Anda di halaman 1dari 14

BAB V

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PENCEGAH


KEBAKARAN

5.1 Sistem Pencegah Kebakaran


Dalam kondisi tertentu, api merupakan sahabat manusia yang dpat
meringankan beban kita, api sering digunakan untuk memasak, menghangatkan
air, menghangatkan ruangan dan lain-lain. Namun dibalik itu semua api
merupakan salah satu energi yang dapat membahayakan jika tidak dikontrol dan
diawasi, dan juka api yang timbul sudah diluar rencana atau kehendak manusia
maka disebut kebakaran.
Berdasarkna pengamatan, pengalaman, penyelidikan, dan analisa dari
setiap kebakaran. Dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor penyebab
kejadian kebakaran adalah faktor manusia.
1. Faktor Manusia
a. Kurangnya pengertian terhadap penanggulangan bahaya kebakaran.
Dalam hal ini orang yang bersangkutan sama sekali belum mengerti
atau kurang menguasai cara penanggulangan bahaya kebakaran
misalnya mendekatkan benda-benda yang mudah terbakar ke sumber
panas atau api. Seperti menyimpan bahan bakar didekat sumber panas.
b. Kelalaian, dalam hal ini bersangkutan termasuk kepada orang-orang
yang sudah memahami atau mengerti tentang cara penanggulangan
bahaya kebakaran, hanya saja orang tersebut malas atau lalai dalam
menjalankannya.
c. Sabotase atau kesengajaan, suatu kebakaran yang benar-benar disengaja
dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk maksud tertentu.

V-1
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-2
2. Bahaya Kebakaran
Kebakaran yang terjadi pada tempat seperti gedung dapat mengakibatkan
kerugian berupa korban manusia, harta benda, dan lingkungannya. Oleh karena
itu, untuk menghindari terjadinya kebakaran maka perlu adanya suatu sistem
pencegah kebakaran.

5.2 Klasifikasi Bahaya Kebakaran


Yang dimaksud dengan klasifikasi kebakaran adalah penggolongan
kebakaran berdasarkan pada jenis benda-benda atau bahan bakar dan dengan
adanya klasifikasi kebakaran ini dapat mempermudah kita untuk dapat dengan
cepat mengetahui dan memilih media pemadaman yang akan digunakan untuk
menghentikan kebakaran.
Klasifikasi kebakaran dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1. Bahaya kebakaran ringan yaitu bahaya kebakaran pada tempat dimana
terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan kebarakan rendah
dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah dan menjalarnya
api lambat.Contoh : gedung gereja, gedung sekolah.
2. Bahaya kebakaran gedung sedang kelompok 1 adalah bahaya kebakaran
pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai
kemudahan kebakaran sedang. Penimbunan bahan yang mudah terbakar
dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran akan
melepaskan panas sedang, sehingga menjalankan api sedang. Contoh :
tempat parkir, laundry.
3. Bahaya kebakaran sedang kelompok 2 adalah bahaya kebakaran pada
tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai kemudahan
terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar sedang,
penimbunan bahan yang mudah terbakar tinggi tidak lebih dari 4 meter
dan apabila terjadi kebakaran akan melepaskan panas tinggi sehingga
menjalarnya api cepat. Contoh : pabrik kertas.
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-3
4. Bahaya kebakaran sedang kelompok 3 adalah bahaya kebakaran pada
tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan
terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran dan melepaskan panas tinggi,
sehingga menjalarnya api cepat.
5. Bahaya kebakaran berat adalah bahaya kebakaran pada tempat dimana
terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi
dan apabila terjadi kebakaran dan melepaskan panas yang tinggi, sehingga
menjalarkan api cepat. Contoh : Pertamina, rumah susun.

5.3 Jenis Pipa Tegak dan Selang Kebakaran


Sistem pipa tegak dan selang kebakaran adalah suatu rangkaian yang
terjadi dari pipa, katup, penyambung gedung kebakaran, selang kebakaran, dan
sistem penyediaan air yang digunakan untuk menanggulangi kebakaran. Jenis-
jenis sistem pipa tegak dan selang kebakaran sebagai berikut :
1. Wef stand pipesystem dan selang kebakaran. Pipa-pipa bersih air yang
tekanan tertentu, sehingga pada saat katupnya diputar air akan langsung
mengalir. Sehingga harus dilengkapi dengan pompa sehingga pada saat
valve dibuka. Pompa dengan otomatis harus bekerja sistem ini dapat
menjamin kebakaran air setiap saat, namun terancam bahaya kebocoran.
2. Dry stand pipe system, yaitupipa tegak dengan pipa yang tidak terisi air,
dimana peralatan penyediaan air akan mengalirkan air ke sistem secara
otomatis jika katup selang kebakaran dibuka.
3. Sistem pipa tegak suplai air yang permanen jenis ini digunakan untuk
mengurangi waktu yang diperlukan petugas pemadam kebakaran untuk
membawa selang kebakaran ke lantai atas pada gedung tinggi, suplai air
diperoleh dari mobil tangka pemadam kebakaran umumnta digunakan
pada bangunan yang dalam proses pembangunan.
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-4
5.4 Sistem Sprinkler
Sprinkler adalah suati alat yang dapat memancarkan sejumlah air
bertekanan secara otomatis dan merata kesemua arah, bila temeperatur ruangan
mencapai suhu tertentu.
Peralatan dan komponen sistem sprinkler terdiri dari :
1. Komponen sprinkler, yang terdiri dari kepala sprinkler, tabung terbentuk
alat lektor, tabung berisi cairan atau bentuk segel, dan pendeteksi
kebakaran
2. Persediaan air
3. Pompa dan perlengkapannya
4. Jaringan listrik
Energi yang diperlukan untuk pompa berupa listrik yang tidak ada
kaitannya dengan sistem elektrik gedung, karena pada saat insiden kebakaran
terjadi, listrik dipadamkan (mencegah hubungan pendek).
Sistem perpipaan sprinkler harus dipasang terpisah dari sistem
perpipaanya dikenal istilah-istilah sebagai berikut :
1. Branch Lines (cabang) yaitu tempat sprinkler dipasang, secara langsung
atau melalui riser.
2. Feed Mains (pipa pembagi utama) yaitu pipa yang menyuplai pipa
pembagi secara langsung atau melalui riser.
3. Cross Mains (pipa pembagi) yaitu pipa yang menyuplai pipa cabang,
secara langsung atau melalui riser (pipa tegak air bersih).
4. Riser (pipa tegak) yaitu pipa dengan posisi tegak dihubungkan dengan pipa
induk.
5.4.1 Jenis-jenis Sistem Sprinkler
1. Sprinkler Sistem Basah (Wet Pipe System)
Pada sistem ini seluruh jaringan sprinkler baik dibawah maupun pada
sistem ini seluruh jaringan diatas katup kendali atau (control valve)berisi air
bertekanan tertentu yang dihubungkan dengan persediaan air, sehingga
memungkinkan sistem sprinkler tersebut pecah dan langsung memancangkan
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-5
air. Sistem sprinkler ini pada katup kendalinya biasanya dilengkapi dengan
peralatan tabung penghambat (retord chamber). Fungsi dari peralatan ini
adalah untuk menghindari aktifnya alarm yang berakibat terjadinya kelebihan
tekanan air sesaat yang dikirim melalui katup pengendali.
Dengan pecahnya kepala sprinkler karena menerima panas sesuai dengan
tingkat suhunya, maka air akan memancar keluar. Air yang memancar dari
kepala sprinkler mengakibatkan tekanan dalam jaringan instalasi turun
sampai titik tertentu, turunnya tekanan akan mengakibatkan pressure switch
menggunakan pompa sehingga pompa bekerja. Setelah pompa bekerja
menekan air, air mengalir melalui jaringan menuju titik sprinkler termasuk
mengaktifkan alarm.
2. Sprinkler Sistem Kering (Dry Pipe System)
Sprinkler sistem kering adalah suatu jaringan sprinkler dimana selain
menggunakan katup kendali juga dilengkapi dengan katup pipa kering (dry
pipe valve). Dari titik dry pipe valve sampai ke titik sprinkler tidak berisi air,
tetapi berisi tekanan udara. Sedangkan dari dry pipe valve sampai ke pompa
berisi air tekanan. Sistem ini biasanya digunakan pada daerah yang
mengalami musim dingin seperti dinegara-negara Eropa dan Amerika.
Cara kerja :
Serupa dengan kerja sistem basah, namun pada saat kepala sprinkler
pecah tidak langsung keluar pancaran air, melainkan didahului pada jaringan
turun. Dry pipe pompa kebakaran dan alarm gaung.
3. Direction System
Sistem yang menggunakan sprinkler otomatis yang disambungkan
dengan sistem perpipaan sistem yang berisi udara bertekanan atau tidak ada
pasangan sistem deteksi pada area yang sama dengan sprinkler. Panas dari
kebakaran mengaktifkan dan membuka katup sehingga air mengalir ke dalam
pipa dan dikeluarkan dari sprinkler.
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-6
4. Combinet Dry Pipe Preaction System
Sistem pipa yang berisi udara yang bertekanan pada saat terjadi
kebakaran, sistem deteksi akan membuka katup control air dan udara
dikeluarkan pada akhir pipa suplai sehingga sistem atau bekerja seperti sistem
wet pipe. Sistem akan bekerja seperti dry pipe sebagai cadangan bila alat
dideteksi rusak.
5.4.2 Klasifikasi Sprinkler
Karakter semburan air dari kepala sprinkler menyebabkan adanya berbagai
jenis kepala sprinkler yang menurut klasifikasinyasebagai menjadi dua, yaitu :
1. Berdasarkan Arah Pancaran
a. Pancaran arah keatas, jenis posisi right untuk semburan keatas.
b. Pancaran arah kebawah yaitu jenis posisi pendek untuk semburan air
kebawah.
c. Pancaran arah dinding biasanya digunakan untuk melindungi bangunan
terhadap api dan luar bangunan atau pada ruangan sampel/Lorong.

Gambar 5.1 Sprinkler


Sumber : http://www.yapimakmuhendislik.com/mekanik-tesisat-sistemleri/
Diakses pada tanggal 30 Mei 2020
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-7
2. Berdasarkan Kepekaan Terhadap Suhu
a. Warna segel
 Warna putih pada temperatur 980C
 Warna biru pada temperatur 1410C
 Warna kunin pada temperatur 1820C
 Warna merah pada temperatur 2270C
 Warna yang tidak berwarna pada temperatur 6800C/7400C
b. Warna cairan dalam tabung gelas
 Warna jingga pada temperatur 570C
 Warna merah pada temperatur 680C
 Warna kuning pada temperatur 790C
 Warna hijau pada temperatur 930C
 Warna biru pada temperatur 1410C
 Warna ungu pada temperatur 1820C
 Warna hitam pada temperatur 2040C/2600C
5.4.3 Jumlah Kepala Sprinkler
Jumlah kepala sprinkler disesuaikan dengan klasifikasi bangunan dan
tinggi pada jumlah lantai ruang yang dilindungi oleh sprinkler. Jumlah maksimum
kepala sprinkler yang dapat dipasang pada suatu katup kendali berdasarkan jenis
bahaya kebakaran, dapat dilihat pada Tabel 5.1berikut :
Tabel 5.1Jumlah Maksimum Pada Sprinkler Pada Katup Kendali.
Jenis bahaya kebakaran Jumlah maksimum kepala sprinkler
Ringan 300
Sedang 1000
Berat 1000
Sumber :Noerbambang& Morimura, 1993.
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-8
5.4.4 Penempatan Sprinkler
1. Penempatan kepala sprinkler didasarkan luas daerah pada kerja maksimum
tiap kepala sprinkler dan jarak maksimum anatara pipa cabang.
2. Jarak antara dinding dan kepala sprinkler dalam hal kebakaran ringan tidak
boleh melebihi 2,3 m dan dalam hal bahaya kebakaran berarti tidak boleh
melebihi 2 m.
3. Kepala sprinkler harus ditempelkan bebas dari kolom, apabila kolom
tersebut tidak dapat dihindari dan jarak kepala sprinkler terhadap kolom
kurang dari 0,6 m, maka harus disemprotkan sebuah kepala sprinkler
tambahan dalam jarak 2 m dari sisi kolom yang berlawanan.
Tabel 5.2Area Proteksi Dan Jarak Maksimum Kepala Sprinkler
Jenis Bahaya Jarak maksimum antar Sprinkler (m)
Kebakaran S D Area Proteksi
Ringan 4,6 4,6 21 m2
Sedang 4 4 12 m2
Berat 3,7 3,7 9 m2
Sumber : Noerbambang & Morimura, 1993.
Keterangan :
 S : Penempatan kepala sprinkler pada pipa-pipa cabang
 B : Jarak antara deretan kepala sprinkler
Jarak antara dinding kepala sprinkler adalah setelah dari S atau D.
5.4.5 Persyaratan Kebutuhan Sprinkler Ditetapkan Berdasarkan Sistem
Kebutuhan air untuk sistem sprinkler ditetapkan berdasarkan Tabel 5.3
sedangkan ukuran untuk bangunan berisiko kebakaran ditetapkan berdasarkan
Tabel 5.4 pada tabel berikut :
Tabel 5. 3Daftar Persyaratan Air Pada Sistem Sprinkler
Jenis Hunian Kebakaran Kapasitas Minimum (m3)
Kebakaran ringan 9
Kebakaran sedang I 12
Kebakaran sedang II 22
Kebakaran sedang III 33
Kebakaran berat 69-90
Sumber : Departemen DU, 1995
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-9

Tabel 5. 4Daftar Pipa Besi Yang Dapat Digunakan Untuk Sprinkler


Jumlah Kepala Sprinkler
Diameter pipa Hunian Hunian
Hunian
(inchi) kebakaran kebakaran
kebakaran berat
ringan sedang
1 2 2 1
1¼ 3 3 2
1½ 5 5 5
2 10 10 8
2½ 30 20 15
3 60 40 27
3½ 100 65 40
4 - 100 55
5 - 160 90
6 - 175 150
Sumber : 6.5.2.2. Instalation of sprinkler system, NFDA 13, 1996.
Catatan :
1. Sebuah pipa berdiameter 4” pada satu fire section untuk satu lantai
dapat digunakan untuk mensuplai daerah dengan luas maksimum 5200
Ft2 (4831 m2). Jumlah maksimum kepada sprinkler pada satu pipa
cabang adalah 8 buah.
2. Sebuah pipa berdiameter 8” pada satu fire section untuk satu lantai
dapat digunakan untuk mensuplao daerah dengan luas maksimum
40000 Ft2 (3716 m2). Jumlah maksimum kepala sprinkler pada satu pipa
cabang adalah 8 buah.
3. Sebuah pipa berdiameter 8” pada satu fire section untuk lantai dapat
digunakan untuk mensuplai daerah dengan luar maksimum 25000 Ft2
(2323 m2).
5.4.6 Penyediaan Air Dengan Pompa Untuk Sistem Sprinkler
Sprinkler sistem ini harus memiliki sumber sistem penyediaan air otomatis
dengan kapasitas dan tekanan yang cukup untuk periode minimal 30 menit.
Jumlah air yang dibutuhkan ditentukan oleh jumlah kepala sprinkler yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jenis hunian. Sifat mudah terbakar
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-10
dari isi gedung, area yang akan menghalangi semburan air, sifat kondisi yang
mudah terbakar dan tekanan air. Kriteria desain sistem sprinkler :
1. Debit air (laju aliran) minimum untuk tiap kepala sprinkler adalah
8*/menit.
2. Tekanan minimum dikepala sprinkler yang terjauh dan tertinggi adalah 0,5
kg/cm2 tekanan air maksimum dikepala sprinkler umum bahaya kebakaran
ringan adalah 1,0 kg/cm2
3. Penyediaan air untuk sistem sprinkler ini dapat diperoleh dari :
a. Sistem PAM, jika tekanan dan kapasitasnya memenuhi sistem yang
direncanakan.
b. Pompa kebakaran otomatis yang dilengkapi dengan sumber air yang
memenuhi keperluan desain hidrolis untuk menjaga tekanan jaringan
pipa tetap konstan dan relative tinggi. Pada sistem perlindungan
kebakaran digunakan jockey pump, yang umum digunakan adalah jenis
pompa sentrifugal jiga head tekan pompa pada saat katup ditutup
melebihi tekanan kerja dari peralatan perlindungan kebakaran, maka
harus dipasang katup penyaring pada pompa Pelepas supaya tekanan
yang besar tidak merusak sistem sprinkler.
c. Bejana tekan sistem penyediaan air tekanan udara pada tangki
bertekanan harus dapat diatur secara otomatis dan apabila tangki
bertekanan merupakan satu-satunya sistem penyediaan air. Sistem
tersebut harus juga harus dilengkapi dengan alat tanda bahaya yang
memberikan peringatan apabila tekanan atau muka air pada tangka
turun melampaui batas yang ditentukan. Tangki yang bertekanan
hanya boleh digunakan untuk melayani sistem sprinkler. Tangki
bertekanan harus selalu terisi air 2/3 penuh dan diberi tekanan udara
sekurang-kurangnya 5 kg/cm2 ditambahkan dengan 3x tekanan yang
disebabkan oleh berat air pada perpipaan sistem sprinkler volume
bejana tekan untuk keperluan sprinkler ditentukan sesuai dengan
jumlah kebutuhan air. Bejana tekan ini dilengkapi dengan peralatan
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-11
otomatis (termasuk alarm) untuk menjaga tekanan udara dan
ketinggian air pada tangka.
d. Tangki graviti yang ditetapkan pada ketinggian tertentu dan
direncanakan dengan baik sehingga dapat diterima sebagai sistem
penyediaan air. Tangki graviti yang digunakan untuk melayani
keperluan rumah tangga kran kebakaran dan sistem sprinkler otomatis
harus :
 Direncanakan dan dipasang sedemikian rupa sehingga dapat
menyalurkan air dalam kuantitas dan tekanan yang cukup untuk
sistem tersebut.
 Mempunyai lubang aliran keluar untuk kran kebakaran keperluan
rumah tangga pada ketinggian tertentu dari dasar tangki sehingga
persediaan minimum yang diperlukan untuk pemadam kebakaran
dapat dipertahankan.
 Mempunyai lubang aliran keluar untuk kran kebakaran pada
kebisingan/ketinggian tertentu dari dasar tangka.

5.5 Perhitungan
5.5.1 Sistem Springkler
5.5.1.1 Kapasitas (Volume) Penyediaan Air Untuk Kebakaran
Direncanakan jumlah hydrant tiap lantai untuk Mall adalah sebanyak 2 buah.
Maka banyaknya kebutuhan hydrant dalam satu gedung Mall adalah sebagai
berikut :
 Jumlah hydrant = 2 buah/lantai
 Banyaknya lantai = 11 lantai
Total jumlah hydrant = 2 buah/lantai x 11lantai
= 22 buah

Kebutuhan air untuk hydrant :


Q = 400 L/menit x 22 buah
Q = 146,667 L/dtk
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-12

Kapasitas (volume) air untuk sistem hydrant dihitung berdasarkan pada :


 Asumsi waktu pengoperasian (t) = 30 menit (waktu minimum)
 Kebutuhan air untuk hydrant (Q) = 8800 L/menit
Maka kapasitas air yang dibutuhkan oleh sistem hydrant adalah :
Vhydrant = Q x t
= 8800L/menit x 30 menit
= 264000 L
= 264 m3

Kebutuhan air bersih untuk sistem sprinkler ditentukan berdasarkan


banyaknya kepala sprinkler yang aktif pada saat terjadi kebakaran, dengan area
proteksi pada tabel 4.3 jenis bahaya kebakaran sedang adalah 12 m3.

A = 12 m3 R =½D
A = ¼ 𝜋 D2 = ½ x 3,9 m
12 = ¼ 𝜋 D2 = 1,95 m
r
48 = 𝜋 D2
D2 = 48 / 𝜋
D = 3,9 m

Xc
y2 + y2 = (ra + rc)2
2y2 = (1,95 + 1,95)2
y 2y2 = 3,902
2y2 = 15,21
y2 = 7,605
Xa y Xb y = 2,76 m ≈ 2,8 m

Jadi, jarak antar 2 springkler yang mempunyai luas area springkler masing-masing
12 m2 adalah y = 2,8 m.
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-13

Tabel 5.6PenentuanDimensiPipaSistemPencegahKebakaranLantai 1-5

Diameter
Jalur Jumlah Sprinkler
Inchi mm
A-B 2 1 25,4
B-C 2 1 25,4
C-D 2 1 25,4
D-E 2 1 25,4
E-F 3 1.25 31.75
F-G 4 1.5 38.1
G-H 3 1.25 31.75
H-I 2 1 25,4
I-J 2 1 25,4
J-K 2 1 25,4
L-M 2 1 25,4
Perencanaan Sistem Plambing Pencegah Kebakaran V-14
M-N 2 1 25,4
N-P 2 1 25,4
O-P 2 1 25,4
P-Q 2 1 25,4
Q-R 2 1 25,4
R-S 2 1 25,4
S-T 2 1 25,4
T-U 2 1 25,4
U-V 2 1 25,4
V-W 2 1 25,4
W-X 2 1 25,4
X-Y 3 1.25 31.75
Y-K 3 1.25 31.75
K-
54 3.5 88.9
VG

Anda mungkin juga menyukai