Anda di halaman 1dari 5

I.

Sprinkler (Automatic Sprinkler System)


a. Definisi dan Fungsi
Sprinkler merupakan salah satu alat proteksi api yang terdapat di dalam
bangunan dimana memiliki fungsi untuk memadamkan api atau
mempertahankan kebakaran agar tidak menjalar. Sprinkler banyak digunakan
sebagai sarana keselamatan dari
kebakaran untuk bangunan gedung,
terutama gedung bertingkat.
Terlebih lagi untuk gedung
bertingkat dengan tinggi minimal 40
meter dengan jumlah lantai minimal
8, diwajibkan untuk memasang
sprinkler dimulai dari lantai 1 (Juwono,2015). Sprinkler memiliki tudung
berbentuk deflektor pada ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat
memancar ke semua arah secara merata.

b. Klasifikasi Sprinkler
Berdasarkan arah air yang keluar, sprinkler terdiri dari dua jenis:
1. Sprinkler pendent yaitu sprinkler yang memiliki kepala sprinkler yang
mengarah ke bawah sehingga air mengarah ke bawah
2. Sprinkler ke atas (upright) keatas jika kepala sprinkler mengarah ke atas
sehingga pancaran air mengarah keatas (ke langit-langit).
3. Sprinkler dengan arah pancaran dinding dan dipasang di dinding.
Berdasarkan cara kerjanya, sprinkler terbagi menjadi 5 jenis yaitu:
1. Wet Pipe System
Sprinkler ini otomatis langsung disambungkan ke supply air apabila ada
panas yang diasilkan dari api, air yang tersimpan akan segera keluar lewat
sprinkler tersebut.
2. Dry Pipe System
Sprinkler ini secara otomatis disambungkan kepada sistem perpipaan yang
di dalamnya terdapat.nitrogen. Ketika ada panas, dry katup pipa akan
otomatis terbuka.
3. Preaction System
Sprinkler disambungkan ke sistem yang di dalamnya terkandung udara.
Bisa menggunakan udara yang bertekanan ataupun tidak.
4. Deluge System
Sprinkler menggunakan kepala sprinkler yang terbuka yang tersambung
pada sistem perpipaan dan dihubungkan kembali ke persediaan air
menggunakan sebuah valve. Di dalam valve ada sistem deteksi. Dimana
jika ada panas, valve otomatis terbuka dan air langsung mengalir ke pipa
dan dikeluarkan melalui semua sprinkler.
5. Combine Dry Pipe-Preaction
Sprinkler menggunakan sistem pipa yang berisi udara bertekanan. Ketika
kebakaran terjadi, alat pendeteksi akan membuka katup untuk mengontrol
air serta udara. Lalu keduanya akan dikeluarkan ke pipa.

Sprinkler memiliki warna segel dan warna cairan dalam tabung temperatur
yang bervariasi. Bervariasinya warna tersebut menandakan kepekaan sprinkler
terhadap suhu tertentu. Variasi warna tersebut terdiri dari:

1. Warna segel :
(a) warna putih pada temperatur 93 °C
(b) warna biru pada temperatur 141°C
(c) warna kuning pada temperatur 182°C
(d) warna merah pada temperatur 227°C
(e) tidak berwarna pada temperatur 68°C/74°C
2. Warna cairan dalam tabung sensor temperatur :
(a) warna jingga pada temperatur 57°C
(b) warna merah pada temperatur 68°C
(c) warna kuning pada temperatur 79°C
(d) warna hijau pada temperatur 93°C
(e) warna biru pada temperatur 141°C
(f) warna ungu pada temperatur 182°C
(g) warna hitam pada temperatur 204°C/260°C

c. Komponen-komponen Sprinkler
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerja Umum No. 26/PRT/M/2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan, peralatan dan komponen-komponen sprinkler terdiri atas:
 Sprinkler system yang terdiri dari
o Kepala sprinkler (bisa berbahan baja, baja galvanis, dan besi
tuang)
o Tabung berbentuk deflator
o Tabung berisi cairan atau bentuk segel
o Pendeteksikebakaran
Aliran air

Dudukan

Katup

Cangka
Gedung
Cangka
Gedung
yang
mempu
nyai sisi
terbuka
jarak
kepala
sprinkle
r
sampai
Kepala sisi
Sprinkler
terbuka
 Persediaan Air tidak
boleh
lebih dari PAM, arthesis atau sumur
Sumber air untuk sprinkler bisa berasal
dari 1,5
m.n
dalam (yang memenuhi kualitas air bersih).
 Pompa dan perlengkapannya (pipa)
Untuk mendapatkan air yang bertekanan, syarat-syarat pompa sprinkler
yaitu:
1. Tidak boleh digunakan untuk sistem lain, yaitu harus khusus
sprinkler.
2. Selalu siap digunakan
3. Dapat bekerja secara otomatis dan manual
4. Sumber tenaga untuk motor penggerak harus berdiri sendiri.
Sistem instalasi sprinkler terdiri atas:
1. Pipa cabang (harus ada satu gantungan pipa yang nenahan pipa ini)
2. Pipa pembagi (sedikitnya ada satu dua gantungan di dua pipa cabang)
3. Pipa penguji sistem (mengalirkan air ke kepala sprinkler)
4. Gantungan pipa (bahan penggantung terbuat dari besi yang dapat
menahan pipa sebesar 5kali pipa yang terisi air)
 Jaringan Listrik

d. Prinsip Kerja dari Sprinkler System


Prinsip kerja dari sprinkler jika terjadi kebakaran di sebuah tempat, akan
membuat asap (plume) dan aliran udara panas. Jika mengenai kepala sprinkler,
akan ada perpindahan kalor secara konvektif ke elemen sensor sprinkle. Hal
ini membuat elemen sensor mendeteksi kenaikan suhu. Kepekaannya teradap
suhu tergantung pada jenis warna cairan sensor yang digunakan. Lalu kepala
sprinkler pun langsung mengeluarkan air yang mengatasi api dari kebakaran.
Air yang keluar dari penampung sprinkler ini berasal dari valve yang terbuka
(karena adanya api) lalu dialirkan oleh pipa. Apabila api sudah bisa teratasi,
air akan berenti mengalir ke arah sprinklernya. Banyaknya air yang keluar dari
alat ini ditentukan oleh seberapa besar bahaya kebakaran yang terjadi.

e. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pemasangan Sprinkler


1. Jumlah Kepala Sprinkler
Jumlah kepala sprinkler ditentukan berdasarkan jenis bahaya kebakaran
yang ingin diantisipasi. Untuk kebakaran ringan, satu katup maksimal
terdiri dari 300 kepala sprinkler. Untuk kebakaran sedang dan berat, dapat
terdiri dari maksimal 1000 buah kepala sprinkler untuk satu katup.
2. Tekanan Saluran Air
Tekanan saluran air harus mempunyai tekanan yang cukup untuk
mencapai titik terjauh kepa sprinkler, yaitu antara 0,5-2 kg/cm2. Aliran
sumber air untuk splinker harus mencukupi untuk dapat mengalirkan air
sekurang-kurangnya 40 – 200 liter/menit perkepala sprinkler menurut jenis
dan tingkat bahaya kebakaran yang diproteksi.
3. Ukuran Lubang Kepala Sprinkler
Ukuran lubang kepala sprinkler untuk antisipasi kebakaran ringan sekitar
10 cm, untuk kebakaran sedang sekitar 15 cm, dan untuk kebakaran berat
sebesar 20 cm.
4. Penempatan kepala sprinkler
Penempatan kepala sprinkler didasarkan pada luas daerah kerja tiap kepa
sprinker dan jarak maksimum dengan pipa air cabang. Untuk kebakaran
ringan, jarak antar kepala sprinkler yaitu 4,6 m. Untuk kebakaran sedang,
jarak antar kepala sprinkler sebesar 4 m. Dalam hal kebakaran berat, jarak
antar kepala sprinkler sebesar 3,7 m. Jarak antara dinding dengan kepala
sprinkler juga harus diperhatikan. Untuk kebakaran ringan, jarak antara
dinding dan kepala sprinkler tidak boleh melebihi 2,3 m dan dalam hal
kebakaran sedang atau berat tidak boleh melebihi 2 m. Gedung yang
mempunyai sisi terbuka jarak kepala sprinkler sampai sisi terbuka tidak
boleh lebih dari 1,5 m.

Anda mungkin juga menyukai