran sedang kelompok III
Penyediaan air harus mampu mengalirkan air
dengan kapasitas 1100 liter/menit dan bertekanan 1,7

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 15 of 52


SPRINKLER
kg/cm2 atau kapasitas 1350 liter/menit dan bertekanan 1,4
kg/cm2 ditambah tekanan nair yang ekivalen dengan
perbedaan tinggi antara katup kendali dengan sprinkler
tertinggi.
c. Bahaya kebakaran berat / sangat berbahaya
Klasifikasi air diperkirakan sekitar 69-290 m3 , waktu
pengisian 90 menit. Bila baerah-daerah pabrik atau bangunan
letaknya dekat dengan pusat pemadaman kebakaran, maka
perhitungan-perhitungan tersebut dapat dikurangi, dengan
perhitungan bahwa mobil pemadam kebakaran dapat sampai
ditempat dan siap memancarkan air dalam waktu 30 menit
setelah kebakaran diketahui.
Untuk klasifikasi ini kapasitas aliran air harus dihitung
secara cermat dengan memperkirakan luas daerah yang
terbakar, berupa sprinkler yang pecah. Dalam hal ini juga harus
dipertimbangkan bahwa semprotan air yang banyak dapat
menambah beban lantai, sehinggi aadapat meruntuhkan
bangunan. Kapasitas aliran air diperkirakan berkisar antara
2300 liter/menit.
2.6 Penempatan dan letak kepala sprinkler
Berdasarkan “Installation of Sprinkler Systems”, NFPA 2002,
Sprinkler dengan jenis Standard Pendent and Upright Spray Sprinkler, yaitu
sprinkler yang didesain agar pemasangannya sedemikian rupa sehingga air
akan menyemprot (spray) dalam arah tegak lurus terhadap deflektor.
a. Maksimal Area Proteksi Jarak Maksimal antara Sprinkler
Jarak maksimal yang diijinkan antara sprinkler dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 16 of 52


SPRINKLER
2.4 Area Proteksi dan Jarak Maksimal antara Sprinkler

(Sumber: NFPA 13, 2002)

Dalam berbagai kasus, area maksimal yang dilindungi sprinkler tidak


boleh melebihi 225 ft2 (21 m2).
b. Jarak Maksimal Sprinkler ke Dinding
Jarak sprinkler ke dinding tidak boleh melebihi 1.5 kali jarak antar
sprinkler yang diindikasi dalam tabel 2.2 Jarak tersebut harus diukur
secara tegak lurus dari sprinkler ke dinding. Jika dinding menyudut atau
tidak beraturan, jarak horizontal maksimal antara sprinkler dengan suatu
titik pada area lantai yang dilindungi sprinkler, tidak boleh melebihi
0.75 kali jarak antara sprinkler yang diijinkan, serta tidak melebihi jarak
tegak lurusnya.
c. Jarak Minimal Sprinkler ke Dinding
Sprinkler harus ditempatkan minimal 4 inchi (102 mm) dari dinding.
d. Jarak Minimal antara Sprinkler
Jarak sprinkler (diukur dari tiap pusat sprinkler) tidak boleh kurang dari
6 ft (1.8m).
e. Jarak di Bawah Langit-langit
Dibawah konstruksi yang tidak terhalang, jarak antara deflektor
sprinkler dengan langit-langit minimal 1 inchi (25.4 mm) dan jarak
maksimal 12 inchi (305 mm).

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 17 of 52


SPRINKLER
Dibawah konstruksi yang terhalang, deflektor sprinkler harus diletakkan
1-6 inchi (25.4-152 mm) di bawah benda-benda struktur dan maksimal
22 inchi (559 mm) di bawah langit-langit atau dek.
f. Jarak antara Penghalang (Obstruction) dengan Keluaran Sprinkler
Sprinkler harus diletakkan sedemikian rupa, sehingga halangan terhadap
keluaran sprinkler dapat diminimasi.
Tabel 2.5 Penempatan Sprinkler untuk Mencegah Halangan pada
Keluaran Sprinkler

(Sumber: NFPA 13, 2002)

Namun jika penghalang terletak disebelah dinding dan lebarnya tidak


lebih dari 30 inchi (762 mm), maka harus diproteksi menurut gambar
2.1
g. Jarak antara Perkembangan Keluaran Sprinkler ke Penghalang
Penghalang menerus atau tidak menerus kurang dari 18 inchi (457 mm)
di bawah deflektor sprinkler, yang dapat menghalangi pula
perkembangan penuh sprinkler, harus dipasang sebagai berikut:

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 18 of 52


SPRINKLER
Sprinkler harus diletakkan sedemikian rupa sehingga berjarak tiga kali
lebih besar dari dimensi maksimal penghalang sampai maksimal 24
inchi (609 mm)

Gambar 2.2 Peletakan Sprinkler Mencegah Penghalangan Terhadap


Keluaran Sprinkler
(Sumber: BSNI, 2000 )

Gambar 2.3 Penghalang Terhadap Dinding


(Sumber: BSNI, 2000)

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 19 of 52


SPRINKLER

Gambar 2.4 Jarak Minimum dari Penghalang


(Sumber: BSNI, 2000)

Untuk keperluan ini biasanya digunakan jenis pompa sentrifugal


sehingga bila head pompa pada saat katup ditutup melebihi tekanan kerja
dari peralatan perlindungan kebakaran maka dipasang katup pelepas tekan
pada bagian outlet pompa untuk melindungi sistem dari kerusakan akibat
tekanan yang berlebihan.
Penempatan dan peletakan kepala sprinkler didasarkan luas lingkup
maksimum tiap kepala sprinkler didalam satu deret dan jarak maksimum
deretan yang berdekatan.
2.6.1 Susunan cabang pemasukan air
Berdasarkan SNI 03-3989-2000 pasal 3.10-3.13 penempatan
kepala sprinkler dibagi menjadi empat :
a susunan cabang ganda.
Ialah susunan sambungan di mana pipa cabang
disambungkan ke dua sisi pipa pembagi.
b susunan cabang tunggal.
Ialah susunan sambungan di mana pipa cabang
disambungkan ke satu sisi dari pipa pembagi.
c susunan pemasukan di tengah.
Ialah susunan penyambungan di mana pipa pembagi
mendapat aliran air dari tengah

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 20 of 52


SPRINKLER
d susunan pemasukan di ujung.
Ialah susunan penyambungan di mana pipa pembagi
mendapat aliran dari ujung.

Gambar 2.5 Penyusunan cabang pemasukan air


(Sumber : BSNI, 2000)

2.6.2 Penempatan kepala sprinkler


Berdasarkan SNI 03-3989-2000 pasal 6 penempatan kepala
sprinkler didasarkan pada luas lingkup maksimum tiap kepala

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 21 of 52


SPRINKLER
sprinkler didalam satu deret dan jarak maksimum deretan yang
berdekatan.
a. Bahaya kebakaran ringan
Luas lingkup maksimum tiap sprinkler :
Sprinkler berdinding : 17m2
Sprinkler lain : 20m2

Gambar 2.6 Penempatan dan Pelatakan kepala sprinkler


(Sumber : BSNI, 2000)

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 22 of 52


SPRINKLER

Gambar 2.7 Penempatan kepala sprinkler selang seling.


(Sumber : BSNI, 2000)
Jarak maksimum antara kepala sprinkler dalam satu
deteretan dan jarak maksimum antara deretan yang berdekatan :
Sprinkler dinding : 9 m2
Sprinkler lain 4,6 m2
Dibagian tertentu dari bangunan bahaya kebakaran ringan
seperti: ruang langit-langit, ruang besmen, ruang ketel uap, dapur,
ruang binatu,gudang, ruang kerja bengkel dan sebagainya, luas
maksimum dibatasi menjadi sebesar 9 m2 tiap kepala sprinkler dan
jarak maksimum antara kepala sprinkler 3,7m.
b. Bahaya kebakaran sedang
Luas lingkup maksimum tiap kepala sprinkler :
Sprinkler dinding : 9 m2
Sprinkler lain : 12 m2
Jarak maksimum kepala sprinkler dalam satu deretan dan jarak
maksimum deretan yang berdekatan :
Sprinkler dinding : 17 m2

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 23 of 52


SPRINKLER
Sprinkler lain : jika penempatan standart 4 m dan jika kepala
sprinkler dipasang dengan jarak maksimum antara dua kepala
sprinkler 4,6 m dan jarak maksimum pipa cabang 4,0 m.
c. Bahaya kebakaran berat
Luas lingkup maksimum tiap kepala sprinkler :
Umum : 9 m2
Dalam rak penyimpanan : dengan satu jajar sprinkler 10 m2 dan
dengan dua jajar sprinkler 7,5 m2.
Jarak maksimum antara kepala sprinkler dalam satu deretan dan
jarak maksimum deretan yang berdekatan :
Umum : 3,7 m2
Dalam rak penyimpanan : 2,5 m2
2.7 Perhitungan Head Loss
Total head loss merupakan jumlah dari major losses dan minor losses.

hLT  hL  hLm

Major Losses (hL): kerugian energi karena gesekan pada dinding pipa
lurus yang mempunyai luas penampang yang sama/tetap.
LV2
hL  f
D 2

Minor Losses (hLm): kerugian energi karena : perubahan penampang pipa;


entrance; sambungan; elbow; katup; dan asesoris perpipaan lainnya.
V2
hLm  K
2
(Sumber: Mekanika fluida, edisi 6)

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 24 of 52


SPRINKLER
BAB 3
GAMBARAN UMUM DAN ALUR PERANCANGAN
3.1 Gambaran Umum
Perancangan sistem pemadam kebakaran otomatis berupa sprinkler
akan dirancang pada “Kapal Meouncy XIV” yang merupakan jenis dari
kapal kargo.
Kapal Meouncy XIV ini mempunyai data ukuran dan jarak pelayaran
seperti dibawah ini:
Lpp = 89,8 m
Lwl = 91,59 m
B = 15,8 m
H = 7,4 m
T = 5,85 m
Cb = 0,70
Kecepatan Dinas = 11,5 knots
Radius Pelayaran = 763 mil laut
Jarak Pelayaran = Surabaya – Singapura

Keterangan :
 LPP (Lenght between perpendicular).
Adalah panjang antara dua garis tegak yaitu jarak horisontal memanjang
yang diukur dari garis tegak buritan (Ap) sampai pada garis tegak haluan
(Fp) pada garis muatan penuh.
 LWL (Load water line).
Adalah panjang kapal yang diukur antara titik potong linggi haluan dan
titik potong linggi buritan dengan garis air muatan penuh, serta diukur
pada bagian linggi tersebut.
 B (Breadth).
Adalah lebar kapal yang merupakan jarak mendatar dari gading tengah
diukur pada tengah kapal (Midship) pada garis air muatan penuh (tidak
termasuk pelat lambung).
 H (Height) atau D (Depth).

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 25 of 52


SPRINKLER
Adalah tinggi kapal yang diukur dari garis base line sampai garis geladak
yang terendah dan diukur pada tengah kapal (Midship).
 T (Draught/Sarat) atau d (draft).
Adalah tinggi kapal yang diukur dari baseline sampai garis air muatan
penuh dan diukur pada tengah kapal (Midship).
 CB (Coefficient Block).
Adalah perbandingan antara volume badan kapal yang tercelup air
(volume displasemen/Carena) dengan volume kotak dari hasil kali Lwl, B,
dan T atau ditulis dengan rumus :
V
CB =
Lwl.B.T
Jumlah ABK pada kapal Meouncy XIV ini adalah :
1. Master
Captain (Nahkoda) : 1 orang
2. Deck Departement
Perwira :
1. Chief Officer (Mualim I) : 1 orang
2. Second Officer (Mualim II) : 1 orang
3. Cadets : 2 orang
Bintara :
1. Quarter Master (Juru mudi) : 2 orang
2. Boatswain (Kepala Kelasi) : 1 orang
3. Seaman (Kelasi) : 2 orang
3. Engine Departement
Perwira :
1. Chief Engineer (Kepala Kamar Mesin) : 1 orang
2. Second Engineer : 1 orang
Bintara :
1. Mechanics : 2 orang
4. Catering Departement
Perwira:
1. Chief Cook : 1 orang

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 26 of 52


SPRINKLER
Bintara :
2. Assisten Cook : 1 orang
3. Steward : 2 orang
4. Boys : 2 orang
+
Jumlah : 20 orang
Keterangan :
1. Deck Departement
Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak
seperti pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan
pengoperasian peralatan keselamatan,administrasi pelabuhan,
komunikasi dan navigasi, labuh dan sandar, bongkar – muat dan
penanganan muatan dikapal.
Master
Merupakan kedudukan tertinggi dikapal.menjadi pemberi komando,
mengambil keputusan dan penangung jawab secara umum.
Deck Officer ( 1st , 2nd , 3rd ).
Merupakan kedudukan dibawah master.Pada kondisi master tidak
aktif ( istirahat, sakit dan sebagainya ), menjadi pemegang komando
dengan pertanggungjawaban kepada master. Juga melakukan fungsi
mengatur anak buah kapal di departementnya serta melakukan
pekerjaan administrasi di kapal.
Quartermaster.
Juru mudi bertugas untuk mengendalikan jentara untuk mendapatkan
arah kapal yang ditentukan.
Seaman.
Anak buah kapal yang bertugas menangani pengoperasian dan
perawatan mesin geladak, penggoperasian peralatan bongkar muat,
penanganan muatan di kapal dan pengoperasian serta perawatan
peralatan keselamatan.
Radio Operator.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 27 of 52


SPRINKLER
Bukan termasuk perwira,tetapi juga tidak dapat digolongkan sebagai
anak buah biasa dikarenakan tugas dan fungsinya yang khusus.
Sehingga sering kali digolongkan ke dalam staf.fungsinya adalah
untuk melakukan komunikasi baik dengan daratan ataupun dengan
kapal lain. Tidak memiliki tugas jaga, tetapi harus selalu sedia (
standby ).Karena itu kamar tidur untuk markonis harus diletakkan
dekat dengan tempat kerjanya dengan akses yang harus baik.
2. Engineering Departement
Chief Engineer.
Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampIr setara dengan
nahkoda atau master. Bertanggungjawab penuh atas kamar mesin dan
operasionalnya besrta segala isinya.
Engineer
Mempunyai kedudukan diatas mekanik. Bertanggungjawab terhadap
operasional kamar mesin.
Technician.
Bertugas menangani workshop dan pengoperasian peralatan –
peralatan didalamnya.Sebagai tugas sekundernya adalah memberikan
bantuan pada mekanik untuk pekerjaan – pekerjaan tertentu.
Mechanic.
Bertugas menangani pengoperasian, pemantauan, perawatan dan
perbaiakan permesinan dikamar mesin dan system penunjangnya.
Waktu tugas normalnya adalah 8 jam.
3. Service Departement
Chief Cook.
Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan / memasak
makanan untuk seluruh anak buah kapal, bertanggungjawab kepada
nahkoda ( master ).
Assistent Cook.
Bertugas membantu Chief cook memasak makanan untuk seluruh
anak buah kapal dan menyajikannya ke pantry.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 28 of 52


SPRINKLER
Utility Man / Boys.
Melakukan tugas – tugas kerumahtanggaan seperti membersihkan
kabin anak buah kapal, laundry dan setrika.
Tabel 3.1 Luasan per ruangan pada kapal Meouncy XIV
No. Ruangan Panjang Lebar Luas
(m) (m) (m2)
1. Poop Deck
 Smooking room 3 3,8 11,4
 Toilet 3 3 9
 Ruang Cadet 1 3 3,1 9,3
 Ruang Cadet 2 3 3,1 9,3
 Meeting Room 6 3 18
 Funnel 3,9 3,05 11,9
 Tangga 3,966 0,863 3,42
 Masjid 4,048 3,236 13,1

 Pantry 3 3,244 9,732


 Mess Room 3 5,751 17,253
Chef Class
 Chief Cook 3 4,25 12,75
2. Boat Deck
 C.engineer Days 3 3,908 11,724
Room
 Second Officer 3 2,9 8,7
 Second Engineer 3 3,5 10,5
 Safety Jacket 1,048 1,2 1,26
Locker
 Funnel 4 4,2 16,8

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 29 of 52


SPRINKLER
Lanjutan Tabel 3.1 Luasan per ruangan pada kapal Meouncy XIV

No. Ruangan Panjang Lebar Luas


(m) (m) (m2)
 Tangga 4 0,755 3,02
3.  Captain Day 3 3,808 11,424
Room
 Office Room 3 4,018 12,054
 Esep Room 2,25 1,114 2,5
 Wheel House 8,5 2 17
 Chart Room 4 1,55 6,2
 Funnel 4 3,625 14,5
 Toilet 1,25 1,2 1,5
 Panel 1,25 2,261 2,82
4. Top Deck 8,5 5,172 43,96
5. Main Deck
 Engine Casing 4 6,4 25,6
 Recreation room 4 2,4 9,6
 Vegetable+Fish+ 3,9 3,9 15,21
Meat Room
 Mail Room 4 1,8 7,2

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 30 of 52


SPRINKLER
III.2 Alur Perancangan Sprinkler

Mulai

Studi Literatur

SNI SOLAS NFPA 13,


2002
03-3989-2000

Pengambilan data sekunder

Perancangan
1. Menentukan Luasan gedung
2. Menentukan Klasifikasi Bahaya
3. Menentukan jenis sprinkler yang digunakan
4. Menghitung Jumlah sprinkler yang digunakan
5. Menentukan Peletakan sprinkler
6. Melakukan estimasi biaya

Analisa dan Interpretasi

Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Perancangan sprinkler

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 31 of 52


SPRINKLER
BAB 4
PERANCANGAN SISTEM SPRINKLER

4.1 Klasifikasi Bahaya Hunian dan Data Kapal


Berdasarkan SNI 03-3989- 2000 bangunan kapal Meouncy IV
tergolong klasifikasi bahaya hunian sedang.
Kapal Cargo Meouncy XIV dengan kapasitas 5000 ton dengan 20
awak kapal dan rute pelayaran Surabaya-Singapura. Adapun dimensi
kapalnya adalah panjang 96,9 m, lebar 15,8 m, tinggi dek 7,4 m dan tinggi
sarat kapal 5,85 m. ruang akomodasi kapal terletak pada bagian depan dan
kamar mesin terletak di bagian buritan kapal.

4.2 Jenis Sprinkler yang Digunakan


Jenis sprinkler yang digunakan adalah sprinkler dengan arah pancaran
ke atas dengan tipe kepala sprinkler menggunakan bulb. Berdasarkan
warna cairan bulb yang digunakan sprinkler dengan warna cairan dalam
bulb merah yang peka pada suhu 68ºC.

Gambar 4.1 Jenis sprinkler warna cairan bulb merah

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 32 of 52


SPRINKLER
4.3 Tekanan Air dan Kecepatan Aliran

Kapal Meouncy IV ini tergolong klasifikasi bahaya sedang, sehingga


untuk perancangan tekanan air minimal pada kepala sprinkler harus
memenuhi syarat yaitu Penyediaan air harus mampu mengalirkan air
dengan kapasitas 375 liter/menit dan bertekanan 1,0 kg/cm2 atau kapasitas
540 liter/menit dan bertekanan 0,7 kg/cm2 ditambah tekanan air yang
ekivalen dengan perbedaan tinggi antara katup kendali dengan sprinkler
tertinggi.

4.4 Tangki Air


Berdasarkan persyaratan debit air yang harus terpenuhi adalah 375
liter per menit atau 0,375 𝑚3 per menit dan lama pancaran yang harus
terpenuhi adalah 60 menit, sehingga volume tangki yang dibutuhkan
adalah debit dikali dengan lama pancaran.
Volume = Debit x Lama Pancaran

= 0,375 𝑚3 /menit x 60 menit

= 22,5𝑚3 /menit atau 22500 liter per menit

Jadi volume minimal yang tersedia pada tangki air sebesar 22500 liter
permenit.

Penentuan Konstruksi Bak Air (Reservoir), pada perancangan


system sprinkle pada gedung ini jenis jaringan kota. Persyaratan minimal
untuk volume tangki air pada bangunan ini sebesar 22,5𝑚3 , sehingga
direncanakan ukuran pada tangki, panjang = 3 m ; lebar = 3,6 m ;
kedalaman = 2,2 m.
Volume total bak air (reservoir)

V = 3 m x 3,6 m x 2,2 m = 23,76 m3 *

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 33 of 52


SPRINKLER
*Ket : Dalam hal membuat tangki penyediaan air harus diberi sisa/rongga
(freeboard) sebesar 1,26 m agar air di dalamnya tidak tumpah.

4.5 Penentuan Sistem Pompa


 Pompa listrik sebagai pompa utama (dilengkapi 1 buah pressure switch)
 Pompa diesel sebagai pompa cadangan (dilengkapi 1 buah pressure
switch) ketika sumber daya listrik mati, sehingga secara otomatis
pompa diesel siap beroperasi menggantikan peran pompa listrik.
 Pompa listrik dan pompa diesel mempunyai kapasitas yang sama
sehingga dapat bekerja secara bergantian dan tidak mempengaruhi
sistem.
 Pompa pacu (dilengkapi 1 buah pressure switch) digunakan untuk
menjaga agar tekanan dalam sistem tetap konstan. Pompa pacu
mempunyai kapasitas 10% dari pompa listrik
 Untuk pompa listrik dan pompa diesel diset pada P – start = 4 bar, bila
pada saat itu sumber listrik mati, maka pompa diesel akan start.
 Pompa pacu diset pada Pstart = 5 bar dan Pstop = 7 bar
 Dalam panel pompa ada switch untuk mengoperasikan sistem secara
manual maupun otomatis.
 Menghitung daya pompa
Diameter inlet = 4” = 2,54 x 4 = 10.16 cm = 0,10 m
Diameter outlet = 2,5” = 2,54 x 2 1/2 = 6.35 cm = 0,064 m
Diameter outlet = 1” = 2,54 x 1 = 2.54 cm = 0,054 m
Jarak kedalaman pipa di reservoar 3,6 m dan jarak ketinggian pipa dari
reservoir ke pompa 3 m, debit air berdasarkan klasifikasi kebakan

ringan 375 liter


menit
Massa jenis air (ρ ) = 1000 kg/m3
Percepatan gravitasi ( g ) = 9,8 m/s2

1. Kecepatan Aliran Pipa Suction

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 34 of 52


SPRINKLER
0,375m 3 / menit
Kecepatan Aliran (Vin )  1
/ 4  (d 2 )

0,375m 3 / menit
= 1
/ 4 3,14 (0.10m) 2

0,375m 3 / menit
=
0,00785m 2

= 0,796 m/sekon

2. Kecepatan Aliran Pipa Discharge


0,375m 3 / menit
Kecepatan Aliran (Vin )  1
/ 4  (d 2 )

0,375m 3 / menit
= 1
/ 4 3,14 (0.064m) 2

0,375m 3 / menit
=
0,0032m 2

= 1,95 m/sekon

3. Perhitungan Head Major pada Head Suction dan Head Discharge


- Sebelum menghitung nilai 𝐻𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 dan 𝐻𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 harus
diketahui terlebih dahulu nilai viskositas, Re dan E/d
- viskositas (𝑣) diambil dari suhu normal 320 C sehingga
interpolasi pada tabel :
Suhu (C) Viskositas
30 0,801 × 10−6
32 x
40 0,658 × 10−6

Maka interpolasi :

40 − 32 0,658 − 𝑥
=
32 − 30 𝑥 − 0,801

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 35 of 52


SPRINKLER
8 0,658 − 𝑥
=
2 𝑥 − 0,801

(𝑥 − 8,01)4 = 0,658 − 𝑥

4𝑥 − 3,204 = 0,658 − 𝑥

5𝑥 = 3,862

3,862
𝑥= = 0,7724 × 10−6
5

Maka nilai viskositas air pada suhu 320 C adalah 0,7724 ×


10−6
- Nilai Re diketahui berdasarkan rumus berikut :

𝑉𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 × 𝑑
𝑅𝑒 =
𝑣

0,796 × 0,1 5
𝑅𝑒 = = 1,03 × 10
0,7724 × 10−6

- Nilai Re yang didapat adalah 1,03 × 105 merupakan jenis aliran


turbulen. (Re > 2300, menurut mekanika fluida,2004)
- Nilai E/d diambil dari grafik dengan jenis pipa asphalted cast
iron dengan diameter 0,1 m, dilihat pada grafik sehingga
diperoleh nilai E/d=0,00145
- Sehingga nilai f (friction factor) pada suction diperoleh dari
grafik antara nilai Re dan E/d sehingga niai f (Re ; E/d) = 0,0205
- Untuk mengetahui f (friction factor) pada discharge dihitung
pula pula nilai Re dan E/d
- Nilai Re :
𝑉𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 × 𝑑
𝑅𝑒 =
𝑣
1,95 × 0,064
𝑅𝑒 = = 1,616 × 105
0,7724 × 10−6

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 36 of 52


SPRINKLER
- Nilai Re yang didapat adalah 1,616 × 105 merupakan jenis
aliran turbulen. (Re > 2300, menurut mekanika fluida,2004)
- Nilai E/d diambil dari grafik dengan jenis pipa asphalted cast
iron dengan diameter 0,1 m, dilihat pada grafik sehingga
diperoleh nilai E/d=0,00145
- Sehingga nilai f (friction factor) pada suction diperoleh dari
grafik antara nilai Re dan E/d sehingga niai f (Re ; E/d) = 0,0205
- Untuk mengetahui f (friction factor) pada discharge dihitung
pula pula nilai Re dan E/d
- Panjang pipa suction (𝐿𝑠 ) = 4,5 m
- Panjang pipa discharge (𝑳𝒅 ) =13,5 + 49,6 + 60,1 + 9,6 + 5,9 =
138,7 m
L V2
H Suction  f . x
D 2g
= 0,0205 x 4,5 x (0,796)2

0,1 2 x 9,8

= 28,53 m

L V2
H Discharg e  f . x
D 2g

= 0,0205 x 138,7 x (1,95)2

0,064 2 x 9,8

= 229 m

4. Perhitungan Head minor pada Head Suction dan Head Discharge


- Nilai Le/d untuk 𝐻𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 : 4x belokan 90, 2x belokan fitting tee
flow through branch

= [(4x30)+(2x60)] = 240

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 37 of 52


SPRINKLER
- Nilai Le/d untuk 𝐻𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 : 16x belokan 90, 4x belokan fitting tee
flow through branch.
= [(16x30)+(4x60)] = 720

Le V 2
H Suction  f . .
D 2g

0.796 2
= 0,0205 x240
2 x9,8

= 0,159 m

Le V 2
H Discharg e  f. .
D 2g

1,95 2
= 0,0205 x720.
2 x9,8

= 2,86 m

5. Head total
HLT total = 28,53 m + 229m 0,159 m + 2,86 m
= 260,55 m
6. Menghitung daya pompa
P motor = 0,163 x Q x H x 

E x 1000

= 0,163 x 375 m3 x 260,55 m x 9800 kg/m2s2

0,6 x 0,9 x 1000

= 289029,56 kg m2/s2

= 289029,56 J = 289,029 kW untuk pompa diesel dan


pompa listrik.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 38 of 52


SPRINKLER
Sedangkan untuk pompa pacu = 10% x 289,029 = 28,9 KW

Keterangan :

e motor dianggap baru 0,9

diameter inlet 4 “ =0,10 m =100 mm → e pompa 0,6

γ = 1000 kg/m3 x 9,8 m/s2 = 9800 kg/m2s

4.6 Penentuan Sistem Perpipaan


 Pada pipa reservoir menuju ke pompa diberi valve ulir dimana valve
selalu dalam keadaan terbuka ketika sIstem ini beroperasi, valve dapat
ditutup ketika dilakukan pembersihan terhadap bak air.
 Untuk pemipaan setelah pompa, dipasang valve ulir dan juga pressure
gauge. Valve ulir dipasang dengan tujuan ketika pompa rusak maka
pompa dapat diperbaiki dengan menutup valve. Sedangkan pressure
gauge untuk mengetahui besarnya tekanan dari aliran air pada waktu
pemompaan.
 Kemudian setelah pipa ini, ada pipa cabang yang menuju kembali ke
reservoir, dimana dipasang Pressure Relief Valve (PRV) untuk
mengalirkan air kembali ke reservoir ketika terjadi tekanan berlebih pada
aliran air. Valve ini selalu dalam keadaan tertutup dan diset pada tekanan
tertentu.
 Untuk men-set PRV biasanya dihitung dengan :
P-set = 1,15 x P-kerja

P-set = 1,15 x bar = bar

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 39 of 52


SPRINKLER
4.7 Perencanaan Pemasangan Sistem Instalasi Sprinkler
4.7.1 Jangkauan Pancaran Sprinkler
Kepadatan pancaran untuk klasifikasi bahaya ringan sebesar 0.05

dm/menit. Untuk pipa sprinkler ½” kapasitas debit 80 dm3/menit.

Maka jangkauan untuk tiap-tiap sprinkler adalah :

80dm 3 / menit
A =
0.05dm / menit

= 1600 𝑑𝑚2 ≈ 16 𝑚2

Maka nilai jari-jari (r) =

A = 16 m2

= r2

16
r2 =
3,14

r = 5

r = 2,25 m ≈ 2,1 m

Berdasarkan hasil perhitungan luas pancaran yang dapat


dijangkau oleh sprinkler sebesar 16 𝑚2 dengan nilai jari-jari
sebesar 2,1 m maka jarak antar sprinkler minimal yang di rancang
adalah 2,25 m. Namun pada standar SNI jarak antar sprinkler yang
diperbolehkan maksimal 4 m.

 Perancangan jumlah sprinkler


1. Navigation deck
Perhitungan pada navigation deck
Panjang Ruangan : 8,5 meter

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 40 of 52


SPRINKLER
Luasan yang dipasang sprinkler :
Panjang : Panjang ruangan – (2 x jarak kepala sprinkler ke dinding)
: 8,5 meter – (2 x 2) = 4,5 m
4,5
Ʃ= = 1,1 ~ 2 (2 gang)
4
4,5
S= = 2,25 ~ 3 (3 pipa dan 3 kepala sprinkler dalam tiap pipa)
2

dari perhitungan ini menunjukkan bahwa dibutuhkan 9 buah sprinkler


pada panjang ruang tersebut.

Gambar 4.2 Peletakan Kepala sprinkler pada navigation deck

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 41 of 52


SPRINKLER
2. Boat deck

Perhitungan pada Boat deck

Panjang Ruangan : 12 meter

Luasan yang dipasang sprinkler :

Panjang : Panjang ruangan – (2 x jarak kepala sprinkler ke dinding)


: 12 meter – (2 x 1,5) = 9 m

9
Ʃ = 4 = 2,25~ 3 (3 gang)

9
S = 3 = 3 ~ 3 (4 pipa dan 3 kepala sprinkler dalam tiap pipa)

dari perhitungan ini menunjukkan bahwa dibutuhkan 12 buah sprinkler


pada panjang ruang tersebut.

Gambar 4.3 Peletakan Kepala sprinkler pada boat deck

3. Poop deck
Perhitungan pada Poop deck
Panjang Ruangan : 12 meter
Luasan yang dipasang sprinkler :

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 42 of 52


SPRINKLER
Panjang : Panjang ruangan – (2 x jarak kepala sprinkler ke dinding)
: 12 meter – (2 x 1,5) = 9 m

9
Ʃ = 4 = 2,25~ 3 (3 gang)

9
S = 3 = 3 ~ 3 (4 pipa dan 3 kepala sprinkler dalam tiap pipa)

dari perhitungan ini menunjukkan bahwa dibutuhkan 12 buah sprinkler


pada panjang ruang tersebut.

Gambar 4.4 Peletakan Kepala sprinkler pada poop deck

4. Main deck
Perhitungan pada Poop deck
Panjang Ruangan : 15 meter
Luasan yang dipasang sprinkler :
Panjang : Panjang ruangan – (2 x jarak kepala sprinkler ke dinding)
: 15 meter – (2 x 2) = 11 m

11
Ʃ= = 2,75~ 3 (3 gang)
4

11
S= = 3,7 ~ 4 (4 pipa dan 16 kepala sprinkler dalam tiap pipa)
3

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 43 of 52


SPRINKLER
dari perhitungan ini menunjukkan bahwa dibutuhkan 16 buah sprinkler
pada panjang ruang tersebut.

Gambar 4.5 Peletakan Kepala sprinkler pada maindeck

*Ket : pemodifikasian bertujuan agar peletakan kepala sprinkler tidak


terlalu dekat namun tetap tidak melebihi standar yang telah ditentukan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada navigation deck dibutuhkan 9 kepala


sprinkler, boat deck dibutuhkan 12 kepala sprinkler, poop deck dibutuhkan
12 kepala sprinkler dan pada main deck dibutuhkan 16 kepala sprinkler.
Maka total kepala sprinkler yang dibutuhkan adalah sebesar 49 kepala
sprinkler.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 44 of 52


SPRINKLER
BAB 5
ESTIMASI BIAYA
5.1 Biaya Sprinkler
Dalam pembelian sprinkler biaya yang dibutuhkan untuk tiap-tiap
sprinkler adalah Rp 135.000,- sehingga biaya total pembelian sprinkler
untuk kapal kargo Meouncy XIV adalah sejumlah 49 sprinkler.

Biaya total = harga 1 spinkler x jumlah sprinkler


= Rp 135.000,- x 49
= Rp 6.615.000,-
Untuk kebutuhan sprinkler dibutuhkan biaya sebesar Rp. 6.615.000,-
5.2 Biaya Pompa Sprinkler
Pompa utama menggunakan jenis pompa CENTRIFUGAL PUMP
MERK EBARA, type 50X40 FSH, dengan spesifikasi Power : 5,5 HP/
380 V/ 3 Phase/ 50 HZ/ 2900 Rpm. Harga pompa utama sebesar Rp
5.000.000,00
Pompa cadangan menggunakan jenis pompa HOSEREEL PUMP
MERK EBARA, type 50 X 40 FS2HA 55.5, dengan spesifikasi Cap. : 1.2
Ltr/S , Power: 5.5KW/ 380 V/ 3 Phase/ 2900 Rpm, dengan harga Rp
10.000.000,00
Pompa Jockey menggunakan jenis pompa Merk : EBARA Type :
EVMG 3 / 2 NS / 0.37 dengan spesifikasi Power: 0.37KW/ 380 V/ 3
Phase/ 2900 Rpm. Harga pompa Rp 5.100.000,00
Total keseluruhan harga pompa adalah Rp 5.000.000,00 + Rp
10.000.000,00+ Rp 5.100.000,00= Rp 20.100.000,00
5.3 Biaya Pipa Sprinkler
Pada pipa suction panjang pipa keseluruhan sepanjang 4,5 m dengan
jumlah belokan 2 fitting tee. Harga pipa dengan spesifikasi asphalted cast
iron ukuran 4” adalah $ 27,8/m, belokan fitting tee $ 10,95. Maka
perhitungannya :

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 45 of 52


SPRINKLER
Pipa 5 m = $ 27,8 x 5 = $ 139 ≈ Rp 1.390.000,00

2 Fitting tee = $ 10,95 x 2 = $ 21,9 ≈ Rp 219.000,00

Total Rp1.390.000,00 + Rp219.000,00 = Rp 1.609.000,00

Pada pipa discharge (pembagi utama) panjang pipa keseluruhan sepanjang


138,7 m dengan jumlah belokan 4 fitting tee dan 16 belokan 90. Harga
pipa dengan spesifikasi asphalted cast iron ukuran 2,5” adalah $11,2/m,
belokan fitting tee $ 8,95, belokan 90 $ 5,95. Maka perhitungannya :

Pipa 139 m = $ 11,2 x 139 x 9000 = Rp 14.011.200,00

Fitting tee 3 = $ 8,95 x 3 x 9000 = Rp 241.650,00

16 Belokan 90 = $ 5,95 x 16 x 9000 = Rp 856.800,00

Total Rp 1.609.000,00 + Rp 14.011.200,00 + Rp Rp 241.650,00 + Rp


856.800,00= Rp 16.718.650,00

5.4 Biaya Pemasangan Instalasi Sprinkler

Biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan instalasi sprinkler adalah Rp


5.000.000,00. Jadi untuk pemasangan pada kapal kargo Meouncy XIV
membutuhkan biaya sebesar: Rp 15.000.000,00

5.5 Total Biaya Pemasangan Sprinkler

Biaya Pengadaan Sprinkler = Rp 6.615.000,00.

Biaya Pengadaan Pompa = Rp 20.100.000,00

Biaya Total Pengadaan Pipa = Rp 16.718.650,00

Biaya Pemasangan Instalasi = Rp 15.000.000,00 +

TOTAL = RP 58.433.650,00

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 46 of 52


SPRINKLER
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari perancangan tugas perencanaan sistem pencegahan dan
penanggulangan kebakaran tentang sistem sprinkler otomatis pada Kapal
Kargo Meouncy XIV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem sprinkler adalah suatu sistem instalasi pemadam kebakaran


yang dipasang secara tetap/permanen didalam bangunan yang dapat
memadamkan kebakaran secara otomatis dengan menyemprotkan air
bertekanan kesegala arah di tempat mula terjadinya suatu kebakaran.
Sehingga kebakaran dapat dipadamkan atau setidak-tidaknya dapat
mencegah meluasnya kebakaran.
2. Pada Navigation deck membutuhkan sprinkler sebanyak 49 buah yang
diharapkan mampu mengurangi tingkat resiko bahaya serta dapat
melindungi jiwa dan harta benda dari bahaya kebakaran. Jenis
sprinkler yang digunakan adalah sprinkler tipe fusible solder (tipe
sumbat lebur/menggunakan bulb) dengan tekanan 1,4 bar, debit air
375 liter/menit dengan syarat cakupan minimal 16 m2.Biaya yang
dibutuhkan untuk seluruh pembelian, instalasi dan pemasangan adalah
Rp. 58.435.650,00
3. Dalam pemasangan sistem sprinkler harus memperhatikan klasifikasi
yang ada yaitu klasifikasi kepala sprinkler dan klasifikasi hunian.
Standart klasifikasi ini hanya terbatas untuk penyediaan air.
Penggunaan sarana pemadam kebakaran yang sesuai dengan standart
bertujuan untuk menjamin agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
Pemasangan sprinkler ini sesuai dengan SNI 03 3989 2000 tentang
Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatis
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung serta
standart SOLAS (Safety of Life at Sea).

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 47 of 52


SPRINKLER

6.2 Saran
Dari tugas perencanaan sistem sprinkler untuk pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran pada Kapal Kargo Meouncy XIV, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Dalam perencanaan sistem sprinkler harus lebih teliti dalam


melakukan perhitungan luas ruangan atau bangunan. Hal ini berguna
untuk menentukan jumlah spinkler, sehingga memenuhi ketetapan
yang diatur dalam SNI serta SOLAS.
2. Hendaknya berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan tugas
perencanaan SPPK sehingga hasilnya dapat maksimal dan
memuaskan.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 48 of 52


SPRINKLER
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional.2000. SNI 03-3989-2000 tentang Tata cara


perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler otomatik untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
Depertemen Tenaga Kerja, Training Material Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Bidang Penanggulangan Kebakaran, Direktorat Pengawasan
Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Fox, Robert, Alan T. Mc Donald. 2003. Introduction of Fluid Mechanic.
John Wiley & Sons, Inc.
NFPA 13 : Installation of Sprinkler Systems, 1996 Edition, National Fire
Protection Association.
Standart SOLAS.
http://w24.indonetwork.co.id/pdimage/91/s_2542191_sprinkler.jpg diakses
tanggal 7 Oktober 2011

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 49 of 52


SPRINKLER
LAMPIRAN

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 50 of 52


SPRINKLER
Biografi Mahasiswa

Zahrona Nilawati , lahir pada tanggal 19 Januari 1991


di Gresik, Jawa Timur. Penulis memulai pendidikan dari TK.Bakti II
Morowudi Cerme Gresik, kemudian melanjutkan pendidikan di MI Tarbiyatul
M Cerme Gresik, dan melanjutkan ke SMP Negeri 1 Cerme Gresik, kemudian
melanjutkan di SMA Negeri 1 Cerme Gresik.
Saat ini penulis sedang menempuh D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (PPNS-ITS) dan masih duduk di semester 5. Untuk menyelesaikan
semester tersebut penulis diwajibkan menyelesaikan tugas perancangan sistem
pencegahan dan penaggulangan kebakaran yang berjudul “Tugas Perencanaan
Sistem Pencegahan dan Penanggulangann Kebakaran dengan judul
Perancangan Instalasi Pemadam Otomatis Sprinkler pada General Cargo Ship
Meouncy XIV ”.

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 51 of 52


SPRINKLER
LEMBAR ASISTENSI

Nama : Zahrona Nilawati

NRP : 6509040027

Judul : Perancangan instalasi pemadam otomatis sprinkler pada


Cargo Ship Meouncy XIV

No. Tanggal Uraian Perbaikan TTD

Zahrona Nilawati (6509040027) Page 52 of 52

Anda mungkin juga menyukai